Skip to main content

The Game : Towards Zero Ep 1 Part 2

Sebelumnya...


Sekarang,, Tae Pyeong berada di kamar mandinya. Tae Pyeong mengusap cermin yang berembun.

Tae Pyeong heran sendiri karena dia tidak bisa melihat kematian seseorang untuk kali pertama.

Tiba2, sosok pria tua muncul di hadapannya. Pria itu juga mengusap kaca yang berembun.

Tae Pyeong : Aku bahkan bisa dengan jelas melihat kematianku. Kenapa?


Pria tua itu kemudian berjalan tertatih-tatih di dekat pantai. Tangannya menggenggam sebuah kalung.

Pria tua itu, Tae Pyeong.

Tae Pyeong : Penyebab kematianku di masa depan adalah serangan jantung. Namun, aku tidak tahu di mana aku akan mati atau kenapa aku akan menangis. Sampai saat itu, aku tidak tahu kenapa.


Kalung di tangan Tae Pyeong tua, meluncur jatuh dari tangannya.

Tak lama, Tae Pyeong tua itu ikut jatuh.

Kalung dan tubuh renta Tae Pyeong diterpa air laut.

Tae Pyeong meninggal.


Tae Pyeong kembali mengusap cermin.

Tae Pyeong : Seo Joon Young. Sebelum aku bertemu dengannya, aku tidak tahu kenapa.


Joon Young membawa Madam Jung ke ruangan mayat. Ia menunjukkan jenazah Sung Min.

Madam Jung terguncang,, meskipun ia tidak menangis.

Madam Jung kemudian mengangguk pada Joon Young.





Joon Young meminta Madam Jung menandatangani formulir autopsi untuk mengungkap penyebab kematian Sung Min tapi Madam Jung menolak.


Joon Young heran.

Joon Young : Itu tidak terduga darimu. Kau meminta autopsi lima tahun lalu saat putramu meninggal dengan 23 luka berbeda. Tapi putra sulungmu meninggal tanpa luka luar. Kau tidak ingin tahu penyebab kematiannya?


Madam Jung : Entah apa dia masih hidup. Dia bilang dia bisa melihat momen sebelum kematian seseorang saat menatap mata mereka. Dia cukup terkenal di dunia politik dan lingkaran keuangan. Dia bilang bisa melihatnya dengan foto, jadi, aku membawa foto putraku kepadanya. Jika dia benar, aku yakin dia mati karena serangan jantung. Dia bilang akan membunuh semua orang di sana, lalu meninggal karena serangan jantung.

Joon Young pun bingung.


Tae Pyeong cerita pada Teacher Baek dan Nona Lee bahwa ia tidak bisa melihat kematian Joon Young.

Ekspresi Teacher Baek mengatakan, bahwa ada rahasia kenapa Tae Pyeong tak bisa melihat kematian Joon Young, tapi Teacher Baek tidak mengatakan kenapa. Teacher Baek hanya bilang, mungkin saja kekuatan Tae Pyeong hilang setelah tertembak.

Tae Pyeong : Tidak, aku bisa melihat kematianku dan aku juga bisa melihat kematian Nona Lee. Juga kau...  Tapi itu hanya dia. Aku tidak bisa melihat kematiannya.


Teacher Baek : Kalian berdua pasti ditandai dengan karma buruk.

Tae Pyeong : Karma buruk? Pernahkah kau bertemu seseorang yang kematiannya tidak bisa kau lihat sebelum penglihatanmu hilang?

Teacher Baek : Tidak.

Tae Pyeong : Lalu kenapa aku tidak bisa melihatnya?

Teacher Baek : Berhentilah memikirkannya. Kalian berdua terjebak dalam karma buruk.

Teacher Baek lalu berdiri dan beranjak pergi.


Madam Jung kembali ke ruang mayat. Ia menyibak kain yang menutupi kaki Sung Min, lalu memegang kaki Sung Min dan menangis.


Madam Jung lalu mengingat saat ia menemui Sung Min di sebuah kedai, untuk yang pertama kalinya setelah 5 tahun. Ia memberitahu Sung Min bahwa putranya itu akan mati karena serangan jantung setelah menusuk 12 orang. Tapi Sung Min tidak percaya dan menganggap itu hanya takhayul.

Sung Min : Ibu terlalu tua untuk percaya.

Madam Jung : Saat kau melibatkan kakakmu dalam industri ini... Tidak, saat kau terlibat, ibu seharusnya mematahkan kedua kakimu untuk menghentikanmu.

Sung Min : Pergilah jika ibu kemari untuk mengatakan itu.

Madam Jung : Jika begitu, akankah dia tetap hidup? Ibu membencimu berhari-hari, tapi ibu tidak pernah berhenti mencintaimu. Jangan anggap ibu mengomelimu. Pastikan kau ke rumah sakit untuk diperiksa.

Sung Min : Astaga, Bu. Ibu terlalu khawatir. Aku akan pergi. Aku akan membayar makanannya.



Sung Min lalu beranjak tapi saat berada di dekat pintu, ia menoleh kembali pada ibunya.

Sung Min : Putra ibu tidak akan mati semudah itu. Aku petarung yang hebat.

Flashback end...


Madam Jung memegang erat kedua kaki Sung Min. Tangisnya kian hebat.


Di kamarnya,, Tae Pyeong berbicara dengan Madam Jung melalui telepon.

Madam Jung sendiri sudah di perjalanan. Hujan turun sangat deras malam itu.

Madam Jung : Kau bilang tidak selalu bagus melihat kematian sebelumnya? Berkat kau, aku bisa melihat putraku yang kutinggalkan. Kami minum bersama. Aku tidak ingin percaya bahwa itu akan menjadi momen terakhir kami. Terima kasih.

Tae Pyeong : Sama-sama.

Madam Jung : Dan jika kau  butuh apa pun, hubungi aku. Kau mungkin tidak ingin bertemu denganku lagi, tapi kita tidak pernah tahu seperti apa hidup.

Tae Pyeong : Ya, aku akan melakukan itu.

Madam Jung : Satu lagi, Detektif Seo Joon Young akan segera datang dan mengunjungimu. Kupikir ini akan lebih baik daripada membuatmu terlibat dalam bidang ini dan diinvestigasi karena kebohongan yang kubuat, jadi, aku mengatakan yang sebenarnya.

Tae Pyeong : Ya, aku mengerti. Kami akan mengurusnya.


Usai bicara dengan Madam Jung, Tae Pyeong menatap lukisan sebuah pantai, seperti pantai tempat ia meninggal di masa depan.


Joo Young memikirkan kata-kata Madam Jung.

Madam Jung : Entah apa dia masih hidup. Dia bilang dia bisa melihat momen sebelum kematian seseorang saat menatap mata mereka.


Joo Young lalu teringat Tae Pyeong.


Tae Pyeong sendiri masih menatap lukisannya.


Bersambung.....

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 23 Part 1

Sebelumnya.... Hae Gang masih belum siuman. Diluar, Jin Eon terus berteriak ingin kembali dengan Hae Gang. Di dalam, Hae Gang mulai sadar. Jin Eon terus berteriak, memohon agar Hae Gang mau memberinya satu kesempatan lagi. Baek Seok yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi pun langsung mencengkram kerah baju Jin Eon. “Bagaimana bisa begitu mudah bagimu? Bagaimana mungkin cinta sesederhana itu bagimu? Apa? Kau ingin kembali? Bagaimana caranya kau kembali? Dia ditikam setelah menemukan jalan pulangnya! Di depan mataku, dia hampir mati! Baik kau dan aku tidak memiliki tempat untuk kembali. Kau lah satu2nya orang yang mendorongnya ke jurang! Kau orang yang mendorongnya ke jurang sebanyak dua kali! Kau mencampakkannya! Setelah kau mencampakannya, kenapa? Kenapa sekarang, setelah semua yang terjadi? Tidak ada ingatan tentangmu selama 4 tahun ini! Kenapa? Kau membuatku mencintainya, lalu kenapa? Saat cintaku begitu sulit… saat aku mencintaimu, membuatku bahkan tidak bernapas…” ucap...