Do Chi memeluk erat Yeo Ri. Do Chi bilang, ia mencintai Yeo Ri.
Do Chi : Aku sangat ingin mengatakannya lagi saat sedang keren.
Yeo Ri ingin melepas pelukan Do Chi. Yeo Ri takut ada yang melihat. Tapi Do Chi tidak mau melepas pelukannya.
Do Chi : Biarkan mereka melihatnya. Aku sungguh berharap ada yang melihat.
Moo Yeol keluar dan terkejut melihat Do Chi memeluk Yeo Ri.
Yeo Ri yang akhirnya melihat Moo Yeol kaget.
Moo Yeol marah.
Moo Yeol : Ketidaksenonohan apa ini terhadap tamu?
Moo Yeol lantas menarik Yeo Ri ke sampingnya
Moo Yeol : Kau baik-baik saja?
Yeo Ri : Ya. Aku tidak apa-apa.
Do Chi protes, ketidaksenonohan? Kau menganggap paman apa? Bagaimana bisa kau bilang begitu?
Moo Yeol : Aku sudah memperingatkan paman kali terakhir di kantor agar tidak menggoda dia atau pegawai lainnya. Paman harus dipermalukan dahulu baru bisa belajar?
Do Chi : Kim Moo Yeol! Jaga mulutmu. Tentu. Kau bisa salah paham mengenai situasinya, tapi kami...
Yeo Ri : Tolong hentikan, kalian berdua. Semuanya menunggu. Mari masuk.
Ponsel Do Chi berdering.
Do Chi menjawabnya, halo? Ya? Sekarang? Baik. Aku akan segera ke sana.
Do Chi lalu memberitahu Yeo Ri bahwa agensi menghubunginya.
Do Chi : Aku harus menemui Jang Goo. Tolong sampaikan permintaan maafku karena tidak bisa ikut makan malam. Aku akan menghubungimu nanti.
Yeo Ri mengerti. Do Chi langsung pergi.
Di dalam, keluarga Hae Joo sok ramah pada Mal Nyeon dan Ki Dong.
Ji Won : Aku berusaha menyiapkan makan malam yang enak, tapi entah apa ini akan cocok dengan lidah kalian.
Mal Nyeon : Kami tidak sabar mencicipi masakan istri pimpinan konglomerat.
Mereka lalu beranjak ke ruang makan.
Hae Joo heran. Ia bertanya-tanya, kenapa Moo Yeol, Do Chi dan Yeo Ri tak kunjung masuk juga?
Do Chi memasang sabuk pengamannya sambil menatap Moo Yeol dan Yeo Ri. Lalu ia pergi.
Moo Yeol meminta penjelasan Yeo Ri, atas sikap Yeo Ri tadi ke Do Chi.
Yeo Ri : Kau tahu dia menyukaiku. Itu terlalu mendadak. Aku juga terkejut.
Moo Yeol : Kau seharusnya tidak membuka dirimu. Pria akan berusaha masuk ke hidupmu jika melihatmu terbuka sedikit saja. Kau tahu itu. Atau jangan-jangan... kau juga menyukainya. Itu alasanmu tidak bisa menolaknya?
Yeo Ri : Tentu saja tidak. Hanya kau jodohku. Sudah kubilang. Aku kembali karena tidak bisa melupakanmu. Selama 10 tahun terakhir, aku berpikir hubungan kita tidak pernah berakhir.
Moo Yeol melihat jari Yeo Ri yang tidak memakai cincinnya.
Moo Yeol : Bagaimana dengan cincinnya? Kenapa kau melepasnya?
Yeo Ri : Karena Hae Joo. Dia mungkin mengingat cincin kita. Nanti dia akan mencurigai kita lagi.
Hae Joo keluar dan menatap curiga mereka.
Hae Joo : Apa yang kalian lakukan?
Moo Yeol : Kami melanjutkan diskusi kami di kantor mengenai bisnis baru. Kenapa kau keluar?
Hae Joo : Kau dan paman sama-sama tidak kembali masuk. Paman ke mana?
Yeo Ri : Dia mendapat telepon dari agensi, jadi, tidak bisa ikut makan malam. Mari masuk.
Hae Joo : Begitu rupanya.
Mereka lantas masuk.
Ji Won : Selamat datang. Kau sudah menyelesaikan urusanmu?
Yeo Ri : Ya. Terima kasih sudah mengundang kami, Pimpinan, Nyonya Pimpinan.
Do Young : Aku lebih bersyukur kalian menerima undangan kami. Silakan duduk.
Do Young lalu menanyakan Do Chi.
Moo Yeol : Agensinya menghubunginya.
Yeo Ri : Kalian menertawakan apa? Apa yang sedang kalian bicarakan?
Mal Nyeon : Ibu meminta Pimpinan mencarikanmu jodoh.
Yeo Ri pura2 kaget, apa? Ibu. Kenapa ibu melakukan itu? Ibu menyudutkan Pimpinan.
Do Young : Tidak masalah. Jika bisa menemukan pria baik, kau menemukan stabilitas, dan bekerja lebih keras sehingga perusahaan untung.
Ji Won : Jadi, kenapa Do Chi sering pergi ke restoran orang tuamu? Apa ada sesuatu antara kau dan Do Chi?
Moo Yeol langsung menatap tajam Yeo Ri.
Mal Nyeon : Astaga, kau istri pebisnis. Bagaimana bisa kau lugu sekali? Ada cinta. Sudah jelas Do Chi menyukai Seol.
Ki Dong : Ya. Insting detektifku yang peka meski sudah pensiun mengatakan itu mata pria yang jatuh cinta.
Hae Joo : Pamanku menyukai Nona Yoon?
Mal Nyeon : Kenapa kita tidak menggunakan kesempatan ini untuk menjodohkan mereka? Restui Do Chi menjadi menantuku. Bagaimana menurutmu, Pimpinan Koo?
Do Young kaget, entahlah. Ini amat mendadak. Aku tidak bisa mendikte siapa yang harus dia kencani.
Yeo Ri : Ibu, kumohon berhenti. Lihat? Pimpinan tidak nyaman.
Ji Won : Perasaanmu juga penting. Apa pendapatmu soal Do Chi? Apa kau tertarik kepadanya?
Moo Yeol kembali menatap Yeo Ri.
Yeo Ri : Aku tidak pernah memikirkannya. Dia tidak tampak seperti orang jahat.
Hae Joo : Dia bukan orang jahat? Itu artinya kau menyukainya atau tidak?
Hae Joo kemudian menatap Moo Yeol.
Hae Joo : Kenapa kau tidak mengatakan apa pun? Menurutmu, Paman Do Chi dan Nona Yoon serasi atau tidak?
Moo Yeol : Pendapatku tidak penting. Itu terserah Nona Yoon.
Hae Joo : Itu artinya kau mendukung Seol dan Do Chi berkencan, bukan?
Moo Yeol yang gerah dengan pembicaraan itu, tidak sengaja menjatuhkan gelasnya. Semua kaget.
Moo Yeol lalu permisi ke kamar mandi.
Di kamar mandi, Moo Yeol kesal memikirkan pembicaraan di rumah makan tadi.
Jang Goo senang melihat mobil Do Chi datang. Begitu mobil Do Chi berhenti, ia langsung masuk ke dalam mobil dan menunjukkan video saat Do Chi membelanya ketika ia diamuk sutradara.
Jang Goo : Do Chi! Lihat ini. Ini mengagumkan. Ini tersebar di internet. Para kru diam-diam merekamnya. Berkat ini, kritik yang bilang bahwa kau manja dan sombong tergantikan pujian kau loyal, penegak keadilan, dan lain-lain.
Do Chi : Dan lain-lain?
Jang Goo : Salah satu reporter bilang ada telepon anonim yang bilang kau melewatkan syuting karena menyelamatkan nyawanya. Penelepon bahkan menyebutkan RS-nya, jadi, dia mewawancarai dokter juga. Telepon anonim itu dari Nona Yoon, bukan?
Do Chi ingat dan memikirkan kata-kata Yeo Ri terakhir kali saat mereka bertemu.
Do Chi : Kenapa kau tidak memberitahuku bahwa kau terlibat masalah karena melewatkan syuting sinetron sebab membawaku ke rumah sakit? Jika tahu, aku sudah menemui reporter untuk menjelaskannya.
Do Chi tersenyum.
Jang Goo terus memuji Yeo Ri.
Jang Goo : Nona Yoon bukan hanya cantik. Hatinya juga sangat baik. Harus kuakui. Kau memilih wanita yang hebat kali ini.
Ji Won menyuruh Mal Nyeon mencoba sesuatu.
Mereka sudah selesai makan malam dan sedang minum teh sekarang.
Hae Joo : Omong-omong, kenapa kau memakai penutup mata? Apa yang terjadi?
Mendengar pertanyaan Hae Joo, Ji Won langsung menegur Hae Joo.
Ji Won : Kenapa kau menanyakan itu? Itu tidak sopan.
Ji Won minta maaf pada Mal Nyeon atas pertanyaan Hae Joo.
Mal Nyeon : Tidak masalah. Kau lugas. Aku suka itu. Mata ini? Aku menukar mataku untuknya.
Do Young bingung, menukarnya?
Mal Nyeon pun memegang tangan Ki Dong dan menjelaskan kenapa ia memakai penutup mata.
Mal Nyeon : Seperti yang kalian tahu setelah mencari tahu tentangku, aku dahulu rentenir. Dahulu Myeongdong ada dalam genggamanku. Bahkan orang terkaya pun meminjam uang dariku. Dahulu, aku mendominasi. Itu saat aku bertemu dengannya yang masih menjadi detektif.
Ki Dong : Dia bertemu denganku dan melahirkan Seol dan berusaha keluar dari pekerjaan itu, tapi organisasi mengetahuinya dan menyerangku untuk menghancurkannya. Dia mengetahui itu dan datang menyelamatkanku. Dan dia menyerahkan matanya sebagai ganti agar aku dilepaskan.
Hae Joo : Tapi kenapa kau mengenakan penutup mata? Teknologi medis sekarang canggih.
Mal Nyeon : Agar tidak pernah lupa. Aku mungkin kini sudah bersih, tapi aku melakukan banyak kejahatan di masa lalu. Aku membiarkannya seperti ini agar bertobat seumur hidup dan tidak pernah melupakannya. Maaf sudah membicarakan ini, padahal kalian mengundang kami untuk makan malam menyenangkan.
Ji Won : Ini menyenangkan. Aku merasa kita makin akrab. Setuju, bukan?
Mal Nyeon : Meski kita makin akrab, aku tidak akan menjual tanahku. Sejujurnya, siapa yang tahu? Kau bisa saja membeli tanahnya lalu memecat Seol.
Do Young : Itu tidak akan terjadi.
Mal Nyeon : Kau pebisnis, jadi, aku yakin kau tahu. Manusia paling tidak bisa dipercaya.
Ki Dong : Itu benar. Orang-orang berubah pikiran setelah mendapatkan keinginannya.
Mal Nyeon : Aku harus ke kamar kecil.
Ji Won : Akan kutunjukkan arahnya.
Mal Nyeon mencuci tangannya, setelah itu ia menatap cermin.
Mal Nyeon : Seo Mal Nyeon, haruskah kita mulai menjalankan rencana kita?
Mal Nyeon keluar dari kamar mandi.
Ia celingukan, seperti mencari sesuatu. Lalu ia menatap sebuah guci di atas meja. Ia tersenyum, lalu mendekati guci itu dan... memecahkannya.
Sontak semua langsung datang dan terkejut melihat guci itu pecah.
Ki Dong cemas, yeobo, kau terluka?
Yeo Ri : Ibu baik-baik saja?
Mal Nyeon : Aku sungguh minta maaf. Aku sedang melihatnya karena itu amat indah. Aku dahulu terlalu banyak menghitung uang sampai sidik jariku hilang dan itu terlepas dari tanganku.
Hae Joo : Astaga. Kau sebut itu permintaan maaf? Guci itu adalah hadiah yang diterima ayahku dari Duta Besar Tiongkok.
Do Young : Tidak masalah. Jangan ikut campur.
Do Young lalu menatap Mal Nyeon.
Do Young : Tidak masalah selama kau tidak terluka.
Mal Nyeon : Aku rasa ini saatnya meninggalkan rumah ini. Beri tahu aku harga gucinya dan akan kukirimkan uangnya.
Ji Won : Tidak masalah. Orang lebih penting daripada benda.
Mal Nyeon : Aku suka sikapmu.
Mal Nyeon lalu mengajak Ki Dong dan Yeo Ri pergi.
Ji Won dan Hae Joo mengantarkan mereka keluar.
Ki Dong : Terima kasih atas keramahan kalian.
Ji Won : Hati-hati dalam perjalanan pulang.
Yeo Ri : Selamat malam.
Tapi setelah mereka pergi, wajah keduanya langsung berubah kesal.
Hae Joo : Mereka pikir mereka hebat hanya karena punya tanah. Lihat betapa arogannya mereka. Aku sudah muak dengan mereka.
Mal Nyeon, Ki Dong dan Yeo Ri tertawa.
Mal Nyeon : Keluarga Pimpinan Goo pasti pusing akibat tindakan kita.
Ki Dong : Kau mendadak meminta Seol dijodohkan dengan Do Chi, lalu kau memecahkan guci. Kau juga membuatku cemas.
Yeo Ri : Jika mau membahas pernikahan, ibu seharusnya memberitahuku dahulu.
Ki Dong : Aku juga kaget. Omong-omong, kenapa kau memecahkan guci? Apa itu suatu kesalahan?
Mal Nyeon : Itu tes.
Yeo Ri : Apa?
Mal Nyeon : Aku ingin melihat apa mereka marah atau masih bersikap baik setelah kupecahkan guci mahal itu. Melihat cara Pimpinan Goo masih berusaha menenangkan ibu, ibu yakin dia akan menjodohkanmu dan Do Chi untuk meraih hati ibu. Kau bisa memakai alasan itu untuk memacari Do Chi sesuka hatimu. Kau dan Do Chi harus mengambil alih Grup Wid bersama.
Ji Won mengambil pecahan gucinya.
Ji Won : Ini berharga sekali.
Ji Won kemudian memanggil pembantunya, Bibi Ahn.
Do Young keluar dan mengajak Ji Won bicara.
Ji Won menyusul Do Young ke kamar.
Do Young tampak memikirkan sesuatu.
Ji Won : Kau butuh sesuatu? Kau mau minum teh untuk menenangkan perutmu?
Do Young : Tidak perlu. Kenapa kita tidak menjodohkan Do Chi dan Nona Yoon seperti saran Bu Seo?
Ji Won : Aku masih pusing akibat sikap wanita itu. Kenapa kau ikut-ikutan?
Do Young : Dari yang kulihat, menurutku, dia tidak akan menjual tanahnya. Agar dia yakin kita tidak memecat Nona Yoon usai membeli tanah, kita harus menjodohkan mereka. Hanya itu pilihan kita.
Ji Won : Nona Yoon tampaknya tidak menyukai Do Chi. Sulit membuat orang saling menyayangi.... Tunggu. Bagaimana jika mereka benar-benar mulai saling menyukai? Lantas, dia akan tahu rencana penjualan Wid Fashion dan mengacaukan segalanya.
Do Young : Aku harus membuat kesepakatan dengan Nona Yoon.
Ji Won : Kesepakatan? Kesepakatan apa?
Do Young : Dia tampaknya orang yang mementingkan kariernya daripada hubungan. Aku akan menawarkan posisi tinggi di sanggraloka. Yang terpenting adalah memulai bisnis sanggraloka. Kita juga bukannya mau dia dan Do Chi menikah. Kita bisa membiarkannya berjalan sampai pertunangan. Lalu kita bisa menyingkirkannya saat waktunya tepat.
Ji Won terdiam dan memikirkan ide Do Young.
Hae Joo masuk ke kamar dan mengatakan kalau Mal Nyeon aneh.
Moo Yeol sendiri sedang duduk membaca proposal.
Hae Joo : Penutup matanya sudah cukup aneh, tapi kini dia mau berbesan dengan kita?
Moo Yeol yang kesal, menutup proposalnya.
Hae Joo : Aku tidak bisa berkata-kata. Katanya jika bersama orang gila, kau akan mulai menggila juga. Aku rasa dia memengaruhi ayah. Aneh bagaimana ayah hanya menyaksikan saat dia bilang mau Nona Yoon dan Do Chi menjalin hubungan.
Moo Yeol : Aku ragu ayah akan menjodohkan mereka. Aku yakin ayah tidak merespons untuk menjaga tata krama.
Hae Joo duduk dan tanya pendapat Moo Yeol apa Do Chi dan Yeo Ri serasi.
Moo Yeol : Pendapatku tidak penting di rumah ini. Aku hanya harus diam dan melaksanakan perintah.
Hae Joo : Bagaimana bisa kamu bilang begitu?
Moo Yeol : Lupakan saja. Itu tidak mengubah cara semua orang menyepelekanku.
Ji Won datang dan menyuruh mereka turun. Ji Won bilang, Do Young ingin bicara.
Do Young memberitahu Moo Yeol dan Hae Joo tentang rencananya menjodohkan Do Chi dan Yeo Ri.
Hae Joo tak setuju.
Hae Joo : Dia tidak cukup baik untuk menjadi bibiku.
Ji Won : Maksudnya mari berpura-pura menjodohkan mereka.
Hae Joo : Apa maksud ibu? Maksud ibu, kita harus berpura-pura?
Do Young : Sampai kita mendapatkan tanah ibu Nona Yoon. Kita bisa berubah pikiran setelah meneken kontrak. Mereka bisa bertunangan, dan kita bisa membatalkannya kelak.
Moo Yeol : Mereka bisa sungguh jatuh cinta dan menolak putus. Itu mungkin membahayakan rencana kita. Itu berbahaya.
Hae Joo : Jika itu hanya pura-pura, aku setuju. Tapi aku menentangnya jika mereka sungguh mau menikah.
Ji Won : Ayahmu dan ibu akan mencarikan pasangan yang cocok untuk Do Chi.
Do Young : Hanya itu cara agar kita bisa tenang. Jika tidak berhati-hati, kita bisa kehilangan saham Do Chi.
Moo Yeol : Saham?
Hae Joo menatap Moo Yeol.
Hae Joo : Kau menentangnya? Apa itu terdengar berbahaya?
Moo Yeol : Jika itu keinginan kalian, tentu saja, aku akan membantu. Ini demi Grup Wid.
Hae Joo sudah terlelap, tapi Moo Yeol masih terjaga, memikirkan rencana Do Young.
"Ini demi yang terbaik. Aku mungkin bisa membujuk Yeo Ri untuk memberiku saham Do Chi. Jika mereka menjadi pasangan secara resmi, akan lebih mudah menipu keluarga." ucap Moo Yeol dalam hati.
Moo Yeol lalu menatap Hae Joo. Setelah itu, ia turun dari tempat tidur, lalu mengambil ponsel dan jaketnya kemudian pergi.
Bersambung ke part 2....
0 Comments:
Post a Comment