Skip to main content

Unknown Woman Ep 44 Part 2

Sebelumnya...


Hae Joo sewot tahu Yeo Ri masih kerja di Wid..

Hae Joo : Kenapa kau membiarkannya! Dia mengakui bahwa dia ada di sini untuk menghancurkan kita! Kau  harus memecatnya!

Ji Won : Dia menolak untuk pergi, dan mengutip hukum perburuhan.

Hae Joo : Dia tidak mau pergi sendiri? Baik, aku sendiri yang akan menyingkirkannya. Aku meminta manajer menjalankan toko furniture. Aku sudah menandatangani kontrak untuk lokasi baru. Aku akan menggantikan Moo Yeol dan menjadi bosnya. Mari kita lihat berapa lama dia bertahan.

Ji Won : Lupakan. Kau tahu dia bertekad.


Hae Joo : Dan aku tidak? Aku bercerai dan kehilangan sahamku karena dia! Dia mungkin mengira aku berbaring di ranjang menangis. Aku akan pergi dan menunjukkan kepadanya bahwa dia meremehkanku.


Hae Joo dan Ji Won masuk ke lift. Yeo Ri datang dan meminta Hae Joo menahan pintunya. Tapi Hae Joo tak peduli. Dia menatap sinis Yeo Ri dan menutup pintu lift.


Yeo Ri : Kekanak-kanakan.


Yeo Ri masuk ruangannya dan kaget melihat Ji Won dan Hae Joo berdiri di depan meja Moo Yeol.

Yeo Ri : Apa yang kau lakukan di kantorku? Ini tidak sopan.

Hae Joo : Bersihkan meja. Aku akan pindah ke sini.

Yeo Ri : Tanyakan seseorang dalam pemeliharaan. Aku seorang pengacara di departemen hukum, tidak pemeliharaan. Ingatlah itu.

Hae Joo : Mari kita lihat berapa lama kau menjaga kepalamu tetap tinggi.

Yeo Ri : Itu akan menyenangkan. Aku tidak peduli siapa yang duduk di sana. Aku hanya harus melakukan pekerjaan dengan baik. Perhatikan sekitar. Aku ada pertemuan dengan departemen hukum.


Yeo Ri pergi. Hae Joo kesal dan mau membalasnya tapi ditahan Ji Won.

Ji Won : Jangan memulai pertengkaran. Itu akan membuatmu terlihat buruk.


Ji Won menyusul Yeo Ri keluar.

Ji Won : Hei kau, Yoon Seol.

Yeo Ri : Apakah kau memanggil namaku, Nyonya Hong?

Ji Won : Bagaimana pencarianmu soal Bom? Apakah kau menemukan sesuatu?

Yeo Ri : Jangan katakan nama Bom dengan mulut kotormu. Aku memperingatkanmu.

Ji Won : Tidak ada alasan untuk marah. Aku hanya khawatir.

Yeo Ri : Aku tidak butuh perhatianmu.

Ji Won : Jika aku adalah kau, jika kau benar-benar ingin tahu sedang apa keponakanmu, jika kau benar-benar ingin tahu keadaannya, dan jika kau pikir aku memegang kuncinya, aku tidak akan sebodoh dirimu.

Yeo Ri, apa?


Ji Won : Semakin sering kau menantangku,  semakin kau mengacaukanku dan membuatku marah, semakin jauh kau dari Bom, bukan begitu? Kau  harus berlutut dan memohon. Siapa tahu? Aku mungkin berbelas kasih dan memberimu petunjuk.

Yeo Ri marah, aku akan menemukan Bom. Dan... aku akan membuatmu membayar dosa-dosamu.

Ji Won : Cari dia yang kau inginkan. Dia ada di suatu tempat yang tidak pernah kau bayangkan.


Do Chi tiba di Wid dan menghubungi seseorang. Do Chi pun heran panggilannya diabaikan.


Ternyata, Do Chi menghubungi Pengacara Kim. Pengacara Kim sendiri sedang bersama Yeo Ri saat itu.

Pengacara Kim : Aku akan melanjutkan seperti yang diperintahkan. Berikut daftar PHK. Beri tahu mereka dan pastikan mereka pergi.

Yeo Ri : Mereka akan melawan jika kita tiba-tiba memberhentikan mereka. Ditambah alasan pemutusan hubungan kerja tidak jelas.

Pengacara Kim : Buat alasan apa pun yang menurutmu tepat dan memprosesnya. Ini perintah Pimpinan, jadi jangan salah.

Pengacara Kim mau pergi.

Yeo Ri : Kau mau kemana? Kau bertanggung jawab atas PHK.

Pengacara Kim : Aku akan berlibur. Terima kasih. Sampai jumpa.

Pengacara Kim pergi.


Tepat saat itu, Do Chi muncul dan berjalan arah kantor Pengacara Kim tapi malah bertemu Yeo Ri yang baru keluar. Do Chi yang masih kesal, melewati Yeo Ri begitu saja dan mencari Pengacara Kim.


Di ruangannya, Yeo Ri menghubungi Ki Dong.

Yeo Ri : Ayah, Pimpinan Goo mengirim Pengacara Kim pergi karena mengetahui Dochi akan bertindak tentang penjualan Wid Fashion. Kita harus mulai membagikan apa yang kita temukan tentang Pengacara Kim. Dimana dokumennya?

Ki Dong: Di kamar tidurku. Haruskah aku membawakannya padamu.

Yeo Ri : Tidak, aku akan mengambilnya.


Hae Joo sibuk di toko, mempromosikan produk barunya pada pelanggan.


Ga Ya dan Ma Ya menyusuri jalanan. Tidak ada yang menjemput mereka. Tak lama, mereka tiba di depan rumah. Ga Ya tampak lelah.

Ma Ya cemas, kau baik-baik saja?


Ga Ya : Kita sudah di rumah sekarang. Ibu bahkan tidak akan menjawab telepon. Aku membencinya.

Ma Ya : Ibu sibuk. Bisakah kau masuk sendiri?

Ga Ya : Apakah kau tidak masuk?

Ma Ya : Aku harus pergi ke suatu tempat.

Ga Ya : Dimana? Aku ingin pergi juga.

Ma Ya : Kau sedang tidak enak badan. Aku akan memberitahumu ketika aku kembali.

Ma Ya mengembalikan tas Ga Ya yang sejak tadi ia bawakan untuk Ga Ya yang sedang sakit. Lalu Ma Ya menyuruh Ga Ya masuk.


Ae Nok sedang mengorek2 sampah.

Ae Nok : Segalanya terlalu gila. Aku meninggalkan semua yang berharga.

Ae Nok : Di mana perhiasan dari Hae Joo?


Tiba2, terdengar suara Ma Ya.

Ma Ya : Nenek Mokdong.

Ae Nok kaget, sampai terjatuh.


Ae Nok : Hei, kau membuatku takut setengah mati!

Ma Ya : Apakah ayah kembali dari perjalanan bisnisnya? Kapan dia kembali?

Ae Nok : Kenapa kau bertanya? Kau tinggal di istana. Mengapa kau ingin ayahmu yang tidak punya tempat tinggal?

Ma Ya : Aku rindu ayah.

Ae Nok : Jangan repot-repot. Jika ibu dan ayah bercerai, jangan berpikir tentang hidup dengan ayah.

Ma Ya mulai sedih.


Ma Ya : Apakah mereka benar-benar bercerai? Tapi nenek Mokdong, tidak bisakah aku hidup dengan ayah?

Ae Nok : Kenapa kamu tinggal dengan ayah? Gaya, mungkin, tetapi bukan kau.

Ma Ya menangis.


Moo Yeol keluar dari gedung les dan teringat perkataan karyawan disana.

"Semua orang akan mengatakan hal yang sama. Bahkan jika kau dibebaskan karena bukti yang tidak cukup, semua orang tahu kau adalah menantu Wid Group yang diusir karena manipulasi harga saham. Bagaimana kami bisa mempercayaimu dan mempekerjakanmu?"


Moo Yeol kesal.

Moo Yeol lalu merasa perlu melakukan sesuatu.

Moo Yeol : Tidak, aku perlu melakukan sesuatu. Baik. Aku harus menyingkirkan rekaman itu terlebih dahulu. Lalu aku bisa mendapatkan bagianku kembali dari keluarga Yeo Ri.


Do Chi kembali ke rumah. Baru juga turun dari mobil, dia dapat telepon dari seseorang.

"Aku telah menemukan tempat di mana Pengacara Kim suka pergi berlibur. Aku akan mengirimimu foto tempat itu segera."

Do Chi bergegas masuk.


Begitu Do Chi masuk, Ma Ya datang.

Ma Ya : Ini mobil kakek paman. Aku ingin masuk. Aku ingin tinggal disini sebentar.

Ma Ya masuk ke mobil Do Chi dan tidur.


Tak lama, Do Chi keluar membawa koper dan pergi tanpa mengetahui ada Ma Ya disana.


Yeo Ri kembali ke rumah dan meletakkan tasnya di meja.

Lalu ia masuk ke kamar Ki Dong dan Mal Nyeon dan keluar membawa sebuah amplop besar.

Yeo Ri lalu menghubungi Pengacara Kim.

Yeo Ri : Bisakah kita bertemu sebentar? Tidak. Aku tahu kau sedang berlibur, tetapi kau akan menyesal jika kau tidak keluar sekarang.


Yeo Ri pergi tanpa membawa tasnya.

Bersamaan dengan itu, Moo Yeol datang dan masuk ke gedung apartemen tempat Yeo Ri tinggal.


Moo Yeol menghubungi seseorang, menanyakan cara untuk membuka pintu.

Moo Yeol : Baterai keypad apartemen kami mati. Itu tidak bekerja. Apakah ada cara untuk membukanya? Alamat? Aku di 109-7 Nara Apartment di Mapo-gu. Aku Yoon Ki Dong. Aku tinggal disini. Suami Seo Mal Nyeon.


Setelah mengetahui caranya, Moo Yeol memutus panggilannya dan berusaha membuka pintu dengan sebuah pulpen.

Tak lama, Moo Yeol berhasil membuka pintu. Moo Yeol langsung masuk dan pergi ke kamar Yeo Ri, mencari alat perekam itu tapi tidak bisa menemukannya.


Yeo Ri yang baru tiba di dekat mobilnya, baru ingat kalau ia lupa mengambil tas.

Moo Yeol masih menggeledah kamar Yeo Ri.


Do Chi tiba di bandara. Tepat saat itu, Ma Ya terbangun. Do Chi terkejut saat tahu ada Ma Ya di mobilnya.


Moo Yeol yang tak berhasil menemukan alat perekam itu di kamar Yeo Ri, keluar.

Ia lalu melihat tas Yeo Ri di meja dan menggeledahnya. Moo Yeol senang berhasil menemukan alat perekam itu disana.

Tapi Yeo Ri tiba2 masuk dan kaget melihat Moo Yeol di rumahnya. Ia tambah kaget saat melihat alat perekam itu kini dipegang Moo Yeol.


Bersambung...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...