King Maker : The Change Of Destiny Ep 15 Part 3

Sebelumnya...


Pal Ryeong kaget Chun Joong menolak kursi di pemerintahan. Pal Ryeong ingin tahu alasan Chun Joong. Pal Ryeong bilang, Jae Hwang bisa menjadi Raja karena usaha Chun Joong, jadi Chun Joong harus diakui secara resmi.

Chi Sung berkata, seorang prajurit tidak menggunakan pedangnya untuk diakui.

Pal Ryeong : Bukan itu maksudku. Ada apa dengan kalian semua?

Chun Joong bicara. Aku telah mengalahkan kejahatan berakar, keluarga Jangdong Kim-Moon, dan menyelesaikan misiku untuk memahkotai raja baru. Aku tidak perlu diberi hadiah.


Bong Ryeon setuju dengan Chun Joong. Tidak menerima apa pun dari Heungseon-gun akan lebih baik dalam jangka panjang. Kau harus menjalani jalan independen tanpa Tuan Heungseon-gun.

Chun Joong mengangguk, lalu berkata kalau dia akan bersiap untuk masa depan.


Pal Ryeong tanya, masa depan? Kali ini apa? Pertama wabah, kini apa yang akan terjadi?

Chun Joong : Kekuatan asing. Kekuasaan asing akan menghancurkan Joseon. Dinasti Qin sudah dikalahkan oleh Yeonggilly dan Jepang mulai menerima budaya dan pengajaran Barat. Joseon dengan tenang menyintas dan terus hidup, tapi kita tidak akan bisa mempertahankan ini.


Jin Sang : Kau meramal takdir negara kita lagi?

Chun Joong : Aku meramal takdir bangsa ini. Selain itu, kudengar dari mata-mata Joseon di negeri asing dan orang asing di negara kita. Ini prediksiku terhitungku. Dimulai dengan orang-orang kita berkumpul di sini, aku akan bersiap untuk era baru.

Man Seok : Artinya kau akan menyokong semua orang di sini. Itu keputusanmu?

Chun Joong mengangguk.


Pal Ryeong tak setuju. Dia bilang itu tanggung jawab negara. Banyak sekali yang harus dilakukan! Mengelola orang-orang ini, memakai uang, menciptakan keamanan...

Tapi Chi Sung dan yang lain mendukung Chun Joong. Chi Sung bilan akan merekrut orang-orang itu dan melatih mereka juga membuat sistem keamanan.

Man Seok : Tuan, entah bagaimana aku akan mengatur uang kita.

Pal Ryeong sebal, astaga. Tidak ada yang akan memihakku?


Bong Ryeon mengajak Chun Joong menamai markas mereka dulu.

Chun Joong : Menamainya?


Dua adik Jin Sang selesai memasang papan nama. Nama tempat mereka, Sam Jeon Do Jang.

Semua senang.


Chun Joong : Dahulu, raja kita harus berlutut di hadapan penguasa asing di tanah ini. Di masa depan Joseon, apa pun yang menerpa kita, itu tidak akan pernah terjadi lagi. Nama ini berarti "bersiap untuk perlawanan asing".

Bong Ryeon menatap bangga kekasihnya. *Cieee...


Man Seok : Tuan, kurasa keuangan kita akan stabil.

Goo Cheol : Apa ini berkaitan dengan pria kaya dari Unjong-ga?

Man Seok : Aku cukup andal mengumpulkan orang kaya, Aku akan mengelola dana kita.


Pal Ryeong tak yakin, kakak Seok, kau dari desa petani yang naif. Tidak mungkin kau bisa mengimbangi kota orang kaya!

Bong Ryeon : Kau sungguh berpikir Man Seok pria desa yang naif? Di Ganghwa, dia seperti malaikat maut dari neraka bagi para bangsawan yang berusaha menyembunyikan uang atau membayar pajak lebih sedikit! Dia hebat!


Man Seok : Kemarilah!

Man Seok memanggil Jin Sang dan Pal Ryeong.

Pal Ryeong bengong dan Jin Sang ketakutan.


Man Seok lalu memberikan dukungannya ke Chun Joong.

Man Seok : Tuan, capai semua rencana dan keinginanmu. Kami akan selalu melakukan yang terbaik dan berada di sisimu.

Chun Joong : Baik, terima kasih, semua!


Min Seung Ho, kakaknya Ja Young, sedang bersenang-senang di wallsongru bersama Jae Myeon, kakaknya Jae Hwang. Mereka menikmati minuman ditemani para gisaeng.

Jae Myeon : Ayahku menakutkan, sulit menemui orang dengan bebas.

Seung Ho : Tapi kenapa? Beraninya orang-orang melawanmu, kakak Raja! Putra sulung seperti kita harus berkumpul seperti ini dan membahas masa depan dan membantu Raja muda kita untuk berada di jalan yang benar!

Jae Myeon : Bukankah seharusnya kau lulus ujian negara sebelum itu?

Seung Ho : Apa maksudnya itu... Aku tidak gagal ujian negara karena tidak kompeten, kau tahu? Dahulu kita harus menyuap keluarga

Kim-moon untuk posisi pejabat. Bagaimana bisa pria miskin sepertiku mendapat jabatan?

Jae Myeon : Ya, kau benar.

Seung Ho : Kita lihat saja nanti. Aku yakin Tuan Heungseon Daewongun akan mengurus kita, kerabat Raja. Sekarang, mari kita minum.


Ja Young berdiri di halaman rumahnya. Dia menunggu seseorang. Tak lama, Jae Myeon yang ditunggunya pulang diantar Seung Ho.

Jae Myeon : Di mana Ja Young?

Ibu mereka keluar.

Jae Myeon melihat Ja Young.

Jae Myeon : Adikku! Ja Young kami! Aku banyak minum hari ini.

Ibu : Maaf karena putraku mengganggu.

Seung Ho : Sepertinya kau membeli banyak makanan.

Seung Ho melirik bungkusan di belakang Ja Young.


Ja Young : Tidak, sebenarnya ini hadiah dari keluargamu.

Seung Ho kaget, keluargaku? Ayahku sendiri yang memberikannya?

Jae Myeon : Seperti yang kukatakan, Daewongun kita akan selalu mengingatku.


Ja Young : Itu tidak benar. Budae Buin selalu tahu betapa miskinnya kita. Kakak harus hormat dan bicara tanpa kesombongan.

Jae Myeon marah, dasar. Beraninya kau bicara seperti ini kepadaku! Besok saat sadar, aku akan menemui Daewongun. Siapkan itu.


Ibu : Kau sebaiknya masuk.

Jae Myeon : Ya, aku butuh tidur.

Jae Myeon masuk.


Seung Ho pamit.

Ibu menyuruh Seung Ho hati-hati.


Paginya, Tuan Jang mengantarkan buku-buku untuk orang2 di markas.


Chun Joong dan Tuan Jang duduk di dalam. Tuan Jang mengajari Chun Joong sesuatu.

Chun Joong tanya dimana Prancis.

Tuan Jang menunjukkan dimana Prancis di bola dunia.

Chun Joong lalu tanya dimana Joseon. Dia pun kaget, sekecil ini?

Chun Joong : Jika kekuatan asing menyerang tanah sekecil itu, bagaimana kami bisa menghentikannya?


Chun Joong lalu minta Tuan Jang mengajari mereka lebih banyak.

Chun Joong : Aku ingin belajar bahasa Inggris, juga kisah mereka. Aku ingin tahu lebih banyak.

Tuan Jang : Kalau begitu, kau harus menepati janjimu, ya?

Chun Joong : Tentu saja. Kami akan menampung dan menjaga semua orang Katolik di sini.


Tuan Jang lalu mengajak Chun Joong berjabat tangan.


Hakim Lee datang ke perkampungan. Goo Cheol yang melihatnya, langsung memanggil Pal Ryeong.

Pal Ryeong : Hebat! Astaga! Kenapa anda kemari tanpa pemberitahuan?

Hakim Lee : Aku hanya ingin berbagi minuman dengan Tuan Choi. Tapi kapan tempat ini tutup?

Pal Ryeong menyuruh Goo Cheol memanggil Chun Joong.


Hakim Lee masuk. Man Seok menyambutnya.

Hakim Lee :  Bagaimana kabarmu?

Man Seok : Ya.


Hakim Lee melihat papan nama perkampungan itu.

Hakim Lee : Sam Jun Do Jang...

Pal Ryeong : Tanah ini pernah menjadi tempat yang memalukan tempat Raja kita membungkuk di hadapan pasukan asing. Di masa depan Joseon, apa pun yang terjadi, kami tidak akan membiarkan itu terjadi lagi. Nama ini berarti "bersiap untuk perlawanan asing". Kata Tuan Choi.


Goo Cheol datang dan menyuruh Hakim Lee masuk.


Hakim Lee melihat Chi Sung.

Hakim Lee menyuruh orang2nya menunggu diluar.


Chun Joong sedang menata buku2 saat Hakim Lee masuk.

Chun Joong : Selamat datang, Tuan.

Hakim Lee : Bagaimana kabarmu?

Chun Joong : Maaf atas kekacauan ini, kami masih menata semua. Biar kuambilkan teh.

Hakim Lee : Tidak perlu.

Hakim Lee lalu melihat buku2 Chun Joong.

Hakim Lee : Bukankah ini buku-buku asing?

Chun Joong : Ya, kami kebetulan mendapatkannya.

Hakim Lee : Tulisan Barat mirip coretan anak-anak. Kau tahu apa yang tertulis?


Chun Joong : Aku sedang belajar.

Wajah Hakim Lee langsung berubah bengis saat Chun Joong bilang sedang belajar.


Hakim Lee lalu melihat ke sekelilingnya. Kemudian dia membuka pintu jendela di depannya dan terkejut melihat pemandangan di depannya. Ya, dia bisa melihat istana dari tempat itu.

Hakim Lee kesal dan bicara dalam hati.

Hakim Lee : Choi Chun Joong, dasar bedebah! Kau menyiapkan semua ini tanpa sepengetahuanku? Selama ini kau meremehkan istana Raja!


Hakim Lee berbalik, ia menatap tajam Chun Joong pada awalnya, lalu tersenyum.

Chun Joong balas tersenyum.

Bersambung....

*Kita hampir tiba pada adegan di episode 1, dimana Bong Ryeon lupa pada Chun Joong. Tempat dimana Chun Joong membawa Bong Ryeon yang lupa padanya karena racun, ternyata adalah tempat itu. Markas mereka, tempat mereka mengarantina orang2 yang sakit.

0 Comments:

Post a Comment