King Maker : The Change Of Destiny Ep 19 Part 1

Sebelumnya...


Episode ini diawali dengan Chun Joong yang beranjak keluar dari istana setelah urusannya selesai.

Begitu tiba diluar, Pal Ryeong langsung mendekatinya.

Pal Ryeong : Tuan, kurasa Tuan Putri dalam masalah!

Chun Joong : Masalah? Apa yang terjadi?


Goo Cheol datang.

Goo Cheol : Dia bahkan tidak ada di aula perdagangan.

Cemas, Chun Joong langsung pergi.


Sementara itu, Bong Ryeon melihat In Gyu mengambil putranya.

Bong Ryeon marah dan bergegas menyelamatkan putranya tapi dihalangi In Gyu.

Bong Ryeon : Lepaskan!

Bong Ryeon mengeluarkan pisaunya dan mengarahkannya ke leher In Gyu.

Bong Ryeon : Kau sudah membunuh ibuku dan menculik anakku? Kau sudah menyerah menjadi manusia?

In Gyu : Aku tidak membunuh ibumu. Itu kesalahan bawahanku. Maaf soal kematiannya.

Bong Ryeon makin marah, kesalahan? Bong Ryeon ingin membunuh In Gyu.

In Gyu : Jika membunuhku, kau tidak akan pernah melihat anakmu lagi. Kau tidak keberatan tidak bertemu dengannya lagi?


Bong Ryeon menjatuhkan pisaunya dan meninju wajah In Gyu.

Bong Ryeon : Serahkan anakku. Serahkan dia kepadaku! Sekarang!

In Gyu mencekik Bong Ryeon.


Tapi tiba-tiba, Bong Ryeon pingsan. In Gyu memeluk Bong Ryeon.

In Gyu : Maafkan aku.


In Gyu meninggalkan Bong Ryeon di dekat pohon.

Tak lama kemudian, Pal Ryeong datang bersama Man Seok dan Goo Cheol.


Mereka bergegas mendekati Bong Ryeon begitu melihatnya.

Man Seok memeriksa Bong Ryeon.

Man Seok : Dia masih hidup!

Mereka langsung membawa Bong Ryeon.


In Gyu membawa putra Bong Ryeon ke kediamannya.

Song Hwa tanya, jika itu anak Chun Joong, apa dia juga anak Bong Ryeon.

In Gyu : Ya.

In Gyu lalu minta Song Hwa menjaga bayi itu.

Song Hwa ingin tahu rencana In Gyu.

In Gyu : Bukankah anak ini mirip Tuan Putri? Sangat adil bagi seorang putra.

Song Hwa cemburu, kau merindukan tuan putri saat melihat anak ini?


Song Hwa lalu memutuskan mencari Chun Joong. Dia bilang, akan memberitahu Chun Joong kalau anak itu ditahan In Gyu.

In Gyu langsung mencegah Song Hwa. Dia mengancam akan membunuh Song Hwa jika Song Hwa melakukannya. Song Hwa terhenyak.


In Gyu pergi.

Song Hwa yang jatuh cinta pada In Gyu pun nangis.


Di kamarnya, Hakim Lee membaca surat ancaman dari Chun Joong.

Chun Joong : Agar bisa hidup, aku harus lari seumur hidupku. Kecuali aku menghancurkan dunia ini dan membangun yang baru.


Lalu dia ingat saat Chun Joong menerima titah Raja.

Chun Joong : Aku, Choi Chun Joong menerima titah anda. Aku akan menangkap si Pencuri Hebat untuk Anda, Raja.


Setelah itu, dia ingat saat melihat rakyat mengelu-elukan Chun Joong.


Dia marah.

"Bagaimana aku tidak menyadari ada ular berbisa bersembunyi tepat di belakangku?"


Paginya, Hakim Lee menemui Raja.

Dia berdiri, membelakangi Raja. Sambil memejamkan matanya, menahan kesal, dia minta Raja membatalkan titah untuk Chun Joong.


Raja diam saja dan melirik kasim dengan muka bingung.

Kasim mengerti dan pergi.


Hakim Lee berbalik dan menatap putranya.

Hakim Lee : Choi Chun Joong pria yang berbahaya.  Aku ayahmu. Kenapa tidak membahas ini denganku?

Raja : Choi Chun Joong sangat membantuku dahulu. Sebagai raja, kukira aku bisa memutuskan ini sendiri.


Mendengar itu, Hakim Lee memukul mental Raja.

Hakim Lee : Kau yakin bisa berkuasa sendirian? Lalu, apa yang kau lakukan saat rakyat berkumpul dan mengacau di Hongcheon?

Raja : Saat itu aku masih menyesuaikan diri menjadi raja. Aku tidak tahu.

Hakim Lee : Lalu bagaimana dengan orang Arasa yang mengacau di Sungai Tumen? Apa yang kau lakukan sebagai raja untuk menyelesaikan masalah itu?

Raja : Aku tidak punya banyak pengalaman dengan orang Arasa...


Hakim Lee marah, seorang Raja harus! Jangan pernah membuat alasan! Raja yang membuat alasan saat rakyat dan negara menderita disebut Paeju (Raja yang kabur)! Jika tidak bisa bertanggung jawab, kau tidak pantas mendapatkan kekuasaan apa pun.

Raja mulai ciut.

Raja : Ayah, tolong tenangkan kemarahan Ayah.

Hakim Lee : Aku akan kembali ke Uhnhyeongung dan tetap di sana. Bagaimana jika kau memerintah negara ini sendirian?


Hakim Lee pergi. Raja langsung berlari dan berlutut pada Hakim Lee

Raja : Bagaimana bisa aku menjadi penguasa hebat tanpa ayah?

Ja Young yang menatap mereka dari luar, kesal.


Raja minta maaf.

Hakim Lee : Tolong jaga citramu, Raja.


Hakim Lee membantu Raja berdiri.

Hakim Lee : Raja, sendirian, tidak bisa melindungi Joseon dari segala penjuru. Tanpa seizinku, kau tidak boleh membuat keputusan apa pun! Kau mengerti, Raja?

Raja nangis, ya ayah.


Ja Young mulai muak.

Dia benci melihat suaminya tidak berdaya.


Malam tiba. Bong Ryeon masih belum sadar, tapi dia gelisah. Chun Joong terus menjaga Bong Ryeon. Dia membelai kepala Bong Ryeon.

Bong Ryeon teringat kematian ibunya di hutan tadi siang.


Karena itulah, dia akhirnya sadar.

Bong Ryeon terkejut melihat Chun Joong di depannya.

Bong Ryeon bangun. Dia bilang dia meninggalkan ibunya di hutan.

Bong Ryeon mau pergi menjemput ibunya. Tapi Chun Joong bilang, sudah membawa ibunya Bong Ryeon.

Chun Joong lalu minta maaf karena gagal melindungi Ban Dal.

Bong Ryeon nangis.


Chun Joong memegang kedua lengan Bong Ryeon dan minta Bong Ryeon tenang.

Chun Joong : Jangan biarkan kesedihanmu melukai pikiran dan tubuhmu.

Tapi Bong Ryeon yang juga mencemaskan putranya, menyingkirkan tangan Chun Joong dari lengannya dan beranjak keluar.


Bong Ryeon berdiri di halaman. Chun Joong menyusul Bong Ryeon.

"Malam terasa dingin." ucap Chun Joong seraya memakaikan mantel ke tubuh Bong Ryeon.


Bong Ryeon pun mengaku ingatannya sudah kembali.

Chun Joong senang mendengarnya tapi dia terkejut saat Bong Ryeon bilang tentang bayi mereka yang diculik In Gyu.

Bong Ryeon menatap Chun Joong dan menjelaskan semuanya.

Bong Ryeon : Setelah kau pergi, aku melahirkan anak kita. Dia mirip denganmu.

Chun Joong : Kita punya anak bersama? Dan saat ini, dia bersama Chae In Gyu?

Bong Ryeon : Ya.


Chun Joong marah. Bong Ryeon minta Chun Joong tidak bertindak gegabah demi keselamatan anak mereka dan keselamatan Chun Joong sendiri. Bong Ryeon tak mau Chun Joong masuk perangkap In Gyu.

Bong Ryeon juga meyakinkan Chun Joong bahwa anaknya akan aman untuk sementara.

Bong Ryeon : Chae In Gyu tidak akan pernah menyakiti anak kita. Aku yakin. Karena itulah kita harus bertindak dengan tepat. Kita akan mendapatkan anak kita kembali, apa pun yang terjadi. Anak kita akan kembali kepada kita.

Chun Joong minta maaf pada Bong Ryeon dan berjanji akan mendapatkan anak mereka kembali.


Chun Joong memeluk Bong Ryeon. Bong Ryeon nangis di pelukan Chun Joong. Chun Joong juga menangis.


Paginya, In Gyu menghadap Hakim Lee.

Hakim Lee tak bicara apapun dan terus mengamati wajah In Gyu. Dia melihat luka memar di pipi In Gyu.

Hakim Lee : Ada apa dengan bekas luka di wajahmu?

In Gyu : Aku berencana menundukkan Choi Chun Joong, Tuan. Akan kubuat Chun Joong dan Lee Deok Yoon tunduk di hadapan anda.

Hakim Lee : Bagaimana? Apa rencanamu? Kau berencana membunuh Choi Chun Joong?

In Gyu  : Jangan khawatir, aku tidak akan membunuhnya. Akan kubuat jebakan yang bahkan tidak bisa dihindari Choi Chun Joong yang hebat.

Hakim Lee : Jebakan katamu? Aku tidak peduli apa yang kau lakukan. Intinya jangan lakukan pembunuhan yang tidak berguna. Kau mengerti?

In Gyu : Ya, Tuan. Aku akan mengetahui kelemahannya dan melapor kembali kepada anda. Tentang posisi gubernur administratif Ganghwa. Tolong pegang janji anda.


Hakim Lee tersenyum mendengar permintaan In Gyu. Tapi sedetik kemudian, senyumnya sirna dan ia menatap bengis In Gyu.


Jae Myeon melapor pada adiknya dan Ibu Suri kalau anhaek eosa yang dikirim untuk menyelidiki kematian Byeong Woon, dibunuh.

Jae Myeon : Kedua pengikutnya juga dibunuh. Jasad mereka sudah dibawa, tidak ada yang tersisa.

Ibu Suri kaget.


Raja menyuruh Jae Myeon memberitahu Hakim Lee dan menyelidiki apa yang terjadi.

Jae Myeon mengerti dan langsung pergi.


Ibu Suri ingat saat ia menyuruh In Gyu menemui Byeong Woon di Ganghwa.

Sepertinya Ibu Suri mulai sadar akan sesuatu.


Raja sedang bermain golf di halaman istana, ditemani kasim dan para pelayannya.

Ja Young datang, bersama Chun Joong.

Raja tersenyum pada Chun Joong. Chun Joong juga.


Mereka bertiga bicara di sudut istana yang terpencil.

Ja Young : Raja, kau ingat dia? Choi Chun Joong berperan besar dalam mengamankan mahkota untukmu.

Raja : Ya. Setiap hari ayahku melampiaskan kemarahannya kepadaku, tapi setiap kali Tuan Choi datang, dia akan meninggalkanku dengan tenang.

Ja Young : Karena kini Tuan Choi sudah kembali, kau bisa tenang lagi, Raja.


Raja menatap Chun Joong. Mungkinkah itu?

Chun Joong : Anda harus tenang terlepas dari ayah anda. Raja, anda harus menjadi lebih hebat daripada ayah anda.


Raja marah. Tolong jaga bicaramu! Aku akan selalu menjadi anak yang taat.

Chun Joong : Raja, anda bukan lagi putra Tuan Daewonwee. Anda ayah dari rakyat kita. Daewongun menghancurkan moral seluruh rakyat anda. Sebagai ayah mereka, bagaimana anda bisa diam saja?

Raja : Aku belum cukup berpengalaman. Bagaimana aku bisa berkuasa tanpa bantuan ayahku?


Ja Young : Kau bisa memanfaatkannya, alih-alih ayahmu.

Raja tanya, apa boleh?

Chun Joong : Aku adalah rakyat anda, Raja. Jika Raja memanggil kami, rakyat harus mengorbankan nyawanya. Raja, jika anda memberi perintah, aku melakukan apa pun yang anda minta.


Raja tak langsung menjawab, tapi setelahnya dia minta Chun Joong tetap di sisinya untuk membantunya.

Chun Joong : Aku akan melayani Raja dengan amat setia.


Raja lalu menatap Ratu yang tersenyum puas.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment