Alice Ep 1 Part 1

All Content From : SBS
Sinopsis Lengkap : Alice
Selanjutnya : Alice Ep 1 Part 2


"Teknologi yang cukup canggih tidak bisa dibedakan dari sihir."

_Arthur Clarke_


Pagi yang cerah. Tampak beberapa drone terbang di langit. Drone-drone itu beterbangan menuju sebuah gedung yang tampak megah diluar.

Gedung itu memang megah. Di dalamnya, ada banyak sekali peralatan super canggih.


Sebuah mobil bak terbuka, melaju kencang di jalanan berliku.

Mobil itu lalu memasuki terowongan.

Di kursi kemudi, duduk Yoon Tae Yi.

Disampingnya ada Yoon Min Hyeok.

Mereka adalah penjelajah waktu.

Kita mendengar narasi Tae Yi.

"Kami penjelajah waktu. Pada tahun 2050, Alice akhirnya berhasil menjelajahi waktu. Dengan harapan bisa segeram menemui mendiang orang yang kita sayangi...."

Kamera menyorot mata Tae Yi yang berwarna keemasan.


Mobil yang dikemudian Tae Yi akhirnya keluar dari terowongan dan melintasi jembatan.

Tae Yi :.... dan harapan bahwa kita bisa menjalani hidup baru dengan kembali ke masa lalu, orang-orang menjadi sangat gembira. Jadi waktu menjadi cair, begitu pula dunia. Dan hidup orang menjadi jauh lebih kaya. Tapi semua itu sebelum buku itu ditemukan. Menurut rumor, buku itu berisi akhir yang tragis ke perjalanan waktu yang baru saja dimulai. Orang-orang menyebut buku itu, Kitab Nubuat. Aku harus menemukan buku itu agar perjalanan waktu terus berjalan. Karena itulah, aku tiba di tahun 1992 hari ini untuk menemukan buku itu.


Langit berubah gelap. Seekor kucing hitam duduk di atas tembok sebuah rumah tradisional.

Sebuah bayangan memasuki halaman rumah itu. Kucing itu langsung turun dan pergi saat si pemilik bayangan memanjat tembok dan menyelinap masuk.


Di sebuah kamar, seorang gadis kecil tidur dengan lelap.


Sepasang kaki terus berjalan, menuju rumah itu.


Di meja, terpajang beberapa foto gadis itu bersama ayahnya.


Ayah gadis tadi masih terjaga. Dia sedang membaca buku.

Petir menggegelar, sehingga pria itu menatap keluar jendela.


Hujan deras turun tak lama kemudian. Gadis kecil itu terbangun lantaran suara petir.

Si penyelinap kini sudah berada di dalam rumah.


Gadis kecil itu turun dari tempat tidurnya. Dia mengambil bukunya dari atas kasurnya lalu berlari ke ruangan ayahnya.

Tentu saja, sang ayah langsung meletakkan buku yang dibacanya dan berlari menghampiri putri kecilnya.

"Sayang, kenapa kau menangis?"

"Karena langit baru saja meraung." rengek gadis itu.

"Mengerikan sekali langit itu."

Pria itu memeluk putri kecilnya.


Lalu tiba-tiba, pria itu mendengar suara.

Dia menoleh ke belakang dan melihat bayangan di pintu.

"Appa, apa yang kau lihat?"

Pria itu terdiam.

"Appa." gadis itu memanggil ayahnya lagi.


Sang ayah tanya, apa gadis itu mau main petak umpet?

"Petak umpet? Ayah menjadi pencari?"

"Kali ini kita berdua akan bersembunyi."

"Kedengarannya menyenangkan."

"Kau bisa sembunyi sekarang. Jangan keluar sampai ayah suruh, ya?"


Gadis itu mengangguk. Sang ayah lalu membawa gadis itu ke dekat meja.

Lalu sang ayah merobek selembar dari buku yang tadi dibacanya.

"Kau tidak boleh kehilangan ini ya?"

Gadis kecil itu mengangguk. Mereka saling menautkan jari kelingking.

Sang ayah lalu menyembunyikan putrinya di kolong meja.


Tak lama, si penyelinap datang mendekati pria itu.

"Dokter Jang Dong Sik, aku datang untuk mengambil buku itu."

"Jadi sudah dimulai? Kau datang dari tahun 2050?" tanya Dokter Jang, pria itu.

Si penyelinap mencabut pisaunya dan mengancam Dokter Jang. Ia minta Dokter Jang menyerahkan buku itu.

Dokter Jang mengambil pistolnya.

"Kau tidak bisa mengatasinya, kan?" ucapnya seraya mengarahkan pistolnya pada si penyelinap.

Dokter Jang membawa si penyelinap menjauhi meja sambil terus mengarahkan pistolnya.

Putri Dokter Jang mengintip dari kolong meja.

"Jatuhkan pisaunya." perintah Dokter Jang.


Si penyelinap menjatuhkan pisaunya, tapi kemudian dengan gerakan cepat, dia menebas Dokter Jang dengan pedangnya yang lain. Dokter Jang ditebas dua kali!

Setelah Dokter Jang jatuh, si penyelinap menusuk perut Dokter Jang dengan pedang.

Putri Dokter Jang langsung menangis. Dia juga melihat ujung pisau yang berlumur darah ayahnya.

Si penyelinap mengambil buku itu.


Putri Dokter Jang menggapaikan tangannya, hendak menyentuh ayahnya. Tapi sang ayah menggeleng, melarangnya melakukan itu.


Sementara si penyelinap berbicara dengan seseorang di telepon. Dia bilang sudah menemukan bukunya dan tidak membacanya.


Dokter Jang melarang putrinya bersuara. Putri Dokter Jang menutup mulutnya.


Si penyelinap membuka bukunya dan sadar ada halaman yang hilang.

Dia lalu curiga dan coba melihat ke kolong meja setelah mendengar suara.

Putri Dokter Jang langsung keluar diam-diam dari kolong meja.

Tepat saat itu, Tae Yi datang dan menodongkan pistolnya ke kepala si penyelinap.

Tae Yi : Berikan buku itu?

Si penyelinap tanya, siapa yang mengirim Tae Yi.

Min Hyeok yang berdiri di pintu, memberitahu namanya dan mengaku dia bagian dari Alice.

Min Hyuk : Kami akan mengambil buku itu.


Si penyelinap tanya buku apa itu sampai mereka terobsesi pada buku itu.

Si penyelinap mencabut pedangnya yang masih menancap di perut Dokter Jang dan menyerang Tae Yi.

Tapi Tae Yi dengan mudahnya menghindar dan menjatuhkan si penyelinap.

Setelah si penyelinap jatuh, Tae Yi mendekati meja.


Si penyelinap berusaha membalas Tae Yi tapi langsung dihajar Min Hyeok.

Si penyelinap pura2 tewas.


Tae Yi mengambil buku itu dan memberikannya ke Min Hyeok.

Tae Yi mengajak Min Hyeok pergi, tapi Min Hyeok bilang sebentar.


Min Hyeok ternyata melihat buku dongeng putri Dokter Jang. Itu buku Alice Di Negeri Ajaib.

Min Hyeok langsung tahu ada orang lain di sana.

Tae Yi menyuruh Min Hyeok memeriksa lantai atas sementara ia akan memeriksa ruangan itu.

Min Hyeok pergi. Tae Yi mulai memeriksa ruangan itu.


Begitu Tae Yi dan Min Hyeok pergi, si penyelinap langsung bangun. Dia melihat putri Dokter Jang di kolong meja. Putri Dokter Jang sempat melihat tato M di leher si penyelinap.

Si penyelinap langsung menarik gadis kecil itu dan mencekiknya sambil bertanya dimana lembaran yang hilang. Gadis kecil itu ketakutan dan terus menggenggam lembaran itu di balik punggungnya.


Tae Yi datang dan langsung menembak si penyelinap dengan pistol canggihnya.

Si penyelinap jatuh.


Gadis kecil itu berteriak histeris.

Tae Yi langsung mendekati gadis kecil itu.

Tae Yi : Maafkan aku. Tidak apa-apa. Siapa namamu.

Gadis kecil itu teriak bilang dia tidak tahu apa-apa.

Tae Yi memeluknya.


Si penyelinap mau kabur tapi Min Hyeok menendangnya.

Min Hyeok memasangkan gelang di kaki si penyelinap.

"Apa itu? Apa yang kau lakukan!"

"Biarkan orang-orang di dunia ini menghukummu atas kejahatanmu." jawab Min Hyeok.

Min Hyeok mengambil bukunya dan mengajak Tae Yi pergi. Min Hyeok bilang polisi datang.


Si penyelinap kesakitan setelah gelang itu di pasang di kakinya.

Gelang itu membuat kaki si penyelinap putus. Si penyelinap tak sadarkan diri. Entah hanya pingsan atau tewas beneran kali ini.


Tae Yi bilang gadis kecil itu syok.

"Kita tidak boleh meninggalkannya." ucap Tae Yi.

Min Hyeok bilang mereka tidak bisa membawanya.

"Polisi akan menjaganya." ucap Min Hyeok.

Gadis kecil itu tidak bisa bersuara karena syok.

Tae Yi mengerti dan minta Min Hyeok menunggu sampai polisi benar-benar datang.


Polisi akhirnya datang. Dua detektif berlarian masuk ke dalam rumah Dokter Jang.

Kedua detektif hanya menemukan putri Dokter Jang saja.

Sementara Tae Yi yang bersembunyi melihat putri Dokter Jang sudah aman bersama polisi.

Tae Yi lalu pergi.


Kamera menyorot tangan putri Dokter Jang yang menggenggam lembaran dari buku yang dibaca Dokter Jang.


Tae Yi memandang keluar jendela. Kali ini Min Hyeok yang menyetir.

Tae Yi lantas membuka bukunya tapi Min Hyeok langsung merebutnya.

Min Hyeok : Kau tidak boleh memeriksa isinya. Itu aturannya.

Mobil mereka berpapasan dengan ambulance yang sirinenya meraung-raung.


Paginya, Min Hyeok membaca berita dibunuhnya Dokter Jang di koran.

Tae Yi datang. Dia tanya, apa koran menyebutkan nama anak itu?

Mereka ada di sebuah rumah yang sangat mewah.

Min Hyeok : Ya. Dia sedang memulihkan diri di rumah sakit.

Tae Yi duduk, benarkah? Itu bagus.

Min Hyeok mengajak Tae Yi kembali ke dunia mereka.

Tae Yi bilang dia masih mual. Dia yakin itu karena radiasi lubang cacing.

*Lubang cacing : Pintu masuk ke waktu dan ruang yang berbeda.

Tae Yi : Aku tidak bisa makan apapun dan muntah-muntah sejak kemarin.

Min Hyeok : Jika seburuk itu kau harus minum sesuatu.

Tae Yi melirik Min Hyeok. Dia kesal.

Tae Yi : Setidaknya berpura-pura lah peduli.


Min Hyeok mendekati Tae Yi.

Min Hyeok bilang dia hanya ingin menyelesaikan pekerjaan mereka dengan sempurna.

Min Hyeok : Maaf. Lubang cacing akan aktif sampai tengah malam nanti. Ayo keluar. Jika itu karena radiasinya, udara segar akan membantu.

Tae Yi : Jangan hiraukan aku.

Min Hyeok : Bagaimana mungkin? Kau orang yang kucintai melebihi siapa pun di dunia ini. Mengerti? Bagaimana kalau kita mandi, lalu keluar?

Tae Yi menatap Min Hyeok. Dia mulai tersenyum dan mengangguk.


Min Hyeok mandi duluan.

Tae Yi membuka brankas mereka, lalu mengambil buku itu yang disimpan disana.

Tae Yi duduk. Dia memikirkan sesuatu, lalu mulai membuka buku.


Kita melihat seseorang mengetik dengan mesin ketik.

Terdengar suara Tae Yi, aku harus mulai dari mana?


Tae Yi membaca buku itu. Di buku itu, ada gambar seorang wanita yang berdiri di depan sebuah lubang. Dia sepertinya ada di hutan karena banyak pepohonan di belakangnya.

Di buku itu tertulis, bahwa tragedi dimulai sejak wanita itu membuka pintu waktu.

Tae Yi membalik halaman berikutnya.

"Jika bayi itu tidak masuk melewati pintu waktu, apa semua itu akan terjadi?"

Di buku ada gambar wanita yang membuka pintu masuk tengah menggendong bayi. Di belakang wanita itu, ada dua sosok menyeramkan yang tampak seperti mengejar mereka.

"Jika bayi itu belum lahir, apa keadaan akan berbeda?"

Tae Yi kaget.


Lalu dia mendengar tanda Min Hyeok selesai mandi. Dia pun bergegas menyimpan buku itu kembali di brankas.

Min Hyeok keluar sambil mengelap rambutnya. Dia mendapati Tae Yi berdiri di depan ranjang dengan gelisah.

Min Hyeok : Ada apa? Kau masih merasa mual?

Tae Yi : Ya, aku masih merasa mual.

Tae Yi lalu menutup mulutnya dan lari ke kamar mandi.

Min Hyeok hanya menghela nafas melihat Tae Yi mual2.


Min Hyeok membawa Tae Yi ke rumah sakit.

Min Hyeok menunggu diluar selagi Tae Yi diperiksa.

Dokter bilang Tae Yi hamil. Dokter lalu minta Tae Yi kembali lagi untuk melakukan pemeriksaan rutin.

Tae Yi terdiam.


Sekarang Min Hyeok dan Tae Yi sudah di mobil.

Min Hyeok bilang, Tae Yi melewati lubang cacing yang penuh radiasi saat hamil.

Min Hyeok lalu meminta Tae Yi berpikir secara rasional. Mereka tidak akan bisa kembali tanpa melewati lubang cacing itu. Tapi jika mereka melakukannya, hal yang buruk akan terjadi pada bayi di kandungan Tae Yi.

Tae Yi tanya, apa yang akan terjadi jika dia melahirkan disana.

Min Hyeok : Jangan konyol. Kita punya urusan di rumah. Lakukan aborsi.

Tae Yi kesal, urusan?

Min Hyeok : Maksudku adalah...

Tae Yi : Aku lapar. Aku akan melakukan aborsi. Baiklah. Tapi sebelumnya, biarkan aku memberi bayi ini makanan enak dulu.


Seorang pria tiba-tiba mengetuk pintu kaca mobil mereka.

Min Hyeok menurunkan kacanya. Pria itu mengaku polisi dan minta Min Hyeok turun dari mobil.

Min Hyeok membuka pintu tapi dia membuat polisi itu jatuh dengan menghantamkan pintu ke polisi itu. Mereka lalu kabur.

Si polisi kembali ke mobilnya sambil minta bantuan lewat HT nya.


Min Hyeok dan Tae Yi kejar-kejaran dengan mobil polisi.

Min Hyeok dengan cekatan berhasil menghindari mobil polisi lainnya yang tiba-tiba muncul di depannya.

Min Hyeok melajukan mobilnya, kabur dari dua mobil polisi yang mengejar mereka.


Mereka kejar-kejaran sampai ke pasar tradisional.

Salah satu mobil polisi mengambil jalan lain untuk menangkap mereka.


Tae Yi dan Min Hyeok akhirnya terkepung di dalam sebuah gang.

Tae Yi memegangi perutnya dan menatap Min Hyeok.

Min Hyeok memundurkan mobilnya, lalu dia menginjak rem dan menabrak mobil polisi di depannya.

Tae Yi hampir saja terbentur ke depan tapi Min Hyeok dengan cekatan melindunginya.

Min Hyeok mundur lagi, menabrak mobil polisi di belakangnya. Lalu dia menginjak rem dan melajukan mobilnya ke arah mobil polisi di depan.

Mobil Min Hyeok meloncati mobil polisi yang ada di depan.

Min Hyeok menabrak sebuah kios kosong agar bisa kabur.


Saat tiba diluar, Min Hyeok menghentikan mobilnya. Dia bilang akan menghentikan polisi-polisi itu dan minta Tae Yi menunggunya di hotel.

Tae Yi menyuruh Min Hyeok hati-hati.

Min Hyeok mengangguk.


Tae Yi lalu turun dari mobil dan beranjak pergi.

Tapi Tae Yi dan Min Hyeok saling bertatapan kembali.


Polisi datang. Min Hyeok bergegas melajukan mobilnya lagi.

Tae Yi pun pergi.


Min Hyeok kembali ke hotel mereka. Dia memanggil Tae Yi, tapi Tae Yi tidak kembali.

Dia menemukan brankas sudah terbuka dan sebuah surat di atas brankas.

Itu surat dari Tae Yi.

Kita diperlihatkan saat Tae Yi menulis surat itu.

"Min Hyeok-ssi, ada jantung lain di dalam tubuhku sekarang. Ini lebih kecil dan lemah daripada jantungku tapi aku bisa merasakan detaknya. Jantung bayiku. Jadi bagaimana aku bisa menyingkirkannya? Ini bayiku. Dia hidup dan bernapas di dalam tubuhku. Ini pilihanku. Seperti kau memilih Alice, aku memilih masa depan bayiku. Jadi jangan khawatirkan aku atau mereka bersalah. Aku bukan Yoon Tae Yi lagi."


Min Hyeok kembali ke stasiun tempat dia menurunkan Tae Yi tadi.

Tae Yi sendiri sudah ada di dalam kereta.


Tae Yi menatap kartu identitas barunya dengan nama Park Sun Young.


Di dalam hotel, Min Hyeok menatap surat terakhir dari Tae Yi.

Tak lama, dia menyimpan surat itu ke dalam saku jasnya lalu mengeluarkan sebuah alat.

Min Hyeok memencet alat itu. Cahaya seketika keluar dari alat itu, menyelimuti Min Hyeok. Min Hyeok menghilang.


Tae Yi yang kini bernama Sun Young, tengah berjuang melahirkan bayinya.

Bayi Tae Yi lahir dengan selamat. Tae Yi menangis haru menatap bayinya.

Terdengar narasi Tae Yi : Aku akan melakukan yang terbaik. Kini aku seorang ibu.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment