Alice Ep 1 Part 2

All Content From : SBS
Sinopsis : Alice
Sebelumnya : Alice Ep 1 Part 1
Selanjutnya : Alice Ep 2 Part 1


Sun Young berjalan kaki menuju rumahnya. Saat itu, sudah tahun 1997. 5 tahun sudah berlalu. Sun Young menenteng beberapa belanjaannya menuju rumah.

Sun Young masuk ke sebuah rumah. Rumahnya. Sampai rumah, dia meletakkan belanjaannya dan memanggil Jin Gyeom.


Sun Young melihat Jin Gyeom duduk di lantai atas.

Sun Young ke atas. Dia tanya Jin Gyeom sedang apa. Jin Gyeom bilang, sedang main dengan capung.

Sun Young ingin main dengan Jin Gyeom. Tapi betapa terkejutnya ia melihat Jin Gyeon menarik sayap dan kepala capung sampai putus.


Ponsel Sun Young berbunyi.

Sun Young menjawabnya, ya sonsaengnim...


Sekarang, Sun Young di depan kelasnya Jin Gyeom. Sedang bicara dengan wali kelas Jin Gyeom.

Sun Young bilang dia tak mengerti maksud wali kelas Jin Gyeom.

"Kemarin, anak-anak bermain dengan kelinci...."

Kita diperlihatkan flashback saat Jin Gyeom bermain dengan kelinci.

"Setelah beberapa saat Jin Gyeom pasti bosan. Dia memotong telinga kelinci."


Bersamaan dengan itu, Jin Gyeom memotong kertas origaminya dengan gunting dan menatap ibunya yang berbicara dengan wali kelasnya.

Sun Young tentu saja kaget mendengar cerita wali kelas Jin Gyeom.


Sun Young lalu memeriksakan Jin Gyeom ke dokter.

Dokter pun menjelaskan sambil memegang selembar kertas.

Dokter bilang, saat mereka menyuruh seseorang untuk tidak merobek kertas, itu karena sayang kalau kertasnya terbuang, bukan karena kasihan pada kertas. Tapi Jin Gyeom tidak bisa membedakannya.


Diluar, Jin Gyeom sedang menyusun rubik. Dia berhasil menyusunnya dalam waktu singkat.

Dokter bilang, Jin Gyeom kekurangan emosi tapi Jin Gyeom cerdas. Menurut dokter, Jin Gyeom akan membaik setelah latihan beberapa kali.

Sun Young tanya penyebabnya.


Dokter menunjukkan hasil rontgen kepala Jin Gyeom.

"Lobus frontal kirinya, yang mengontrol emosi, tampak lebih kecil daripada ukuran normal. Kemungkinannya itu masalah genetika. Kemungkinan lain dia telah terganggu hingga stres berat selama kehamilan, kelahiran dan pertumbuhan. Tapi kita tidak tahu pasti."

Sun Young ingat dia melewati lubang cacing saat hamil Jin Gyeom. Ternyata radiasi lubang cacing lah penyebab Jin Gyeom mengidap kelainan seperti itu.


Dokter minta Sun Young tetap kuat. Dokter bilang yang bertanggung jawab atas masalah Jin Gyeom bukan hanya dia saja, tapi juga Sun Young sebagai ibu dan orang tua.

Tapi Sun Young bilang dia bisa mengurus Jin Gyeom sendiri dan tidak butuh bantuan dokter.


Sekarang Jin Gyeom udah tidur. Sun Young mengelus kepala Jin Gyeom.

Sun Young : Percayalah kepada ibu. Ibu bisa melakukan apapun untukmu.


Tahun 2004, Jin Gyeom berjalan di lorong rumah sakit sambil menyusun rubik.

Ternyata, yang sakit adalah ibunya.

Sun Young bilang, usus buntu bukanlah apa-apa dan dia bisa keluar dari rumah sakit pekan depan.

Sun Young : Bisakah kau pulang, lalu membawakan buku dan pakaian untuk besok?

Jin Gyeom tanya kenapa. Sun Young bilang Jin Gyeom tak bisa berada sendirian di rumah.

Sun Young minta Jin Gyeom tetap di rumah sakit bersamanya.

Tapi Jin Gyeom yang sakit minta ibunya rawat jalan saja.

Sun Young terkejut mendengarnya.

Jin Gyeom : Usus buntu bukan apa-apa.

Jin Gyeom juga bilang di rumah sakit itu berisik dan tidak nyaman.


Malamnya, Sun Young sedang menyiapkan makanan untuk mereka.

Jin Gyeom habis mandi, disuruh makan oleh Sun Young. Jin Gyeom hanya bilang 'ya saja' lalu pergi.


Tiba-tiba, Sun Young kesakitan di perutnya.

Dia terjatuh dan melihat ada sedikit darah di perutnya.


Sun Young langsung digotong petugas ambulance, ke ambulance.

Petugas ambulance meminta Jin Gyeom ikut juga, tapi Jin Gyeom bilang dia harus sekolah besok.

Jin Gyeom lalu masuk ke rumah.


Pada tahun 2010, Jin Gyeom tersandung masalah besar! Jin Gyeom sudah SMA saat itu.

Seorang siswi terjatuh dari atap gedung sekolah. Tubuhnya menghantam mobil yang ada di bawah.

Di atap gedung, Jin Gyeom melongok ke bawah. Tentu saja Jin Gyeom langsung dijadikan tersangka.


Seorang detektif melongok ke bawah, tempat gadis itu terjatuh.

Rekan detektif itu datang dan tanya apa ada sesuatu?

"Apa yang bisa ditemukan? Mungkin karena nilai jelek atau masalah hubungan."

"Kukira surat bunuh diri tidak ditemukan." ucap rekannya.

"Anak-anak zaman sekarang tidak menulis surat bunuh diri. Mereka biasanya menulis blog tentang itu."


Seorang siswi lain datang. Dia bilang temannya, Sung Eun, tidak bunuh diri.

Detektif yang tadi memeriksa tempat jatuhnya gadis bernama Sung Eun tanya nama gadis itu.

Gadis itu bilang namanya Do Yeon. Kim Do Yeon.

Do Yeon bilang Sung Eun tidak bunuh diri. Ada orang lain juga diatap dan orang itu yang mendorong Sung Eun.

Detektif tanya siapa yang Do Yeon maksud mendorong Sung Eun.

Do Yeon bilang, Jin Gyeom.


Jin Gyeom berada di ruang interogasi sekarang. Dia bersama detektif yang memeriksa lokasi tempat Sung Eun jatuh tadi.

Detektif itu membaca catatan identitas Jin Gyeom. Detektif tanya, Jin Gyeom kenal Sung Eun, kan?

Jin Gyeom mengiyakan. Dia bilang mereka bergabung di kelas akting.

"Kelas akting? Kau mau jadi aktor?"

"Tidak, ibuku memaksaku ikut kelas itu. Dia bilang itu membantu."

"Dalam hal apa?"

"Aku tidak tahu karena itu belum membantuku dalam hal apapun."


Detektif membaca catatan Jin Gyeom lagi.

"Kau sering berolahraga sejak kecil.?"

"Ibuku juga menyuruhku berolahraga."

"Kenapa kau berada di atap?"

"Karena kelasnya berisik."

"Kau dekat dengan murid yang bunuh diri kan?"

"Cukup dekat untuk saling menyapa."

"Lalu kenapa kau mendorongnya?"

"Aku tidak pernah melakukan hal seperti itu."

"Kalau begitu, kau pasti melihat dia jatuh."


"Kau seharusnya lebih jelas dengan pertanyaanmu. Aku tidak mengerti kenapa melihatnya jatuh dan mendorongnya adalah hal yang sama bagimu."

"Kau pergi kemana setelah meninggalkan atap?"

"Ke kelasku."

"Kenapa? Seharusnya kau ke kantor dan memberitahu guru-guru."

"Kupikir itu tidak perlu karena aku melihat mobil polisi datang."

"Atau kau berusaha menyembunyikan fakta bahwa kau ada disana?"

"Beberapa murid lain melihatku turun dari atap. Aku tidak bisa menyembunyikannya meskipun aku ingin. Karena itu aku disini, kan?"

Detektif mulai terhenyak menatap Jin Gyeom.


Kamera menyorot kaki Jin Gyeom. Jin Gyeom tak berhenti menghentakkan kakinya ke lantai.


Sun Young langsung ke kantor polisi. Seorang polisi wanita mengantarnya ke ruang interogasi.

Dari luar, kedua detektif tadi mengawasi mereka.


Sun Young : Jin Gyeom-ah, ibu tidak akan mempercayai perkataan orang lain. Ibu hanya akan percaya padamu. Kau melakukannya?

Jin Gyeom : Apa bedanya jika ibu mempercayai ucapanku?

Sun Young : Itu hal terpenting bagi ibu disini karena kau putra ibu. Jika kau bersalah, kita akan dihukum bersama. Jika kau tidak salah, ibu pasti akan membersihkan namamu. Kau melakukannya?

Jin Gyeom bilang tidak.

Sun Young lega. Dia sudah tahu Jin Gyeom tidak bersalah. Sun Young lalu berkata, akan mengeluarkan Jin Gyeom dari kantor polisi apapun yang terjadi.


Sun Young pun langsung ke atap tempat Sung Eun jatuh.

Dia membayangkan Jin Gyeom yang mendorong Sun Eun.

Lalu Sun Young menatap apartemen yang ada di depan sekolah Jin Gyeom.


Sun Young pun mulai mencari saksi dari kejadian itu. Ia menyebarkan selebaran pada orang-orang yang lalu lalang di atap. Dia mencari saksi yang berada di atap dekat SMA Sejeong pada hari kejadian.


Tapi ibu Sung Eun tiba-tiba datang dan melempari Sun Young dengan telur.

Dia bilang, Jin Gyeom sudah membunuh Sung Eun nya.

Ibu Sung Eun jatuh terduduk dan menangis.

Sun Young menatap ibu Sung Eun. Dia juga nangis.


Seorang wanita melihat mereka. Wanita itu kemudian pergi setelah menerima telepon.


Malamnya, Sun Young menempelkan selebarannya mencari saksi di pintu-pintu apartemen.


Jin Gyeom meringkuk di sel.


Sampai pagi, Sun Young masih menempelkan selebaran itu.

Dia pun sampai di lantai tepat di depan atau gedung sekolah Jin Gyeom.

Lalu seorang wanita bersama putrinya yang juga teman satu sekolah Jin Gyeom keluar dari dalam unitnya yang berada tepat di depan atap gedung sekolah.

"Siapa dia?" tanya wanita itu ke putrinya.

"Dia ibu si psikopat." jawab putrinya berbisik. Sang putri lalu pergi.


Seorang petugas kebersihan apartemen memarahi Sun Young. Dia bilang Sun Young tidak boleh menempelkan selebaran itu terus disana.


Wanita yang melihat Sun Young dan ibu Sung Eun kemarin keluar dari dalam salah satu unit apartemen.

Dia keluar sambil menelpon, lalu melihat selebaran yang dipasang Sun Young.

Wanita itu menyudahi teleponnya dan memberitahu Sun Young kalau dia melihat kejadiannya.

"Dari apa yang kulihat, pria itu tidak mendorongnya. Sepertinya dia berusaha mencegah gadis itu melompat."

Sun Young menangis lega mendengarnya.


Jin Gyeom pun bebas. Detektif mengantarkan Jin Gyeom keluar.

"Aku minta maaf. Tugas kami adalah mencurigai orang. Bersikaplah yang baik kepada ibumu. Dia banyak mengalami kesulitan."


Jin Gyeom dan ibunya hampir tiba di rumah.

Sementara di depan rumah mereka, 3 teman Jin Gyeom sedang mencoret-coret tembok rumah mereka dengan kata-kata makian, seperti psikopat, pembunuh, monster.

Sun Young langsung melabrak mereka. Dua diantaranya berhasil kabur. Yang seorang lagi berhasil ditangkap Sun Young. Sun Young menjelaskan, Jin Gyeom tidak seperti itu. Tapi Sun Young malah didorong sampai jatuh. Anak itu pergi setelah mendorong Sun Young.

Jin Gyeom hanya mematung melihat ibunya jatuh didorong.


Sun Young lalu berdiri. Dia menyuruh Jin Gyeom masuk dan bilang akan menghapus coretan itu.

Jin Gyeom masuk.


Sun Young mulai menghapus coretan-coretan itu.

Jin Gyeom masih berdiri di halaman. Ia mendengar tangis ibunya.


Jin Gyeom keluar lagi. Sun Young langsung menghapus tangisnya.

Sun Young : Kenapa kau keluar?

Jin Gyeom bilang coretan-coretan itu tidak akan bisa dihapus.

Jin Gyeom : Aku akan mengecatnya nanti.

Sun Young : Tidak usah. Ibu bisa melakukannya.

Jin Gyeom : Ibu, aku tidak peduli pendapat orang lain tentang aku.

Sun Young : Sudah ibu bilang masuk.

Jin Gyeom : Tapi bukan ibu, ibu akan terluka...

Sun Young menatap Jin Gyeom. Tangisnya keluar lagi.


Jin Gyeom : Aku tidak mau ibu terluka, tapi aku terus gagal. Maaf, Bu.

Sun Young akhirnya berhenti menghapus dan menatap Jin Gyeom.

Sun Young : Putraku sudah dewasa. Kau bahkan mengkhawatirkan ibumu.

Sun Young tersenyum. Sementara air matanya terus mengalir. Dia menatap Jin Gyeom. Dia senang Jin Gyeom mengkhawatirkannya.


Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment