Skip to main content

Ruby Ring Ep 62 Part 2

Sebelumnya...


In Soo dan Roo Bi membawa Roo Na ke rumah sakit. Roo Bi tidak mengerti, kenapa Roo Na berusaha menipu orang lagi. Ia penasaran, apa yang Roo Na harapkan dari menipu semua orang.

Lalu, dokter datang. Dokter menjelaskan, bahwa operasi Roo Na berjalan dengan baik dan kondisi Roo Na akan pulih setelah menginap satu hari di rumah sakit.

"Jadi dia harus menginap?" tanya Roo Bi.

"Aku tidak mau. Aku tidak bisa menginap disini. Aku harus pulang." jawab Roo Na, lalu turun dari tempat tidurnya.

"Aku mengizinkannya, tapi kau harus menjaga kondisimu seperti ibu yang habis melahirkan." ucap dokter.

"Aku mengerti." jawab Roo Na, lalu keluar dari kamar rumah sakit.


Sepanjang perjalanan, Roo Na diam saja dengan wajah pucatnya. Roo Bi ingin memberitahu seluruh keluarga kalau Roo Na keguguran. Tapi Roo Na melarangnya. Roo Na berkata, dialah satu-satunya orang yang akan memberitahu kegugurannya. Ia meminta Roo Bi dan In Soo bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

In Soo pun melirik Roo Na dari kaca spionnya.

"Sampai kapan kau akan terus berbohong, Jeong Roo Na? Berhentilah, jebal!" ucap In Soo dalam hati.


Chorim sudah mulai masuk kerja, ia bekerja keras membantu Gilja dan Soyoung membersihkan restoran.

Soyong pun menatap Gilja yang sedang istirahat dengan tatapan prihatin.

"Ini pasti melelahkan untukmu tanpa Dongpal. Aku tidak percaya Dongpal semudah itu tidak menjawab teleponmu." ucap Soyoung.

"Itu karena dia penipu!" jawab Chorim.

"Eonni!" tegur Soyoung.

"Apa aku salah? Dia punya anak, tapi mengaku-ngaku masih bujangan. Jika aku tidak menemukannya, aku akan menikah dengan penipu." jawab Chorim.

"Aku yakin dia tidak mau berbohong dan aku berani bertaruh, dia tertekan karena harus berbohong soal ini." ucap Gilja.

Chorim pun marah Gilja membela Dongpal. Tak mau berdebat, Gilja pun mengalah dan memilih menyudahi pembicaraan mereka tentang Dongpal. Chorim juga memarahi Gilja karena meminjamkan uang pada Dongpal.

"Eonni, kau ingin aku mengatur pertemuanmu dengan Gongnam lagi? Temanku bilang, Gongnam tidak mau menikah dengan wanita lain."

"Lupakan! Aku sudah selesai dengan semua pria!" jawab Chorim, lalu kembali bekerja.

"Jangan percaya pria, jangan percaya uang, jangan percaya cinta." ucap Soyoung.


Lalu, Daepung datang. Chorim pun langsung sewot melihat Daepung. Daepung ingin bicara, tapi Chorim terus saja nyerocos memarahi Daepung. Chorim lantas mengajak Gilja pergi, tapi Daepung meminta mereka mendengarkannya dulu.

"Aku tahu aku tidak pantas menerima simpatimu. Karena kau benar. Aku penipu. Aku bahkan pernah masuk ke sekolah dua kali." ucap Daepung.

"Sekolah?" tanya Gilja bingung.

"Maksudku penjara. Aku masuk penjara dua kali dan Dongpal hanya sekali." jawab Daepung.

Terkejutlah mereka mengetahui Dongpal pernah dipenjara.


Lebih lanjut, Daepung bercerita kalau Dongpal adalah pria yang baik. Dongpal berasal dari keluarga baik-baik dan dia juga pintar. Tapi masalah Dongpal dimulai saat Dongpal pergi ke Seoul untuk mewujudkan impiannya menjadi penyanyi.

"Aku mengenalkannya dengan wanita yang sudah memiliki anak. Dan wanita itu adalah ibu kandung Jihyeok. Jihyeok bukan anak kandung Dongpal." ucap Daepung.

Chorim tidak percaya. Ia berpikir, Daepung tengah berusaha menipunya lagi. Gilja pun menyuruh Chorim diam.

"Aku pada awalnya tidak tahu karena wanita itu mengatakan sebaliknya. Lalu aku menyuruh Dongpal putus dengannya, tapi Dongpal tidak mau. Dia bilang tidak bisa mencampakkannya. Ayah Dongpal tidak menyetujuinya dan Dongpal memutuskan tinggal dengan wanita itu karena tahu tidak ada pria yang mau menikahi wanita itu." ucap Daepung.

"Lalu dimana ibu anak itu?" tanya Gilja.

"Aku tidak tahu. Dia pergi begitu saja meninggalkan Jihyeok dan Dongpal." jawab Daepung.

"Lalu kenapa dia masuk penjara?" tanya Soyoung.


"Karena dia tidak bisa melunasi pinjamannya. Dia punya anak kecil yang harus diurus dan keluarganya tidak mau membantunya. Sampai akhirnya, dia kedatangan teman yang meminta pinjaman hanya satu minggu. Dongpal akhirnya mendapatkan pinjaman dari rentenir jahat." jawab Daepung.

"Teman?" tanya Chorim.

"Temannya itu adalah aku.Chorim-ssi, aku mungkin penipu tapi aku mengatakan yang sebenarnya. Dongpal sangat mencintaimu." jawab Daepung.

Tapi Chorim tidak percaya dan mengusir paksa Daepung dari restorannya.


Roo Bi dan In Soo mengantarkan Roo Na pulang ke rumah Gyeong Min. Roo Bi menatap Roo Na dengan tatapan lirih.

"Kau akan memberitahu suamimu, kan? Kau tidak berencana berbohong, kan?" tanya Roo Bi.

"Akulah yang memutuskan apa yang harus kulakukan. Pergilah sebelum ada yang melihat kalian." jawab Roo Na.


Tapi tepat saat itu, Gyeong Min pulang. Roo Na pun langsung bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Gyeong Min menanyakan mobil Roo Na. Roo Na berbohong, ia mengaku habis makan malam dengan In Soo dan Roo Bi. Ia juga bilang, kalau Roo Bi dan In Soo lah yang membelikannya belanjaan itu.


Gyeong Min pun mengajak Roo Bi minum teh, tapi Roo Bi menolak dan memilih pulang.


"Jeong Roo Na tidak berubah sedikit pun. Aku pikir dia sudah lelah berbohong dan menipu semua orang." ucap In Soo.

"Aku membayangkan dia akan menjadi seorang ibu dan aku bibi. Jadi mungkin aku bisa memaafkannya dan membuka hatiku untuk yang lain. Aku bahkan sempat kasihan padanya tadi. Tapi tidak. Karena dia Jeong Roo Na." jawab Roo Bi.

In Soo pun kembali membujuk Roo Bi untuk berhenti balas dendam. Tapi Roo Bi tidak mau.


Nenek masuk ke kamar Roo Na dan Gyeong Min. Ia membawakan air kaldu itu untuk Roo Na. Singkat cerita, setelah nenek pergi, Roo Na mengaku merasa tertekan dengan sikap nenek. Gyeong Min pun berkata, itu karena nenek mencemaskan Roo Na.

"Bukan, dia tidak pernah menyukaiku. Itu karena bayi ini." jawab Roo Na.

"Ada apa denganmu? Kau terlihat bahagia pagi tadi." tanya Gyeong Min.


Roo Na pun langsung berlari ke kamar mandi. Di kamar mandi, dia muntah.

"Roo Bi-ya, kau baik-baik saja? Kau butuh bantuanku?" tanya Gyeong Min cemas.

"Aku tidak apa-apa. Aku mau mandi." jawab Roo Na.


Roo Na lantas menyalakan shower dan mengguyur dirinya. Dibawah guyuran air, dia menangis.

"Ini pasti hanya mimpi. Aku tidak bisa kehilanganmu seperti ini. Kenapa aku? Kenapa aku tidak bisa menjadi seorang ibu?" tanyanya dalam hati.

Lalu, ia teringat saat dulu dirinya berusaha mengugurkan kandungannya, bayinya dengan In Soo.

"Apakah ini hukuman bagiku? Tapi kau satu-satunya harapanku. Kau tidak boleh pergi. Tidak boleh." ucapnya lagi.


Bersambung...........

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...