Watcher Ep 1 Part 1


Adegan dibuka dengan mobil polisi yang meraung2 di jalanan.


Mobil polisi berkelok ke kantor polisi.

Dua orang polisi turun dari dalam mobil dan menggiring masuk seorang pria ke dalam kantor polisi.


Punggung berseragam polisi tampak berjalan di koridor kantor polisi.


Kantor polisi terlihat ricuh.


Kamera lantas menyoroti seorang bocah laki-laki yang duduk diam. Bocah itu masih memakai piyama dan selimutnya.

Bocah laki-laki itu lantas melihat kakinya yang penuh bercak darah.


Kemudian seseorang mendatanginya. Bocah laki-laki itu mendongak, menatap seseorang di hadapannya.

Terdengar suara wanita.

"Young Koon-ah, kau mengenali tempat ini?" tanya wanita itu.

Bocah bernama Young Koon itu pun menatap sekelilingnya, kemudian mengangguk.

"Kau melihat pelakunya?" tanya wanita itu lagi. Young Koon mengangguk.

Namun saat ditanya, apa sang ayah pelakunya, ia diam saja.

*Kek suara Kim Hyun Joo


Seorang pria berseragam polisi tengah diinterogasi oleh polisi lainnya.

Di seragam pria yang tengah diinterogasi itu, tertulis namanya. Dia, Kim Young Koon. Bocah itu.


Lengan Young Koon nampak terluka.


Pria di hadapannya bertanya, perlukah Young Goon menembak?

Young Koon : Kau tahu situasinya.

Pria di hadapannya pun berkata, kalau ia tidak tahu.

"Aku masuk setelah kau melepaskan tembakan." ucapnya.


Diluar ruang interogasi, Jang Hae Ryong mengawasi mereka.


Kim Kang Wook, pria yang menginterogasi Young Koon, pun tanya, apa Young Koon pernah bertemu Son Byung Gil?

Young Koon : Baru hari ini.

Kang Wook : Lantas kenapa mencurigainya? Bukankah menyerahkan surat tilang saja cukup?

Young Koon : Raut wajahnya...

Young Koon berhenti bicara sejenak. Lantas setelah itu, ia mengatakan situasinya mencurigakan.

Young Koon : Dia mengaku mengabaikan lampu lalu lintas, tidak menawar denda, dan tidak mencari pembenaran. Aneh, bukan?

Kang Wook : Kau lebih aneh.


Do Chi Gwang masuk ke ruangan Park Jin Woo saat Jin Woo tengah membuat kopi.

Jin Woo sontak kesal. Sementara Chi Gwang, dia langsung duduk di sofa dan melihat ponselnya.

Jin Woo :  Kau tidak bisa mengetuk pintu? Kau selalu begitu karena tidak tahu sopan santun.


Jin Woo lantas duduk di mejanya dan Chi Gwang keluar lagi.

Setelah itu, Chi Gwang mengetuk pintu dan masuk lagi ke ruangan Jin Woo.

Chi Gwang minta izin untuk menyelidiki Hae Ryong.

Jin Woo : Begitu? Tidak ada masalah dengan sopan santunmu. Kau lah masalahnya.


Media memberitakan penangkapan Kim Sang Joon, CEO Rekayasa Konstruksi CH, yang ditangkap pagi tadi oleh Kang Wook dan Hae Ryong. CEO Kim dituduh menghasut penyerangan.


Jin Woo pun menunjukkan berita itu pada Chi Gwang.

Jin Woo : Ini Jang Hae Ryong. Dia kartu as kita yang menangkap Kim Sang Joon, pada saat kejaksaan, Direktorat Jenderal Pajak, dan Badan Pemeriksa Keuangan menyerah menanganinya. Bahkan Komisaris Yeom mentraktirnya sebagai ungkapan selamat.

Chi Gwang : Dia mentraktir ikan buntal.

Jin Woo : Jadi, siapa yang akan menyetujui penangkapan Jang Hae Ryong?

Chi Gwang lalu berkata, bahwa Hae Ryong dan CEO Kim saling kenal.


Ia lalu menunjukkan bukti berupa foto saat Hae Ryong dan CEO Kim bertemu di kafe.

Jin Woo pun tanya, darimana Chi Gwang mendapatkan foto itu. Ia juga menanyakan bukti lain.

Chi Gwang : Belum ada. Setelah mereka berdiskusi, tiba-tiba muncul barang bukti. Barang bukti itu akan terbukti palsu di pengadilan, dan Kim Sang Joon akan lolos karena kurangnya bukti.

Jin Woo : Katakanlah kau benar. Itu mustahil, tapi anggap saja kau benar.

Chi Gwang : Aku memang benar.


Jin Woo : Kau salah! Ini hanya pengandaian. Pernah dengar tentang Kassandra? Sang peramal, Kassandra.

Chi Gwang : Dia wanita Yunani kuno yang mati setelah melarang rakyat Troya membawa kuda kayu ke kota. Itu fenomena psikologis. Kompleks Kassandra. Kondisi psikologis defensif yang menyangkal sesuatu saat seseorang menghadapi fakta menyakitkan. Itu kisah tentang betapa lemahnya manusia.

Jin Woo : Moral ceritanya, jangan memberikan kabar buruk. Pangkatku bisa naik setinggi ini dari petugas biasa karena tahu itu.


Chi Gwang lantas meminum kopi Jin Woo.

Chi Gwang : Karena itulah Troya jatuh.

Jin Woo : Jang Hae Ryong bukan lawan mudah. Banyak koneksi orang dalam dan luar. Kau tahu dia pernah ditugaskan dalam tim transisi presiden, bukan? Dia gagal menjadi pejabat, tapi banyak rahasia yang dia tahu.

Chi Gwang : Aku dipanggil untuk menangkap orang seperti mereka, bukan?

Jin Woo terdiam. Tapi setelahnya ia minta Chi Gwang memberinya bukti yang kuat.

Jin Woo lalu mengembalikan foto2 itu pada Chi Gwang.


Chi Gwang beranjak pergi tapi Jin Woo memanggilnya lagi.

Jin Woo : Hati-hati menggunakannya. Bisa-bisa ada yang terluka lagi.

Chi Gwang tak menjawab, lalu ia beranjak pergi.


Chi Gwang masuk ke koridor Divisi Hubungan Masyarakat.

Begitu masuk, ia langsung dihampiri rekannya. Rekannya mengatakan, bahwa partner untuk Chi Gwang sudah ditentukan.

Keduanya lantas melirik wanita berseragam polisi yang duduk di koridor.

Wanita itu langsung berdiri dan menatap mereka.

Chi Gwang : Tidak perlu. Bekerja sendirian lebih nyaman.

"Melatih orang baru juga tugasmu. Kita harus saling membantu. Dia mantan anggota Tim Olah TKP. Kau suka yang berbakat, bukan? Dia tepat untukmu. Dia cukup mendampingimu saja." ucap rekannya.


Rekannya lantas menyerahkan data2 partner barunya ke tangannya.

Chi Gwang kesal dan pergi begitu saja.

Wanita itu langsung mengenalkan dirinya begitu Chi Gwang lewat.

"Aku Jo Soo Yeon, ditugaskan ke Tim Inspeksi." ucapnya.

"Baiklah." jawab Chi Gwang.


Soo Yeon pun bergegas mengikuti Chi Gwang.


Soo Yeon terus mengikuti Chi Gwang. Chi Gwang membawanya ke ruangan gym. Soo Yeon mengernyit heran, tapi ia tetap mengikuti Chi Gwang.

Di dekat pintu, ada tulisan 'Tim Inspeksi 4' yang ditulis dengan spidol.


Begitu masuk, Chi Gwang langsung menuju dispenser. Sementara Soo Yeon meletakkan barang2nya di meja.

Chi Gwang : Kenapa kau kesini?

Soo Yeon : Ya?

Chi Gwang : Ada banyak pilihan tujuan. Kenapa kau memilih Tim Inspeksi?


Chi Gwang lalu duduk di mejanya.

Soo Yeon : Bekerja sebagai polisi memang penting, tapi menurutku mengawasi kinerja polisi lain juga sama pentingnya.

"Maksudku alasan sebenarnya, Bu Jo." ucap Chi Gwang sambil menatap Soo Yeon, lalu membaca data Soo Yeon.

Soo Yeon : Aku diperintah ke sini.

Chi Gwang sedikit tertawa mendengarnya.

Chi Gwang lantas bertanya apa yang sedang dibaca Soo Yeon.

Soo Yeon : Seniorku memberikan ini dan menyarankan kita tangani kasus lain karena ada petugas baru.

Chi Gwang : Tolong simpulkan. Kasus apa itu?

Soo Yeon : Baik.

Soo Yeon pun mendekati Chi Gwang dan membacakan kasusnya.


Soo Yeon : Dia polantas di Kepolisian Nambu. Dia mengejar pelanggar lampu lalu lintas yang kabur dan menembaknya di rumahnya. Anak kecil yang menyaksikannya menjadi terguncang. Markas besar diminta mengurus kasusnya sebelum media mulai meliput kasusnya.

Chi Gwang : Siapa pelanggarnya?

Soo Yeon : Itu... Soo Yeon pun kembali membaca berkasnya.

Soo Yeon : Namanya Son Byung Gil, 41 tahun. Pernah ditangkap dua kali karena kekerasan di usia 20-an. Setelah itu, catatannya bersih. Sebelum pensiun, dia manajer konstruksi. Kini dia pengangguran.

Chi Gwang : Ini bukan tugas kita.


Soo Yeon : Katanya Son Byung Gil mengemudi saat terluka.

Chi Gwang menatap Soo Yeon. Soo Yeon yang gugup karena itu kali pertamanya bergabung, kembali membaca berkasnya.

Soo Yeon : Menurut catatan, ada luka sepanjang tiga cm di pinggangnya. Dia tepergok setelah terlihat memiliki luka tikam.

Chi Gwang : Bagaimana keterangan Son Byung Gil?

Soo Yeon : Dia dioperasi karena luka tembak. Jadi, dia belum diinterogasi.

Chi Gwang : Di mana polisi yang mengejarnya?


Young Koon masih diinterogasi Kang Wook.

Kang Wook tanya, kenapa Young Koon menembak bahu Son Byung Gil, bukan kakinya?

Kang Wook : Luput sedikit saja, bisa mengenai leher atau jantungnya.

Young Koon pun menanyakan keberadaan Hae Ryong.

Young Koon : Dimana dia? Disana?


Young Koon lalu menghadap ke jendela.

Young Koon : Pak Jang, katanya kau mengenal Son Byung Gil.


Dibalik kaca, Hae Ryong tersenyum kesal. Lalu ia menyalakan microphone dan menyuruh Kang Wook menggertak Young Koon.

Kang Wook yang mendengar perintah Hae Ryong lewat sebuah alat kecil di telinganya, langsung melaksanakan apa yang diperintahkan padanya.


Kang Wook : Kau pikir ini lelucon?

Young Koon : Apa kau pikir aku sedang main-main?


Sementara itu, Soo Yeon dapat informasi bahwa polisi yang menembak Son Byung Gil sedang ditahan di Reserse Kriminal.

Soo Yeon pun langsung melaporkannya pada Chi Gwang.

Chi Gwang kaget mendengarnya dan langsung meminta laporan kasus itu.

Soo Yeon : Pak Jang ada di dekat TKP dan membantu penangkapannya.

Chi Gwang : Katamu Son Byung Gil pernah bekerja di perusahaan konstruksi, bukan?

Soo Yeon :  Ya.

Chi Gwang : Perusahaan apa?

Soo Yeon : Rekayasa Konstruksi CH.


Sontak, Chi Gwang langsung teringat berita di media tadi tentang penangkapan CEO Kim, CEO Rekayasa Konstruksi CH.

Teringat itu, Chi Gwang langsung pergi.

Soo Yeon bingung sendiri dan memutuskan kembali ke mejanya.

Tapi Chi Gwang balik lagi hanya untuk memanggil Soo Yeon.


Hae Ryong menyuruh Kang Wook lebih agresif.

Lalu petugas mematikan alat perekam di ruangan interogasi atas perintah Hae Ryong.

Kang Wook pun langsung menendang Young Koon.


Setelah itu, ia mencengkram Young Koon dan mendesaknya ke dinding.

Kang Wook : Hei, jika kami bertanya, akui saja itu salahmu. Turuti kami jika tidak mau dipecat.


Sadar kamera CCTV di ruangan itu mati, Young Koon pun membalas Kang Wook dan memelintir Kang Wook.

Young Koon : Aku akan bungkam asal kau tidak menyentuhku.


Chi Gwang dan Soo Yeon masuk.

Chi Gwang tanya, kenapa kameranya dimatikan.

Hae Ryong merasa di atas angin. Dia pun menyuruh anak buahnya menangkap Young Koon.


Anak buah Hae Ryong langsung menangkap Young Koon.

Young Koon : Maaf, Pak Jang. Aku bisa membela diri. Dia tiba-tiba menghajarku. Aku bereaksi membela diri.

Kang Wook marah dan mau membalas Young Koon tapi langsung dihentikan petugas.


Chi Gwang : Dia diserang dahulu, wajar dia membalas. Benar? Dia tidak bisa diam karena interogasinya kasar. Aku akan membawa Kim Young Goon.

Kang Wook : Tidak bisa. Anggota tim kami sudah dipermalukan. Bagaimana citra Reskrimsus nanti?

Chi Gwang : Lantas haruskah ini kulaporkan? Haruskah kulaporkan bahwa kameranya dimatikan dan kalian memakai kekerasan?


Chi Gwang lalu menghidupkan kameranya dan melihat yang terjadi dalam.

Rekan2 Hae Ryong masih sibuk memegangi Kang Wook yang ingin menghajar Young Koon.

Hae Ryong pun tak punya pilihan lain selain membiarkan Chi Gwang membawa Young Koon pergi.


Chi Gwang dan Soo Yeon masuk. Chi Gwang mengajak Young Koon bicara.

Young Koon : Aku sedang ditanyai di sini.

Hae Ryong menyalakan mic dan memberitahu Young Koon bahwa Chi Gwang dari Tim Inspeksi.

Hae Ryong : Mereka suka menangkap polisi.


Young Koon menatap tajam Chi Gwang.

Setelah itu ia mengambil mantelnya, dan beranjak pergi. Tapi sebelum pergi, ia kembali menatap ke arah Hae Ryong yang ada di balik kaca.

Young Koon : Akan kusampaikan yang baik-baik, jangan khawatir dan hubungi aku nanti.

Young Koon kemudian pergi, disusul oleh Chi Gwang dan Soo Yeon.

Kang Wook kesal dan mau menghajar Young Koon lagi tapi langsung dicegah teman2nya.


Chi Gwang membawa Young Koon menuju ruangannya.

Young Koon pun heran melihat jalan yang mereka lalui menuju ruangan Chi Gwang.

Young Koon : Tempat ini seperti diasingkan. Kenapa kantornya di tempat begini?

Chi Gwang : Semua manusia memang hidup sendiri-sendiri.


Mereka tiba di ruangan Chi Gwang.

Tapi begitu masuk dan menutup pintu, Young Koon berteriak sekuat2nya.

Soo Yeon terkejut.

Soo Yeon : Kau sedang apa?

Young Koon pun dengan lempengnya mengatakan kalau dia hanya mengecek saja apakah ada orang yang mendengar teriakannya diluar.


Young Koon lantas memeriksa keluar.

Young Koon : Sepertinya tidak ada yang bisa mendengar kita.

Chi Gwang : Hei, suara tembakan pun tidak terdengar dari luar. Pernah ada yang menembak dirinya sendiri di sini dan mayatnya ditemukan tiga hari setelahnya.


Chi Gwang menujuk lubang peluru di dinding.

Soo Yeon kaget dan memeriksa lubang peluru itu.


Chi Gwang lantas membuka pintu ruangan lain dan menyuruh Young Koon serta Soo Yeon masuk.


Hae Ryong dan Kang Wook masih di ruang interogasi.

Kang Wook : Tidak akan ada yang memercayainya. Lagi pula, semua orang tahu Do Chi Gwang sinting.

Hae Ryong : Dia bilang apa tadi?

Kang Wook : Apa?

Hae Ryong : Dia membisikkan sesuatu saat mengunci tanganmu.

Kang Wook pun ingat saat Young Koon memelintirnya tadi.

Young Koon : Aku akan bungkam asal kau tidak menyentuhku.

Kang Wook : Katanya dia akan bungkam asal tidak disentuh.

Hae Ryong : Ambilkan berkas tentang profil Kim Young Koon.


Young Koon sibuk memeriksa ruangan itu. Sementara Soo Yeon yang duduk di depan meja pingpong, sibuk celingukan memperhatikan sekeliling ruangan.

Young Koon lantas duduk di depan Soo Yeon.

Young Koon : Tim ini agak berbeda dari tim inspeksi lain. Bahkan ada meja pingpong di sini.

Soo Yeon : Kau pernah memeriksa orang lain?

Young Koon : Tidak. Tim Inspeksi yang mendatangi timku. Kami dimata-matai selama sebulan karena rumornya, kolega seniorku tahu aib tentangnya.

Soo Yeon : Mungkin seniormu memang melakukan kesalahan.


Chi Gwang sendiri berdiri diluar ruangan di depan kaca besar. Ia bisa melihat ke dalam. Tapi dari dalam, kaca itu tampak gelap.


Chi Gwang kemudian masuk dan duduk di dekat Young Koon.

Chi Gwang : Aku tahu anggapanmu soal tim inspeksi. Kau pikir kami lintah yang menyabotase petugas lain.

Young Koon : Kau jujur sekali.

Chi Gwang : Tim Inspeksi menangkap polisi lain dan diapresiasi karenanya. Sistem besar yang disalahgunakan untuk menghindari tanggung jawab.

Young Koon : Aku tidak bilang begitu.

Chi Gwang : Ini bukan pekerjaan berbahaya. Selalu banyak polisi berengsek yang bisa ditangkap. Jika ada kendala, itu bukan tanggung jawab kami dan media bisa dibungkam. Pada akhirnya, bagi petinggi, inspeksi adalah tugas kami. Jadi, baik polisi atau pengaju petisi sipil tidak puas dengan hasilnya. Lingkaran setan.

Young Koon : Maksudmu, tim inspeksi ini berbeda? Tugasku menangkap polisi yang buruk. Beri tahu aku. Semua kejadian setelah kau bertemu dengan Son Byung Gil. Jujurlah. Jangan berbohong.

Flashback....


Young Koon sedang menjalankan tugasnya sebagai polisi lalin. Ia menilang satu per satu para pelanggar lalin.

"Lampu lalu lintasnya sengaja dibuat begitu, ya?"

"Akan kulaporkan kalian semua ke Komnas HAM. "

"Nama atasanmu Kwon Myung Chul, bukan? Dia sahabatku. Perlukah aku meneleponnya?"

Protes para pelanggar lalin tapi Young Koon tidak peduli.


Seorang pelanggar bahkan tidak mau turun dari mobilnya.

Young Koon pun menghubungi nomor si pelanggar yang tertera di mobil si pelanggar.

Young Koon : Pak, tolong keluar. Jika terus melawan, aku bisa menangkapmu karena mengganggu proses hukum.

"Memang kau mau apa? Memanggil tukang kunci?" ledek si pelanggar.

Young Koon pun menggertak si pelanggar dengan memukul kaca mobil dengan lengannya. Si pelanggar kaget.

Young Koon kemudian mengambil tongkatnya dan siap memukul kaca mobil.

Si pelanggar pun buru2 membuka kaca mobil.

Young Koon : Anda melanggar batas kecepatan. Perlihatkan SIM Anda.


Tiba2, sebuah mobil berbelok dari persimpangan dengan kecepatan tinggi dan nyaris menabrak pejalan kaki.

Young Koon pun sontak langsung mengejar si pengendara.

Young Koon menyuruh si pengendara berhenti tapi si pengendara tak mau berhenti.

Young Koon pun terpaksa menghentikan si pengendara dengan paksa.

Young Koon turun dari motornya dan berdiri di samping pintu mobil si pengendara.

Si pengendara terlihat gugup dan tidak mau membuka kaca mobil.

Setelah Young Koon mengetuk kacanya, barulah ia membukanya.

"Pak, kau nyaris celaka tadi."

"Maaf. Putriku menelepon, katanya dia sakit."


Si pengendara memberikan KTPnya. Young Koon pun langsung mengecek catatan si pengendara dari ponselnya dengan memasukkan nomor KTP si pengendara.

Si pengendara itu, Son Byung Gil dan tidak memilik catatan kriminal.


Young Koon melihat jok belakang mobil Pak Son.

Pak Son semakin gugup.


Young Koon lalu menatap Pak Son.

Young Koon : Anda baik-baik saja? Anda berkeringat deras.

Pak Son mengeluarkan dompetnya.

Pak Son : Berapa? Aku terburu-buru. Lain kali aku akan mematuhi lampu lalu lintas.

Young Koon lantas berjalan menuju bagasi mobil.

Pak Son pun terpaksa membukanya.

Bagasi itu kosong, hanya ada sebuah sepatu disana.


Sementara di mobil, Pak Son memegangi perutnya yang terluka seperti luka tikam.

Young Koon mengambil sepatu itu yang ternyata sepatu anak kecil. Ia juga mencium sepatu itu karena curiga.

Di dalam, Pak Son berusaha membersihkan lukanya. Lalu ia memegang obeng untuk berjaga2.


Young Koon pun kembali ke Pak Son.

Ia terdiam sejenak menatap Pak Son.

Young Koon : Kali ini akan kumaklumi. Hati-hati di jalan, Pak.

Pak Son : Terima kasih banyak.

Namun saat Pak Son mau mengambil KTPnya, Young Koon langsung mencengkram tangannya dan melihat darah di tangan Pak Son.

Young Koon : Darah apa ini?

Pak Son pun menusuk lengan Young Koon dengan obeng itu. Young Koon langsung kesakitan dan jatuh.

Pak Son kabur.


Young Koon mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan pistolnya ke mobil Pak Son tapi dia tidak menembaknya.

Young Koon kemudian menuju ke motornya dan mengejar Pak Son.

Young Koon awalnya kehilangan jejak tapi dia berhasil menemukan mobil Pak Son.


Young Koon mendekati mobil Pak Son namun mobilnya kosong.

Tapi tak lama, ia melihat Pak Son melarikan diri. Young Koon bergegas mengejarnya.

Sambil berlari mengejar Pak Son, Young Koon memberitahu lewat radio genggamnya.

Young Koon : Aku sedang mengejar orang mencurigakan. Tingginya sekitar 170 cm, berjaket abu-abu. Nama tersangka Son Byung Gil. Posisi saat ini Oakwae 31-ro.

Kebetulan, pesan Young Koon didengar oleh Hae Ryong yang saat itu lagi di jalan dengan Kang Wook.

Hae Ryong : Son Byung Gil?

Hae Ryong lalu meraih radionya.

Hae Ryong : Aku Ketua Reserse Kriminal Khusus, Jang Hae Ryong. Kami ke sana.



Young Koon mengejar Pak Son sampai ke taman.

Sampai di taman, Pak Son menyandara anak kecil yang sedang bermain disana.

Melihat Pak Son mengarahkan obeng ke anak itu, Young Koon pun meminta Pak Son melepaskan anak itu.

Young Koon : Ini hanya pelanggaran lampu lalu lintas. Percayalah, didenda saja cukup.

Pak Son : Jangan ikut campur. Ini bukan urusanmu.

Young Kon : Lepaskan anak itu.

Pak Son : Jangan mendekat!

Young Koon : Lepaskan anak itu, Son Byung Gil!


Pak Son lalu lari membawa anak itu.

Dan anak itu memanggil Pak Son 'Appa'.

Young Koon mengeluarkan tembakan peringatan tapi tak diindahkan Pak Son.

Akhirnya terpaksa lah Young Koon menembak kaki Pak Son.

Bersambung ke part 2...

0 Comments:

Post a Comment