Graceful Family Ep 11 Part 2

Sebelumnya....


Di dalam,, Yoon Do bercerita ttg kasus ibunya pada Pak Heo.

Yoon Do : Lima belas tahun dengan hati yang sakit bukannya tanpa arti. Aku tidak percaya ini terjadi. Sejujurnya, itu sulit bagiku. Aku tidak tahu apakah aku benar-benar bisa membebaskan ibuku... Aku berkecil hati beberapa kali sepanjang hari dan kecewa pada diriku sendiri. Tapi, karena ayah berada di sampingku... karena dukungan ayah, aku bisa melanjutkan hidupku.

Pak Heo : Tentu saja. Kau adalah putraku. Tidak ada orang lain yang bisa melakukan tugas sesulit itu selain putraku.

Yoon Do : Ayah, terima kasih banyak.


Pak Heo pun memeluk Yoon Do.

Pak Heo : Aku bangga padamu, putraku. Tidak ada apa pun di dunia ini yang tidak bisa kau capai. Kuatkan dirimu.


Di bar rumahnya, Wan Joon minum2 sendirian, sambil memikirkan kata2 Je Kook ttg dirinya yg seorang transgender.

Je Kook : Aku tidak bisa memahami itu dan itu bukan preferensiku. Tapi aku hanya menerima faktanya. Karena itu untuk kebaikan MC Grup.


Tiba2, ponsel Wan Joon berbunyi. Telepon dari wanita yg membelikan belanjaannya itu.

Wan Joon : Ada apa?

"Seorang wanita datang ke apartemen kita." ucap wanita itu.

Wan Joon kaget : Jangan menghubungiku sampai aku menghubungimu terlebih dahulu.


Seok Hee datang dan menghampiri Wan Joon.

Seok Hee : Kau orang yang teliti. Kenapa kau tidak mengurus wanita yang kau sembunyikan dengan lebih baik? Apa kau ingin memberi tahu orang-orang bahwa kau berselingkuh?

Seok Hee lalu beranjak pergi.

Wan Joon terkejut mendengar ucapa Seok Hee. Ia sadar, Seok Hee lah yg datang ke apartemen studionya.


Seok Hee : Mo Wan Joon, kau salah satu tersangka sekarang.


Seok Hee kembali ke kamarnya. Ia menatap sepatu dan topi Wan Joon.

Seok Hee : Kenapa Mo Wan Joon mengunjungi ibu hari itu? Jika ibu tahu tentang rahasia Wan Joon...


Wan Joon masuk dan melihat sepatu dan topinya.

Wan Joon kemudian duduk di depan Seok Hee.

Wan Joon : Kau mencoba terlihat seperti yang paling keren, trendi, dan bahkan sok paling benar. Tapi baru saja kau menggali kehidupan pribadi orang-orang di belakang mereka. Ini menarik. Kenapa kau tertarik dengan kehidupan pribadiku?

Seok Hee : Entahlah, aku juga penasaran alasannya...

Wan Joon : Apa kau ingin menjadi pewaris MC Grup atau semacamnya?

Seok Hee : Entahlah. Aku tidak peduli apa orientasi seksualmu. Itu tidak penting bagiku. Tapi apakah anggota keluarga lainnya tahu? Aku yakin ayah tidak tahu karena ayah sangat konservatif. Tapi ibumu yang terobsesi padamu mungkin bereaksi berbeda.

Wan Joon : Jadi?


Seok Hee : Aku hanya mau tahu. Aku hanya ingin tahu apakah ibu tiriku juga tahu. Atau kalau ada yang tahu.

Wan Joon : Aku tidak ingin membahas detil kehidupan pribadiku denganmu.

Seok Hee : Kau bukan sembarang orang biasa. Kau bertanggung jawab atas masa depan MC Grup. Tidak boleh dinodai oleh kehidupan pribadimu.

Wan Joon : Kau pasti mengharapkan kekacauan besar. Namun sayangnya tidak ada yang akan berubah.

Seok Hee : Sungguh? Kau pasti dilatih oleh ahli strategi hebat. Tapi kau hanya boneka.

Wan Joon : Aku yakin kau senang karena kau menemukan kelemahan terbesarku.

Seok Hee : Sayang sekali. Apa kau pikir kau bisa menjadi ahli waris jika ayah mengetahui hal ini?

Wan Joon : Yang penting adalah kemenangan.


Wan Joon kemudian berdiri dan mengomentari sepatu dan topinya.

Wan Joon : Dia tidak membeli barang yang benar. Produk musim ini tidak terlalu bagus. Buang itu semua.


Wan Joon beranjak ke pintu.

Seok Hee : Apa kau pernah bertemu ibuku secara pribadi?

Mendengar pertanyaan itu, Wan Joon berbalik dan menatap Seok Hee.

Wan Joon : Aku? Untuk apa?

Seok Hee : Lupakan. Selamat malam.


Wan Joon beranjak keluar. Sampai diluar, wajahnya mulai berubah kesal.

Bersamaan dengan itu, Wan Soo keluar dari kamarnya dan melihat Wan Joon yg keluar dari arah kamar Seok Hee dgn wajah kesal.


Wan Soo pun langsung menerobos masuk ke kamar Seok Hee.

Seok Hee : Sudah kubilang kau harus mengetuk dulu!

Wan Soo duduk dan mengetok meja.

Wan Soo : Benar. Hei, Wan Joon terlihat sangat kesal. Yah, memang biasanya wajahnya tidak terlihat bahagia sih.

Wan Soo melihat topi dan sepatu Wan Joon.

Wan Soo : Apa ini?

Seok Hee : Ini milik Wan Joon. Bagaimana menurutmu?


Wan Soo sontak kaget.

Wan Soo : Astaga, ini agak mengejutkan. Tapi aku tidak peduli dengan masalah pribadi orang. Tidak seharusnya kau melanggar hak atau masalah pribadi orang lain. Aku humanis.

Seok Hee : Oppa, apa pendapatmu tentang ibuku.

Wan Soo : Ibumu? Dia seniman hebat. Kenapa kau tiba-tiba bertanya? Kau pasti merindukan ibumu, ya?

Seok Hee : Hanya bertanya saja.

Wan Soo : Beristirahatlah.

Wan Soo berdiri.


Seok Hee teringat sesuatu.

Seok Hee : Oya, tunggu sebentar.

Seok Hee beranjak ke mejanya dan mengambil catatan kecil.

Seok Hee : Ini untukmu.

Wan Soo : Apa ini?

Seok Hee : Hadiah.


Wan Soo beranjak keluar. Sampai diluar, dia tersenyum senang membaca catatan kecil dari Seok Hee.


Je Kook menemui Cheol Hee. Cheol Hee terkejut saat Je Kook bilang ingin mempercepat suksesi Wan Joon. Cheol Hee lalu meminta alasan kenapa suksesi Wan Joon harus dipercepat.

Je Kook : Keadaan ekonomi secara keseluruhan tidak baik. Kurasa kita harus menyelesaikan proses suksesi  dan memiliki Wan Joon sebagai Pimpinan untuk meningkatkan ekonomi.

Cheol Hee : Tentu. Jika itu yang kau anggap terbaik...

Je Kook lalu permisi. Tapi Cheol Hee mengajaknya sarapan bareng. Je Kook menolak.

Cheol Hee : Astaga, kau dingin sekali. Kita sudah saling kenal begitu lama, dan kau masih saja kaku. Baiklah, mari makan.


Sarapan dimulai.

Seok Hee menatap anggota keluarganya satu per satu dan juga Je Kook. Ia lalu bertanya2 dalam hatinya, siapa yg membunuh ibunya.


Wan Soo : Cukup menyenangkan melihat Direktur Han bergabung dengan kita untuk sarapan.

Young Seo : Rasanya agak menyegarkan. Dia seperti bagian dari keluarga, seperti campuran batas keindahan.

Wan Soo : Ya, ini menyenangkan. Direktur Han, sering-seringlah bergabung dengan kami untuk sarapan.


Wan Soo lalu bercerita kalau ia menerima naskah baru.

Wan Soo : Ceritanya sangat menarik. Tapi ada satu hal yang menggangguku. Plot film itu terlalu mirip dengan film, "The Danish Girl". Kalian tahu film itu bukan? Kisah seniman transgender, Einar Wegener.

Seok Hee menatap Wan Joon dan menjawab kata2 Wan Soo.

Seok Hee : Tentu saja. Itu film yang bagus. Bukankah cerita tentang transgender atau gay bisa laku di pasar Korea belakangan ini?


Je Kook : Tentu saja. Kita harus mengubah pandangan kita terhadap minoritas mereka. Tapi itu tidak akan mudah. Perubahan mungkin saja karena itu topik kepentingan.

Seok Hee : Kau selalu penuh percaya diri tentang segalanya, ya, Direktur Han. Proyek film kelulusanku juga tentang seniman lesbian. Pada saat itu, cerita itu terlalu tidak konvensional untuk menarik perhatian.


Wan Soo : Aku terlalu cepat melebihi zaman.

Wan Soo lalu berbicara dalam Bahasa Jerman.

Wan Soo : Orang yang tertawa diakhir adalah pemenangnya.

Seok Hee : Apa? Kau bisa berbicara bahasa Jerman. Sebelumnya kau bahkan tidak bisa membedakan bahasa Spanyol dengan bahasa Jerman.

Wan Soo : Apa? Sungguh?


Cheol Hee : Diamlah! Jangan bicarakan hal itu! Beraninya kau membicarakan hal-hal semacam itu di meja makan.


Seok Hee keluar dari ruang makan dan dicegat Je Kook di koridor

Je Kook : Sejak kapan kau tahu?

Seok Hee : Apa itu penting? Sepertinya ayah belum tahu.

Je Kook : Jadi, kau akan memberitahunya? Kau bukan tipe orang yang menggunakan masalah pribadi seseorang.

Seok Hee : Serangan pencegahan untuk membungkamku? Ya, aku cenderung mendukung kelompok minoritas atau orang lemah.

Je Kook : Jadi, itu berhasil?

Seok Hee : Tapi, aku penasaran. Aku ingin tahu apa misimu saat ini. Menyingkirkan bagian transgender itu? Kau menyingkirkan setiap kekurangan untuk MC Grup. Semoga berhasil.

Seok Hee beranjak pergi.


Merasa Seok Hee ancaman untuk MC Group dan juga dirinya, Je Kook langsung minta Young Seo membatalkan pameran di Amerika.

Young Seo : Tapi, kenapa?

Je Kook : Nona Seok Hee adalah gadis pintar.

Young Seo : Kenapa itu perlu ketika dia tidak kembali ke Amerika?

Je Kook : Batalkan sebelum kita mendapat masalah.

Young Seo : Kau seharusnya tidak mengganggu karya kreatifku.

Je Kook : Aku yakin aku mencoba menghentikanmu sedari awal.

Young Seo : Aku akan mengurus sendiri masalahku.

Je Kook : Kau tahu aku bukan memohon, kan?

Je Kook beranjak pergi.


Sekarang,, Je Kook bicara dengan Wan Joon di ruangan yg sama.

Je Kook : Sepertinya Nona Seok Hee dan Tuan Muda Wan Soo tahu tentang hal itu juga.

Wan Joon : Kurasa Seok Hee mampir ke apartemen studio kemarin. Seok Hee dan Wan Soo bersekongkol, jadi, wajar dia bercerita kepada Wan Soo.

Je Kook : Pertama-tama, hapus semua file yang disimpan di komputermu.


Yoon Do pergi mengunjungi ibunya.

Yoon Do : Bagaimana kabar ibu?

Im Soon : Baik.

Yoon Do : Aku ingin menanyakan sesuatu kepada ibu hari ini.


Yoon Do pun menunjukkan rekaman CCTV itu pada ibunya.

Yoon Do : Apakah ibu mengingat orang-orang ini?

Je Kook : Ini adalah Pimpinan dan ini adalah istrinya di rumah utama.

Saat tiba pada video Wan Soo dan Wan Joon yg datang ke villa, Yoon Do tanya apa sang ibu juga mengenal mereka. *Ternyata Wan Soo juga ke villa toh.

Im Soon menggeleng.

Video lalu memutar Je Kook.

Yoon Do : Direktur Han memanggil ibu untuk segera datang ke vila, bukan? Saat Ibu bersamaku, orang-orang ini pergi menemui ibu Mo Seok Hee.

Im Soon : Benarkah?


Yoon Do : Apa yang paling ingin ibu lakukan setelah keluar dari sini?

Im Soon : Memasak makanan untukmu.

Yoon Do : Tidak. Aku yang akan memasakkan makanan saat ibu keluar. Aku jago masak.

Im Soon tertawa. Yoon Do senang melihat tawa ibunya.

Im Soon : Tae Ho-ya, ibu sungguh baik-baik saja. Kau harus selalu menjaga diri sendiri, paham?

Yoon Do : Jangan khawatirkan aku. Tunggu lah sebentar lagi.


Je Kook menyuruh Joo Young memeriksa kemana Seok Hee dan Wan Soo kemarin.

Joo Young : Mobil Tuan Muda Wan Soo ada di rumah sepanjang hari kemarin. Dan dia tidak pergi ke tempat lain selain kafe yang biasa dia datangi untuk menulis naskah. Dan Nona Seok Hee mengunjungi apartemen studio itu.

Je Kook : Periksa apakah komputer Wakil Pimpinan Mo Wan Joon telah diretas. Dan awasi dengan siapa Tuan Muda Wan Soo dan Nona Seok Hee bertemu dan apa yang mereka lakukan. Lalu suruh Tuan Muda Wan Soo untuk datang ke kantorku.


Wan Soo langsung ke kantornya Je Kook. Je Kook tanya, sejak kapan Wan Soo tahu Wan Joon transgender.

Wan Soo : Tunggu, apa itu penting? Direktur Han, aku sedikit khawatir karena ayahku bukan orang paling toleran.

Je Kook : Lebih baik tidak tahu kebenaran yang membuat tidak nyaman.

Wan Soo : Itu benar. Kebenaran tidak bisa memuaskan semua orang.

Je Kook : Kau harus melindungi 10% saham yang kau miliki, bukan? Benar, bukan?

Wan Soo : Ah, 10% saham. Aku bisa membuat banyak film dengan uang itu. Itu jumlah uang yang besar. Jika aku kehilangan itu, aku akan sangat tidak bahagia.

Je Kook : Mengetahui posisi kita akan menguntungkan bagi kita semua.


Di kamarnya, Seok Hee sedang menatap topi dan sepatu Wan Joon. Lalu ia teringat sesuatu dan mengecek ponselnya. Ia melihat foto Wan Joon mengenakan dress hijau dan topi itu di sebuah pameran.

Seok Hee : Itu berarti Mo Wan Joon dan ibuku berada di tempat dan hari yang sama. Jika mereka bertemu hari itu... Apakah dia pergi menemui ibu di villa pada hari itu karena...


Seok Hee lantas pergi ke laptopnya dan mencari tahu tentang pameran itu.

Ia mengetik kalimat 'Seniman Pembela Gender Pertama'. Keluarlah profil seorang wanita bernama Oh Eun Joo.

Seok Hee : Kurator Oh Eun-joo?





Seok Hee lantas meraih pulpennya dan menuliskan sesuatu di kertas.

"Galeri Lee Young." tulisnya.

Bersambung ke part 3....

0 Comments:

Post a Comment