The Great Show Ep 10 Part 4

Sebelumnya...


Dae Han dan Bong Joo mampir ke kedai soju. Wajah Dae Han terlihat lesu. Melihat itu, Bong Joo heran dan tanya kenapa Dae Han lesu?

Bong Joo : Ini tidak seperti dirimu biasanya. Semua akan baik-baik saja. Kau masih punya acara debat. Kau bisa menghancurkan Kang Joon Ho di acara itu.

Dae Han : Apa yang terjadi setelah itu?

Bong Joo : Apa?

Dae Han : Apa bagus jika aku menghancurkannya?

Bong Joo : Apa maksudmu? Tentu saja bagus. Apakah buruk?

Dae Han : Semuanya sederhana saat aku melawan Kang Kyung Hoon. Dibandingkan dengan orang berengsek sepertinya, kupikir apa pun yang kulakukan, aku selalu lebih baik darinya.

Bong Joo : Lalu?


Dae Han : Tapi Joon Ho bukan orang seperti itu. Dia terlalu baik. Memenangkan lencana emas melawan dia memang bagus, tapi apakah itu bagus untuk rakyat?

Bong Joo : Kang Joon Ho, aku tidak tahu siapa dia dan aku juga tidak peduli. Tapi menurutku Kang Joon Ho dan Kang Kyung Hoon berada di tim yang sama.

Dae Han : Bagaimana kau bisa tahu?

Bong Joo : Mereka berhubungan darah! Lihat saja apa yang terjadi hari ini. Bukankah aneh dia tiba-tiba diusir?


Dae Han : Maksudmu Kang Kyung Hoon ada hubungannya dengan ini?

Bong Joo : Dia merencanakan serangannya sendiri. Ini seharusnya mudah. Kenapa dia melakukan hal seperti itu?

Dae Han : Bagaimana menurutmu?

Bong Joo : Dia bisa mempromosikan putranya dan menodai reputasimu.

Dae Han pun ingat saat ia dan ibunya diusir oleh si pemilik toko tempat ia dan ibunya berusaha.

Flashback...


"Apa Anggota Dewan Kang yang memaksa kami pergi?" tanya sang ibu.

Flashback end...

Dae Han menghela nafas.


Dan memang benar, Kyung Hoon lah dalang dibalik pengusiran pria itu dari restoran.

Asistennya berkata, akan mengunggah video penyerangan yg dilakukan Dae Han ke si pemilik toko, malam ini.

"Apa Anda benar-benar harus memindahkan tuan tanahnya juga?" si asisten bertanya.

"Joon Ho akan diakui sebagai politikus kompeten oleh pedagang dan Wi Dae Han sebagai penjahat pemarah. Singa bukan raja hutan hanya karena kekuatannya. Mereka raja karena selalu waspada, bahkan saat mereka berburu kelinci biasa." jawab Kyung Hoon.

Tapi apakah Joon Ho tahu itu perbuatan ayahnya?


Da Jung ingin mengatakan sesuatu pada Soo Hyun tapi ia tampak ragu2.

Soo Hyun : Kenapa sangat ragu-ragu? Ada apa? Apa terjadi sesuatu di sekolah?

Da Jung : Tidak terjadi apa-apa, tapi...

Da Jung terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengatakan ingin berhenti sekolah.

Soo Hyun kaget, kenapa tiba2?

Da Jung : Aku hanya bersikap egois. Ini lebih melelahkan daripada dugaanku dan aku ingin menjadi komikus daring, jadi, aku tidak butuh sekolah. Kukira aku akan tetap di rumah dan bersiap untuk melahirkan saat bersiap mengikuti kontes.

Soo Hyun : Kau yakin hanya karena itu?

Da Jung : Tentu saja. Apa lagi alasannya?


Ponsel Da Jung berbunyi. Notif masuk, kalau ada pesan baru dari grup chat nya.

Da Jung menatap Soo Hyun. Tak mau Soo Hyun tahu apa yang dialaminya di sekolah, ia berdalih bahwa ia sangat populer di sekolah.


Soo Hyun pun teringat kata2 Penulis Ma dan Penulis Ahn soal penjara ruang obrolan.

Soo Hyun : Han Da Jung, berikan ponselmu.


Soo Hyun mengambil ponsel Da Jung tapi Da Jung menahannya.

Da Jung : Kenapa?

Soo Hyun : Maaf, tapi aku harus melanggar privasimu.

Da Jung : Kenapa kakak ingin melihat ponselku? Itu hanya teman-temanku.

Soo Hyun : Aku akan mencari tahu sendiri.


Soo Hyun menarik ponsel Da Jung. Ia terkejut membaca pesan2 bully-an itu.

Soo Hyun marah.

Soo Hyun : Kenapa kau tidak memberitahuku? Kau seharusnya memberitahuku atau Dae Han soal ini. Kenapa kau dengan bodohnya merahasiakan ini?

Da Jung : Aku tidak ingin mengganggu kakak lagi. Kakak dan Paman Wi.


Soo Hyun : Katakan ini kepada gurumu besok pagi. Ini kejahatan.

Da Jung : Mereka hanya akan mendapatkan peringatan. Anak-anak yang memimpin ini bahkan tidak takut. Ini hanya akan lebih sulit bagiku jika aku dipanggil oleh komite kekerasan di sekolah. Aku yang seharusnya berhenti.

Soo Hyun : Kenapa kau melakukan itu? Jika seseorang harus berhenti, itu adalah mereka. Kau ke sekolah agar bisa menjadi ibu yang bangga, bukan? Maka kau harus menghadapi masalah ini alih-alih menghindarinya.


Di kamarnya, Dae Han sedang melihat video perkelahiannya dgn si pemilik toko.

Lalu dia membaca komen netizen terkait video itu.

"Kukira dia akhirnya sadar, tapi kurasa tidak."
"Bagaimana bisa mantan anggota dewan melakukan penyerangan?"
"Kau seharusnya malu, Wi Dae Han, kacau sekali."
"Ada yang tahu ada apa dengan Ayah Nasional sekarang?"
"Dia merencanakan sesuatu setiap hari."


Dae Han pun teringat kata2 Bong Joo tadi kalau Kyung Hoon dalang dibalik semua itu.

Bong Joo : Dia bisa mempromosikan putranya dan menodai reputasimu.

Dae Han kesal, baiklah. Ayo lawan aku. Kita lihat siapa yang menang.


Paginya, Da Jung yang lagi menggambar sosok Dae Han, dibully lagi lewat grup chat.


"Bukankah dia sangat gigih?"
"Kalau menjadi dia, aku akan berhenti sekolah."
"Kurasa dia tidak mau menjadi lulusan SMP."
"Jika dia sangat memedulikan pendidikan, dia seharusnya memikirkan kontrasepsi."
"Kenapa kita yang harus menderita? Bukankah ini tidak adil?"
"Kita memberinya banyak perhatian, tapi dia terus mengabaikan kita."


Da Jung kesal dan beranjak mendekati Min Ji.

Min Ji : Ada apa? Kau akan mengancam melaporkanku lagi?

Da Jung : Tidak. Apa yang kau katakan sebelumnya...

Flashback....


Min Ji : Bukan hanya kau yang menerimanya. kami tidak nyaman dan marah karenamu tapi kami semua menerimanya.

Flashback end..

Da Jung : Kau benar sekali. Bukan hanya aku yang kesulitan. Hal itu juga mengganggumu, tapi aku mengabaikannya. Aku ingin meminta maaf dengan tulus.

Min Ji : Jika kau menyesal, kenapa kau tidak berhenti sekolah sekarang?

Da Jung : Aku juga memikirkan itu, tapi temanku mengatakan ini kepadaku.

Flashback...


Da Jung dan Soo Hyun berangkat bareng, naik bus.

Soo Hyun : Da Jung-ah, kau tahu kesalahan orang-orang setiap saat?

Da Jung : Apa?

Soo Hyun : Kata "berbeda" dan "salah". Ada begitu banyak orang yang bingung dengan dua kata itu. Kehamilan remaja bukanlah sesuatu yang bisa dianjurkan, tapi itu tidak salah. Kau hanya berbeda. Tapi orang sering tersinggung saat seseorang berbeda dan mengkritik mereka.

Da Jung : Ya. Kurasa Kakak benar.

Soo Hyun : Saat kau diserang seperti itu, kau cenderung bertanya-tanya apakah kau salah dan khawatir akan dikucilkan oleh orang lain selamanya. Maksudku, jangan seperti itu. Tidak perlu takut. Kau berbeda, bukan salah.

Flashback end...


Da Jung : Dia bilang aku mungkin berbeda dari anak-anak lain, tapi aku tidak salah. Kalian mungkin membenciku dan merasa tidak nyaman karena aku berbeda dari kalian, tapi aku ingin berteman dengan kalian.

Satu kelas menertawakannya lagi saat ia bilang ingin berteman dgn mereka.


Da Jung lantas membanting ponselnya. Sontak satu kelas kaget.

Da Jung pun menatap seisi kelas.

Da Jung : Maaf aku mengejutkan kalian. Seperti yang kalian lihat, ponselku rusak, jadi, jika ada yang ingin kalian katakan kepadaku, katakan di depanku.

Satu kelas langsung diam.


Da Jung lalu mengambil ponselnya di lantai dan kembali ke tempat duduknya.

Murid yang membela Da Jung dari Min Ji kemarin, tersenyum bangga menatap Da Jung.


Da Jung sendirian di taman saat istirahat. Murid itu kemudian datang dan menyodorkan sekotak susu pada Da Jung.

Da Jung : Terima kasih.


Murid itu lalu memuji Da Jung. Ia bilang Da Jung sangat mengagumkan tadi.

Da Jung : Sejujurnya, aku kesulitan....

Da Jung mengatakan itu dgn serius.

Da Jung : ... menyembunyikan fakta bahwa aku mengagumkan."

Da Jung dan murid itu kemudian tertawa.


Teman2 Min Ji yang melihat itu, memberitahu Min Ji.

"Ada apa dengan ketua kelas? Dia luar biasa, bukan?"

"Biarkan dia." jawab Min Ji.

"Apa? Biarkan saja? Bahkan setelah perbuatan Han Da Jung?"

"Aku muak dengan ini. Tidak menyenangkan." jawab Min Ji.


Soo Hyun ngos2an naik tangga menuju ruangannya.

Tiba2, ponselnya berbunyi. Pesan dari Da Jung.

Da Jung mengiriminya foto dan juga pesan.

Da Jung : Aku melawan mereka, seperti kata kakak, dan aku mendapat teman yang luar biasa.

Soo Hyun tersenyum.


Di perpustakaan, Dae Han sedang belajar. Ia mempersiapkan materi yang berhubungan dgn pasar yg menjadi topic debat kali ini.

Tiba2, ponselnya bunyi. Pesan dari Bong Joo.

Bong Joo : Aku menemukan artikel yang bisa menghancurkan Kang Joon Ho dengan satu pukulan di acara ini.

Dae Han terkejut.


Pak Jung dan beberapa warga Inju berkumpul di sebuah ruangan. Mereka mau nonton bareng acara debat Dae Han dan Joon Ho.

Pak Jung gregetan karena acara debatnya tak kunjung dimulai.

"Kau sangat tidak sabar. Masih ada 30 menit lagi." jawab pria itu.

"Benarkah? Waktu sangat lama." ucap Pak Jung.


Dae Han menghampiri Joon Ho yang mempelajari materi debat di ruag ganti.

Dae Han : Kau menyiapkan banyak hal?

Joon Ho : Sedikit. Kau?

Dae Han : Apa yang harus disiapkan? Aku mengusulkan hukum untuk merevitalisasi pasar tradisional. Ini topik yang sangat menarik untukku.

Joon Ho : Aku harus waspada.

Dae Han : Boleh aku bertanya? Kenapa kau mencalonkan diri sebagai independen?

Joon Ho : Aku sudah melihat banyak politikus yang hancur karena awal yang buruk. Aku merasa jika mewarisi kekayaan politik ayahku, itu semua akan menjadi utang.

Dae Han tidak percaya.

Dae Han : Kuharap kau tidak berubah. Aku serius. Dengan begitu, aku bisa menang lebih mudah.


Acara debat dimulai.

Seperti biasa, Hye Jin membuka acaranya.

Hye Jin : Selanjutnya, segmen yang menjadi topik pembicaraan. Majelis Umum, diciptakan bersama dengan partisipasi pemirsa. RUU pekan ini disiapkan oleh Pak Wi. Tolong beri tahu kami.


Dae Han : RUU yang ingin kuajukan hari ini adalah hukum khusus untuk merevitalisasi pasar tradisional. Ya, sudah ada hukum, tapi itu terlalu tidak layak untuk pasar tradisional yang sekarat untuk bertahan.

Pria itu memuji Dae Han.

"Benar. Hanya Dae Han yang bisa menyelamatkan pasar tradisional." ucapnya.

Pak Jung sebal, diam!  Ini giliran Pak Kang untuk bicara. Kita harus mendengarkan apa yang dia katakan.


Joon Ho : Tidak seorang pun  di negara kita akan menentang penyelamatan pasar tradisional. Pertanyaannya, bagaimana kita menyelamatkan mereka? Jika kita melihat RUU yang anda bawa, itu kurang lebih mengusulkan untuk membuat peraturan lebih ketat.

Dae Han : Istilah "peraturan" mengandung konotasi negatif. Maksudku adalah kita harus lebih melindungi toko-toko di pinggir jalan dan para pedagang di pasar.

Joon Ho : Sama seperti berlebihan melindungi anak, bukan cara mengasuh yang baik, berbagai peraturan yang dibentuk sebagai perlindungan mungkin malah melemahkan kompetitif pengusaha dan pasar tradisional.


Dae Han : Tunggu. Kalau begitu, membiarkan anak TK berkelahi dengan anak-anak itu cara mengasuh yang baik? Apa itu meningkatkan kompetitif? Kurasa itu akan berakibat membunuh seorang anak. Karena komentar kekanak-kanakan seperti itu, orang dengan keliru bersikeras peraturan membantu semua orang.

Joon Ho : Apa memaksa toserba tutup pada hari tertentu meramaikan pasar tradisional? Tidak. Studi menunjukkan bahwa memaksa toko besar tutup tidak membantu bisnis kecil sama sekali. Alih-alih, penelitian menunjukkan karena pengurangan pejalan kaki, bisnis di dekat toko-toko besar sebenarnya mengalami penurunan penjualan.


Dae Han : Kini aku mengerti kenapa anda mengatakan itu dalam wawancara.

Joon Ho : Apa maksud anda?

Dae Han : Anda mengatakan ini dalam wawancara tahun lalu.

Dae Han mengambil berkas yg telah diprint-nya. Berkas dari Bong Joo ttg artikel Joon Ho.

Dae Han : Tanggalnya bulan September tahun lalu. Aku akan membacanya keras-keras. Dengarkan, semuanya.

Dae Han mulai membacanya.

"Apa pendapat anda tentang posisi bahwa perkenalan mal besar membunuh bisnis kecil?" Itulah pertanyaannya. Anda bilang, mal besar tidak hanya membunuh bisnis kecil. Meski mal besar mengurangi penjualan bisnis-bisnis kecil, keuntungan yang mereka berikan dengan meningkatkan pengerjaan dan meningkatkan perekonomian area lebih penting daripada yang kontra."


Pak Jung kaget, apa dia bilang begitu?

Joon Ho terdiam.


Dae Han : Itu yang anda katakan.  Anda mengatakan ini saat wawancara, bukan? Apa? Anda tidak ingat?

Joon Ho Memang benar aku mengatakan itu saat wawancara. Itu karena aku yakin menggunakan hukum untuk mencegah mal dibangun tidak melindungi pasar tradisional atau meningkatkan perekonomian area.


Pria itu : Sudah kuduga.

Dae Han : Bagaimana lagi kita bisa hentikan jika bukan dengan hukum? Haruskah kita berdiri di sana dan bertengkar? Kebetulan saja Pak Kang dan aku tinggal di distrik yang sama. Ada rumor bahwa mal besar akan dibangun sangat dekat dengan pasar tradisional di distrik. Anda tahu?

Joon Ho : Ya, aku tahu.


Dae Han : Jadi, menurut wawancara, anda tidak akan menentang mal itu dibangun, tapi sebaliknya, anda akan menerimanya.

Joon Ho : Pertanyaan itu tidak berkaitan dengan topik.

Dae Han : Tidak. Ini terkait langsung dengan topik. Jika kompleks mal beranggaran besar dibangun, pasar tradisional dan bisnis kecil dalam radius beberapa kilometer akan mati. Pertanyaanku adalah, anda tidak peduli?

Joon Ho : Itu bukan fakta, tapi dugaan bahwa bisnis akan mati.

Dae Han : Anda tidak bisa menjawab pertanyaannya? Apa ini pertanyaan yang sulit? Fakta atau dugaan, beri tahu kami posisi anda. Sangat sederhana. Aku akan bertanya lagi. Bisakah kompleks mal besar pindah ke area pasar tradisional? Ya atau tidak? Tolong katakan dengan jelas.

Joon Ho : Posisiku adalah menghentikan kompleks mal dibangun tidak akan menguntungkan siapa pun.


Pria itu : Lihat itu? Sudah kuduga. Sebaik dan sejujur apa pun dia, dia masih terlahir dengan sendok perak di mulutnya.

Pak Jung membela diri : Kukira dia akan cocok karena dia pengacara.

Kesal, Pak Jung mematikan TV.


Sementara Kyung Hoon yang juga menyaksikan debat itu berkata, bahwa Joon Ho sudah menggali kuburan sendiri.


Acara selesai. Pak Jung berdiri diluar, menghubungi Dae Han.

Pak Jung : Tidak perlu memberikan suara.

Dae Han yg sedang menyetir berkata.

Dae Han : Anda tetap tidak akan tahu sampai semua suara dihitung.

Pak Jung : Pokoknya, kau akan terpilih sebagai penasihat kami, jadi, lakukan yang terbaik.

Dae Han : Ya, Pak. Jangan khawatir. Aku akan memberikan hati dan jiwaku untuk pedagang pasar.


Sekarang, Dae Han dan Bong Joo berjalan di sebuah koridor.

Bong Joo : Acaranya mengagumkan.

Dae Han : Jangan bersikap berlebihan. Aku bicara dengan ayah Soo Hyun dalam perjalanan kemari. Dia bilang aku akan menjadi penasihat.

Bong Joo : Kenapa mereka memilih Kang Joon Ho, yang terus terang memihak pusat perbelanjaan di TV?

Dae Han : Di mana Han Soo?

Bong Joo : Dia di sini bersama Pak Baek. Kurasa ada orang ketiga.

Dae Han : Benarkah? Aku penasaran.


Mereka lantas masuk ke sebuah ruangan. Disana, sudah menunggu Pak Baek, Walikota Jung dan seorang pria lagi.

Pak Baek memuji Dae Han.

Pak Baek : Anggota Dewan Wi, kau hebat hari ini. Mendengarkanmu terasa sangat katarsis.

Dae Han : Anda terlalu baik.

Pak Baek : Tidak. Kau benar-benar mengalahkan Joon Ho dengan baik hari ini.

Dae Han : Dia belum siap melawanku. Aku merasa tidak enak.

Pak Baek : Kau hebat.

Dae Han : Terima kasih.


Pak Baek lantas menuangkan minuman untuk Dae Han. Dae Han meminumnya, setelah itu, dia menatap pria satunya lagi.

Dae Han : Aku belum pernah bertemu dengannya.

Pak Baek : Perkenalkan diri kalian. Kau kenal dia, bukan? Anggota Dewan Wi Dae Han.

"Tentu saja. Dia terkenal sebagai Ayah Nasional. Aku menikmati acara hari ini." ucap pria itu.

"Terima kasih. Senang bertemu denganmu." jawab Dae Han.


Pria itu lalu berdiri dan memberikan kartu namanya.

Pria itu lantas mengenalkan diri.

"Aku Lee Kang Hun dengan Woods Utong."

Dae Han terkejut dan teringat saat dia nyamperin Walikota Jung pagi2.

Dae Han : Jika mal dibangun di sana, semua toko di area ini...

Walikota Jung : Aku tahu. Aku yakin pasar akan sangat populer.

Dae Han : Hei. Tapi kau pikir aku akan diam saja dan membiarkannya terjadi?

Flashback end...


Walikota Jung : Kau tahu plot sangat berharga. Kita butuh sesuatu untuk bergerak secepat mungkin. Pak Lee bekerja keras untuk kita. Inju membutuhkan kompleks mal.

Walikota Jung lalu mengenalkan Dae Han sebagai putra dari Inju ke Pak Lee.

Walikota Jung : Dia akan membujuk para pedagang di sana, jadi, kau tidak perlu khawatir.


Pak Lee lalu mengajak mereka bersulang.

Dae Han diam saja.

Pak Baek melirik Dae Han.

Pak Baek : Kau tidak ikut bersulang?


Dae Han pun ikut bersulang. Namun wajahnya terlihat marah.

Bersambung...

0 Comments:

Post a Comment