Tahun 1970
Tap.. tap... tap...
Terdengar
langkah kaki Kim Yoon Hee yang sedang berjalan di taman kampus. Dari
arah yang berlawanan, Seo In Ha berjalan ke arah Yoon Hee. 1...2...3,
ucap In Ha dalam hati saat berpapasan dengan Yoon Hee. In Ha menatap
Yoon Hee. Ia tampak terpesona pada Yoon Hee. “Hanya dalam waktu 3 detik,
aku jatuh cinta...” ucap In Ha dalam hati.
Di
sebuah restoran, Kim Chang Mo sedang bernyanyi menghibur para
pengunjung. Baek Hye Jung terpesona pada Chang Mo. Di belakang Chang Mo,
Lee Dong Wook, si pembawa acara sedang menyiapkan lagu berikutnya untuk
dinyanyikan oleh Chang Mo.
“Dia baru saja memainkan ‘C’est La Vie’, ya walaupun permainnya tidak sebaik aku.” ucap Dong Wook.
Chang
Mo menoleh ke Dong Wook. Ia hendak memukul Dong Wook. Dong Wook lalu
memuji kemerduan suara Chang Mo dan menyuruh Chang Mo menyanyikan lagu
permintaan dari fans. Chang Mo kesal melihat reaksi fans Dong Wook.
"Meski
aku bernyanyi sampe tenggorokanku sakit, aku tidak pernah mendapat
reaksi sebesar itu!" keluhnya pada Hye Jung yg duduk disampingnya.
Chang
Mo mengambil minuman Hye Jung. Hye Jung memukul tangan Chang Mo.
In Ha
sedang melukis di atas kanvas di sebuah studio. Ia berdiri untuk membuka
jendela. Dan ia melihat gadis pujaannya duduk di taman sambil membaca
buku. "Cinta pada pandangan pertama." kata In Ha dalam hati sambil terus
menatap Yoon Hee. In Ha lalu mengambil buku gambarnya dan mulai melukis
Yoon Hee sambil bersender di dinding.
Pekerjaan Dong Wook
sudah selesai. Ia bergabung dengan Chang Mo dan Hye Jung. Ia menanyakan
keberadaan In Ha. Hye Jung memberitahu kalau In Ha ada di studio. Chang
Mo mau mengambil minuman Hye Jung namun tangannya dipukul Hye Jung.
Dong Wook tertawa melihat tingkah Chang Mo dan Hye Jung.
"Kudengar kalian akan bertanding malam ini." ucap Hye Jung.
"Dia dan In Ha?" tanya Chang Mo.
"Ini akan menjadi pertarungan kami yang seru." jawab Dong Wook.
"Kapan? Apa taruhannya?" tanya Chang Mo.
"Seorang wanita." jawab Dong Wook.
"Benarkah?" tanya Hye Jung tak percaya.
"Kau dan In Ha memperebutkan wanita yang sama?" tanya Chang Mo kaget.
"In Ha sedang jatuh cinta." jawab Dong Wook.
"Tidak mungkin." jawab Chang Mo dan Hye Jung bersamaan.
"Kami tinggal bersama di asrama selama 3 tahun dan aku tidak pernah melihat In Ha bersama seorang wanita." ucap Chang Mo.
"Coba
saja letakkan In Ha di pulau terpencil bersama seorang wanita. Aku
yakin dia tidak akan mengajak wanita itu ngobrol serius." jawab Hye
Jung.
"Aku serius! In Ha jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita itu." ucap Dong Wook.
"Benarkah?" tanya Hye Jung. Dia tampak cemburu.
In
Ha masih menggambar Yoon Hee yang duduk di taman. Saat Yoon Hee
menggaruk kakinya yang digigit serangga, In Ha tersenyum melihatnya. Ia
lalu kembali melanjutkan gambarnya. Saat melihat ke Yoon Hee, ternyata
Yoon Hee sudah pergi. In Ha yang kaget langsung berlari keluar. Ia
celingak celinguk mencari Yoon Hee, tapi tak menemukannya. In Ha mencari
Yoon Hee sampai ke taman. Karena jalan tidak lihat2, In Ha menabrak
Yoon Hee sampai barang2 Yoon Hee jatuh.
"Maaf." ucap In Ha langsung berjongkok membantu Yoon Hee mengambil barang2nya.
Saat
mau mengembalikan buku Yoon Hee, In Ha baru sadar kalau yang
ditabraknya adalah Yoon Hee. "Tiba2, jantungku berdetak sangat cepat."
ucap In Ha dalam hati. Yoon Hee yang merasa diperhatikan In Ha, menoleh
pada In Ha. In Ha pun mengalihkan perhatiannya pada buku2 Yoon Hee yang
jatuh. Saat akan berdiri, kepala mereka terantuk.
"Maaf." ucap In Ha sambil mengembalikan buku2 Yoon Hee.
"Terima
kasih." jawab Yoon Hee, lalu beranjak pergi. Tapi In Ha menahan lengan
Yoon Hee. "Ya?" tanya Yoon Hee. In Ha bingung mau mengatakan apa.
Akhirnya dia menurunkan tangannya lalu beranjak pergi. Yoon Hee merasa
aneh namun akhirnya dia juga beranjak pergi. Tiba2 terdengar suara
perintah untuk berhenti dan memberi hormat pada Bendera Korea yang akan
diturunkan. Semua orang menghadap pada bendera dan meletakkan tangan
mereka di dada. Lagu kebangsaan Korea pun dinyanyikan. In Ha yang posisi
berdirinya di depan Yoon Hee, secara perlahan mundur hingga tubuhnya
sejajar dgn Yoon Hee. In Ha terus menatap Yoon Hee.
"Hal lucu yang aku pikirkan, aku dilahirkan ke dunia untuk mencintainya." ucap In Ha dalam hati.
Yoon
Hee yang merasa diperhatikan menoleh ke In Ha. In Ha langsung membuang
muka. Yoon Hee pun beranjak pergi. In Ha menatap kepergian Yoon Hee
dengan tatapan kesal. Ia kesal karena tak bisa bicara apapun di depan
Yoon Hee. Saat mau pergi, In Ha baru sadar kalau pensilnya jatuh. Ia pun
mencari pensilnya di balik rerumputan. Tanpa sengaja, ia menemukan buku
diary Yoon Hee. In Ha mau mengejar Yoon Hee, tapi keburu dipanggil
teman2nya. Chang Mo, Hye Jung dan Dong Wook mendekati In Ha. In Ha
menyembunyikan buku Yoon Hee di balik punggungnya. Dong Wook menunjukkan
gitar yang dibawanya. In Ha langsung semangat.
"Kita bertanding demi ini." ucap Dong Wook.
In
Ha dan Dong Wook bertanding tenis. Chang Mo menjadi wasitnya. Para
gadis yang menonton histeris saat melihat In Ha berhasil mencetak angka.
Hye Jung berteriak, In Ha Oppa! Semangat! Chang Mo tanya kenapa Hye
Jung selalu mendukung In Ha. Hye Jung bilang karena Dong Wook selalu
saja merebut milik In Ha. Chang Mo membantah itu dgn bilang kalau In Ha
dan Dong Wook melihat gadis itu secara bersamaan. Hye Jung membantah
lagi dgn bilang Dong Wook selalu menyukai apa yang dimiliki In Ha.
Tiba2, Hye Jung berteriak bahaya saat melihat Dong Wook berhasil
mencetak angka.
Yoon Hee melewati lapangan tenis dan
melihat temannya, Hwang In Sook dan gadis lain menyoraki In Ha. Yoon Hee
yang penasaran melihat ke arah In Ha. Dia tampak senang karena akhirnya
mengetahui nama In Ha. Namun ia malu jika harus berteriak2 seperti
gadis lain. Dan ia pun memutuskan untuk pergi tapi gadis lain
menabraknya hingga bukunya jatuh lagi.
In Ha melihat Yoon
Hee yang sedang memunguti bukunya. Yoon Hee kesal karena hari itu dia
menabrak orang terus. Saat mau memasukkan barangnya ke tas, ia sadar
diarynya hilang. Yoon Hee pun langsung pergi untuk mencari diarynya. In
Ha melihat kepergian Yoon Hee. Dong Wook heran karena In Ha diam saja
di tepi lapangan. "Hari dimana aku merindukannya. Kurasa aku sedang
jatuh cinta." ucap In Ha dalam hati.
In Ha menyeret Chang Mo yang mabuk ke asrama dengan hati2. Sesampainya di kamar, In Ha membaca diary Yoon Hee.
Cinta tidak pernah memaafkan.
Itulah
kalimat dalam film Love Story yang sering ditonton kedua orang tuaku,
sebelum mereka meninggal. Sampai sekarang aku tidak mengerti makna dari
kalimat itu.
In Ha menutup diary Yoon Hee dan memasukkannya ke dalam tas.
Esoknya,
In Ha menunggu Yoon Hee tapi dia malah jadi pusat perhatian para gadis.
Karena Yoon Hee tak kunjung datang, In Ha memasukkan buku Yoon Hee ke
tasnya dan beranjak pergi. Tapi suara seseorang menghentikan langkahnya.
Betapa kagetnya In Ha saat tahu Yoon Hee yang memanggilnya. Yoon Hee
menanyakan diarynya. Bersamaan dengan itu ada dua tentara yg meneriakkan
kata2, KESETIAAN! Yoon Hee mengira In Ha tak menemukan diarynya. Ia pun
beranjak pergi.Sepertinya In Ha merasa bersalah telah membaca diary
Yoon Hee. In Ha mau memanggil Yoon Hee, tapi urung dilakukan melihat
seorang pria mendatangi Yoon Hee. Saat In Ha mau mendatangi Yoon Hee,
ketiga temannya datang memanggilnya.
"Dia bersama pria lain." ucap Hye Jung sinis.
"Dia cantik sekali." ucap Chang Mo.
"Dia teman sekelasmu?" tanya Dong Wook.
"Iya, tapi aku tidak mengenalnya. Aku tidak begitu menyukainya." jawab Hye Jung.
"Ada dia Madona di kelasmu?" tanya Chang Mo.
"Madona?" tanya In Ha dan Dong Wook bersamaan.
"Bagaimana mungkin gadis seperti dia menjadi Madona." jawab Hye Jung sinis.
"Ah, kau pasti iri kan karena dia lebih terkenal darimu." goda Chang Mo.
Mereka
memperhatikan Yoon Hee yang sedang ditembak pria itu. Bahkan pria itu
sampai berlutut, tapi sepertinya cintanya ditolak Yoon Hee. Dong Wook
menatap Yoon Hee dgn tatapan terpesona. "3 detik." ucap Dong Wook, lalu
menoleh ke In Ha. "Tidak apa2." jawab Dong Wook lagi, lalu berpamitan ke
kelasnya. Saat belajar di kelas, In Ha membaca diary Yoon Hee.
Cinta tidak pernah memaafkan.
Itulah
kalimat dalam film Love Story yang sering ditonton kedua orang tuaku,
sebelum mereka meninggal. Sampai sekarang aku tidak mengerti makna dari
kalimat itu.
10 tahun berikutnya, Love Story akan dibuat ulang. Aku benar2 ingin menonton film itu.
Taman kampus ini adalah tempat favoritku. Hari ini, tidak tahu kenapa, tempat ini membuat jantungku berdetak cepat.
In Ha membuka kaca studio, berharap dia dapat menemukan Yoon Hee duduk di taman itu, tapi Yoon Hee tidak ada di sana.
Saat
aku terluka, nenek meletakkan air liurnya di lukaku. Lukaku benar2
sembuh karenanya. Sekarang aku tahu kalau nenek sangat menyayangiku.
Nenek cerita padaku, kalau kita memiliki dua tangan untuk merangkul
orang kita cintai.
“Tiap
malam aku membaca diarynya. Aku ingin mengenalnya lebih dekat.” Ucap In
Ha yang sedang duduk2 di teras asrama sambil membaca diary Yoon Hee.
Esok
harinya, In Ha membeli tiket Love Story yg sangat ingin ditonton Yoon
Hee. Ia lalu pergi ke perpustakaan, berniat mencari buku The Prince yg
disukai Yoon Hee. Di saat bersamaan, Yoon Hee juga sedang mencari buku
di rak. Pandangan keduanya bertemu. In Ha yg merasa malu, buru2 pergi
tapi dia malah menabrak petugas perpustakaan hingga buku2 yg dibawa
petugas perpustakaan jatuh. Yoon Hee mendatangi In Ha dan membantu In Ha
memunguti buku2 itu. Petugas memungut buku In Ha dan tanya apa buku itu
yg mau dipinjam In Ha. Yoon Hee melihat buku itu. Itu buku The Prince.
In Ha tidak mengaku dan langsung pergi. In Sook mendatangi Yoon Hee.
"Yoon Hee, apa kau mengenal In Ha?"
"Tidak, kenapa?"
In Sook dan Yoon Hee pergi ke kantin. In Sook tanya apa Yoon Hee pernah
mendengar Trio C’est La Vie. Yoon Hee menggeleng. In Sook pun
menjelaskan siapa Trio C’est La Vie pada Yoon Hee.
"Yang
pertama DJ Lee Dong Wook. Nama panggilannya Cassanova. Dia mahasiswa
kedokteran. Ortunya memiliki rumah sakit besar. Dia sangat menarik. Dia
tampan dan baik hati. Banyak para gadis yang tergila2 padanya. Yang
kedua, Kim Chang Mo. Nama panggilannya Lintah Besar. Dia berasal dari
desa dan dari keluarga yg banyak anak. Dia selalu mencari makanan dimana
pun tapi ketika dia bernyanyi, sangat mempesona. Dan yang paling
penting, Seo In Ha. Dia misterius. Dia mahasisw kesenian dgn kharisma
lembut. Dialah yang mengarang lagu untuk mereka. Dia juga datang dari
keluarga kaya. Orang2 bilang kau tidak bisa pergi sebelum menginjakkan
kaki di tanahnya. Ortunya sangat tegas. Kudengar, dia sudah punya
tunangan."
"Dia benar2 punya tunangan?" tanya Yoon Hee.
"Aku tidak punya." jawab In Ha mengagetkan Yoon Hee dan In Sook.
"Aku
tidak punya tunangan." jawab In Ha lagi, lalu buang sampah dan beranjak
pergi. In Sook dan Yoon Hee malu karena In Ha mendengar pembicaraan
mereka.
In Ha dan Yoon Hee sama2 menunggu hujan reda dan
tidak sengaja berdiri berdekatan. Mereka saling menyapa dgn
menganggukkan kepala, tapi tak bicara sepatah kata pun karena malu.
"Permisi, tolong tunggu di sini sebentar." ucap In Ha pada Yoon Hee. In
Ha lalu masuk ke dalam. In Ha pergi ke perpustakaan mencari pinjaman
payung. Ada seorang wanita yg memiliki payung tapi In Ha malu
meminjamnya. In Ha pergi ke perpustakaan mencari payung dan menemukan
payung berwarna kuning di atas tumpukan buku. Dia pun langsung berlari
keluar.
In Ha membuka payung tapi payungnya rusak. Yoon
Hee tersenyum kecil. In Ha akhirnya menyangga payung dgn tangannya dan
memayungi Yoon Hee. "Ayo pulang." ajak In Ha. Yoon Hee tertawa senang
melihat kelakuan In Ha. Mereka lalu pulang bersama. Dalam perjalanan
pulang, Yoon Hee bicara soal tunangan In Ha. In Ha menegaskan kalau dia
tidak punya tunangan. Yoon Hee melihat baju In Ha yg basah terkena air
hujan. Ia menggeser payungnya, tapi In Ha menghalangi.
"Aku tidak apa2." ucap In Ha.
"Kalau begitu mendekatlah padaku." jawab Yoon Hee.
In
Ha mendekat ke Yoon Hee, namun ia salting saat bahunya bersentuhan dgn
bahu Yoon Hee. Akhirnya, In Ha menjauh dari Yoon Hee sambil terus
memayungi Yoon Hee. Yoon Hee menoleh ke In Ha dan bertanya apa In Ha
menyukai hujan.
"Ya, aku menyukainya. Hujan membuatku merasa sedih atau bahagia." jawab In Ha.
"Aku juga. Ehm, buku itu?" tanya Yoon Hee.
"Ah, Little Prince." jawab In Ha.
"Di
salah satu puisi di buku itu, cinta memiliki dua wajah. Kebahagiaan dan
kesedihan. Aku rasa hujan sama seperti cinta." ucap Yoon Hee.
Tiba2, ada mobil yg menginjak genangan air. Mobil itu melewati mereka. In Ha langsung menghadang air yang menyembur ke Yoon Hee.
"Kau tidak apa2?" tanya mereka berdua bersamaan.
Keduanya
salah tingkah. In Ha menyuruh Yoon Hee memegang payung dan berkata
kalau dia ada janji dgn seseorang. Ia lalu pamit dan beranjak pergi.
Yoon Hee menghentikan langkah In Ha. Ia tanya kapan ia harus
mengembalikan payung itu. In Ha bingung harus menjawab apa. Akhirnya ia
tanya apa yang dilakukan Yoon Hee hari minggu nanti. Yoon Hee heran dgn
pertanyaan In Ha. In Ha mau mengeluarkan tiket Film Love Story tapi
urung dilakukan.
"Itu, film. Love Story." ucap In Ha.
"Aku ingin sekali menonton Love Story." jawab Yoon Hee.
In Ha tersenyum. "Kalau begitu, apa kau mau menontonnya?"
Yoon
Hee tersenyum malu, lalu mengangguk. In Ha tersenyum senang. Ia pun
beranjak pergi. Tapi langkah In Ha terhenti. Ia menoleh pada Yoon Hee
dan berteriak, "Payung itu aku ambil di perpustakaan. Jadi kau tidak
perlu khawatir." ucapnya, kemudian beranjak pergi. Namun ia tersandung.
Dengan malu ia menoleh ke Yoon Hee, lalu berlari. Yoon Hee tersenyum
senang menatap kepergiaan In Ha.
In Ha pergi ke bangku2 di pinggir lapangan. Ia sangat senang karena bisa mengajak Yoon Hee pergi.
Yoon
Hee sampai di halte bis. Ia menutup payungnya tapi kembali membukanya
saat melihat poster Film Love Story. Ia pun mendekat ke poster itu. "Kau
bisa basah kuyub." ucap seseorang dari belakang. Yoon Hee menoleh ke
orang itu. Ternyata Dong Wook. Dong Wook tanya apa Yoon Hee mau bertukar
payung dengannya. Yoon Hee menolak. Dong Woo mengeluarkan sapu
tangannya dan memberikan sapu tangan itu pada Yoon Hee. Tapi Yoon Hee
menolak.
"Apa kau tidak mengenalku?" tanya Dong Wook.
Yoon Hee berpikir sejenak, lalu ingat kalau Dong Wook adalah pria yg ada di lapangan tenis.
"Bukan itu. Kita pernah bertemu sebelumnya. Apa kau tidak ingat?" ucap Dong Wook.
Yoon Hee tetap tak ingat.
"Kau mahasiswa ekonomi kan? Temanku satu kelas denganmu. Aku beberapa kali melihatmu di kampus." ucap Dong Wook.
Yoon
Hee diam saja dan melihat poster Film Love Story. Dong Wook melihatnya
dan mengajak Yoon Hee nonton film itu. Dari bahasa tubuh Yoon Hee, Dong
Wook tahu Yoon Hee menolak. Tapi ia tetap memaksa Yoon Hee nonton
bersama. Yoon Hee mau menolak, tapi bisnya keburu datang. Dong Wook
menyuruh Yoon Hee naik ke bis. Yoon Hee pamit dan masuk ke bis. Dong Woo
senang karena bisa ngobrol dgn Yoon Hee.
In Ha
melanjutkan lukisan bergambar Yoon Hee dalam keadaan basah kuyub.
Sementara Dong Wook di restoran mempersembahkan lagu untuk org2 yang
jatuh cinta di hari hujan, sama seperti dirinya. Chang Mo-Hye Jung kaget
mendengar ucapan Dong Wook. Chang Mo yakin Dong Wook lagi jatuh cinta
tapi Hye Jung membantah hal itu.
In Ha sedang mengarang
lagu sambil mikirin Yoon Hee di balkon kamarnya. Tiba2, Dong Wook
datang. Ia memuji karangan lagu In Ha dan menyuruh In Ha membawakannya
di restoran. Tapi In Ha menolak. Dong Wook lalu mendesak In Ha
menceritakan gadis pujaan hati In Ha. Ia yakin In Ha sudah menemukan
gadis itu. In Ha hanya tersenyum. Dong Wook senang dan cerita kalau dia
juga sedang jatuh cinta.
Dong Wook mengarak cerita
pertemuannya dgn Yoon Hee. Ia bilang bertemu Yoon Hee di halte. Saat
itu, Yoon Hee memberitahu Dong Wook kalau tangan Dong Wook berdarah. Ia
pun menawarkan bantuan merawat luka Dong Wook. "Dia orang yang merawat
lukaku selain ibuku. Aku rasa dia sama seperti ibuku." ucap Dong Wook.
Ia lalu melihat tiket Film Love Story yg sedang dikeringkan In Ha.
"Kau
akan menonton film ini dengannya? Aku sungguh iri padamu. Aku baru saja
ditolak. Tapi aku janji bila bertemu lagi dengannya, kami akan menonton
film itu. Sepertinya aku harus cari cara agar bisa bertemu dengannya."
ucap Dong Wook.
"Aneh. Film yg sama." jawab In Ha.
"Cinta tidak mengenal kata maaf. Aku heran kenapa wanita sangat menyukai kalimat itu." ucap Dong Wook.
In Ha teringat Yoon He yg juga menyukai kalimat itu.
"Mungkin karena cinta datang dari hati." jawab In Ha.
"Aku paham. Kalau aku seorang wanita, pasti aku sudah menyukaimu." goda Dong Wook.
"Kalau aku wanita, aku tidak akan menyukaimu." jawab In Ha.
In
Ha ke perpustakaan dan ingat isi diary Yoon Hee, ttg apa saja yg
disukai Yoon Hee. Pojokan puisi di lantai 4 perpustakaan, bunga Baby’s
Breath, The Little Prince karangan Saint Exupetry, musim semi, dan
Franz Schubert. Itulah yg disukai Yoon Hee. Malam harinya, In Ha membaca
diary Yoon Hee. Ia lalu melihat tiket Film Love Story itu dan tersenyum
senang.
Esoknya, Dong Wook mengajak In Ha dan Chang Mo
ikut kencan buta. Ia bilang kalau itu satu2nya cara agar ia bisa bertemu
dgn gadis yg disukainya lagi. Chang Mo penasaran seperti apa gadis yg
disukai Dong Wook. Mereka pergi ke sebuah restoran. Saat Dong Wook
meninggalkan mereka, Chang Mo cerita kalau gadis yg disukai In Ha satu
kelas dgn Hye Jung. In Ha mulai curiga. Kecurigaannya terjawab saat Hye
Jung, Yoon Hee dan In Sook datang. Ya, Dong Wook mencintai Yoon Hee. In
Ha diam saja memandang Yoon Hee. Dong Wook mengarang cerita kalau
seolah2 pertemuan mereka terjadi karena takdir. Saat Hye Jung tanya ttg
Film Love Story, Dong Wook gak memberikan kesempatan Yoon Hee menjawab.
Ia bilang akan pergi nonton film itu dgn Yoon Hee.
In Ha
dan Yoon Hee saling berpandangan. Dong Wook bilang kalau cinta datang
dari hati jadi cinta tidak mengenal kata maaf. Yoon Hee sepertinya
tersentuh dgn ucapan Dong Wook. Para pria lalu membuat satu permainan.
Mereka meletakkan barang2 pribadi mereka di meja dan menyuruh para gadis
memilihnya. In Sook memilih jam tangan. Ia pikir jam tangan itu milik
In Ha. Ternyata jam tangan itu punya Chang Mo. Tinggal pensil dan
plester. Yoon Hee memilih pensil. In Ha tersenyum melihat itu, tapi Dong
Wook memukul In Ha. Dong Wook mengaku pensil itu miliknya.
Yoon Hee masuk ke toko baju. Di sana ada In Sook dan Hye Jung. Yoon Hee mendengarkan percakapan mereka.
"In Ha tidak menyukai siapa?" tanya Hye Jung.
"In
Ha jarang keluar rumah. Kalau pun dia pergi, pasti akan kembali dengan
cepat." jawab In Sook sambil mengepaskan baju di depan cermin.
"Jadi?" tanya Hye Jung.
"Apa kau tidak merasa In Ha membenci Yoon Hee?" jawab In Sook.
"Tapi kenapa?" tanya Hye Jung.
"Mungkin
In Ha pikir Yoon Hee menyukainya, jadi In Ha merasa tidak nyaman."
jawab In Sook, lalu kembali berkaca. Tanpa sengaja, In Sook lihat Yoon
Hee yang bersembunyi. "Yoon Hee." ucap In Sook kaget. Yoon Hee
menghampiri mereka dgn bersikap tak mendengar apapun. In Sook dan Hye
Jung saling berpandangan.
Dong Wook duduk di samping In Ha
yang sedang melukis. Ia minta bantuan In Ha untuk mendekati Yoon Hee.
Ia merasa Yoon Hee mirip dgn In Ha karena Yoon Hee menyukai semua yg
disukai In Ha. In Ha menyangkal pendapat Dong Wook. Dong Wook bertanya
apa yang harus dia lakukan untuk mendekati Yoon Hee. In Ha berhenti
melukis dan menatap Dong Wook.
"Cukup tunjukkan hatimu." jawab In Ha.
"Bagaimana caranya?" tanya Dong Wook.
"Bagaimana caranya? Aku tidak menyukainya!" jawab In Ha kasar.
"Apa kau marah?" tanya Dong Wook.
In Ha diam saja. Dia bangkit dari duduknya dan pamit masuk kelas. Dong Wook menyusul In Ha.
Chang Mo yg lagi makan buah2an di studio menyembunyikan apel di
balik punggungnya ketika In Ha melewatinya. Saat In Ha pergi, Chang Mo
memakan apel itu. Tapi telinganya dijewer seorang pria gendut yg
ternyata pemilik apel itu.
Yoon Hee, In Sook dan Hye Jung
keluar dari toko. In Sook ketakutan saat melihat polisi sedang memeriksa
baju, rok dan rambut mahasiswa. Dia pun langsung menurunkan roknya yg
mini. Polisi itu mendekati mereka, tapi hanya melewatinya. Hye Jung
menyindir In Sook yg pintar dalam mengelabui polisi tapi tidak pintar
dalam pelajaran. In Sook tidak mendengarkan Hye Jung. Saat ada taksi yg
lewat, In Sook menyetopnya dan langsung masuk ke dalam seorang diri.
Saat
jalan berdua, Hye Jung menanyakan pendapat Yoon Hee ttg Dong Wook. "Kau
tahu kan dia menyukaimu? Aku tidak bermaksud menekanmu tapi aku rasa
dia serius padamu."
"Aku suka kata2nya. Dia bilang kalau
cinta datang dari hati sehingga cinta tidak mengenal kata maaf. Aku
senang dia jujur soal perasaaannya padaku."
"Aku senang mendengarnya. Jujur aku takut kalau yang dikatakan In Sook benar2 terjadi."
"Apa?"
"Aku takut ada sesuatu antara kau dan In Ha."
Yoon Hee bingung mau mengatakan apa.
"Aku
menyukai In Ha. Tapi ini rahasia. Ada seorang pelukis yang melukis
wajah istrinya dan tidak mau melukis wanita lain. In Ha bilang dia mau
seperti itu. Dan akan kubuat dia hanya melukisku." jawab Hye Jung. Yoon
Hee sedih mendengar itu tapi ia berusaha menyembunyikan kesedihannya.
Chang
Mo malu saat disuruh berpose hanya menggunakan handuk untuk mahasiswa
kesenian. Pria gendut tadi menyuruh Chang Mo mengubah2 posisinya.
Ternyata pria gendut itu adalah guru kesenian. Mahasiswa tertawa melihat
Chang Mo. Chang Mo mengganti baju dengan kesal. Ia kesal karena
dijadikan model untuk mahasiswa kesenian. "Apa ini sudah tradisi?" tanya
Chang Mo pada mahasiswa kesenian. "Ya," jawab mahasiswa itu. "Lalu
bagaimana dengan wanita? Harusnya mereka yg menjadi modelnya." ucap
Chang Mo lagi. Chang Mo lalu ingat pada In Ha. Ia membuka lemari In Ha
dan berharap menemukan lukisan seorang wanita telanjang di sana. Chang
Mo terkejut saat menemukan lukisan Yoon Hee."Bukankah ini Yoon Hee?
Kenapa In Ha melukisnya?" tanya Chang Mo.
In Ha berjalan
sendirian di taman kampus. Tiba2 Dong Wook datang. Dong Wook tanya apa
In Ha marah. In Ha bilang kalau dia tak punya alasan untuk marah. Dong
Wook senang karena In Ha tulus padanya. Ia tanya apa yang membuat In Ha
marah? Apa In Ha takut ia menyakiti Yoon Hee? Dong Wook bilang kalau
kali ini dia serius dan meminta In Ha percaya padanya. In Ha hanya
tersenyum. Dong Wook tanya soal gadis yg disukai In Ha. In Ha bilang
kalau dia sudah menyerah karena gadis yg disukainya sudah memiliki
seseorang. Dong Wook menyuruh In Ha berjuang untuk mendapatkan gadis
itu, tapi In Ha tak mau. In Ha bilang orang itu adalah org yg dekat
dengannya. Ia juga bilang iri pada Dong Wook. In Ha beranjak pergi. Dong
Wook tanya maksud In Ha. Tiba2, seseorang memanggil mereka. In Ha
menolek. Hye Jung dan Yoon Hee jalan ke arah mereka. In Ha dan Yoon Hee
saling bertatapan
."Ah, cuaca hari ini sangat cerah. Bagaimana kalau kita pergi piknik." ajak Dong Wook.
"Ide yang bagus." jawab Hye Jung.
"Maaf, aku harus pergi. Aku masih ada kelas." ucap In Ha, lalu pergi.
"Kak In Ha, benarkah itu?" tanya Hye Jung menghentikan langkah In Ha.
"Apa?" tanya In Ha.
"Apa kau tidak nyaman dengan adanya Yoon Hee?" jawab Hye Jung.
In Ha kaget dengan pertanyaan Hye Jung. Begitu pula Yoon Hee dan Dong Wook.
"In Sook bilang In Ha tak nyaman bila ada Yoon Hee."
"Apa itu benar?" tanya Dong Wook pada In Ha.
In
Ha diam saja. Yoon Hee yang merasa tak enak, akhirnya pergi dgn alasan
ada kelas. Dong Wook menyusul Yoon Hee. Hye Jung masih menanyakan
pertanyaan yg sama. In Ha bilang kalau Yoon Hee adalah gadis yg disukai
Dong Wook, jadi dia pun juga harus menyukai Yoon Hee. In Ha beranjak
pergi. Tampak sekali ia tersiksa dengan perasaannya.
Malam
harinya, Yoon Hee menunggu hujan reda di depan kampus. In Ha lewat
membawa payung dan menghampiri Yoon Hee. Ia tanya apa Yoon Hee tidak
membawa payung. Yoon Hee bilang kalau dia sedang menunggu temannya. In
Ha mengangguk lalu masuk ke dalam tapi keluar lagi. Ia memberikan
payungnya pada Yoon Hee dan menyuruh Yoon Hee pulang. Yoon Hee mengambil
payung In Ha.
"Kenapa kau tidak datang? Mereka semua menunggumu di sini." ucap In Ha.
"In Ha, aku tidak enak padamu. Kau tidak nyaman ada aku makanya aku memilih tidak datang." jawab Yoon Hee.
"Apa yang kau katakan? Aku benar2 sibuk hari ini, makanya tidak ikut dengan kalian." jawab In Ha.
Yoon
Hee hanya tersenyum mendengar jawaban In Ha. In Ha lalu memuji2 Dong
Wook di depan Yoon Hee. Yoon Hee kecewa karena In Ha menjodohkannya dgn
Dong Wook. Yoon Hee pulang sendirian dgn perasaan kecewa. In Ha melihat
Yoon Hee dari studionya. Ia juga merasakan apa yang dirasakan Yoon Hee.
In Ha lalu melihat lukisan Yoon Hee, kemudian menyimpannya di lemari. Ia
berniat melepaskan Yoon Hee demi persahabatannya dgn Dong Wook.
BERSAMBUNG