Tap.. tap... tap...
Terdengar langkah kaki Kim Yoon Hee yang sedang berjalan di taman kampus. Dari arah yang berlawanan, Seo In Ha berjalan ke arah Yoon Hee. 1...2...3, ucap In Ha dalam hati saat berpapasan dengan Yoon Hee. In Ha menatap Yoon Hee. Ia tampak terpesona pada Yoon Hee. “Hanya dalam waktu 3 detik, aku jatuh cinta...” ucap In Ha dalam hati.
Di sebuah restoran, Kim Chang Mo sedang bernyanyi menghibur para pengunjung. Baek Hye Jung terpesona pada Chang Mo. Di belakang Chang Mo, Lee Dong Wook, si pembawa acara sedang menyiapkan lagu berikutnya untuk dinyanyikan oleh Chang Mo.
“Dia baru saja memainkan ‘C’est La Vie’, ya walaupun permainnya tidak sebaik aku.” ucap Dong Wook.
Chang Mo menoleh ke Dong Wook. Ia hendak memukul Dong Wook. Dong Wook lalu memuji kemerduan suara Chang Mo dan menyuruh Chang Mo menyanyikan lagu permintaan dari fans. Chang Mo kesal melihat reaksi fans Dong Wook.
"Meski aku bernyanyi sampe tenggorokanku sakit, aku tidak pernah mendapat reaksi sebesar itu!" keluhnya pada Hye Jung yg duduk disampingnya.
Chang Mo mengambil minuman Hye Jung. Hye Jung memukul tangan Chang Mo.
In Ha sedang melukis di atas kanvas di sebuah studio. Ia berdiri untuk membuka jendela. Dan ia melihat gadis pujaannya duduk di taman sambil membaca buku. "Cinta pada pandangan pertama." kata In Ha dalam hati sambil terus menatap Yoon Hee. In Ha lalu mengambil buku gambarnya dan mulai melukis Yoon Hee sambil bersender di dinding.
Pekerjaan Dong Wook sudah selesai. Ia bergabung dengan Chang Mo dan Hye Jung. Ia menanyakan keberadaan In Ha. Hye Jung memberitahu kalau In Ha ada di studio. Chang Mo mau mengambil minuman Hye Jung namun tangannya dipukul Hye Jung. Dong Wook tertawa melihat tingkah Chang Mo dan Hye Jung.
"Kudengar kalian akan bertanding malam ini." ucap Hye Jung.
"Dia dan In Ha?" tanya Chang Mo.
"Ini akan menjadi pertarungan kami yang seru." jawab Dong Wook.
"Kapan? Apa taruhannya?" tanya Chang Mo.
"Seorang wanita." jawab Dong Wook.
"Benarkah?" tanya Hye Jung tak percaya.
"Kau dan In Ha memperebutkan wanita yang sama?" tanya Chang Mo kaget.
"In Ha sedang jatuh cinta." jawab Dong Wook.
"Tidak mungkin." jawab Chang Mo dan Hye Jung bersamaan.
"Kami tinggal bersama di asrama selama 3 tahun dan aku tidak pernah melihat In Ha bersama seorang wanita." ucap Chang Mo.
"Coba saja letakkan In Ha di pulau terpencil bersama seorang wanita. Aku yakin dia tidak akan mengajak wanita itu ngobrol serius." jawab Hye Jung.
"Aku serius! In Ha jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita itu." ucap Dong Wook.
"Benarkah?" tanya Hye Jung. Dia tampak cemburu.
In Ha masih menggambar Yoon Hee yang duduk di taman. Saat Yoon Hee menggaruk kakinya yang digigit serangga, In Ha tersenyum melihatnya. Ia lalu kembali melanjutkan gambarnya. Saat melihat ke Yoon Hee, ternyata Yoon Hee sudah pergi. In Ha yang kaget langsung berlari keluar. Ia celingak celinguk mencari Yoon Hee, tapi tak menemukannya. In Ha mencari Yoon Hee sampai ke taman. Karena jalan tidak lihat2, In Ha menabrak Yoon Hee sampai barang2 Yoon Hee jatuh.
"Maaf." ucap In Ha langsung berjongkok membantu Yoon Hee mengambil barang2nya.
Saat mau mengembalikan buku Yoon Hee, In Ha baru sadar kalau yang ditabraknya adalah Yoon Hee. "Tiba2, jantungku berdetak sangat cepat." ucap In Ha dalam hati. Yoon Hee yang merasa diperhatikan In Ha, menoleh pada In Ha. In Ha pun mengalihkan perhatiannya pada buku2 Yoon Hee yang jatuh. Saat akan berdiri, kepala mereka terantuk.
"Maaf." ucap In Ha sambil mengembalikan buku2 Yoon Hee.
"Terima kasih." jawab Yoon Hee, lalu beranjak pergi. Tapi In Ha menahan lengan Yoon Hee. "Ya?" tanya Yoon Hee. In Ha bingung mau mengatakan apa. Akhirnya dia menurunkan tangannya lalu beranjak pergi. Yoon Hee merasa aneh namun akhirnya dia juga beranjak pergi. Tiba2 terdengar suara perintah untuk berhenti dan memberi hormat pada Bendera Korea yang akan diturunkan. Semua orang menghadap pada bendera dan meletakkan tangan mereka di dada. Lagu kebangsaan Korea pun dinyanyikan. In Ha yang posisi berdirinya di depan Yoon Hee, secara perlahan mundur hingga tubuhnya sejajar dgn Yoon Hee. In Ha terus menatap Yoon Hee.
"Hal lucu yang aku pikirkan, aku dilahirkan ke dunia untuk mencintainya." ucap In Ha dalam hati.
Yoon Hee yang merasa diperhatikan menoleh ke In Ha. In Ha langsung membuang muka. Yoon Hee pun beranjak pergi. In Ha menatap kepergian Yoon Hee dengan tatapan kesal. Ia kesal karena tak bisa bicara apapun di depan Yoon Hee. Saat mau pergi, In Ha baru sadar kalau pensilnya jatuh. Ia pun mencari pensilnya di balik rerumputan. Tanpa sengaja, ia menemukan buku diary Yoon Hee. In Ha mau mengejar Yoon Hee, tapi keburu dipanggil teman2nya. Chang Mo, Hye Jung dan Dong Wook mendekati In Ha. In Ha menyembunyikan buku Yoon Hee di balik punggungnya. Dong Wook menunjukkan gitar yang dibawanya. In Ha langsung semangat.
"Kita bertanding demi ini." ucap Dong Wook.
In Ha dan Dong Wook bertanding tenis. Chang Mo menjadi wasitnya. Para gadis yang menonton histeris saat melihat In Ha berhasil mencetak angka. Hye Jung berteriak, In Ha Oppa! Semangat! Chang Mo tanya kenapa Hye Jung selalu mendukung In Ha. Hye Jung bilang karena Dong Wook selalu saja merebut milik In Ha. Chang Mo membantah itu dgn bilang kalau In Ha dan Dong Wook melihat gadis itu secara bersamaan. Hye Jung membantah lagi dgn bilang Dong Wook selalu menyukai apa yang dimiliki In Ha. Tiba2, Hye Jung berteriak bahaya saat melihat Dong Wook berhasil mencetak angka.
Yoon Hee melewati lapangan tenis dan melihat temannya, Hwang In Sook dan gadis lain menyoraki In Ha. Yoon Hee yang penasaran melihat ke arah In Ha. Dia tampak senang karena akhirnya mengetahui nama In Ha. Namun ia malu jika harus berteriak2 seperti gadis lain. Dan ia pun memutuskan untuk pergi tapi gadis lain menabraknya hingga bukunya jatuh lagi.
In Ha melihat Yoon Hee yang sedang memunguti bukunya. Yoon Hee kesal karena hari itu dia menabrak orang terus. Saat mau memasukkan barangnya ke tas, ia sadar diarynya hilang. Yoon Hee pun langsung pergi untuk mencari diarynya. In Ha melihat kepergian Yoon Hee. Dong Wook heran karena In Ha diam saja di tepi lapangan. "Hari dimana aku merindukannya. Kurasa aku sedang jatuh cinta." ucap In Ha dalam hati.
In Ha menyeret Chang Mo yang mabuk ke asrama dengan hati2. Sesampainya di kamar, In Ha membaca diary Yoon Hee.
Cinta tidak pernah memaafkan.
Itulah kalimat dalam film Love Story yang sering ditonton kedua orang tuaku, sebelum mereka meninggal. Sampai sekarang aku tidak mengerti makna dari kalimat itu.
In Ha menutup diary Yoon Hee dan memasukkannya ke dalam tas.
Esoknya, In Ha menunggu Yoon Hee tapi dia malah jadi pusat perhatian para gadis. Karena Yoon Hee tak kunjung datang, In Ha memasukkan buku Yoon Hee ke tasnya dan beranjak pergi. Tapi suara seseorang menghentikan langkahnya. Betapa kagetnya In Ha saat tahu Yoon Hee yang memanggilnya. Yoon Hee menanyakan diarynya. Bersamaan dengan itu ada dua tentara yg meneriakkan kata2, KESETIAAN! Yoon Hee mengira In Ha tak menemukan diarynya. Ia pun beranjak pergi.Sepertinya In Ha merasa bersalah telah membaca diary Yoon Hee. In Ha mau memanggil Yoon Hee, tapi urung dilakukan melihat seorang pria mendatangi Yoon Hee. Saat In Ha mau mendatangi Yoon Hee, ketiga temannya datang memanggilnya.
"Dia bersama pria lain." ucap Hye Jung sinis.
"Dia cantik sekali." ucap Chang Mo.
"Dia teman sekelasmu?" tanya Dong Wook.
"Iya, tapi aku tidak mengenalnya. Aku tidak begitu menyukainya." jawab Hye Jung.
"Ada dia Madona di kelasmu?" tanya Chang Mo.
"Madona?" tanya In Ha dan Dong Wook bersamaan.
"Bagaimana mungkin gadis seperti dia menjadi Madona." jawab Hye Jung sinis.
"Ah, kau pasti iri kan karena dia lebih terkenal darimu." goda Chang Mo.
Mereka memperhatikan Yoon Hee yang sedang ditembak pria itu. Bahkan pria itu sampai berlutut, tapi sepertinya cintanya ditolak Yoon Hee. Dong Wook menatap Yoon Hee dgn tatapan terpesona. "3 detik." ucap Dong Wook, lalu menoleh ke In Ha. "Tidak apa2." jawab Dong Wook lagi, lalu berpamitan ke kelasnya. Saat belajar di kelas, In Ha membaca diary Yoon Hee.
Cinta tidak pernah memaafkan.
Itulah kalimat dalam film Love Story yang sering ditonton kedua orang tuaku, sebelum mereka meninggal. Sampai sekarang aku tidak mengerti makna dari kalimat itu.
10 tahun berikutnya, Love Story akan dibuat ulang. Aku benar2 ingin menonton film itu.
Taman kampus ini adalah tempat favoritku. Hari ini, tidak tahu kenapa, tempat ini membuat jantungku berdetak cepat.
In Ha membuka kaca studio, berharap dia dapat menemukan Yoon Hee duduk di taman itu, tapi Yoon Hee tidak ada di sana.
Saat aku terluka, nenek meletakkan air liurnya di lukaku. Lukaku benar2 sembuh karenanya. Sekarang aku tahu kalau nenek sangat menyayangiku. Nenek cerita padaku, kalau kita memiliki dua tangan untuk merangkul orang kita cintai.
“Tiap malam aku membaca diarynya. Aku ingin mengenalnya lebih dekat.” Ucap In Ha yang sedang duduk2 di teras asrama sambil membaca diary Yoon Hee.
Esok harinya, In Ha membeli tiket Love Story yg sangat ingin ditonton Yoon Hee. Ia lalu pergi ke perpustakaan, berniat mencari buku The Prince yg disukai Yoon Hee. Di saat bersamaan, Yoon Hee juga sedang mencari buku di rak. Pandangan keduanya bertemu. In Ha yg merasa malu, buru2 pergi tapi dia malah menabrak petugas perpustakaan hingga buku2 yg dibawa petugas perpustakaan jatuh. Yoon Hee mendatangi In Ha dan membantu In Ha memunguti buku2 itu. Petugas memungut buku In Ha dan tanya apa buku itu yg mau dipinjam In Ha. Yoon Hee melihat buku itu. Itu buku The Prince. In Ha tidak mengaku dan langsung pergi. In Sook mendatangi Yoon Hee.
"Yoon Hee, apa kau mengenal In Ha?"
"Tidak, kenapa?"
In Sook dan Yoon Hee pergi ke kantin. In Sook tanya apa Yoon Hee pernah mendengar Trio C’est La Vie. Yoon Hee menggeleng. In Sook pun menjelaskan siapa Trio C’est La Vie pada Yoon Hee.
"Yang pertama DJ Lee Dong Wook. Nama panggilannya Cassanova. Dia mahasiswa kedokteran. Ortunya memiliki rumah sakit besar. Dia sangat menarik. Dia tampan dan baik hati. Banyak para gadis yang tergila2 padanya. Yang kedua, Kim Chang Mo. Nama panggilannya Lintah Besar. Dia berasal dari desa dan dari keluarga yg banyak anak. Dia selalu mencari makanan dimana pun tapi ketika dia bernyanyi, sangat mempesona. Dan yang paling penting, Seo In Ha. Dia misterius. Dia mahasisw kesenian dgn kharisma lembut. Dialah yang mengarang lagu untuk mereka. Dia juga datang dari keluarga kaya. Orang2 bilang kau tidak bisa pergi sebelum menginjakkan kaki di tanahnya. Ortunya sangat tegas. Kudengar, dia sudah punya tunangan."
"Dia benar2 punya tunangan?" tanya Yoon Hee.
"Aku tidak punya." jawab In Ha mengagetkan Yoon Hee dan In Sook.
"Aku tidak punya tunangan." jawab In Ha lagi, lalu buang sampah dan beranjak pergi. In Sook dan Yoon Hee malu karena In Ha mendengar pembicaraan mereka.
In Ha dan Yoon Hee sama2 menunggu hujan reda dan tidak sengaja berdiri berdekatan. Mereka saling menyapa dgn menganggukkan kepala, tapi tak bicara sepatah kata pun karena malu. "Permisi, tolong tunggu di sini sebentar." ucap In Ha pada Yoon Hee. In Ha lalu masuk ke dalam. In Ha pergi ke perpustakaan mencari pinjaman payung. Ada seorang wanita yg memiliki payung tapi In Ha malu meminjamnya. In Ha pergi ke perpustakaan mencari payung dan menemukan payung berwarna kuning di atas tumpukan buku. Dia pun langsung berlari keluar.
In Ha membuka payung tapi payungnya rusak. Yoon Hee tersenyum kecil. In Ha akhirnya menyangga payung dgn tangannya dan memayungi Yoon Hee. "Ayo pulang." ajak In Ha. Yoon Hee tertawa senang melihat kelakuan In Ha. Mereka lalu pulang bersama. Dalam perjalanan pulang, Yoon Hee bicara soal tunangan In Ha. In Ha menegaskan kalau dia tidak punya tunangan. Yoon Hee melihat baju In Ha yg basah terkena air hujan. Ia menggeser payungnya, tapi In Ha menghalangi.
"Aku tidak apa2." ucap In Ha.
"Kalau begitu mendekatlah padaku." jawab Yoon Hee.
In Ha mendekat ke Yoon Hee, namun ia salting saat bahunya bersentuhan dgn bahu Yoon Hee. Akhirnya, In Ha menjauh dari Yoon Hee sambil terus memayungi Yoon Hee. Yoon Hee menoleh ke In Ha dan bertanya apa In Ha menyukai hujan.
"Ya, aku menyukainya. Hujan membuatku merasa sedih atau bahagia." jawab In Ha.
"Aku juga. Ehm, buku itu?" tanya Yoon Hee.
"Ah, Little Prince." jawab In Ha.
"Di salah satu puisi di buku itu, cinta memiliki dua wajah. Kebahagiaan dan kesedihan. Aku rasa hujan sama seperti cinta." ucap Yoon Hee.
Tiba2, ada mobil yg menginjak genangan air. Mobil itu melewati mereka. In Ha langsung menghadang air yang menyembur ke Yoon Hee.
"Kau tidak apa2?" tanya mereka berdua bersamaan.
Keduanya salah tingkah. In Ha menyuruh Yoon Hee memegang payung dan berkata kalau dia ada janji dgn seseorang. Ia lalu pamit dan beranjak pergi. Yoon Hee menghentikan langkah In Ha. Ia tanya kapan ia harus mengembalikan payung itu. In Ha bingung harus menjawab apa. Akhirnya ia tanya apa yang dilakukan Yoon Hee hari minggu nanti. Yoon Hee heran dgn pertanyaan In Ha. In Ha mau mengeluarkan tiket Film Love Story tapi urung dilakukan.
"Itu, film. Love Story." ucap In Ha.
"Aku ingin sekali menonton Love Story." jawab Yoon Hee.
In Ha tersenyum. "Kalau begitu, apa kau mau menontonnya?"
Yoon Hee tersenyum malu, lalu mengangguk. In Ha tersenyum senang. Ia pun beranjak pergi. Tapi langkah In Ha terhenti. Ia menoleh pada Yoon Hee dan berteriak, "Payung itu aku ambil di perpustakaan. Jadi kau tidak perlu khawatir." ucapnya, kemudian beranjak pergi. Namun ia tersandung. Dengan malu ia menoleh ke Yoon Hee, lalu berlari. Yoon Hee tersenyum senang menatap kepergiaan In Ha.
In Ha pergi ke bangku2 di pinggir lapangan. Ia sangat senang karena bisa mengajak Yoon Hee pergi.
Yoon Hee sampai di halte bis. Ia menutup payungnya tapi kembali membukanya saat melihat poster Film Love Story. Ia pun mendekat ke poster itu. "Kau bisa basah kuyub." ucap seseorang dari belakang. Yoon Hee menoleh ke orang itu. Ternyata Dong Wook. Dong Wook tanya apa Yoon Hee mau bertukar payung dengannya. Yoon Hee menolak. Dong Woo mengeluarkan sapu tangannya dan memberikan sapu tangan itu pada Yoon Hee. Tapi Yoon Hee menolak.
"Apa kau tidak mengenalku?" tanya Dong Wook.
Yoon Hee berpikir sejenak, lalu ingat kalau Dong Wook adalah pria yg ada di lapangan tenis.
"Bukan itu. Kita pernah bertemu sebelumnya. Apa kau tidak ingat?" ucap Dong Wook.
Yoon Hee tetap tak ingat.
"Kau mahasiswa ekonomi kan? Temanku satu kelas denganmu. Aku beberapa kali melihatmu di kampus." ucap Dong Wook.
Yoon Hee diam saja dan melihat poster Film Love Story. Dong Wook melihatnya dan mengajak Yoon Hee nonton film itu. Dari bahasa tubuh Yoon Hee, Dong Wook tahu Yoon Hee menolak. Tapi ia tetap memaksa Yoon Hee nonton bersama. Yoon Hee mau menolak, tapi bisnya keburu datang. Dong Wook menyuruh Yoon Hee naik ke bis. Yoon Hee pamit dan masuk ke bis. Dong Woo senang karena bisa ngobrol dgn Yoon Hee.
In Ha melanjutkan lukisan bergambar Yoon Hee dalam keadaan basah kuyub. Sementara Dong Wook di restoran mempersembahkan lagu untuk org2 yang jatuh cinta di hari hujan, sama seperti dirinya. Chang Mo-Hye Jung kaget mendengar ucapan Dong Wook. Chang Mo yakin Dong Wook lagi jatuh cinta tapi Hye Jung membantah hal itu.
In Ha sedang mengarang lagu sambil mikirin Yoon Hee di balkon kamarnya. Tiba2, Dong Wook datang. Ia memuji karangan lagu In Ha dan menyuruh In Ha membawakannya di restoran. Tapi In Ha menolak. Dong Wook lalu mendesak In Ha menceritakan gadis pujaan hati In Ha. Ia yakin In Ha sudah menemukan gadis itu. In Ha hanya tersenyum. Dong Wook senang dan cerita kalau dia juga sedang jatuh cinta.
Dong Wook mengarak cerita pertemuannya dgn Yoon Hee. Ia bilang bertemu Yoon Hee di halte. Saat itu, Yoon Hee memberitahu Dong Wook kalau tangan Dong Wook berdarah. Ia pun menawarkan bantuan merawat luka Dong Wook. "Dia orang yang merawat lukaku selain ibuku. Aku rasa dia sama seperti ibuku." ucap Dong Wook. Ia lalu melihat tiket Film Love Story yg sedang dikeringkan In Ha.
"Kau akan menonton film ini dengannya? Aku sungguh iri padamu. Aku baru saja ditolak. Tapi aku janji bila bertemu lagi dengannya, kami akan menonton film itu. Sepertinya aku harus cari cara agar bisa bertemu dengannya." ucap Dong Wook.
"Aneh. Film yg sama." jawab In Ha.
"Cinta tidak mengenal kata maaf. Aku heran kenapa wanita sangat menyukai kalimat itu." ucap Dong Wook.
In Ha teringat Yoon He yg juga menyukai kalimat itu.
"Mungkin karena cinta datang dari hati." jawab In Ha.
"Aku paham. Kalau aku seorang wanita, pasti aku sudah menyukaimu." goda Dong Wook.
"Kalau aku wanita, aku tidak akan menyukaimu." jawab In Ha.
In Ha ke perpustakaan dan ingat isi diary Yoon Hee, ttg apa saja yg disukai Yoon Hee. Pojokan puisi di lantai 4 perpustakaan, bunga Baby’s Breath, The Little Prince karangan Saint Exupetry, musim semi, dan Franz Schubert. Itulah yg disukai Yoon Hee. Malam harinya, In Ha membaca diary Yoon Hee. Ia lalu melihat tiket Film Love Story itu dan tersenyum senang.
Esoknya, Dong Wook mengajak In Ha dan Chang Mo ikut kencan buta. Ia bilang kalau itu satu2nya cara agar ia bisa bertemu dgn gadis yg disukainya lagi. Chang Mo penasaran seperti apa gadis yg disukai Dong Wook. Mereka pergi ke sebuah restoran. Saat Dong Wook meninggalkan mereka, Chang Mo cerita kalau gadis yg disukai In Ha satu kelas dgn Hye Jung. In Ha mulai curiga. Kecurigaannya terjawab saat Hye Jung, Yoon Hee dan In Sook datang. Ya, Dong Wook mencintai Yoon Hee. In Ha diam saja memandang Yoon Hee. Dong Wook mengarang cerita kalau seolah2 pertemuan mereka terjadi karena takdir. Saat Hye Jung tanya ttg Film Love Story, Dong Wook gak memberikan kesempatan Yoon Hee menjawab. Ia bilang akan pergi nonton film itu dgn Yoon Hee.
In Ha dan Yoon Hee saling berpandangan. Dong Wook bilang kalau cinta datang dari hati jadi cinta tidak mengenal kata maaf. Yoon Hee sepertinya tersentuh dgn ucapan Dong Wook. Para pria lalu membuat satu permainan. Mereka meletakkan barang2 pribadi mereka di meja dan menyuruh para gadis memilihnya. In Sook memilih jam tangan. Ia pikir jam tangan itu milik In Ha. Ternyata jam tangan itu punya Chang Mo. Tinggal pensil dan plester. Yoon Hee memilih pensil. In Ha tersenyum melihat itu, tapi Dong Wook memukul In Ha. Dong Wook mengaku pensil itu miliknya.
Yoon Hee masuk ke toko baju. Di sana ada In Sook dan Hye Jung. Yoon Hee mendengarkan percakapan mereka.
"In Ha tidak menyukai siapa?" tanya Hye Jung.
"In Ha jarang keluar rumah. Kalau pun dia pergi, pasti akan kembali dengan cepat." jawab In Sook sambil mengepaskan baju di depan cermin.
"Jadi?" tanya Hye Jung.
"Apa kau tidak merasa In Ha membenci Yoon Hee?" jawab In Sook.
"Tapi kenapa?" tanya Hye Jung.
"Mungkin In Ha pikir Yoon Hee menyukainya, jadi In Ha merasa tidak nyaman." jawab In Sook, lalu kembali berkaca. Tanpa sengaja, In Sook lihat Yoon Hee yang bersembunyi. "Yoon Hee." ucap In Sook kaget. Yoon Hee menghampiri mereka dgn bersikap tak mendengar apapun. In Sook dan Hye Jung saling berpandangan.
Dong Wook duduk di samping In Ha yang sedang melukis. Ia minta bantuan In Ha untuk mendekati Yoon Hee. Ia merasa Yoon Hee mirip dgn In Ha karena Yoon Hee menyukai semua yg disukai In Ha. In Ha menyangkal pendapat Dong Wook. Dong Wook bertanya apa yang harus dia lakukan untuk mendekati Yoon Hee. In Ha berhenti melukis dan menatap Dong Wook.
"Cukup tunjukkan hatimu." jawab In Ha.
"Bagaimana caranya?" tanya Dong Wook.
"Bagaimana caranya? Aku tidak menyukainya!" jawab In Ha kasar.
"Apa kau marah?" tanya Dong Wook.
In Ha diam saja. Dia bangkit dari duduknya dan pamit masuk kelas. Dong Wook menyusul In Ha.
Chang Mo yg lagi makan buah2an di studio menyembunyikan apel di balik punggungnya ketika In Ha melewatinya. Saat In Ha pergi, Chang Mo memakan apel itu. Tapi telinganya dijewer seorang pria gendut yg ternyata pemilik apel itu.
Yoon Hee, In Sook dan Hye Jung keluar dari toko. In Sook ketakutan saat melihat polisi sedang memeriksa baju, rok dan rambut mahasiswa. Dia pun langsung menurunkan roknya yg mini. Polisi itu mendekati mereka, tapi hanya melewatinya. Hye Jung menyindir In Sook yg pintar dalam mengelabui polisi tapi tidak pintar dalam pelajaran. In Sook tidak mendengarkan Hye Jung. Saat ada taksi yg lewat, In Sook menyetopnya dan langsung masuk ke dalam seorang diri.
Saat jalan berdua, Hye Jung menanyakan pendapat Yoon Hee ttg Dong Wook. "Kau tahu kan dia menyukaimu? Aku tidak bermaksud menekanmu tapi aku rasa dia serius padamu."
"Aku suka kata2nya. Dia bilang kalau cinta datang dari hati sehingga cinta tidak mengenal kata maaf. Aku senang dia jujur soal perasaaannya padaku."
"Aku senang mendengarnya. Jujur aku takut kalau yang dikatakan In Sook benar2 terjadi."
"Apa?"
"Aku takut ada sesuatu antara kau dan In Ha."
Yoon Hee bingung mau mengatakan apa.
"Aku menyukai In Ha. Tapi ini rahasia. Ada seorang pelukis yang melukis wajah istrinya dan tidak mau melukis wanita lain. In Ha bilang dia mau seperti itu. Dan akan kubuat dia hanya melukisku." jawab Hye Jung. Yoon Hee sedih mendengar itu tapi ia berusaha menyembunyikan kesedihannya.
Chang Mo malu saat disuruh berpose hanya menggunakan handuk untuk mahasiswa kesenian. Pria gendut tadi menyuruh Chang Mo mengubah2 posisinya. Ternyata pria gendut itu adalah guru kesenian. Mahasiswa tertawa melihat Chang Mo. Chang Mo mengganti baju dengan kesal. Ia kesal karena dijadikan model untuk mahasiswa kesenian. "Apa ini sudah tradisi?" tanya Chang Mo pada mahasiswa kesenian. "Ya," jawab mahasiswa itu. "Lalu bagaimana dengan wanita? Harusnya mereka yg menjadi modelnya." ucap Chang Mo lagi. Chang Mo lalu ingat pada In Ha. Ia membuka lemari In Ha dan berharap menemukan lukisan seorang wanita telanjang di sana. Chang Mo terkejut saat menemukan lukisan Yoon Hee."Bukankah ini Yoon Hee? Kenapa In Ha melukisnya?" tanya Chang Mo.
In Ha berjalan sendirian di taman kampus. Tiba2 Dong Wook datang. Dong Wook tanya apa In Ha marah. In Ha bilang kalau dia tak punya alasan untuk marah. Dong Wook senang karena In Ha tulus padanya. Ia tanya apa yang membuat In Ha marah? Apa In Ha takut ia menyakiti Yoon Hee? Dong Wook bilang kalau kali ini dia serius dan meminta In Ha percaya padanya. In Ha hanya tersenyum. Dong Wook tanya soal gadis yg disukai In Ha. In Ha bilang kalau dia sudah menyerah karena gadis yg disukainya sudah memiliki seseorang. Dong Wook menyuruh In Ha berjuang untuk mendapatkan gadis itu, tapi In Ha tak mau. In Ha bilang orang itu adalah org yg dekat dengannya. Ia juga bilang iri pada Dong Wook. In Ha beranjak pergi. Dong Wook tanya maksud In Ha. Tiba2, seseorang memanggil mereka. In Ha menolek. Hye Jung dan Yoon Hee jalan ke arah mereka. In Ha dan Yoon Hee saling bertatapan
."Ah, cuaca hari ini sangat cerah. Bagaimana kalau kita pergi piknik." ajak Dong Wook.
"Ide yang bagus." jawab Hye Jung.
"Maaf, aku harus pergi. Aku masih ada kelas." ucap In Ha, lalu pergi.
"Kak In Ha, benarkah itu?" tanya Hye Jung menghentikan langkah In Ha.
"Apa?" tanya In Ha.
"Apa kau tidak nyaman dengan adanya Yoon Hee?" jawab Hye Jung.
In Ha kaget dengan pertanyaan Hye Jung. Begitu pula Yoon Hee dan Dong Wook.
"In Sook bilang In Ha tak nyaman bila ada Yoon Hee."
"Apa itu benar?" tanya Dong Wook pada In Ha.
In Ha diam saja. Yoon Hee yang merasa tak enak, akhirnya pergi dgn alasan ada kelas. Dong Wook menyusul Yoon Hee. Hye Jung masih menanyakan pertanyaan yg sama. In Ha bilang kalau Yoon Hee adalah gadis yg disukai Dong Wook, jadi dia pun juga harus menyukai Yoon Hee. In Ha beranjak pergi. Tampak sekali ia tersiksa dengan perasaannya.
Malam harinya, Yoon Hee menunggu hujan reda di depan kampus. In Ha lewat membawa payung dan menghampiri Yoon Hee. Ia tanya apa Yoon Hee tidak membawa payung. Yoon Hee bilang kalau dia sedang menunggu temannya. In Ha mengangguk lalu masuk ke dalam tapi keluar lagi. Ia memberikan payungnya pada Yoon Hee dan menyuruh Yoon Hee pulang. Yoon Hee mengambil payung In Ha.
"Kenapa kau tidak datang? Mereka semua menunggumu di sini." ucap In Ha.
"In Ha, aku tidak enak padamu. Kau tidak nyaman ada aku makanya aku memilih tidak datang." jawab Yoon Hee.
"Apa yang kau katakan? Aku benar2 sibuk hari ini, makanya tidak ikut dengan kalian." jawab In Ha.
Yoon Hee hanya tersenyum mendengar jawaban In Ha. In Ha lalu memuji2 Dong Wook di depan Yoon Hee. Yoon Hee kecewa karena In Ha menjodohkannya dgn Dong Wook. Yoon Hee pulang sendirian dgn perasaan kecewa. In Ha melihat Yoon Hee dari studionya. Ia juga merasakan apa yang dirasakan Yoon Hee. In Ha lalu melihat lukisan Yoon Hee, kemudian menyimpannya di lemari. Ia berniat melepaskan Yoon Hee demi persahabatannya dgn Dong Wook.
BERSAMBUNG
0 Comments:
Post a Comment