Ruby Ring Ep 28

Sebelumnya...


Tengah malam, Chorim keluar dari kamarnya dan beranjak ke dapur. Dia menggoreng teri, tapi kemudian, Gilja muncul membuatnya terkejut.

Chorim pun berbohong, ia bilang, ia hanya mencoba menggoreng teri.

“Teri? Kita punya teri?” tanya Gilja.

“A... aku tahu, tapi teri bagus untuk tulangmu, jadi aku ingin membuatnya setiap hari.” Chorim membuat alasan.

Lalu, Chorim pura2 mengantuk dan memutuskan menggoreng terinya besok saja.


Saat hendak masuk ke kamar, Chorim dipanggil Gilja. Gilja membicarakan soal pernikahan pada Chorim. Sontak, Chorim senang. Gilja mengaku, ingin pernikahan itu segera dilaksanakan, tapi uang menjadi masalahnya.

“Sepertinya, uang juga menjadi masalah bagi pria itu. Komo, kau tahu situasi kita kan? Tapi Roo Bi bilang, dia akan membantu, jadi kupikir, sebaiknya pernikahan itu harus segera dilaksanakan.”ucap Gilja.

Chorim pun tersentuh, ia tidak menyangka Roo Na semulia itu.

“Komo, kau juga merasa sulit, kan?” tanya Gilja.

“Eonni, aku sama sekali tidak kesulitan.  Eonni, gomawoyo.” Jawab Chorim.

“Kita harus segera menetapkan tanggalnya. Pernikahannya harus dilaksanakan sebelum akhir tahun ini. Aku yang akan mengurusnya, jadi kau tidak usah cemas. Aku juga akan memberitahunya.” Ucap Gilja.

“Baiklah, apapun yang kau katakan, akan kulakukan.” Jawab Chorim.


Gilja lantas menyuruh Chorim tidur, karena hari sudah larut. Begitu Gilja pergi, Chorim langsung menari-nari. Bahkan, setelah sampai di kamarnya pun, ia masih menari-nari. Chorim lalu duduk di kasurnya.

“Eonni, kau masih bangun?” tanya Soyeong.

“Soyeong-ah, kupikir aku akan segera menikah.” Ucap Chorim.

“Dongpal mengajakmu menikah? Dia melamarmu?” tanya Soyeong.

“Bukan, bukan begitu. Eonni menyuruhku menikah.” Jawab Chorim.


“Aneh, bukankah Dongpal bilang kalian tidak dekat? Kenapa tiba-tiba membicarakan pernikahan sekarang?” ucap Soyeong.

“Kurasa, Dongpal memikirkannya juga.” Jawab Chorim.

“Kudengar, semua orang sulit memutuskan akan menikah atau tidak. Beberapa dari mereka bahkan berpikir, untuk kabur setelah tanggal pernikahan ditetapkan. Seharusnya Dongpal melamarmu dulu.” Ucap Soyeong.

“Menurutmu begitu?” tanya Chorim.

“Aku tahu, dia pasti malu bicara padamu jadi itulah kenapa dia bicara pada Nyonya Yoo duluan.” Ucap Soyeong.

“Dia seperti seekor macan, terlihat garang diluar tapi lembut di dalam.” Jawab Chorim.

“Eonni, chukkae, chukkae, chukkae!” ucap Soyeong.



Chorim lalu menghayalkan pernikahannya dengan Dongpal dan senyum2 sendiri.



Nenek masuk ke kamar Geum Hee dan mendapati Geum Hee sedang menari sendirian. Nenek kesal karena Geum Hee membuat keributan di tengah malam. Geum Hee membela diri, ia berkata hanya berusaha mengurangi lemak di perutnya. Geum Hee juga bilang, kalau nenek memiliki lebih banyak lemak di perut ketimbang dirinya dan mengajak nenek menari. Tapi baru sebentar, nenek sudah merasa pusing.



In Soo yang baru tiba di kantor, heran sendiri melihat orang-orang berkasak-kusuk sambil menatapnya. In Soo bahkan mencoba bertanya pada Seokho, apa yang terjadi tapi Seokho malah meninggalkan In Soo.



Begitupun dengan rekan-rekan In Soo yang memilih meninggalkannya. Tepat saat itu, seseorang dari tim audit menghubungi In Soo. Barulah In Soo paham kenapa orang-orang bersikap aneh padanya hari itu.



Di restoran, Chorim nampak bersemangat melayani pelanggan. LOL.. entah bagaimana reaksinya kalau tahu yang sebenarnya... Ketika Dongpal keluar dari dapur dan menyuruh Soyeong mengambilkan minuman dingin untuknya, ia pun langsung bergegas menuju kulkas.

Chorim juga mengelap keringat Dongpal dengan tissue, kemudian memberi kode, menyuruh Dongpal keluar.

“Ada apa? Apa ada yang mau katakan padaku?” tanya Dongpal.

Tapi belum sempat menjawab, ponsel Dongpal berbunyi dan Dongpal pun pergi untuk menjawab teleponnya, membuat Chorim kesal setengah mati.



In Soo menyangkal tuduhan yang dialamatkan tim audit padanya. Tim audit kesal dan menunjukkan foto saat Yeonho memasukkan uang itu ke saku celana In Soo. In Soo pun langsung mengerti siapa dalang utama yang menjebaknya.



Sekarang, In Soo sudah berada di ruangan Se Ra. In Soo kesal karena Yeonho tiba-tiba tidak bisa dihubungi. Se Ra pun memastikannya sekali lagi, apa In Soo benar-benar tidak melakukan semua itu.

“Berapa kali harus kukatakan padamu! Goo Yeonho menjebakku! Dia datang, menemuiku beberapa kali dan membicarakan soal produknya, tapi aku menolaknya dengan tegas karena kualitas produknya sangat rendah. Setelah itu, dia menghubungiku dan mengajakku bertemu sebentar di taman, jadi aku menemuinya.” Jawab In Soo.

“Jika memang itu yang terjadi, kau tidak perlu cemas. Kebenaran akan segera terungkap.” Ucap Se Ra.

“Jeong Roo Na, kau yang melakukan ini? Kau?” batin In Soo.




Di restoran, Chorim nampak kesal memikirkan Dongpal, sementara Soyeong asyik memainkan game di ponselnya. Soyeong kemudian melirik Chorim, lalu berhenti main game dan mendekati Chorim.

“Eonni, bagaimana dengan pernikahan?” tanya Soyeong.

“Aku akan menikah? Pada tingkat ini, aku akan mati sebagai perawan tua!” ketus Chorim.

“Apa? Kenapa?” tanya Soyeong.

“Aku sudah selesai dengannya!” jawab Chorim.

“Kau sudah selesai dengannya? Jinja?” tanya Soyeong.

“Sejak pertama kali bertemu dengannya, aku sudah tahu dia mata keranjang!” jawab Chorim.

“Eonni, kau harus tenang dulu. Tarik napasmu lalu jelaskan padaku ada apa.” Ucap Soyeong.


Chorim pun menarik napasnya beberapa kali, lalu cerita ke Soyeong tentang Dongpal yang mendapat telepon dari seorang wanita saat ia mau membicarakan soal pernikahan.

“Bagaimana kau tahu telpon itu dari wanita?” tanya Soyeong.

“Itu, uhm...” Chorim bingung menjelaskannya.

“Katakan lah memang seorang wanita yang menelponnya, tapi darimana kau tahu Dongpal dan wanita itu punya hubungan?” tanya Soyeong.

Chorim pun terdiam.

“Itulah masalahmu, kau terlalu cepat mengambil kesimpulan. Sepanjang yang kutahu, Dongpal sedang mencemaskan sesuatu. Pada saat seperti ini, kau harus membuatnya nyaman. Jika kau mencurigainya dan membuat dia marah, dia akan pergi darimu.” Ucap Soyeong.

Soyeong pun kembali mengatakan sarannya yang kemarin.


In Soo berbaring di kasurnya sambil memikirkan apa yang sudah dilakukan Roo Na padanya.

“Jeong Roo Na, kau pergi sejauh ini?” ucapnya syok.



Dia lalu melompat turun dari kasurnya dan melihat video saat Roo Na berlutut padanya dengan tatapan marah.


Keesokan harinya, In Soo kembali disidang tim audit. Mereka penasaran, alasan In Soo keluar dari pekerjaan lamanya. In Soo menegaskan, alasan ia keluar dari pekerjaan lamanya, tidak ada hubungannya dengan kasus yang dituduhkan padanya sekarang.

Mereka lantas menuding In Soo bisa bekerja di JM karena koneksi. In Soo pun langsung membantahnya.

Tapi saat mereka menuding In Soo terlibat affair dengan salah satu model homeshopping, In Soo pun marah. In Soo berkata, wanita itu adalah teman sekampusnya.

“Kau tahu kan betapa seriusnya kasus pelecehan seksual di tempat kerja? Dan mengingat perusahaan kami lebih banyak karyawan wanita, jadi meletakkan tangan di bahu wanita seperti itu bisa dianggap pelecehan seksual. Terlepas dari niatmu, jika wanita itu merasa dihina atau dilecehkan oleh tindakanmu, ini bisa dianggap pelecehan seksual.” Ucap mereka.
 


Mereka lantas memaksa In Soo mengakui semua perbuatan itu dan mengundurkan diri. In Soo jelas tak mau karena dia tak bersalah.


Roo Bi berlari menemui In Soo. In Soo pun lega Roo Bi mempercayainya.

“Jangan cemas dan jangan coba-coba mencari bukti aku tidak bersalah. Aku sendiri yang akan membuktikan bahwa aku tidak bersalah dengan satu cara atau cara lainnya.” Ucap In Soo.

Roo Bi kemudian memberi In Soo sebuah pelukan. Dan In Soo pun  berkata, mereka tidak boleh berpelukan karena ia bisa dianggap melakukan pelecehan seksual.


Gyeong Min, Se Ra dan Roo Na juga sedang membahas In Soo. Gyeong Min dan Se Ra yakin In Soo tak bersalah, tapi Roo Na... dia berusaha meyakinkan mereka bahwa In Soo memang terlibat skandal penyuapan.

“Penyidikan masih berjalan, jadi jangan langsung membuat kesimpulan.” Ucap Gyeong Min.

“Aku hanya memikirkan dia sebagai tunangan Roo Na yang telah terlibat dalam skandal mengerikan ini.” Jawab Roo Na.

“Jadi mereka benar-benar sudah bertunangan?” tanya Se Ra.

Roo Na pun mengiyakan. Se Ra menggerutu soal niat neneknya.

“Nenek?” tanya Gyeong Min.

“Bukan apa-apa.” Jawab Se Ra.

“Aku tidak mau Na In Soo mendapatkan perlakuan khusus karena dia tunangan adikku. Pisahkan hubungan pribadi dan pekerjaan, itu yang selalu kau katakan, Wakil Presdir Bae.” Ucap Roo Na.



Teman-teman se-tim Roo Bi juga ikut membahas In Soo yang terlibat dua skandal sekaligus. Begitu, Roo Na datang, Seokho dan Hyeryeon langsung diam.

Jin Hee mendekati Roo Na, dan menanyakan kebenaran kabar skandal In Soo. Roo Na pun membenarkan.

Ponsel Roo Na berdering. Wajah Roo Na langsung berubah begitu membaca nama si penelpon. Dan ia langsung pergi setelah menerima telepon itu.



Ternyata, Roo Bi lah yang menghubungi Roo Na. Mereka bertemu di pantry dan Roo Bi meminta Roo Na menyelesaikan masalah In Soo. Roo Bi meyakinkan Roo Na, kalau In Soo tidak seperti yang dituduhkan.

“Kau ingin aku menyuruh kantor audit membebaskan In Soo?” tanya Roo Na.

“Bukan itu, suruh mereka memeriksa kasus In Soo dengan benar.” Pinta Roo Bi.

“Mereka akan memeriksanya dengan benar. Mereka akan melihat fakta dan bertindak sesuai aturan perusahaan. Kau membuatku berada dalam posisi sulit, jadi tetaplah diam. Mereka tidak akan melakukan ini tanpa bukti.” Jawab Roo Na.

“Bukti?” tanya Roo Bi kaget.

“Ibu tidak bilang apa-apa padamu soal pernikahan? Jika kalian setuju untuk menikah, aku tidak punya pilihan lain selain membiarkan masalah ini. Aku akan membantu calon suami adikku. Nikahi dia.” Ucap Roo Na.

Tapi Roo Bi menolak, Roo Bi beralasan ia belum siap. Roo Na pun memaksa. Roo Na berjanji akan melepaskan In Soo, bahkan membuat jabatan In Soo naik jika Roo Bi mau menikah dengan In Soo.



Di kelas memasak, Geum Hee terus memperhatikan Dongpal.

Saat kelas berakhir, Geum Hee mengajak Dongpal minum kopi, tapi Dongpal menolaknya dengan tegas.

“Kau tidak menyukaiku?” tanya Geum Hee.

Dongpal tak menjawab dan buru-buru pergi.



Chorim, diam-diam keluar dari rumah sambil membawa lauk yang sudah disiapkannya untuk Dongpal.

Dongpal kembali ke rumah, disaat Jihyeok sedang makan dengan temannya (sy masih gk tau namanya), tapi Dongpal pulang hanya untuk meletakkan tasnya.



Setelah ia pergi, Geum Hee datang. Jihyeok pun berkata, Dongpal tidak ada di rumah. Geum Hee pun menitipkan makanan untuk Dongpal ---> sy skip ya scene ini, krna gk terlalu penting.



Chorim sudah berdiri di depan rumah Dongpal. Ia bahkan sempat berpapasan dengan Jihyeok. Chorim menghubungi Dongpal, tapi tak dijawab.


Geum Hee ternyata masih di rumah Dongpal ---> sy singkat aja ya... Geum Hee bertanya, bagaimana teman Dongpal bisa mengenal Dongpal. Teman Dongpal berkata, ia dan Dongpal adalah teman sekampus.

“Kampus? Jurusan apa?” tanya Geum Hee senang. “Hukum.” Jawab teman Dongpal, membuat Geum Hee tambah kagum.



Geum Hee akhirnya pergi dari rumah Dongpal. Di pintu bawah, ia berpapasan dengan Chorim, tapi karena mereka tak saling mengenal, mereka pun pergi begitu saja.



Teman Dong Pal yang lagi sibuk mencicipi masakan Geum Hee pun terkejut saat mendengar suara wanita lain memanggil Dongpal.

Ia pun buru-buru membukakan pintu. Chorim yang ingat bahwa ia dan teman Dongpal pernah berebut teri di supermarket pun kaget.



Di dapur restoran, Dongpal menghubungi seorang temanya untuk meminjam uang. Dongpal cerita, bahwa pemilik rumah sewa yang ditempatinya, menaikkan harga sewa dan ia berjanji akan melunasi hutangnya secepatnya.


Chorim balik ke restoran dengan wajah super kesal. Soyeong pun langsung mendekatinya. Ia penasaran, hubungan Dongpal dan Chorim. Chorim pun cerita, tentang lauk pauk lengkap yang sempat ia lihat tadi di rumah Dongpal. Ia yakin, beberapa wanita yang mengirim lauk itu untuk Dongpal.

“Teman serumah Dongpal yang mengatakannya padaku. Pria itu, yang berebut teri di supermarket denganku.” Ucap Chorim.

“Jadi dia mengatakan siapa yang mengirim lauk itu?” tanya Soyeong.

“Itu membuatku marah. Aku jengkel!” ucap Chorim.

“Ini semakin aneh.” Jawab Soyeong.

“Apa yang harus kulakukan?” tanya Chorim.

“Bicaralah pada Dongpal! Kau bilang, Nyonya Yoo sudah membicarakan soal pernikahan dengannya kan?” ucap Soyeong.

“Eonni sendiri yang bilang akan mengurus semuanya.” Jawab Chorim.



Lalu, Gilja datang dan menyuruh Soyeong mengambilkannya air dingin.

Soyeong beranjak ke kulkas, sementara Chorim mendekati Gilja.

“Jadi kau sudah bicara dengannya soal pernikahan?” tanya Chorim.

“Dia tidak langsung menjawabku tapi dia terlihat senang.” Jawab Gilja.

“Jadi siapa wanita itu? Apa dia punya adik?” batin Chorim.


Gyeong Min menceritakan masalah In Soo pada ayahnya. Tuan Bae penasaran, berapa jumlah uang suap yang diterima In Soo. Gyeong Min bilang, In Soo diduga menerima suap sebesar 10 ribu dollar. Tuan Bae pun tertawa. Tuan Bae kemudian berkata, In Soo harus mendapat hukuman sesuai prosedur perusahaan. Mereka tidak boleh memberi perlakuan spesial pada In Soo hanya karena In Soo tunangan Roo Bi.

Restoran sudah tutup. Dongpal pun pamit pulang. Begitu Dongpal pergi, Soyeong pun mengkode Chorim. Chorim langsung pergi mengikuti Dongpal, tanpa bilang-bilang pada Gilja.


Di jalan pulang, Dongpal merasa ada yang mengikutinya. Chorim pun langsung bersembunyi begitu Dongpal berbalik dan menatap ke arahnya. Karena tak menemukan siapapun, Dongpal pun kembali berjalan.

Tak lama kemudian, Chorim melihat sosok Geum Hee yang menghampiri Dongpal.

Geum Hee pun merasa, takdir lah yang sudah mempertemukannya dengan Dongpal. Geum Hee mengaku, ia sedang berjalan-jalan saja, tapi malah bertemu dengan Dongpal.

Geum Hee lalu melihat sesuatu yang aneh di rambut Dongpal. Dongpal pun membungkuk, tapi Geum Hee berbohong. Sebenarnya, ia hanya mau mengelus kepala Dongpal saja.


Tak tahan melihat semua itu, Chorim pun melabrak mereka.

Geum Hee yang takut, bersembunyi di balik punggung Dongpal. Dongpal pun berusaha menenangkan Chorim. Chorim tambah kesal, ia berteriak, mengatakan, bahwa ia tak bisa diam saja melihat tunangannya didekati wanita lain.

“Dongpal, siapa wanita ini?” tanya Geum Hee.


“Kau dan aku akan menikah. Gilja sudah mengatakan padamu, bahwa kita akan menikah.” Jawab Chorim.

“Dia tidak mengatakan apapun.” Ucap Dongpal.


“Kau bahkan bukan tunangannya, jadi bagaimana bisa kau mengakui dia tunanganmu?” ucap Geum Hee kesal.

Chorim pun terkejut.

0 Comments:

Post a Comment