Tengah malam, Chorim keluar dari kamarnya dan beranjak ke dapur. Dia menggoreng teri, tapi kemudian, Gilja muncul membuatnya terkejut.
Chorim pun berbohong, ia bilang, ia
hanya mencoba menggoreng teri.
“Teri? Kita punya teri?” tanya Gilja.
“A... aku tahu, tapi teri bagus untuk
tulangmu, jadi aku ingin membuatnya setiap hari.” Chorim membuat alasan.
Lalu, Chorim pura2 mengantuk dan
memutuskan menggoreng terinya besok saja.
Saat hendak masuk ke kamar, Chorim
dipanggil Gilja. Gilja membicarakan soal pernikahan pada Chorim. Sontak, Chorim
senang. Gilja mengaku, ingin pernikahan itu segera dilaksanakan, tapi uang
menjadi masalahnya.
“Sepertinya, uang juga menjadi masalah
bagi pria itu. Komo, kau tahu situasi kita kan? Tapi Roo Bi bilang, dia akan
membantu, jadi kupikir, sebaiknya pernikahan itu harus segera
dilaksanakan.”ucap Gilja.
Chorim pun tersentuh, ia tidak
menyangka Roo Na semulia itu.
“Komo, kau juga merasa sulit, kan?”
tanya Gilja.
“Eonni, aku sama sekali tidak
kesulitan. Eonni, gomawoyo.” Jawab
Chorim.
“Kita harus segera menetapkan
tanggalnya. Pernikahannya harus dilaksanakan sebelum akhir tahun ini. Aku yang
akan mengurusnya, jadi kau tidak usah cemas. Aku juga akan memberitahunya.”
Ucap Gilja.
“Baiklah, apapun yang kau katakan,
akan kulakukan.” Jawab Chorim.
Gilja lantas menyuruh Chorim tidur,
karena hari sudah larut. Begitu Gilja pergi, Chorim langsung menari-nari. Bahkan,
setelah sampai di kamarnya pun, ia masih menari-nari. Chorim lalu duduk di
kasurnya.
“Eonni, kau masih bangun?” tanya
Soyeong.
“Soyeong-ah, kupikir aku akan segera
menikah.” Ucap Chorim.
“Dongpal mengajakmu menikah? Dia
melamarmu?” tanya Soyeong.
“Bukan, bukan begitu. Eonni menyuruhku
menikah.” Jawab Chorim.
“Aneh, bukankah Dongpal bilang kalian
tidak dekat? Kenapa tiba-tiba membicarakan pernikahan sekarang?” ucap Soyeong.
“Kurasa, Dongpal memikirkannya juga.”
Jawab Chorim.
“Kudengar, semua orang sulit
memutuskan akan menikah atau tidak. Beberapa dari mereka bahkan berpikir, untuk
kabur setelah tanggal pernikahan ditetapkan. Seharusnya Dongpal melamarmu
dulu.” Ucap Soyeong.
“Menurutmu begitu?” tanya Chorim.
“Aku tahu, dia pasti malu bicara
padamu jadi itulah kenapa dia bicara pada Nyonya Yoo duluan.” Ucap Soyeong.
“Dia seperti seekor macan, terlihat
garang diluar tapi lembut di dalam.” Jawab Chorim.
“Eonni, chukkae, chukkae, chukkae!”
ucap Soyeong.
Chorim lalu menghayalkan pernikahannya
dengan Dongpal dan senyum2 sendiri.
Nenek masuk ke kamar Geum Hee dan
mendapati Geum Hee sedang menari sendirian. Nenek kesal karena Geum Hee membuat
keributan di tengah malam. Geum Hee membela diri, ia berkata hanya berusaha
mengurangi lemak di perutnya. Geum Hee juga bilang, kalau nenek memiliki lebih
banyak lemak di perut ketimbang dirinya dan mengajak nenek menari. Tapi baru
sebentar, nenek sudah merasa pusing.
In Soo yang baru tiba di kantor, heran
sendiri melihat orang-orang berkasak-kusuk sambil menatapnya. In Soo bahkan
mencoba bertanya pada Seokho, apa yang terjadi tapi Seokho malah meninggalkan
In Soo.
Begitupun dengan rekan-rekan In Soo
yang memilih meninggalkannya. Tepat saat itu, seseorang dari tim audit
menghubungi In Soo. Barulah In Soo paham kenapa orang-orang bersikap aneh
padanya hari itu.
Di restoran, Chorim nampak bersemangat
melayani pelanggan. LOL.. entah bagaimana reaksinya kalau tahu yang
sebenarnya... Ketika Dongpal keluar dari dapur dan menyuruh Soyeong
mengambilkan minuman dingin untuknya, ia pun langsung bergegas menuju kulkas.
Chorim juga mengelap keringat Dongpal
dengan tissue, kemudian memberi kode, menyuruh Dongpal keluar.
“Ada apa? Apa ada yang mau katakan
padaku?” tanya Dongpal.
Tapi belum sempat menjawab, ponsel
Dongpal berbunyi dan Dongpal pun pergi untuk menjawab teleponnya, membuat
Chorim kesal setengah mati.
In Soo menyangkal tuduhan yang
dialamatkan tim audit padanya. Tim audit kesal dan menunjukkan foto saat Yeonho
memasukkan uang itu ke saku celana In Soo. In Soo pun langsung mengerti siapa
dalang utama yang menjebaknya.
Sekarang, In Soo sudah berada di
ruangan Se Ra. In Soo kesal karena Yeonho tiba-tiba tidak bisa dihubungi. Se Ra
pun memastikannya sekali lagi, apa In Soo benar-benar tidak melakukan semua
itu.
“Berapa kali harus kukatakan padamu!
Goo Yeonho menjebakku! Dia datang, menemuiku beberapa kali dan membicarakan
soal produknya, tapi aku menolaknya dengan tegas karena kualitas produknya
sangat rendah. Setelah itu, dia menghubungiku dan mengajakku bertemu sebentar
di taman, jadi aku menemuinya.” Jawab In Soo.
“Jika memang itu yang terjadi, kau
tidak perlu cemas. Kebenaran akan segera terungkap.” Ucap Se Ra.
“Jeong Roo Na, kau yang melakukan ini?
Kau?” batin In Soo.
Di restoran, Chorim nampak kesal
memikirkan Dongpal, sementara Soyeong asyik memainkan game di ponselnya.
Soyeong kemudian melirik Chorim, lalu berhenti main game dan mendekati Chorim.
“Eonni, bagaimana dengan pernikahan?”
tanya Soyeong.
“Aku akan menikah? Pada tingkat ini,
aku akan mati sebagai perawan tua!” ketus Chorim.
“Apa? Kenapa?” tanya Soyeong.
“Aku sudah selesai dengannya!” jawab
Chorim.
“Kau sudah selesai dengannya? Jinja?”
tanya Soyeong.
“Sejak pertama kali bertemu dengannya,
aku sudah tahu dia mata keranjang!” jawab Chorim.
“Eonni, kau harus tenang dulu. Tarik
napasmu lalu jelaskan padaku ada apa.” Ucap Soyeong.
Chorim pun menarik napasnya beberapa
kali, lalu cerita ke Soyeong tentang Dongpal yang mendapat telepon dari seorang
wanita saat ia mau membicarakan soal pernikahan.
“Bagaimana kau tahu telpon itu dari
wanita?” tanya Soyeong.
“Itu, uhm...” Chorim bingung
menjelaskannya.
“Katakan lah memang seorang wanita
yang menelponnya, tapi darimana kau tahu Dongpal dan wanita itu punya
hubungan?” tanya Soyeong.
Chorim pun terdiam.
“Itulah masalahmu, kau terlalu cepat
mengambil kesimpulan. Sepanjang yang kutahu, Dongpal sedang mencemaskan
sesuatu. Pada saat seperti ini, kau harus membuatnya nyaman. Jika kau
mencurigainya dan membuat dia marah, dia akan pergi darimu.” Ucap Soyeong.
Soyeong pun kembali mengatakan
sarannya yang kemarin.
In Soo berbaring di kasurnya sambil
memikirkan apa yang sudah dilakukan Roo Na padanya.
“Jeong Roo Na, kau pergi sejauh ini?”
ucapnya syok.
Dia lalu melompat turun dari kasurnya
dan melihat video saat Roo Na berlutut padanya dengan tatapan marah.
Keesokan harinya, In Soo kembali
disidang tim audit. Mereka penasaran, alasan In Soo keluar dari pekerjaan
lamanya. In Soo menegaskan, alasan ia keluar dari pekerjaan lamanya, tidak ada
hubungannya dengan kasus yang dituduhkan padanya sekarang.
Mereka lantas menuding In Soo bisa
bekerja di JM karena koneksi. In Soo pun langsung membantahnya.
Tapi saat mereka menuding In Soo
terlibat affair dengan salah satu model homeshopping, In Soo pun marah. In Soo
berkata, wanita itu adalah teman sekampusnya.
“Kau tahu kan betapa seriusnya kasus
pelecehan seksual di tempat kerja? Dan mengingat perusahaan kami lebih banyak
karyawan wanita, jadi meletakkan tangan di bahu wanita seperti itu bisa
dianggap pelecehan seksual. Terlepas dari niatmu, jika wanita itu merasa dihina
atau dilecehkan oleh tindakanmu, ini bisa dianggap pelecehan seksual.” Ucap
mereka.
Mereka lantas memaksa In Soo mengakui
semua perbuatan itu dan mengundurkan diri. In Soo jelas tak mau karena dia tak
bersalah.
Roo Bi berlari menemui In Soo. In Soo
pun lega Roo Bi mempercayainya.
“Jangan cemas dan jangan coba-coba
mencari bukti aku tidak bersalah. Aku sendiri yang akan membuktikan bahwa aku
tidak bersalah dengan satu cara atau cara lainnya.” Ucap In Soo.
Roo Bi kemudian memberi In Soo sebuah
pelukan. Dan In Soo pun berkata, mereka
tidak boleh berpelukan karena ia bisa dianggap melakukan pelecehan seksual.
Gyeong Min, Se Ra dan Roo Na juga
sedang membahas In Soo. Gyeong Min dan Se Ra yakin In Soo tak bersalah, tapi
Roo Na... dia berusaha meyakinkan mereka bahwa In Soo memang terlibat skandal
penyuapan.
“Penyidikan masih berjalan, jadi
jangan langsung membuat kesimpulan.” Ucap Gyeong Min.
“Aku hanya memikirkan dia sebagai
tunangan Roo Na yang telah terlibat dalam skandal mengerikan ini.” Jawab Roo
Na.
“Jadi mereka benar-benar sudah
bertunangan?” tanya Se Ra.
Roo Na pun mengiyakan. Se Ra
menggerutu soal niat neneknya.
“Nenek?” tanya Gyeong Min.
“Bukan apa-apa.” Jawab Se Ra.
“Aku tidak mau Na In Soo mendapatkan
perlakuan khusus karena dia tunangan adikku. Pisahkan hubungan pribadi dan
pekerjaan, itu yang selalu kau katakan, Wakil Presdir Bae.” Ucap Roo Na.
Teman-teman se-tim Roo Bi juga ikut
membahas In Soo yang terlibat dua skandal sekaligus. Begitu, Roo Na datang,
Seokho dan Hyeryeon langsung diam.
Jin Hee mendekati Roo Na, dan
menanyakan kebenaran kabar skandal In Soo. Roo Na pun membenarkan.
Ponsel Roo Na berdering. Wajah Roo Na
langsung berubah begitu membaca nama si penelpon. Dan ia langsung pergi setelah
menerima telepon itu.
Ternyata, Roo Bi lah yang menghubungi
Roo Na. Mereka bertemu di pantry dan Roo Bi meminta Roo Na menyelesaikan
masalah In Soo. Roo Bi meyakinkan Roo Na, kalau In Soo tidak seperti yang
dituduhkan.
“Kau ingin aku menyuruh kantor audit
membebaskan In Soo?” tanya Roo Na.
“Bukan itu, suruh mereka memeriksa
kasus In Soo dengan benar.” Pinta Roo Bi.
“Mereka akan memeriksanya dengan
benar. Mereka akan melihat fakta dan bertindak sesuai aturan perusahaan. Kau
membuatku berada dalam posisi sulit, jadi tetaplah diam. Mereka tidak akan
melakukan ini tanpa bukti.” Jawab Roo Na.
“Bukti?” tanya Roo Bi kaget.
“Ibu tidak bilang apa-apa padamu soal
pernikahan? Jika kalian setuju untuk menikah, aku tidak punya pilihan lain
selain membiarkan masalah ini. Aku akan membantu calon suami adikku. Nikahi
dia.” Ucap Roo Na.
Tapi Roo Bi menolak, Roo Bi beralasan
ia belum siap. Roo Na pun memaksa. Roo Na berjanji akan melepaskan In Soo,
bahkan membuat jabatan In Soo naik jika Roo Bi mau menikah dengan In Soo.
Di kelas memasak, Geum Hee terus memperhatikan
Dongpal.
Saat kelas berakhir, Geum Hee mengajak
Dongpal minum kopi, tapi Dongpal menolaknya dengan tegas.
“Kau tidak menyukaiku?” tanya Geum
Hee.
Dongpal tak menjawab dan buru-buru
pergi.
Chorim, diam-diam keluar dari rumah
sambil membawa lauk yang sudah disiapkannya untuk Dongpal.
Dongpal kembali ke rumah, disaat
Jihyeok sedang makan dengan temannya (sy masih gk tau namanya), tapi Dongpal
pulang hanya untuk meletakkan tasnya.
Setelah ia pergi, Geum Hee datang.
Jihyeok pun berkata, Dongpal tidak ada di rumah. Geum Hee pun menitipkan
makanan untuk Dongpal ---> sy skip ya scene ini, krna gk terlalu penting.
Chorim sudah berdiri di depan rumah
Dongpal. Ia bahkan sempat berpapasan dengan Jihyeok. Chorim menghubungi
Dongpal, tapi tak dijawab.
Geum Hee ternyata masih di rumah
Dongpal ---> sy singkat aja ya... Geum Hee bertanya, bagaimana teman Dongpal
bisa mengenal Dongpal. Teman Dongpal berkata, ia dan Dongpal adalah teman
sekampus.
“Kampus? Jurusan apa?” tanya Geum Hee
senang. “Hukum.” Jawab teman Dongpal, membuat Geum Hee tambah kagum.
Geum Hee akhirnya pergi dari rumah
Dongpal. Di pintu bawah, ia berpapasan dengan Chorim, tapi karena mereka tak
saling mengenal, mereka pun pergi begitu saja.
Teman Dong Pal yang lagi sibuk
mencicipi masakan Geum Hee pun terkejut saat mendengar suara wanita lain
memanggil Dongpal.
Ia pun buru-buru membukakan pintu.
Chorim yang ingat bahwa ia dan teman Dongpal pernah berebut teri di supermarket
pun kaget.
Di dapur restoran, Dongpal menghubungi
seorang temanya untuk meminjam uang. Dongpal cerita, bahwa pemilik rumah sewa
yang ditempatinya, menaikkan harga sewa dan ia berjanji akan melunasi hutangnya
secepatnya.
Chorim balik ke restoran dengan wajah
super kesal. Soyeong pun langsung mendekatinya. Ia penasaran, hubungan Dongpal
dan Chorim. Chorim pun cerita, tentang lauk pauk lengkap yang sempat ia lihat
tadi di rumah Dongpal. Ia yakin, beberapa wanita yang mengirim lauk itu untuk
Dongpal.
“Teman serumah Dongpal yang
mengatakannya padaku. Pria itu, yang berebut teri di supermarket denganku.”
Ucap Chorim.
“Jadi dia mengatakan siapa yang
mengirim lauk itu?” tanya Soyeong.
“Itu membuatku marah. Aku jengkel!”
ucap Chorim.
“Ini semakin aneh.” Jawab Soyeong.
“Apa yang harus kulakukan?” tanya
Chorim.
“Bicaralah pada Dongpal! Kau bilang,
Nyonya Yoo sudah membicarakan soal pernikahan dengannya kan?” ucap Soyeong.
“Eonni sendiri yang bilang akan
mengurus semuanya.” Jawab Chorim.
Lalu, Gilja datang dan menyuruh
Soyeong mengambilkannya air dingin.
Soyeong beranjak ke kulkas, sementara
Chorim mendekati Gilja.
“Jadi kau sudah bicara dengannya soal
pernikahan?” tanya Chorim.
“Dia tidak langsung menjawabku tapi
dia terlihat senang.” Jawab Gilja.
“Jadi siapa wanita itu? Apa dia punya
adik?” batin Chorim.
Gyeong Min menceritakan masalah In Soo
pada ayahnya. Tuan Bae penasaran, berapa jumlah uang suap yang diterima In Soo.
Gyeong Min bilang, In Soo diduga menerima suap sebesar 10 ribu dollar. Tuan Bae
pun tertawa. Tuan Bae kemudian berkata, In Soo harus mendapat hukuman sesuai
prosedur perusahaan. Mereka tidak boleh memberi perlakuan spesial pada In Soo
hanya karena In Soo tunangan Roo Bi.
Restoran sudah tutup. Dongpal pun
pamit pulang. Begitu Dongpal pergi, Soyeong pun mengkode Chorim. Chorim
langsung pergi mengikuti Dongpal, tanpa bilang-bilang pada Gilja.
Di jalan pulang, Dongpal merasa ada
yang mengikutinya. Chorim pun langsung bersembunyi begitu Dongpal berbalik dan
menatap ke arahnya. Karena tak menemukan siapapun, Dongpal pun kembali
berjalan.
Tak lama kemudian, Chorim melihat
sosok Geum Hee yang menghampiri Dongpal.
Geum Hee pun merasa, takdir lah yang
sudah mempertemukannya dengan Dongpal. Geum Hee mengaku, ia sedang
berjalan-jalan saja, tapi malah bertemu dengan Dongpal.
Geum Hee lalu melihat sesuatu yang
aneh di rambut Dongpal. Dongpal pun membungkuk, tapi Geum Hee berbohong.
Sebenarnya, ia hanya mau mengelus kepala Dongpal saja.
Tak tahan melihat semua itu, Chorim
pun melabrak mereka.
Geum Hee yang takut, bersembunyi di
balik punggung Dongpal. Dongpal pun berusaha menenangkan Chorim. Chorim tambah
kesal, ia berteriak, mengatakan, bahwa ia tak bisa diam saja melihat
tunangannya didekati wanita lain.
“Dongpal, siapa wanita ini?” tanya
Geum Hee.
“Kau dan aku akan menikah. Gilja sudah
mengatakan padamu, bahwa kita akan menikah.” Jawab Chorim.
“Dia tidak mengatakan apapun.” Ucap
Dongpal.
“Kau bahkan bukan tunangannya, jadi
bagaimana bisa kau mengakui dia tunanganmu?” ucap Geum Hee kesal.
Chorim pun terkejut.
0 Comments:
Post a Comment