Kesalahpahaman itu akhirnya berakhir, namun.... Chorim terluka.
Setibanya di rumah, Chorim langsung membahas soal pernikahan
dengan Gilja. Gilja pun berkata, yang ia bicarakan tentang pernikahan Roo Na.
Gilja lalu tertawa. Melihat Gilja tertawa, Chorim tambah luka. Merasa tak enak,
Gilja pun menyuruh Chorim menikah juga. Tapi Chorim yang terlanjur kecewa,
tidak mau lagi membicarakan hal itu dan beranjak masuk ke kamarnya.
Soyeong menyusul Chorim ke kamar. Melihat Chorim menangis,
Soyeong ikutan sedih.
Di kantor, Roo Na stress memikirkan soal In Soo. Seokho mendekati Roo Na, menanyakan soal In Soo. Tapi baru mulai bertanya, Roo Na langsung pergi dengan wajah kesal.
Di restoran, Dongpal mencari Chorim. Soyeong berkata, kalau Chorim sakit. Soyeong juga minta Dongpal memperlakukan Chorim dengan baik.
Dongpal pun bingung, “Apa yang sudah kulakukan?”
Roo Na sengaja mampir ke restoran, ia datang untuk mengajak
ibunya bicara. Roo Na mengajak sang ibu bicara di tempat lain. Gilja awalnya
menolak, karena Chorim sakit dan tidak ada yang membantu Soyeong. Tapi Roo Na
memaksa. Roo Na bilang, mau membicarakan sesuatu yang penting.
Dan... mereka bicara di sebuah kafe.
DEG!
Gilja terkejut mendengar penyuapan yang dilakukan In Soo.
Roo Na pun memberikan jalan keluar untuk In Soo. Roo Na ingin pernikahan In Soo
dan Roo Bi segera dilaksanakan. Roo Na berkata, itulah satu-satunya cara
menyelamatkan In Soo dan Roo Na. Dengan pernikahan itu, Tuan Bae dan Gyeong Min
bisa membantu In Soo.
“Kau tahu kan seberapa seriusnya masalah ini?” ucap Roo Na,
menakut-nakuti Gilja. Roo Na juga bilang, kalau In Soo dipecat maka Roo Bi juga
akan dipecat.
Gilja pun tambah stress.
Roo Na lalu bertanya, apa sang ibu sudah menemui In Soo.
“Aku sudah menemuinya. Dia bilang, akan memikirkannya.”
Jawab Gilja.
In Soo akhirnya menemui Roo Na. Roo Na yang baru turun dari
mobilnya pun terkejut melihat In Soo yang keluar dari rumah Gyeong Min.
“Menurutmu, kenapa aku ada disini, Jeong Roo Na?” tanya In
Soo.
“Kau semakin gila.” Jawab Roo Na kesal.
“Sebelum aku melakukan hal yang lebih gila, kenapa tidak
bicara saja?” ucap In Soo.
Mereka pun singgah ke kafe.
“Ini perbuatanmu, kan? Kau lah yang berusaha membuatku
menikahi Roo Bi dan kau juga yang menjebakku.” Ucap In Soo.
“Kau punya bukti?” tanya Roo Na.
“Benar, bukti sangat penting. Tidak ada bukti, maka tidak
ada seorang pun yang percaya denganmu.” Jawab In Soo.
In Soo lantas menunjukkan ponselnya pada Roo Na.
“Disini ada video, yang dapat menjatuhkanmu dalam satu
gerakan.” Ucap In Soo.
Awalnya Roo Na tidak percaya. Tapi setelah melihat isi video
itu, ia terkejut dan langsung menghancurkan ponsel In Soo.
In Soo tertawa. In Soo bilang, dia masih memiliki copy-an
yang lain. In Soo pun memberikan Roo Na waktu 24 jam untuk membersihkan
namanya. Jika tidak, bukan hanya Gyeong Min yang akan melihat video itu, tapi
semua orang di JM.
Roo Na pun menangis dan meminta In Soo menyelamatkannya. Tapi
In Soo tidak percaya. Roo Na juga berkata, dia bersedia mati jika In Soo
menyuruhnya mati dan dia akan berlutut jika In Soo menyurunya berlutut.
“Na In Soo yang dulu sudah mati. Jeong Roo Na, kau yang
membunuhnya!”
“Itulah kenapa kau melakukan ini padaku? Itulah kenapa kau
coba membunuhku?” tanya Roo Na.
“Membunuh?” tanya In Soo, lalu In Soo tertawa.
“Bunuh saja aku! Jika kau terus seperti ini, bunuh saja
aku!”
“Kau, bahkan tidak layak untuk dibunuh.” Jawab In Soo.
“Kau melakukan ini karena masih mencintaiku?” tanya Roo Na.
“Jangan percaya cinta. Cinta adalah kebodohan. Itulah yang
selalu kau katakan, Jeong Roo Na.” Jawab In Soo.
In Soo lantas pergi.
“In Soo-ssi, In Soo-ssi, Chagi-ya!” bujuk Roo Na. Tapi In
Soo tak peduli dan beranjak pergi meninggalkan Roo Na.
Roo Na kalut. Tak ingin videonya tersebar, ia pun langsung
menghubungi Yeonho.
Tuan Bae ketiduran saat tengah menonton sinetron bersama
istri dan neneknya, serta Geum Hee. Ia baru terbangun saat sinetronnya sudah
habis.
“Bagaimana? Apa pasangan kekasih itu akhirnya bersatu?”
tanya Tuan Bae, membuat Nyonya Park dan nenek tertawa.
Nenek lalu pergi tidur karena sinetronnya sudah habis.
Chorim menghubungi Geum Hee. Singkat cerita, dia mengakui
dirinya sebagai kekasih Dongpal. Geum Hee tertawa dan meminta Chorim berhenti
berhalusinasi. Chorim lantas mengajak Geum Hee bertemu, tapi Geum Hee menolak.
Geum Hee juga menyebut Chorim sbg ayam sabung. Chorim marah dan Geum Hee pun
memutuskan panggilannya.
Di kamar mandinya, Roo Na terus mencoba menghubungi Yeonho,
tapi ponsel Yeonho tak aktif.
“Eotteokaji?” ucap Roo Na bingung.
Roo Na lantas mengguyur dirinya dengan air.
“Aku ingin membunuhnya. Aku ingin membunuhnya.” Ucapnya.
Sekarang, Roo Na kembali berada di ruangan gelap itu. Ia
mengaku, seandainya bisa, ia ingin membunuh In Soo. Ia juga berkata, bahwa
dirinya adalah wanita yang akan melakukan segala cara untuk memenuhi ambisinya.
“Aku membunuh Na In Soo? Dia mati karena aku? Aku tidak
berpikir begitu. Aku hanya mencoba melindungi diriku. Semua orang, secara
naluriah, berusaha melindungi diri mereka.” Ucap Roo Na.
Dongpal tengah menghitung uangnya. Teman Dongpal pun
penasaran, apa yang sedang dihitung Dongpal. Ia berkali-kali mengganggu
Dongpal, sehingga membuat Dongpal merasa terganggu dan berteriak kesal.
“Uang! Uang! Uang! Semua itu karena uang! Kenapa kau tidak
pergi keluar dan berusaha mencari uang? Biar kuperjelas, kau hanya bisa tinggal
selama dua bulan. Aku tidak bisa membiarkanmu tinggal lebih lama karena harga
sewanya naik 20 ribu dollar.” Jawab Dongpal.
“Meskipun langit jatuh, pasti ada jalan keluar. Jangan
cemas. Itu hanya 20 ribu dollar. Aku akan mendapatkannya untukmu.” Ucap teman
Dongpal.
“Jangan pernah menipu orang lagi!” jawab Dongpal.
“Biar kukatakan. Kau membuatku terkesan No Dongpal. Kau masih memilikinya.” Ucap teman Dongpal.
“Kau ini bicara apa?” tanya Dongpal.
“Bukan hanya satu, tapi dua wanita datang dengan lauk buatan
sendiri.” Jawab teman Dongpal, membuat Dongpal kaget.
Gilja menghela nafas memikirkan masalah In Soo. Ia tidak
mengerti bagaimana bisa In Soo terlibat skandal penyuapan. Gilja juga resah
memikirkan soal kesalahpahamnya dengan Chorim.
Roo Na tak bisa tidur karena ancaman In Soo. Ia lalu meraih
ponselnya, pergi keluar dan menghubungi Yeonho tapi Yeonho masih tak bisa
dihubungi.
Gyeong Min menyusul Roo Na keluar. Ia penasaran, siapa yang
dihubungi Roo Na tengah malam seperti itu. Roo Na pun berbohong, bahwa ia
mencemaskan Roo Bi dan mengajak Gyeong Min tidur lagi.
Besoknya, In Soo kembali dipanggil ke kantor audit. Kantor
audit memaksa In Soo mengakui skandal penyuapan dan pelecehan itu. In Soo marah
dan menyangkal tudingan itu. Tim audit pun mengancam akan memanggil polisi. In
Soo tak takut dan malah menyuruh tim audit melibatkan polisi.
“Bagaimana bisa, kalian menyimpulkan aku melakukan pelecehan
seksual dan penyuapan? Inikah hal terbaik yang bisa dilakukan kantor audit!”
protesnya.
Tim audit marah. Lalu In Soo berkata, di penghujung hari
ini, akan terungkap bahwa dia tidak bersalah.
Di ruangannya, Roo Na masih berusaha menghubungi Yeonho,
tapi lagi2 Yeonho tak bisa dihubungi.
Tak lama kemudian, ponsel Roo Na berdering. Sebuah pesan
masuk, dari In Soo.
“Aku sudah menyiapkan semuanya. Kau hanya punya waktu 5 jam
lagi.”
Roo Na pun panic dan kembali menghubungi seseorang. Tapi
kali ini, Eun Ji lah yang dihubunginya.
Roo Na menyuruh Eun Ji menghubungi Yeonho, tapi Yeonho tetap
saja tak bisa dihubungi. Roo Na lantas mengajak Eun Ji ke rumah Yeonho. Tapi
Yeonho tak ada di rumahnya. Eun Ji pun menghubungi Yeonho lagi sesuai
permintaan Roo Na, tapi Yeonho masih tak bisa dihubungi.
Tak tahu lagi harus bagaimana, Roo Na akhirnya mendatangi
kantor audit. Ia meminta tim audit mencari bukti bahwa In Soo tidak bersalah.
Roo Na juga menjanjikan posisi yang bagus untuk Kepala Tim jika mereka berhasil
menemukan bukti yang menyatakan In Soo tidak bersalah. Tapi Kepala Tim menolak.
Kepala Tim berkata, apa yang dia lakukan, semuanya demi kebaikan JM.
Keluar dari kantor audit, Roo Na pergi ke toilet. Ia kembali
mendapatkan pesan dari In Soo, bahwa waktunya tinggal 3 jam lagi.
Roo Na kembali menghubungi Yeonho, tapi hasilnya nihil.
Ponsel Roo Na berdering. Telepon dari Se Ra, yang
mengingatkannya soal meeting mereka. Se Ra berkata, semua orang sudah menunggu
Roo Na.
“Aku akan segera kesana.” Jawab Roo Na.
Saat mau pergi, tanpa sengaja Roo Na menjatuhkan isi tasnya.
Roo Na benar-benar stress.
Di apartemennya, In Soo masih menunggu kabar Roo Na. Karena
tak kunjung ada kabar dari Roo Na, In Soo pun bersiap menyebarkan video itu.
Sepanjang rapat, Roo Na tak bisa konsentrasi. Pikirannya
makin kacau setelah membaca sms In Soo bahwa waktunya tinggal 1 jam lagi.
Panic, Roo Na pun langsung meninggalkan ruang rapat dan menghubungi Eun Ji.
Waktu Roo Na tinggal 10 menit lagi.. Tepat saat itu, Yeonho
menghubungi Roo Na.
Mereka pun bertemu di tepi Sungai Han. Yeonho mengaku, ia
sengaja menghilang karena kantor audit tengah mencarinya. Roo Na lantas
menyuruh Yeonho menyerahkan diri. Tapi Yeonho menolak. Yeonho baru mau menuruti
permintaan Roo Na, setelah Roo Na berjanji akan mengirimkan uang padanya.
Di restoran, Dongpal berusaha menghubungi Chorim, tapi
Chorim tak mau menjawab panggilannya.
Dongpal lantas menanyakan Chorim pada Soyeong. Soyeong pun menyuruh Dongpal mencari tahu sendiri.
Yeonho yang sedang menuju kantor audit, bertemu Eun Ji. Eun
Ji mengajak Yeonho minum kopi. Awalnya, Yeonho menolak. Tapi Eun Ji memaksa dan
berjanji mereka hanya bicara lima menit saja. Yeonho pun setuju.
Roo Na melihat Yeonho pergi dengan Eun Ji. Tepat saat itu,
ia kembali menerima SMS dari In Soo, yang mengatakan waktunya tinggal 20 menit
lagi.
In Soo sudah bersiap dengan video Roo Na. Ponselnya kemudian
berdering. Telepon dari Roo Na yang meminta tambahan waktu 10 menit. Tapi In
Soo tidak mau dan memutuskan panggilannya begitu saja.
Panic, Roo Na langsung menghubungi Yeonho. Tepat saat itu,
Roo Bi muncul di hadapan Roo Na.
“Kenapa kau mencari Goo Yeonho? Kau tahu kan dia orang yang
menjebak In Soo?” ucap Roo Bi curiga.
Roo Na pun berbohong, ia pura-pura tidak tahu. Lalu, Yeonho
menelponnya. Sambil berbisik, Roo Na menyuruh Yeonho menyerahkan diri.
Setelah itu, Roo Na beranjak pergi meninggalkan Roo Bi.
Roo Bi pun menatap Roo Na dengan tatapan curiga.
0 Comments:
Post a Comment