Roo Bi penasaran kenapa Roo Na mencari Yeonho. Roo Bi berkata, bahwa Yeonho adalah orang yang menjebak In Soo. Roo Na pun pura-pura tidak tahu.
Tepat saat itu, Yeonho menghubungi Roo Na. Roo Na pun menyuruh Yeonho cepat ke kantor audit.
Roo Bi menatap Roo Na curiga. Tak mau dicurigai, Roo Na pun
menyuruh Roo Bi kembali bekerja.
Roo Na mengikuti Yeonho ke kantor audit. Ia lega melihat Yeonho sudah masuk kantor audit, tapi ternyata Yeonho belum benar-benar masuk ke kantor audit. Ia keluar lagi dan Roo Na langsung menghampirinya. Yeonho mengaku gugup dan ingin ke kamar mandi. Roo Na tambah stress.
In Soo bersiap menyebarkan video itu, tapi tepat saat itu,
ia menerima sebuah pesan dari Roo Na yang mengatakan bahwa ia menang.
Dongpal mencoba bicara soal Chorim pada Gilja. Sebelum mulai bicara, Gilja menyuruh Soyeong pulang duluan.
Awalnya, Gilja basa basi menanyakan soal kelas memasak
Dongpal. Setelah itu, barulah mereka membahas Chorim. Dongpal mengaku, kalau ia
menyukai Chorim tapi ia tak bisa menikahi Chorim karena situasinya tidak tepat.
Dongpal juga ingin bilang, kalau ia sudah punya anak tapi mulutnya terkunci
saat ia ingin mengatakan hal itu.
Di rumah, Soyeong bilang pada Chorim kalau Dongpal sangat mengkhawatirkan Chorim. Soyeong bilang, Dongpal bertanya padanya, kenapa Chorim tidak bekerja dan raut wajah Dongpal terlihat sedih. Chorim pun bertanya, apa Dongpal mengatakan hal yang lain lagi? Apa wanita itu masih menghubungi Dongpal? Soyeong menggeleng.
Saat mendengar suara pintu dibuka, Chorim buru-buru masuk ke kamarnya. Gilja pulang dan langsung memeriksa keadaan Chorim.
Gilja ingin mengatakan sesuatu soal Dongpal, tapi karena
takut Chorim terluka, Gilja pun memutuskan tidak mengatakannya.
Di rumahnya, Dongpal juga sedang memikirkan kata-kata Gilja
yang menyuruhnya menikahi Chorim. Untuk menenangkan hatinya, Dongpal pun
memetik gitarnya dan mulai bernyanyi.
Roo Na tak bisa tenang meskipun Yeonho sudah menyerahkan diri. Ia cemas memikirkan In Soo yang masih memiliki copy-an videonya.
Stress, Roo Na pun melampiaskannya dengan minum-minum.
Gyeong Min tiba-tiba datang, mengejutkan Roo Na.
“Kau sendirian?” tanya Gyeong Min sambil menuangkan minuman
untuk Roo Na.
“Kau pikir aku bersama pria lain? Lalu kau sendiri?”
“Aku datang karena klienku. Melihat bagaimana kau berubah,
benar-benar membuatku heran dan terkejut. Mereka mengatakan, kita sudah
dilahirkan dengan kepribadian yang telah ditentukan dan kepribadian kita tidak
akan berubah dengan mudah meskipun waktu sudah berlalu.”
“Apa kau mau bilang, kau tidak menyukaiku?” tanya Roo Na.
“Tidak bagus bagimu untuk minum, apalagi sendirian.” Jawab
Gyeong Min.
“Wanita manusia juga. Apalagi, aku wanita karir. Minum bisa
membuatkanku menjadi lebih tenang. Kenapa seorang pria boleh minum, sedangkan
wanita tidak?” ucap Roo Na.
“Ya sudah, minumlah.” Jawab Gyeong Min, lalu menuangkan
minum untuk Roo Na.
“Kau mengejekku?” tanya Roo Na.
“Roo Bi-ya...”
“Ejeklah aku sepuasnya. Aku pantas diejek hari ini.” Ucap
Roo Na.
Sekarang, Gyeong Min sudah berada di kantor, bersama ayah
dan adiknya. Mereka lega kasus In Soo sudah selesai dan In Soo terbukti tidak
bersalah. Gyeong Min berkata, Yeonho sudah mengaku, sengaja menjebak In Soo
karena dendam tapi ia mengaku karena merasa tidak tenang.
Se Ra kemudian berkata, In Soo bisa mengajukan gugatan pada
perusahaan.
“Dia tidak akan melakukannya.” Jawab Gyeong Min.
“Dia memiliki integritas untuk menolak suap sebesar itu. Dia
tidak akan menyimpan dendam dan menuntut kita.” Ucap Tuan Bae.
“Dari apa yang kudengar, karyanya sangat bagus.” Jawab
Gyeong Min.
“Ayah pikir, sebagai sebuah perusahaan, kita harus
memberinya kompensasi.” Ucap Tuan Bae.
Lalu In Soo datang dan meminta maaf pada Tuan Bae karena
sudah membuat masalah. Tuan Bae berkata, perusahaannya lah yang salah karena
sudah salah menuduh orang. Gyeong Min dan Se Ra pun meminta maaf atas nama
perusahaan.
Habis menemui Tuan Bae, In Soo pun menemui Roo Na. Dengan wajah jengkel, Roo Na memberi ucapan selamat atas promosi yang didapatkan In Soo.
“Bukankah semua itu karena dirimu?” sindir In Soo.
“Jangan terlalu percaya diri hanya karena pedang ada di
tanganmu. Pedang itu nantinya bisa melukai dirimu.” Jawab Roo Na.
Roo Na kemudian beranjak dari ruang ganti. In Soo pun
menatap kepergian Roo Na dengan tatapan sengit.
Sekarang, In Soo sedang merayakan ‘kebebasannya’ di restoran
Gilja. Chorim membuatkan In Soo berbagai hidangan yang terbuat dari tahu.
“Eomma, tahu untuk narapidana yang dibebaskan dari penjara.”
Ucap Roo Bi.
“Kami tahu, tapi ini untuk menangkal roh jahat.” Jawab
Gilja.
“Tunggu sebentar, haruskah kami memanggilmu calon pengantin
pria sekarang?” tanya Chorim.
“Imo.” Ucap Roo Bi dengan wajah merona karena malu.
“Aku tidak keberatan.” Jawab In Soo.
“In Soo sangat populer hari ini.” Ucap Roo Na.
Gilja lalu menyuruh In Soo makan. Tapi sebelum makan, Chorim
mengajak mereka minum soju.
Sekarang, Roo Bi sudah berada di kamarnya, sedang mengetik
proposal. Sebuah SMS dari In Soo, masuk. In Soo menanyakan, tentang proposal
yang dibuat Roo Bi.
“Aku tidak seperti kakakku. Si bodoh Roo Na membuat
proposal. Tentu saja tidak berjalan dengan baik.” Gumam Roo Bi.
Roo Bi lantas mengetikkan sms balasan. Ia berterima kasih
pada In Soo.
Penasaran, Chorim pergi ke kamar Gilja. Gilja pun akhirnya
memberitahu Chorim, bahwa Dongpal tak ingin menikah.
“Aku tahu dia mencintaimu tapi dia pasti punya alasan tak
bisa hidup denganmu. Jadi jangan memikirkan ini lagi. Biar waktu yang
menyembuhkannya. Mereka bilang, waktu akan menyembuhkan semua luka.” Ucap
Gilja.
Tangis Chorim pecah. Gilja pun memeluk Chorim dan berusaha
menenangkan Chorim.
Sekarang, Chorim berdiri di depan rumah Dongpal. Ia menatap ke arah rumah Dongpal sambil mengingat semua kenangannya bersama Dongpal. Chorim lantas menghapus air matanya dan beranjak pergi tanpa menemui Dongpal.
Sementara itu, Dongpal tengah bernyanyi. Jihyeok dan
temannya tampak menikmati nyanyiannya.
Di kantor, semua karyawan memberi ucapan selamat pada In Soo. Roo Na yang melihatnya dari kejauhan pun tersenyum kesal.
Lalu, Yeonho menghubungi Roo Na.
“Tunggu sampai aku menelponmu.” Ucap Roo Na kesal.
In Soo menghampiri Roo Na. Roo Na pun berkata, bahwa In Soo terlihat seperti pahlawan bagi perusahaan. In Soo berterima kasih pada Roo Na. Ia berkata, semua itu berkat Roo Na. Roo Na pun tambah gusar mendengarnya. Setelah In Soo pergi, Roo Na ditelepon oleh Direktur Lee.
Setelah itu, wajah Roo Na pun menghiasi seluruh media Korea.
Tapi Tuan Bae dan nenek tidak begitu antusias melihat kesuksesan Roo Na. Menurut nenek, kesuksesan seperti itu hanya akan membuat keluarga menjadi sengsara.
“Samonim, bukankah bagus mempunyai anggota keluarga
selebriti. Tidakkah itu membuatmu bangga?” tanya Geum Hee.
“Kau membutuhkan lebih banyak pengalaman hidup. Kalau
begitu, aku akan pergi ke keluargaku.” Jawab nenek.
“Omo, Samonim. Apakau kau memiliki keluarga baru? Dimana?
Siapa pria yang beruntung itu?” tanya Geum Hee.
Nenek pun kesal, YAAA!! “Aku hanya bercanda.” Jawab Geum
Hee.
“Orang yang kurang beruntung di dunia ini adalah
keluargaku.” Ucap nenek, lalu beranjak pergi.
Di kantor, Se Ra dan Gyeong Min sedang membahas Roo Na. Se Ra mengaku, sebisa mungkin menahan dirinya agar tidak menjadi ipar yang jahat untuk Roo Na. Se Ra berkata, tidak tahu sekarang apakah Roo Na karyawan JM atau selebriti.
“Apa masalahnya? Pada akhirnya, dia hanya bekerja keras
untuk mempromosikan perusahaan kita.” ucap Gyeong Min.
“Aku membiarkan dia menjadi host karena dia mengaku tertarik
dengan homeshopping. Tapi sekarang dia ingin melakukan talk show sendiri. Apa
dia benar-benar melakukannya untuk keluarga kita?” jawab Se Ra.
“Roo Bi mungkin karyawan JM tapi dia bebas memilih.” Ucap
Gyeong Min.
“Tapi menurutku, dia menganggap JM hanyalah batu loncatan
untuk mewujudkan mimpinya.” Jawab Se Ra.
“Apa kau iri?” tanya Gyeong Min.
“Iya, aku iri.” Jawab Se Ra.
“Kalau begitu, menikahlah. Kau butuh teman hidup yang bisa
mendukungmu dalam segala hal.” Ucap Gyeong Min.
“Aku tidak suka dengan siapapun. Aku bahkan tidak suka
dengan diriku sendiri. Tapi kita keluarga. Kita harus saling mengasihi dan
peduli satu sama lain.” Jawab nenek.
0 Comments:
Post a Comment