Kalau episode sebelumnya dibuka dgn cerita masa lalu Wan Soo dan Na Ri, di episode kali ini, cerita dibuka dgn masa lalu Wan Joon dan Soo Jin. Wan Joon dan Soo Jin baru saja menikah saat itu. Soo Jin untuk pertama kalinya, menginjakkan kaki di kediaman MC.
Narasi : Mereka tidak terlihat seperti pasangan yang baru saja kembali dari berbulan madu.
Soo Jin ingin menggandeng Wan Joon masuk ke dalam,, tapi Wan Joon langsung menjauhkan lengannya dari Soo Jin saat Soo Jin mau menggandengnya.
Wan Joon lantas masuk duluan ke rumah. Soo Jin kecewa. Tak lama, Soo Jin juga masuk ke dalam, diikuti para pelayan.
Malamnya, Soo Jin yang baru selesai mandi, terkejut melihat Wan Joon tidak mandi. Ia tanya, kenapa Wan Joon tidak mandi?
Wan Joon : Aku sedang ada pekerjaan.
Soo Jin : Apa kau menghindariku? Kau bilang kau lelah dan yang kau lakukan hanyalah tidur selama bulan madu kita.
Soo Jin lantas mendekati Wan Joon. Lalu ia memegang bahu Wan Joon.
Soo Jin : Wan Joon-ssi, bukankah kita sudah menikah?
Wan Joon yang melihat tangan Soo Jin di bahunya, langsung menyingkirkan tangan Soo Jin.
Soo Jin : Aku ingin tahu tentang sesuatu. Untuk apa ranjang itu?
Wan Joon : Aku memiliki kebiasaan membaca hingga larut malam. Aku tidak ingin mengganggumu. Aku juga tidak bisa tidur ketika ada orang di sebelahku.
Soo Jin : Apa kau punya wanita lain? Aku bisa mengerti jika itu benar. Tapi seharusnya kau mengakhiri hubungan itu sebelum kita menikah.
Wan Joon tak menjawab dan beranjak pergi meninggalkan Soo Jin.
Soo Jin terduduk lemas di kasur.
Narasi : Sejak malam itu, sang istri mati-matian menunggu suaminya, tetapi. suaminya semakin menjauh menghindarinya. Dari awal, keduanya tidak bisa menjadi pasangan menikah.
Wan Joon pergi ke studionya. Ada sepatu wanita di depan pintu. *Omo
Wan Joon lalu masuk ke dalam. Di studionya, penuh barang2 wanita. Mulai dari make up, baju, perhiasan, sepatu.
Wan Joon tersenyum melihat barang2 itu.
Tak lama kemudian,, Wan Joon masuk ke dalam kamar.
Seok Hee marah ke Yoon Do.
Seok Hee : Apa kau bahkan tidak merasa bersalah? Apa kau tidak terganggu? Atau kau tidak memberitahuku karena kau tidak merasakan apa pun? Berpikirlah seperti ini. Jika itu aku... aku akan bertindak lain.
Yoon Do : Aku tahu jadi dengarkan aku.
Seok Hee : Kita hampir berhasil! Kau merusak semuanya. Ha Young Seo akhirnya mulai kehilangan kendali dan menunjukkan kelemahannya. Dia gagal mengimbangi kepura- puraannya dan hampir runtuh. Tapi, sekarang...! Apakah kita benar-benar satu tim?
Seok Hee lantas beranjak pergi.
Yoon Do : Mo Seok Hee!
Langkah Seok Hee langsung berhenti.
Yoon Do menyusul Seok Hee.
Yoon Do : Kita jujur saja. Bagimu, menjadikan Ha Young Seo menjadi tersangka dan membalas dendam pada orang yang membunuh ibumu adalah yang paling penting.
Seok Hee : Anggaplah itu benar. Lalu apa yang salah dengan itu? Kau tahu bagaimana kehidupanku setelah ibuku terbunuh. Tapi orang yang membunuh ibuku menjalani kehidupan yang baik. Aku akan membuatnya merasa seperti tercekik. Aku akan membuatnya merasa sangat tidak nyaman dan ketakutan sehingga itu akan terasa tak tertahankan. Apa yang salah dengan itu?
Yoon Do : Ha Young Seo hanyalah tersangka. Kita bahkan tidak memiliki bukti konkrit bahwa dia adalah pembunuhnya. Yang penting adalah mengumpulkan bukti tidak langsung mengenai kasus ini dan mengajukan petisi untuk persidangan ulang. Dengan begitu, kita tidak hanya akan menyelesaikan kasus ibuku tetapi juga menangkap pelakunya.
Seok Hee : Balas dendam lebih penting bagiku. Tujuanmu adalah untuk mengungkapkan kebenaran di balik kasus palsu dan membebaskan ibumu. Baik. Sepertinya kita memiliki tujuan yang berbeda.
Yoon Do : Tujuan kita tidak berbeda.
Seok Hee : Tidak, kurasa kita berbeda. Kau tidak peduli dengan hal yang kupikir penting. Kau tidak peduli jika rencanaku hancur.
Yoon Do : Itu tidak benar!
Seok Hee : Mungkin kau tidak memiliki keinginan untuk menangkap pelakunya. Kau hanya perlu membuktikan alibi ibumu dan membebaskan ibumu.
Seok Hee beranjak pergi.
Di depan meja riasnya,, Seok Hee melamun, memikirkan kebersamaannya dgn Yoon Do.
Flashback...
Seok Hee yg kesal usai ditolak Milk Witch, melepaskan emosinya dgn berlari mengitari lapangan. Yoon Do ikut berlari, menemani Seok Hee.
"Kenapa kau sendiri? Aku berlari di sebelahmu. Apakah aku binatang dan bukan manusia?" ucap Yoon Do usai berlari menemani Seok Hee.
Flashback end...
Seok Hee menghela nafas. Wajahnya terlihat sedih.
Je Kook menemui Cheol Hee dan Young Seo.
Cheol Hee : Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui?
Je Kook : Tidak, Pak.
Young Seo : Baru kemarin dia membuat keributan tentang mengambil alih kamar tidur utama. Lalu kenapa dia tiba-tiba ingin pergi?
Je Kook : Anda tahu dia spontan dan impulsif. Dari hal yang kuketahui, dia mendengar bahwa keluarga ini dan dia tidak ditakdirkan bersama. Alangkah baiknya jika ibu dan anaknya tinggal bersama.
Cheol Hee setuju dan minta Je Kook memastikan hidup Na Ri dan Seo Jin nyaman setelah keluar dari rumahnya.
Young Seo terlihat senang.
Je Kook : Jangan khawatir, Pak.
Je Kook lantas pamit.
Di koridor, Je Kook bertemu Seok Hee.
Je Kook menatap Seok Hee dgn wajah puas.
Je Kook : Kau pasti sedih. Menggunakan Choi Na Ri adalah langkah yang bagus.
Seok Hee : Itu lebih baik daripada menggali kehidupan pribadi orang lain.
Je Kook : Apa kau masih sering bertemu Pengacara Heo di kelab?
Seok Hee : Dia penari yang lebih baik daripada penampilannya, jadi aku menyukainya.
Je Kook : Pengacara Heo gagal menangani masalah Choi Na Ri kali ini. Aku punya firasat, itu mungkin karena kalian berteman.
Sontak, Seok Hee kaget mendengar Yoon Do tidak terlibat masalah Na Ri.
Je Kook pun beranjak pergi.
Di TOP, Je Kook menyaksikan video Na Ri dan Wan Soo bersenang-senang di kolam renang, bersama kelima anggotanya.
Yoon Do sontak kaget dan menatap Je Kook.
Sementara Pak Kwon, tersenyum puas menatap Yoon Do.
Kyung A : Choi Na Ri memang penggoda pembawa masalah bukan?
Joo Young : Kita tidak boleh membiarkan Pimpinan tahu.
Pak Kwon : Jadi inilah cara dia disingkirkan.
Je Kook : Segera beri Choi Na Ri and Mo Seo Jin izin tinggal di Amerika Serikat. Temukan kota tanpa orang Korea di mana mereka dapat menetap.
Tim : Baik.
Je Kook menatap Yoon Do.
Je Kook : Ayahmu pasti akan sangat sedih, Pengacara Heo. Akan menjadi masalah jika kau bahkan tidak bisa melakukan tugas sederhana.
Yoon Do : Maafkan aku.
Je Kook : Kau harus membantunya, Ketua Tim Kwon.
Pak Kwon diatas angin, baik.
Yoon Do menatap Pak Kwon : Sepertinya aku masih harus banyak belajar.
Je Kook : Kau tahu aku tidak pemarah, tapi aku tidak sabaran, kan? Menguasai keadaan secara mental adalah bagian dari pekerjaanmu.
Yoon Do : Bukan karena itu. Aku hanya kurang keterampilan. Aku akan memastikan ini tidak akan pernah terjadi lagi.
Di kamarnya, Seok Hee galau memikirkan kata2 Je Kook tadi kalau Yoon Do gagal menangani masalah Na Ri.
Seok Hee menyesal karena tidak mau mendengar penjelasan Yoon Do tadi.
Seok Hee lantas pergi ke butik dan melihat2 beberapa stelan jas. Seok Hee lalu memilih satu stelan jas.
Dalam hatinya, Seok Hee berkata, ia suka gaya stelan jas pilihannya.
Seok Hee : Aku ingin melihat Pengacara Heo mengenakan gaya pakaian ini. *Ciee buat Yoon Do ^_^
Dia juga memilih beberapa kemeja.
Seok Hee : Akan terlihat bagus jika dia mengenakan ini ketika dia mengunjungi ibunya. Dia akan terlihat lebih bersinar.
Seok Hee juga memilihkan dasi.
Seok Hee : Makin banyak dasi yang kau miliki, makin bagus. Mari memakai yang baru.
Yoon Do sendiri pulang ke rumahnya. Pak Heo heran Yoon Do pulang di tengah jam kerja.
Yoon Do : Aku datang karena aku ingin makan.
Pak Heo : Apa? Kau masih belum makan siang? Tunggu sebentar.
Pak Heo menyiapkan makan siang untuk Yoon Do.
Pak Heo : Kenapa kau begitu sibuk hingga terlambat makan siang?
Yoon Do : Ayah, bagaimana rasanya ketika ayah kehilangan keluarga ayah?
Pak Heo : Kau tahu kisah lama tentang induk monyet, bukan? Ketika mereka membuka perut monyet yang kehilangan bayinya, mereka mengatakan semua organnya terkoyak. Seperti itu.
Yoon Do : Ayah kandungku meninggal ketika aku masih bayi. Jadi kurasa aku tidak bisa merasakan kesakitan itu. Jadi kupikir penderitaan terbesarku adalah melihat ibuku dipenjara.
Pak Heo : Setidaknya, kau memiliki harapan ibumu akan dibebaskan dari penjara suatu hari nanti. Tidak ada cara untuk mengembalikan orang-orang yang meninggal.
Yoon Do pun teringat kemarahan Seok Hee tadi.
Seok Hee : Kau tahu bagaimana kehidupanku setelah ibuku terbunuh. Tapi orang yang membunuh ibuku menjalani kehidupannya yang baik. Aku akan membuatnya merasa seperti tercekik. Aku akan membuatnya merasa sangat tidak nyaman dan ketakutan sehingga itu akan terasa tak tertahankan.
Kurir tiba2 datang, membuat lamunan Yoon Do buyar.
Kurir : Pak Heo Yoon Do.
Yoon Do membuka barang kiriman yg diantarkan si kurir tadi.
Isinya, beberapa kemeja dan juga dasi. Di setiap kemeja, tertulis pesan permohonan berbaikan.
Pak Heo : Apa ini?
Pak Heo memasukkan tangannya ke kotak, tapi tangannya langsung ditampol Yoon Do.
Yoon Do tersenyum membaca pesan Seok Hee.
Dapat kiriman dari Seok Hee,, Yoon Do bergegas ke minimarket.
Di kamarnya, Seok Hee resah menunggu telepon atau SMS dari Yoon Do.
Tak lama, pelayan memberitahu ia dapat kiriman.
Seok Hee lantas membuka kiriman yang isinya beberapa camilan, sampo dan juga sebuah buku. Siapa lagi yg mengirim kalau bukan Yoon Do.
Seok Hee lalu membaca satu per satu pesan yg ada di setiap barang.
"Rekan satu tim, Mo Seok-hee. Untuk benar-benar berada di tim yang sama, kita perlu saling mengenal, kan? Jadi aku mengirimkan ini untuk menunjukkan bagaimana aku menjalani hidupku. Oh ya, ini bukan karena aku pelit. Ini caraku menunjukkan ketulusanku."
"Dulu aku mandi dari kepala hingga ujung kaki hanya dengan sebatang sabun. Karena itu cepat dan mudah. Tapi baru-baru ini aku mulai menggunakan shampo. Kenapa? Agar kau tidak mengomeliku soal baunya. Bagaimana aromanya?"
"Jeli Kacang Merah Manis. Ini camilan favoritku. Saat aku sedang lesu, aku makan ini dan merasa lebih baik."
"Dan ketika aku makan sosis ini selama bekerja paruh waktu, aku merasa kembali bersemangat. Kau juga harus mencobanya."
"Sementara semua orang makan sereal, aku biasa makan camilan murah ini dengan susu. Tidak seperti sereal mahal, rasanya agak manis dan beraroma. Karena kau mengidap sindrom auto-brewery, kau harus makan ini dengan susu saat kau ingin mabuk."
"Dendeng Asli. Ketika kau marah pada seseorang, kunyah ini!"
"Ini rahasia besar. Aku biasanya tertidur setiap kali aku membaca buku-buku tentang hukum. Aku tidak lagi menggunakannya sebagai obat tidur. Tapi itu mungkin berhasil padamu. jadi bacalah saat kamu kesulitan tidur."
Seok Hee melihat "Buku Hukum 2012" yg dikirim Yoon Do. Ia membukanya dan menemukan satu pesan lagi.
"Berbaikan? Oke!"
Seok Hee tersenyum.
Seok Hee kembali ke kantor. Ia masih di lobbi dan berjalan sambil terus menatap ponselnya.
Tak lama, pesan Seok Hee masuk. Dan ia tertawa.
Seok Hee : Aroma shamponya bukan seleraku, tapi tidak terlalu buruk. Lalu sosisnya juga enak.
Di TOP, Yoon Do kembali meeting dgn rekannya dan Je Kook.
Pak Yoon : Carmel adalah kota pesisir di mana banyak orang dewasa kulit putih yang kaya tinggal. Itu dekat dengan cabang LA kita, jadi, akan mudah untuk memberikan bantuan.
Je Kook : Lumayan.
Ponsel Je Kook tiba2 berdering. Telepon dari Young Seo.
Young Seo : Direktur Han, hubungkan panggilan videoku.
Je Kook langsung menyuruh Joo Young menghubungkannya.
Young Seo : Kalian mengadakan rapat untuk memutuskan kemana akan mengirim Choi Na Ri, kan? Kurasa Laos pilihan tepat. Kalian harus mengirim dia ke Laos. Negara yang terkenal dengan meditasi dan keheningannya. Bukankah itu akan menjadi tempat yang sempurna baginya untuk bertobat dan melihat kesalahannya? Selain itu, biayanya murah untuk tinggal di sana sehingga kita bisa menghemat uang.
Je Kook : Itu bukan lingkungan belajar yang baik untuk Seo Jin.
Young Seo : Apa maksudmu? Tinggal di sisi ibunya adalah surga baginya. Bagi sebagian orang, itu adalah tempat beristirahat. Tapi untuk seseorang seperti dia yang hanya mengejar kesenangan dalam hidup, itu akan menjadi tempat hukuman yang sempurna. Ini bukannya dia akan berlibur sebagai hadiah. Jadi dia setidaknya harus tahan dengan ini. Direktur Han, ini bukan permintaan.
Panggilan terputus.
Je Kook : Kita harus mengubah tujuan akhir Choi Na Ri ke Laos. Pengacara Heo, kau urus kepergian Choi Na Ri dan Mo Seo Jin.
Yoon Do : Baik.
Je Kook : Sayang sekali kartu tersembunyi Nona Seok Hee akan hilang. Apa kau masih bertemu dengannya belakangan ini?
Yoon Do : Ya, aku sering pergi ke kelab dengannya untuk menghilangkan stres.
Je Kook : Bagus. Tapi, Pengacara Heo, kau bisa memisahkan urusan pribadi dan pekerjaan, bukan?
Yoon Do : Tentu saja.
Je Kook terus memandangi Yoon Do. Ia curiga Yoon Do bekerja sama dgn Seok Hee.
Bersambung ke part 2...
0 Comments:
Post a Comment