The World of the Married Ep 1 Part 1

Akhirnya nulis ini juga,, sebenarnya udah tertarik nulis drama ini dari kemarin-kemarin, tapi sy masih mikir-mikir karena ini on going drama.. Maksudnya nunggu tamat dulu laah, tapi pertahanan sy pecah.. Penasaran banget, katanya ni drakor bikin emosi jiwa....

Kita mulai gaes.... Happy reading...


Seorang wanita berstocking hitam masuk ke rumah sambil membawa bingkai besar. Dia meletakkan kunci mobilnya di meja, lalu membuka bungkusan yang menutupi bingkai besarnya. Dan bingkai itu, adalah foto sepasang pengantin dengan anak seorang remaja laki2.


Dia kemudian menggantung foto itu dan tersenyum melihatnya.

Dia adalah pengantin wanita yang ada di foto itu.

"Ini sempurna." ucapnya.


Dia lantas masuk ke kamar dan meletakkan beberapa buku di atas meja kerjanya. Saat dia melangkah keluar, terlihat beberapa piagamnya yang terpajang di rak.

Dia adalah Dokter Ji Sun Woo.


Sun Woo lalu masuk ke kamarnya. Ia meletakkan tasnya di meja rias, lalu membuka mantelnya dan duduk membuka stockingnya. Setelah itu ia kembali beranjak.


Di kamar itu juga, terlihat buku-buku sastra yang terpajang di rak, serta beberapa piagam penghargaan sebagai sutradara terbaik, yang sudah jelas itu milik suaminya, Lee Tae O.


Di kamar lain, terlihat seragam, serta sarung dan bola baseball.


Sun Woo yang sudah mengganti bajunya, turun ke bawah dan masuk ke dapur. Dia membuka laci dapur dan mengambil apronnya, tapi kemudian dia melihat ke arah sesuatu dan bergegas keluar dari dapur.


Ternyata yang dia lihat foto keluarganya miring. Dia pun langsung membetulkannya, kemudian tersenyum menatap foto keluarganya.

Lalu kita mendengar narasi Sun Woo.

Sun Woo : Semua yang terjadi padaku sempurna.


Sebuah mobil melaju di bawah derasnya guyuran hujan dan berhenti di depan sebuah rumah. Seorang pria turun dan tidak membawa payungnya. Dia kemudian mengambil kopernya dari dalam bagasi dan masuk ke dalam rumah Sun Woo.

Ya, dia adalah Tae O, suami Sun Woo.


Sun Woo sendiri sudah tidur. Tae O mendatangi Sun Woo dan membangunkannya.

Sun Woo : Kau sudah pulang.

Tae O : Aku merindukanmu.

Mereka pun berciuman dan berakhir dengan bercinta.


Paginya, Sun Woo bangun duluan dan memakai mantel tidurnya. Tae O terbangun dan menatap istrinya. Sun Woo bilang dia sudah terlambat. Tae O menyuruh Sun Woo mendekat. Mereka berciuman lagi. Dan Tae O yang sangat merindukan Sun Woo, ingin bercinta lagi. Sun Woo menolak,

Sun Woo : Kau harus mengantar Joon Young ke sekolah. Bangun. Akan kubuatkan secangkir kopi.


Tae O tak memaksa lagi dan kembali tidur. Sun Woo mengambil pakaian Tae O di lantai dan menjatuhkan sesuatu. Lip balm. Tae O pun menjelaskan, ia membelinya karena pesawat terasa amat kering.

Sun Woo mencoba lip balm itu ke tangannya.

Sun Woo : Tapi aku tidak percaya kamu membeli yang rasa ceri.

Tae O : Aku tidak bisa bahasa Mandarin.


Sun Woo percaya. Ia meletakkan lip balm itu di meja dan pergi mandi.

Tae O menatap lip balm itu dan kembali tidur.


Di kamar mandi, Sun Woo melihat bekas lipbalm di tangannya. Dia tersenyum, lalu mencuci tangannya.


Tae O memandangi foto keluarganya sambil menikmati kopi buatan Sun Woo.


Joon Young turun ke bawah dan mengadu pada Tae O kalau Sun Woo menyuruhnya les matematika.

Tae O : Selain kursus bahasa Inggris dan piano? Kau punya waktu?

Joon Young : Ini menyebalkan sekali. Bisakah ayah membujuk ibu?


Sun Woo datang dan bilang pada Joon Young kalau Joon Young harus memahami matematika sebelum masuk SMP.

Sun Woo : Nanti akan makin sulit.

Tae O : Dia bilang akan lebih sulit nanti.

Joon Young manyun, appa.

Tae O : Haruskah dia melakukan semua yang dilakukan orang lain? Putra kita mungkin tidak unggul dalam matematika, tapi dia kreatif seperti ayahnya.

Joon Young : Benar.


Sun Woo : Kreativitas itu bagus. Tapi jika dia tidak punya dasar, bagaimana menunjukkan kreativitas?

Tae O akhirnya setuju, bagaimanapun, pendidikan yang paling bernilai saat ini.

Joon Young sebal.


Sun Woo lalu mencium Joon Young.

Sun Woo : Jangan berniat mengendalikan ayah. Fokuslah perbaiki nilai matematika.


Tae O menatap Joon Young.

Tae Oh : Mian.


Sun Woo berangkat, tapi Tae O memanggilnya minta dipeluk.

Sun Woo pun memberikan Tae O pelukan. Mereka lalu melihat foto keluarga mereka.


Sun Woo : Bukankah aku terlihat tua?

Tae O : Mereka memotretnya dengan baik. Kurasa begitu. Kau makin cantik seiring bertambahnya usiamu.

Sun Woo : Terserah.


Sun Woo melepas pelukannya dan mau pergi tapi Tae O manggil lagi. Tae O memakaikannya syal berwarna biru. Kata Tae O semalam hujan jadi udara akan dingin.

Sun Woo : Bagaimana denganmu?

Tae O : Istriku tidak boleh terkena flu. Aku tidak peduli denganku.


Sun Woo dan Tae O ciuman lagi. Joon Young serasa mau muntah melihatnya.

Tae O dan Sun Woo hanya tersenyum melihatnya sambil terus pelukan.


Sun Woo menyetir sendiri. Di perjalanan, dia bicara di telepon dengan seorang wanita.

"Sun Woo, bagaimana perencanaan pesta ulang tahun Pak Lee?" tanya wanita itu.

"Tae O menolak spanduk itu, jadi, kita membatalkannya. Kita hanya akan membeli bunga. Untuk minuman, kita minum anggur dan bir." jawab Sun Woo.

"Siapa yang kau undang?"

"Orang yang sama dari pesta ulang tahunnya yang lalu ditambah Pimpinan, Anggota Dewan Cha, dan pegawai Tae Oh." jawab Sun Woo.

"Bagus. Kau sangat sempurna." puji wanita itu.

"Pulau Jeju bagaimana? Cuacanya bagus, bukan? Apa kau mendapat momen romantis dengan Je Hyuk?" tanya Sun Woo.


Wanita itu lalu menoleh, melihat Je Hyuk di belakang.

"Itu menyenangkan. Aku merasa seperti pengantin baru lagi." jawab wanita itu.

Je Hyuk menguap dan melewatinya begitu saja. Ko Ye Rim, si wanita itu pun kesal.


Sampai rumah sakit, Sun Woo melihat mobil polisi di depan rumah sakit. Sun Woo bergegas masuk.


Kamera lalu memperlihatkan dinding rumah sakit yang memajang foto empat dokter.

Foto paling atas adalah Kong Ji Cheol, direktur ruma sakit.  Dibawahnya, ada foto Sun Woo, yang merupakan direktur muda rumah sakit. Tepat di bawah foto Sun Woo, ada foto Sul Myung Sook, dokter kandungan. Di kanan foto Myung Sook, ada foto Dokter Ma Gang Seok. Dan yang terakhir foto Dokter Kim Yoon Ki.


Sun Woo bertanya pada Myung Sook kenapa ada mobil polisi di depan.

Myung Sook : Kita punya masalah. Dokter Ma mencekik seseorang di bar.


Di dalam ruangan, dua polisi sedang bicara dengan Dokter Kong. Dokter Ma hanya bisa terdiam mendengar tuduhan yang dialamatkan padanya. Sun Woo masuk. Dokter Kong senang Sun Woo datang.


Sun Woo ingin mendengar apa yang terjadi. Polisi menjelaskan, ada seorang pria yang pingsan di bar semalam dan masih belum sadar.

"Menurut saksi, Pak Ma Gang Seok  naik ambulans bersamanya dan mencekiknya."

"Apa dokter Ma memberikan pertolongan pertama?" tanya Sun Woo.

"Itulah yang dia katakan, tapi keluarga korban bersikeras dia mabuk dan menyakitinya. Mereka mengancam akan menuntut. Jika kalian mempekerjakan orang yang tidak stabil sebagai dokter, mereka juga akan meminta pertanggungjawaban rumah sakit."

"Itu konyol. Kenapa rumah sakit disalahkan atas masalah pribadi?" protes Dokter Kong.


"Boleh kulihat catatan paramedis?" tanya Sun Woo.

Polisi memberikannya. Sun Woo membacanya.

Sun Woo : Dia memberikan CPR, tapi tidak ada denyut nadi, jadi, dia memberinya intubasi endotrakeal.


Sun Woo lantas menatap Dokter Ma.

Sun Woo :  Kau memakai manuver tekanan krikoid untuk intubasi?

Dokter Ma diam saja.


Polisi bertanya, apa maksud Sun Woo.

Sun Woo : Sebelum intubasi, tekan tulang rawan krikoid untuk memastikan saluran pernapasannya terbuka.


Sun Woo lantas mencontohkannya pada Dokter Kong.

Sun Woo : Bagi orang biasa, itu tampak seperti mencekik mereka.

Dua polisi saling berpandangan setelah mendengar penjelasan Sun Woo.


Myung Sook dan kedua rekan Sun Woo lainnya menahan tawa saat melihat Sun Woo 'mencekik' Dokter Kong.

"Itulah yang terjadi. Ternyata begitu. Tekanan krikoid." ucap Dokter Kong sambil memegangi lehernya dengan wajah kesal.


Sun Woo lantas meminta kedua polisi itu menginterogasi paramedis untuk pernyataan mendetail dan jika ada masalah, ia minta dikirimkan surat panggilan resmi. Sun Woo juga berkata, mereka akan membela Dokter Ma habis-habisan jika keluarga pasien masih mengklaim Dokter Ma melakukan kesalahan.


Dokter Kong keluar dan menyuruh dokter serta perawat yang berkerumun di depan pintu agar kembali pos karena jam kerja akan segera dimulai.

Dokter Kong : Rumah sakit tidak berjalan jika aku mundur sebentar.

Polisi pun pergi.


Sun Woo mendekati Dokter Ma.

Sun Woo : Dokter Ma, berapa banyak yang kau minum? Kau masih bau alkohol. Kau harus pulang.

Dokter Ma diam saja dan menatap Sun Woo.


Dokter Kong memegangi lehernya sambil menatap kesal Dokter Ma, lalu beranjak pergi.


Sun Woo dan Myung Sook berjalan di koridor.

Myung Sook mengatai Dokter Kong bodoh. Ia juga bilang, Dokter Kong tidak akan bisa apa-apa tanpa Sun Woo.

Myung Sook : Bagaimanapun, sungguh direktur yang tidak berguna.

Sun Woo : Kita harus melakukan sesuatu dengan dokter Ma. Aku merasa dia akan menyebabkan masalah yang lebih besar.


Myung Sook lalu menyadari Sun Woo nampak ceria hari itu. Ia yakin, Tae O sudah pulang. Sun Woo heran Myung Sook tahu.

Myung Sook : Melihat sebanyak apa oksitosin yang kau miliki dalam sistemmu, kau masih dalam tahap bulan madu.

Sun Woo yang merona malu, menegur Myung Sook.

Myung Sook : Kasihanilah aku. Aku merasa frustrasi secara seksual.

Myung Sook lantas berlalu dari hadapan Sun Woo.


Sun Woo masuk ruangannya. Ia membuka syalnya dan memakai jas dokternya tapi ada yang aneh. Secara tak sengaja, Sun Woo menemukan sehelai rambut di syalnya. Sun Woo tahu betul itu bukan rambutnya.


Gara2 rambut itu, Sun Woo jadi tak konsen bekerja. Dia bahkan melamun saat pasiennya sedang berkonsultasi.

"Kau mendengarkan?" tegur pasiennya.

Sun Woo tersadar dan bertanya sudah berapa lama sejak pasiennya sulit tidur?

"Sejak tiga bulan lalu." jawab pasiennya.

"Sepertinya sedang tren bagi wanita muda untuk meminum itu sebagai penekan nafsu makan." ucap Sun Woo.


"Aku tidak tertarik menurunkan berat badan. Aku butuh obat tidur, itu saja." jawab pasiennya.

"Itu sebabnya kau harus menemui psikiater." ucap Sun Woo.

"Aku tahu itu. Aku di sini karena tidak mau meninggalkan catatan di sana. Aku sudah memastikan dokter keluarga bisa meresepkan itu." jawab pasiennya.

"Ya, aku bisa, tapi aku tidak mau meresepkan barbiturat terlalu gegabah. Terlebih lagi, meresepkan barbiturat kepada orang yang menolak melakukan evaluasi psikiatri melanggar kode etik kedokteran." ucap Sun Woo.

Pasien itu kecewa dan beranjak pergi.


Sun Woo kedatangan tamu, seorang wanita. Dia memberikan brosur pada Sun Woo dan memintanya datang tapi Sun Woo menolak datang dengan alasan tidak punya waktu. Wanita itu memaksa. Dia bilang, Sun Woo yang menyuruhnya melupakan masa menoupausenya dengan membangun kembali harga dirinya.

"Kau menyuruhku mencari sesuatu yang bisa membuatku bergairah. Itu sebabnya aku mulai melukis. Itu sebabnya kau harus datang."

"Gaya busanamu agak berubah." ucap Sun Woo.

"Jika seseorang ingin hidup muda, mereka membutuhkan cinta seorang pria. Kurasa itu sepadan dengan mengubah gayaku. Aku bersenang-senang belakangan ini." jawab wanita itu.


Sun Woo yang tak nyaman, menyuruh wanita itu pergi. Sun Woo juga bilang wanita itu tak perlu datang lagi.

"Baiklah. Aku berharap bisa bertemu denganmu di pameran.  Semoga harimu menyenangkan."

Wanita itu pergi.


Sun Woo tak tenang. Ia mengambil rambut itu dan memperhatikannya. Rambut itu panjang dan berwarna merah. Sun Woo kaget. Sun Woo kemudian membuang rambut itu ke tong sampah.


Sun Woo ke sekolah Joon Young. Sambil menunggu Joon Young, dia memperhatikan rambut ibu-ibu yang keluar dari sekolahan menjemput anak-anak mereka. Ya, Sun Woo masih kepikiran soal rambut di syal.


Joon Young datang. Joon Young cerita kalau mereka akan tidur di dalam tenda saat berkemah.

Joon Young : Ibu yakin ayah bisa pergi? Ibu sungguh yakin?

Sun Woo : Tentu saja. Dia berjanji akan mengosongkan jadwalnya. Dia berjanji akan pergi tahun lalu, lalu ada urusan mendadak.

Joon Young : Bagaimana jika itu terjadi lagi tahun ini? Aku tidak bisa memercayainya.

Sun Woo : Ayah akan mengajakmu berkemah tahun ini apa pun yang terjadi, jadi, jangan khawatir.


Saat mau masuk mobil, seorang wanita memanggilnya. Wanita itu juga habis menjemput putrinya.

Tapi Sun Woo malah sibuk memperhatikan rambut wanita itu.

"Anda tidak mengenaliku? Aku Jang Mi Yun. Aku asisten direktur Pak Lee." ucap wanita itu.

"Tentu saja. Aku bertemu denganmu di upacara pembukaan perusahaan. Aku ingat. Kurasa rambutmu pendek saat itu." jawab Sun Woo.

"Ya. Aku memasang extension. Terlihat asli, bukan?" ucap Mi Yun.

"Apa yang membawamu ke lingkungan ini?" tanya Sun Woo.

"Apa Pak Lee tidak memberi tahu anda? Aku sudah setahun lebih bekerja sebagai sekretarisnya." jawab Mi Yun.

Sun Woo kaget, seketaris?


Mi Yun : Aku membesarkan putriku sendirian, jadi, sulit melanjutkan bekerja di produksi film. Aku bercerai. Pak Lee tahu dan mempekerjakanku sebagai asisten pribadi....

Kamera menyorot putri Mi Yun. *Mo Seok Hee kecil... ketemu lagi dia ama Mo Seo Jin.


Mi Yun : Aku sangat bersyukur. Karena pekerjaan selesai pukul 17.00, aku bisa menjemput putriku.

Sun Woo kaget, pukul 17.00?

Ya, Sun Woo tak tahu suaminya pulang kantor pukul 5 sore.

Mi Yun : Dia selalu pulang kerja pukul 17.00.


Malam harinya,, Sun Woo yang tengah memasak gelisah karena Tae O belum pulang juga, padahal kata Mi Yun, Tae O selalu pulang kerja jam 5 sore dan sekarang sudah jam setengah delapan.


Joon Young memanggil Sun Woo, minta Sun Woo memilihkan beberapa gambar ucapan selamat ulang tahun yang sudah dibuatnya untuk Tae O. Sun Woo memilih satu. Joon Young senang karena ia juga memilih pilihan Sun Woo tadi. Sun Woo memotret ucapan selamat ulang tahunnya dan mengirimnya ke seseorang.

Sun Woo : Saat mendengar kau yang buat, ayah akan sangat bahagia.


Tae O pulang. Joon Young senang melihat ayahnya. Tae O bawa anggur.

Tae O : Kudengar ada yang enak, jadi, aku mampir mengambilnya. Ini edisi terbatas.

Sun Woo : Kau pulang larut.

Tae O : Tidak selarut itu. Aku selalu pulang pukul segini.


Sun Woo tak bertanya lagi dan kembali ke dapur. Tae O yang yang sadar istrinya marah, tanya ke Joon Young dia salah apa. Joon Young mengangkat bahunya.


Sun Woo lantas menyuruh Joon Young naik ke kamar. Tae O protes karena mereka harus makan malam. Joon Young berkata, daging iga harus direbus sedikit lebih lama dan akan memangil Tae O jika dagingnya matang.

Joon Young menurut. Ia membereskan semua barangnya dan naik ke atas.


Tae O mendekati Sun Woo.

Tae O : Iga berbumbu.

Tae O mau mengambil dagingnya tapi pancinya ditutup oleh Sun Woo.

Sun Woo : Aku bertemu dengan Mi Yun hari ini.

Tae O, siapa?


Tae O mengambil iga di dalam panci.

Sun Woo : Kenapa kkau tidak memberitahuku?

Tae O : Bukankah sudah kubilang? Kukira sudah.

Tae O lalu berkata, iganya panas.

Sun Woo : Kalian juga melakukan perjalanan dinas bersama?


Sambil memakan iganya, Tae O mengiyakan dan memuji Mi Yun. Sun Woo menyodorkan piring, tapi Tae O keburu makan iganya.

Tae O : Dia punya pengalaman sebagai asisten direktur, dan dia andal dalam pekerjaannya. Para investor tidak fleksibel. Aku harus memberi arahan berjam-jam di kamar hotel.

Tae O lalu berkata iganya enak.


Sun Woo yang udah kesal, tambah kesal melihat Tae O mengotori dapurnya. Ia membasahi lap dan membersihkan ceceran bumbu daging yang dimakan Tae O.

Tae O : Kurasa kau juga minum minol. Aku harus menceriakan suasana.

Tae O melemparkan tulang iganya ke dalam wastafel, membuat Sun Woo kaget.


Sun Woo : Apa Mi Yun minum juga?

Tae O : Tentu.

Tae O mau membuka anggurnya. Sun Woo melarang dan menyuruh Tae O mencuci tangan dulu.

Tae O menurut. Ia minta maaf dan bergegas mencuci tangannya.


Di tangga, Joon Young sedih melihat orang tuanya tidak semesra biasanya.


Sun Woo ke rumah Ye Rim, membawakan iga yang dimasaknya.

Sun Woo : Aku membuat iga berbumbu. Kau baru pulang, jadi, kupikir kau lelah memasak.

Ye Rim : Kau selalu perhatian. Masuklah.


Ye Rim mencoba masakan Sun Woo.

Ye Rim : Kau membumbuinya dengan sempurna. Ada yang tidak bisa kau lakukan?

Sun Woo : Di mana Je Hyuk?

Ye Rim : Pekerjaannya menumpuk usai liburan, jadi, dia akan pulang larut. Kau mau teh? -

Sun Woo : Tidak, sebaiknya aku pergi.

Sun Woo lalu memperhatikan rambut Ye Rim.

Sun Woo : Apa warna rambut itu sedang tren saat ini? Aku sering melihatnya.


Ye Rim gugup dan memegangi rambutnya. Dia lalu menghampiri Sun Woo.

Ye Rim : Kau tahu Uhm Hyo Jung, bukan? Dia terkenal di lingkungan ini sejak menjadi Miss Korea. Sejak dia mewarnai rambutnya, banyak orang menirunya. Kelihatan bagus, jadi, aku mengecat rambutku juga.


Ye Rim lalu mengambil lipbalm dari tasnya.

Sun Woo kaget melihat lipbalm Ye Rim sama dengan punya Tae O.

Ye Rim : Bukankah menyenangkan hidup seperti selebritas seumur hidupmu setelah menjadi Miss Korea? Seorang wanita harus cantik, bukan?

Ye Rim lalu meletakkan lipbalmnya di meja selesai memakainya.


Sun Woo : Apa Tae Oh baik-baik saja?

Ye Rim : Apa maksudmu? Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?

Sun Woo : Hanya tampaknya dia banyak pikiran mengenai perjalanan dinas dan masalah investasi baru-baru ini. Apa Je Hyuk mengatakan sesuatu kepadamu?

Ye Rim : Tidak.

Sun Woo : Begitu rupanya.


Je Hyuk pulang. Ye Rim bergegas ke pintu. Sun Woo melihat lipbalm Ye Rim.

Ye Rim : Kau pulang lebih awal, sayang?


Je Hyuk menanggapinya dengan dingin, ya.

Ye Rim memberitahu Je Hyuk kalau Sun Woo datang. Mendengar itu, Je Hyuk langsung bersemangat dan menyapa Sun Woo.

Sun Woo : Kau pulang larut. Kau pasti lelah.

Je Hyuk : Aku harus bekerja sangat keras. Aku tidak punya istri yang kompeten seperti suamimu.

Ye Rim : Dia membawakan kita iga berbumbu buatan sendiri.


Je Hyuk : Astaga, aku tidak sabar untuk mencobanya.

Je Hyuk langsung ke meja dapur.

Je Hyuk : Seorang direktur muda yang bisa memasak. Tae Oh pria yang beruntung.

Ye Rim yang kesal membalas memuji Tae O.

Ye Rim : Dia sangat perhatian kepada wanita. Bukankah begitu, Sun Woo?

Suasana jadi tak enak.


Ye Rim : Omong-omong, foto pernikahanmu sudah jadi? Aku akan mampir melihatnya.

Sun Woo : Kau harus melakukan pemotretan membosankan itu lagi?

Ye Rim : Kenapa kau bilang itu membosankan? Mereka melakukannya untuk merayakan. Ditambah lagi, dia bahkan tidak bisa memakai gaun pengantin yang layak karena mengandung Joon Young. Tae Oh melakukannya untuk menebus itu. Manis sekali, bukan?

Tae O kesal, dia profesional dalam hal merayu wanita.

Sun Woo : Kalian harus istirahat. Aku akan pergi sekarang.

Ye Rim : Kau mau pergi?

Sun Woo : Kau tidak perlu mengantarku.

Ye Rim : Sampai jumpa, Sun Woo. Sampai jumpa.


Ye Rim dan Je Hyuk menatap kepergian Sun Woo.


Sun Woo mengambil jas Tae O dari kasur. Saat itulah, ia melihat ponsel Tae O yang sedang diisi daya. Sun Woo yang masih kepikiran rambut di syal, berniat memeriksa ponsel Tae O, tapi baru memegang ponsel Tae O, Tae Oh tiba2 datang, membuat Sun Woo langsung meletakkan lagi ponsel Tae O.

Tae O : Aku sudah selesai mencuci piring.

Tae O mendekati Sun Woo dan berterima kasih atas makan malamnya.

Sun Woo : Tidak masalah.


Tae O membuka lemari dan melepas kemejanya.

Tae O : Apa Je Hyuk ada di rumah?

Sun Woo : Ya.


Sun Woo beranjak ke meja lain, di ujung kamar mandi. Ia memeriksa saku jas Tae O, tapi Tae O datang lagi untuk mengambil celana dalam. Sun Woo pun langsung pura2 membersihkan jas Tae O.

Tae O : Aku akan mandi.

Sun Woo : Baiklah.

Tae O masuk ke kamar mandi.


Sun Woo melihat celana dalam Tae O berantakan di laci karena tadi sempat diacak Tae O. Sun Woo yang rapi banget, langsung merapikan celana dalam Tae O.

Lalu ia mengambil kemeja Tae O di kasur dan menutup pintu lemari. Tapi pandangan Sun Woo lagi2 mengarah ke ponsel Tae O.


Sambil sesekali menatap ke arah kamar mandi, Sun Woo mengambil ponsel Tae O.

Sun Woo memeriksa ponsel Tae O. Tapi tak menemukan hal aneh.


Tapi tiba2, sebuah pesan masuk ke ponsel Tae O.

"Kami harap anda berkunjung lagi pada malam indah lainnya. Huiwon." begitulah bunyi pesan yang masuk ke ponsel Tae O.

Sun Woo makin curiga.


Pagi-pagi sekali, Sun Woo ke Huiwon. Ternyata, itu adalah hotel.


Sun Woo lalu membahas itu dengan Myung Sook.

"Jadi kau pergi ke sana pagi-pagi sekali? Kau bahkan memeriksa pakaian dan ponselnya? Hanya karena sehelai rambut?"

"Kenapa dia tidak cerita soal sekretaris barunya selama setahun? Bukankah itu aneh?"

"Kurasa dia tidak berusaha menyembunyikannya darimu. Dia mungkin tidak mau repot-repot memberitahumu. Atau mungkin kau lupa bahwa dia sudah memberitahumu."

"Aku merasa terganggu karena sekretarisnya bercerai."

"Tidak semua janda berselingkuh dengan pria yang sudah menikah."

"Katanya dia selalu pulang pukul 17.00. Tapi dia bilang padaku dia pulang pukul 19.00. Kenapa dia berbohong dan apa yang dia lakukan selama dua jam itu?"


"Berarti sekretarisnya tidak bersalah. Saat itulah dia menjemput anaknya dari sekolah."

"Aku juga sedikit terganggu oleh Ye Rim."

"Astaga. Kau bahkan mencurigai istri Je Hyuk?"

"Bukankah aneh juga dia tidak mengunci ponselnya? Seolah-olah dia ingin aku melihatnya. Menurutmu dia tahu aku mencurigainya?"

"Kau membuatku takut. Kau tidak bersikap normal sekarang. Kau tahu itu, bukan?"

"Seperti itukah kelihatannya?"

"Kau bisa tidur? Kau terlalu sensitif."

"Kuharap kau benar."

"Tidurlah dan jangan bekerja terlalu keras. Aku sangat mencemaskanmu."


Myung Sook lalu berdiri dan berkata, punya suami tampan itu melelahkan.

Sun Woo meminum kopinya.

"Namun, kita berusia 40-an, tapi Tae Oh tampak berusia 30-an." ujar Myung Sook sambil menatap Sun Woo.

Myung Sook lalu pergi.

Bersambung ke part 2.....

0 Comments:

Post a Comment