Sun Woo berdiri di padang ilalang. Dia terlihat cantik dengan balutan gaun pengantin. Tangannya memegang sebuket bunga pengantin. Tae O kemudian datang. Ia juga mengenakan jas pengantin. Sun Woo tersenyum bahagia memandangi Tae O. Tae O kemudian bersumpah, bahwa ia akan mencintai dan menghormati Sun Woo seumur hidupnya.
Sun Woo bercinta dengan Je Hyuk.
Narasi Tae O dan Sun Woo terdengar.
Tae O : Aku tidak akan pernah berbohong dalam situasi apa pun.
Sun Woo : Aku tidak akan pernah berbohong dalam situasi apa pun.
Sun Woo menangis. Tae O berusaha meyakinkan Sun Woo kalau Sun Woo lah satu-satunya wanita dalam hidupku.
Sun Woo minta Tae O berhenti membohonginya.
Sun Woo melihat Tae O memegang tangan Da Kyung, di perayaan ulang tahun Tae O.
Narasi Sun Woo dan Tae O kembali terdengar.
Tae O : Aku akan tetap jujur selamanya.
Sun Woo : Aku akan tetap jujur selamanya.
Tae O : Aku bersumpah.
Sun Woo : Aku bersumpah.
Tae O : Selamanya.
Sun Woo : Seumur hidup.
Tae O bercinta dengan Da Kyung.
Sun Woo bercinta dengan Je Hyuk.
Di dinding, terpajang foto pernikahan Tae O dan Sun Woo.
Terdengar narasi Sun Woo.
Sun Woo : Semua kata-kata itu tidak berarti.
Disamping foto itu, Tae O mengirimi Da Kyung pesan.
Tae O : Da Kyung-ah, tolong jawab teleponmu. Apa kita benar-benar akan putus seperti ini? Bisakah kita bertemu dan bicara?
Tae O lalu duduk di kursi, di ujung tempat tidur.
Sun Woo sudah di taksi.
Sun Woo : Janji, hormat, cinta. Aku tidak tahu apa kami bertekad melindungi itu. Tapi sekarang tidak ada yang tersisa di antara kami.
Ye Rim duduk di ranjangnya, sembari memandangi cermin.
Di sampingnya, ponselnya tergeletak dengan layar menyala, menampilkan titik pemberhentian Je Hyuk saat ini.
Ye Rim menatap ponselnya. Ia marah.
Tiba-tiba, ia mendengar suara mobil. Ye Rim langsung ke jendelanya dan melihat Sun Woo turun dari taksi.
Ye Rim curiga Sun Woo bersama Je Hyuk di hotel.
Paginya, Tae O terbangun dan kaget melihat Sun Woo tak ada di sampingnya.
Tae O lalu melirik jam, sudah jam setengah tujuh.
Tae O kemudian keluar dan melihat kunci mobil Sun Woo di lantai.
Ia juga melihat sepatu Sun Woo yang berserakan di depan pintu.
Tae O heran sendiri lalu menatap Sun Woo yang tidur di sofa. Biasanya Sun Woo tak seperti itu.
Tae O juga melihat dompet di lantai.
Tae O membuka tas Sun Woo dan mengambil ponsel Sun Woo.
Tae O memeriksa ponsel Sun Woo dan menemukan catatan perjalanan Sun Woo.
Tae O kaget dan menatap Sun Woo dengan tatapan curiga.
Sun Woo membuka matanya dan melihat Tae O memeriksa ponselnya. Ia lalu kembali tidur.
Saat sarapan, Tae O terus mikirin kecurigaannya terhadap Sun Woo.
Sun Woo turun dan langsung membuat kopi.
Mereka tak saling bicara sampai akhirnya kopi Sun Woo siap.
Tae O : Kapan kau pulang?
Sun Woo : Saat fajar. Kami sudah lama tidak bertemu, jadi, banyak yang harus dibicarakan.
Tae O : Apa ada tempat yang buka sampai selarut itu?
Sun Woo : Setelah seminar, kami memesan kamar hotel dan minum di sana.
Sun Woo meminum kopinya sambil menatap Tae O. Ia tahu Tae O curiga dirinya selingkuh.
Sun Woo lalu meletakkan cangkir kopinya dan mengajak Sun Woo berangkat. Ia bilang, akan mengantar Joon Young ke sekolah hari itu.
Setelah Sun Woo pergi, Tae O meraih ponselnya dan menelpon Hotel Buzzhil.
Di RS, Sun Woo yang baru datang melihat seorang pria tengah bicara dengan Dokter Kong dan rekan2nya yang lain.
Pria itu adalah pria yang melihat Sun Woo di hotel.
Dokter Kong : Kami menantikan bekerja denganmu.
"Aku juga menantikannya." jawab pria itu.
Dokter Kong memuji pria itu.
"Kudengar kau sangat kompeten. Kami membuka departemen baru dan sangat bersemangat soal itu."
Pria itu melihat Sun Woo. Sun Woo menatap pria itu dengan tegang.
Dokter Kong yang melihat Sun Woo datang, langsung mengenalkan Sun Woo pada pria itu.
"Dia direktur muda kita." ucap Dokter Kong pada pria itu.
Dokter Kong bicara pada Sun Woo.
"Aku sudah memberitahumu tentang dia sebelumnya. Dia psikiater terbaru kita."
Sun Woo mendekat. Pria itu mengulurkan tangannya.
"Aku Kim Yoon Ki. Aku banyak mendengar tentangmu."
Sun Woo terdiam sejenak, menatap pria itu dengan tegang. Setelah beberapa saat, Sun Woo menjabat tangan Dokter Kim.
Sun Woo : Aku Ji Sun Woo. Selamat datang di rumah sakit kami.
Dokter Kong : Hari kerja pertamanya dimulai besok. Dia akan memakai kantor lama dokter Ma.
Myung Sook tampak bersemangat.
Myung Sook : Begitu rupanya.
Dokter Kong mengajak Dokter Kim minum teh, sebelum pergi.
Dokter Kim setuju dan langsung pergi dengan Dokter Kong.
Sun Woo menatap Dokter Kim tegang.
*Untuk selanjutnya Dokter Kim kita panggil Yoon Ki ya.
Sambil menikmati kopinya, Myung Sook tanya pendapat Sun Woo soal Yoon Ki.
Myung Sook : Bukankah dia cukup tampan? Dia lajang. Dia bercerai dan tidak punya anak.
Sun Woo menyeduh teh.
Sun Woo : Jika kau sangat menyukainya, bagaimana jika kau mencobanya?
Myung Sook : Haruskah?
Sun Woo tak menjawab dan beranjak ke pintu membawa tehnya.
Myung Sook : Kau masih marah kepadaku?
Sun Woo berbalik dan sedikit tersenyum.
Sun Woo : Untuk apa?
Sun Woo pergi.
Setelah Sun Woo pergi, ponsel Myung Sook berdering.
Tae O : Apa Sun Woo di kantor?
Myung Sook : Tentu saja.
Tae O : Apa kau menyadari hal yang aneh atau berbeda darinya belakangan ini?
Myung Sook : Ada apa lagi? Bukankah kalian sudah berbaikan usai kau kirim keranjang bunga itu?
Tae O kaget, keranjang bunga? Aku?
Sun Woo di kantor Je Hyuk sedang membaca dokumen yang diberikan Je Hyuk. Sun Woo bilang dia tidak mengerti dokumen itu dan minta JeHyuk menjelaskan semuanya dengan sederhana.
Je Hyuk : Singkatnya, T.O. Entertainment adalah cangkang kosong. Mereka terlambat membayar sewa selama beberapa bulan. Dia bahkan tidak membayar para pekerja bulan lalu.
Sun Woo kaget dan melempar dokumen itu ke meja.
Sun Woo : Kenapa tidak ada penghasilan? Mereka sibuk dengan perencanaan acara.
Je Hyuk : Apa gunanya jika pengeluaran lebih besar daripada pendapatan? Tae O bahkan tidak bisa menghitung keuntungan dan kerugian sederhana. Mereka hampir bangkrut.
Sun Woo : Dia bilang dia punya investor. Dia juga bertemu dengan pembeli dari Tiongkok juga. Apa semua itu bohong?
Je Hyuk : Pembeli dari Tiongkok sudah lama mundur. Sepertinya dia sedang bicara dengan investor potensial, tapi itu belum dipastikan. Dia seperti menunggu hujan di musim kemarau.
Sun Woo : Bagaimana dengan rekening pribadi Tae O? Sudah kau periksa?
Je Hyuk diam saja dan terus menatap Sun Woo.
Sun Woo : Tidak punya?
Je Hyuk : Hanya ini yang bisa kulakukan secara legal. Aku tidak bisa mengakses rekening pribadinya tanpa alasan yang tepat. Bahkan presdir bank tidak akan bisa.
Sun Woo : Lalu? Kau tidak bisa mencari tahu?
Je Hyuk : Jika kau memberiku waktu... Namun, risiko tinggi, hasil memuaskan. Ini harus menjadi jalan dua arah.
Sun Woo langsung melotot menatap Tae O.
Sun Woo : Lupakan saja. Kurasa ini batasmu.
Sun Woo berdiri dan beranjak ke pintu.
Je Hyuk : Kau sungguh tidak membutuhkanku? Besok malam. Aku akan menunggu di tempat yang sama.
Sun Woo menatap kesal Je Hyuk lalu pergi.
Sun Woo masuk ke mobilnya. Sebelum pergi, dia mikirin semuanya sejenak.
Sun Woo melajukan mobilnya.
Bersamaan dengan itu, Ye Rim datang. Mobil mereka papasan!
Ye Rim langsung menghentikan mobilnya dan menatap ke arah mobil Sun Woo.
Sun Woo pun sama.
Je Hyuk yang sedang minum bir kaleng di ruangannya, mendengar suara langkah wanita. Ia tersenyum. Ia fikir itu Je Hyuk.
Je Hyuk berbalik dan menawarinya minum, tapi mukanya langsung berubah saat melihat Ye Rim yang datang.
Ye Rim : Ada orang di sini?
Je Hyuk : Seorang klien yang dekat.
Je Hyuk lalu tanya kenapa Ye Rim datang.
Ye Rim : Kau bilang akan bergadang semalaman, jadi, aku membawakanmu pakaian dalam dan kemeja baru...
Ye Rim lalu melihat bir yang sedang diminum Je Hyuk.
Ye Rim : Sepertinya kau sangat sibuk.
Je Hyuk : Aku sedang istirahat.
Je Hyuk kemudian mengajak Ye Rim makan malam dan mengambil jasnya.
Ye Rim terus menatap tajam Je Hyuk.
Je Hyuk : Ada apa?
Ye Rim : Aku ke rumah sakit sore ini.
Je Hyuk : Kau sakit?
Ye Rim : Dokter kandungan. Aku baik-baik saja.
Je Hyuk : Kau membuatku takut. Kau sudah diperiksa?
Ye Rim : Aku ingin punya anak.
Je Hyuk : Kau mengatakannya tiba-tiba.
Ye Rim : Bekerjasamalah denganku. Kau tidak mau punya anak, jadi, aku bekerja sama. Sekarang giliranmu bekerja sama denganku.
Je Hyuk : Kita sudah selesai membahas itu.
Ye Rim : Apa kita benar-benar suami istri? Pikirkanlah. Aku tidak hanya asal bicara.
Ye Rim lalu pergi.
Je Hyuk kesal dan membanting jasnya ke meja.
Tae O yang lagi membaca naskahnya di kasur, mendengar bunyi ponsel Sun Woo.
Tae O menoleh dan menatap ponsel Sun Woo yang lagi di-cas.
Sebuah pesan masuk. Tae O berusaha mengabaikannya tapi hatinya gak tenang.
Tae O lalu melirik ke arah kamar mandi. Karena Sun Woo lagi mandi, Tae O mutusin meriksa ponsel Sun Woo.
Tapi sayangnya, Tae O gagal membuka ponsel Sun Woo yang dilindungi kata sandi.
Mendengar Sun Woo sudah selesai mandi, Tae O pun men-cas kembali ponsel Sun Woo tapi sudah meletakkan ponsel Sun Woo di meja, tangannya tak sengaja menyenggol ponsel Sun Woo hingga ponsel Sun Woo jatuh ke kolong tempat tidur. Tae O berusaha mengambilnya. Karena gak bisa menjangkaunya, Tae O akhirnya turun dan mengambil ponsel Sun Woo. Dia men-cas nya lagi lalu naik ke kasur tapi terlambat,
Sun Woo memergokinya.
Tae O : Mian, aku melihat ponselmu.
Sun Woo : Kenapa?
Tae O : Aku ingin membeli ponsel baru.
Sun Woo lantas mengambil ponselnya dan memberikannya ke Tae O.
Tae O : Aku hanya ingin melihat seberat apa itu.
Tae O kemudian mencabut ponselnya yang juga lagi di-cas dan keluar membawa naskahnya.
Sun Woo kemudian membuka ponselnya dan membaca pesan dari Je Hyuk.
Je Hyuk : Aku punya yang kau minta.
Sun Woo terkejut.
Da Kyung menatap pesan Tae O yang mengajaknya ketemuan serta memintanya menjawab panggilan.
Da Kyung kesal. Dia lalu mondar mandir di dekat jendelanya, kemudian duduk dan membaca lagi pesan Tae O.
Sun Woo turun dari mobilnya. Ia baru saja tiba di rumah sakit. Sun Woo beranjak menuju ke dalam. Yoon Ki yang baru juga tiba, melihat Sun Woo. Ia pun bergegas menghampiri Sun Woo.
Yoon Ki : Halo.
Sun Woo : Selamat pagi.
Yoon Ki : Apa tidurmu tidak cukup? Matamu merah.
Sun Woo : Aku ibu yang bekerja, berarti sulit untuk cukup tidur.
Yoon Ki : Kompleks wanita super bisa berbahaya.
Sun Woo langsung berhenti berjalan. Ia tak nyaman dengan kata-kata Yoon Ki.
Yoon Ki lalu menyarankan Sun Woo agar berhenti menjadi seseorang yang perfeksionis jika ingin hidup bahagia.
Sun Woo yang tak nyaman, masuk duluan meninggalkan Yoon Ki.
Myung Sook yang baru datang, melihat Yoon Ki. Ia memanggil Yoon Ki tapi Yoon Ki tidak melihatnya dan keburu masuk.
Yoon Ki mengejar Sun Woo.
Yoon Ki : Dokter Ji, ada yang kujanjikan kepada Dokter Kong saat pindah kemari. Aku berjanji akan bertanggung jawab atas kesehatan mental stafnya. Aku akan memberikan konsultasi gratis entah itu stres karena pekerjaan atau kehidupan sehari-hari. Itu sebabnya aku bicara denganmu seperti itu. Jika itu menyinggungmu, tolong maafkan aku.
Sun Woo : Begitu rupanya. Baiklah.
Sun Woo pergi.
Yoon Ki berbalik arah, ia mau menuju ruangannya dan bertemu Myung Sook.
Myung Sook menyapa Yoon Ki, halo.
Yoon Ki : Halo
Yoon Ki pun langsung ke ruangannya.
Myung Sook menatap ke arah Yoon Ki dan Sun Woo secara bergantian dengan tatapan kepo.
Sun Woo yang baru masuk ruangannya, dihubungi Ye Rim.
Sun Woo menemui Ye Rim di sebuah kafe. Mereka duduk di luar kafe dan berbincang sambil minum teh. Ye Rim mengaku, kalau ia sangat menginginkan bayi tapi Je Hyuk menentangnya dan ia tidak tahu harus bagaimana.
Sun Woo menyuruh Ye Rim bicara dengan Myung Sook jika soal itu.
Ye Rim : Kurasa dia tidak akan memahamiku karena dia belum menikah. Ini masalah sensitif antara pasangan yang sudah menikah. Aku tidak punya orang lain yang bisa kuceritakan soal ini selain kau.
Sun Woo : Aku bersyukur kau menganggapku seperti itu, tapi aku penasaran kenapa Je Hyuk sangat menentangnya. Bagaimana hubungannya dengan orang tuanya?
Ye Rim : Orang tuanya itu orang biasa. Mereka tidak mencampuri urusan kami.
Sun Woo : Kenapa kalian tidak melakukan konsultasi pasangan? Rumah sakit kami baru-baru ini mendapat psikiater baru.
Ye Rim : Dia pasti akan menentangnya. Dia tidak mau mendengarkanku.
Sun Woo : Itu bukan sesuatu yang bisa dipaksakan. Kuharap kalian berdua bisa menemukan jalan tengah. Maafkan aku. Aku tidak terlalu membantu.
Ye Rim : Bagaimana denganmu? Apa hubunganmu dan Tae O baik-baik saja?
Sun Woo terkejut dengan pertanyaan Ye Rim.
Sun Woo : Setiap pasangan punya masalah. Kami sama saja. Itulah yang terjadi dengan kebanyakan pasangan.
Ye Rim : Benar.
Sun Woo : Kau tidak melihatku kemarin? Aku pergi ke kantor Je Hyuk. Kurasa aku melihatmu saat pergi.
Ye Rim : Benar. Aku juga melihatmu.
Sun Woo : Kau tidak penasaran kenapa aku ke sana?
Ye Rim : Je Hyuk adalah penasihat keuangan yang hebat. Maaf aku menyita waktumu saat kau sibuk.
Ye Rim beranjak dari duduknya.
Sun Woo : Jika terjadi sesuatu yang harus kau ketahui, akan kuberi tahu semuanya.
Ye Rim menatap Sun Woo sembari tersenyum.
Ye Rim : Aku pergi.
Namun senyumnya hilang dan wajahnya berubah kesal saat beranjak menjauhi Sun Woo.
Sun Woo kembali meneguk tehnya. Ponselnya berbunyi. Pesan dari Je Hyuk yang mengajaknya bertemu pukul delapan malam nanti.
Pacar Hyun Seo terbangun dan membuka kulkas yang ada di sampingnya. Ia mengambil sebotol air dan langsung meneguknya dari botol. Ia lalu melihat isi kulkas, tak ada yang bisa ia makan.
Lalu ia beranjak ke dapur dan mencari sesuatu. Ia menemukan ramen di lemari dapur. Tapi ia terus memeriksa lemari dapur dan menemukan beberapa botol obat.
Tak lama, Hyun Seo pulang. Hyun Seo marah melihat pacarnya di rumahnya dan langsung mengusirnya.
"Kau berjanji akan berhenti meminum pil ini."
"Kau tidak tahu siapa yang membuatku meminum itu? Aku sudah berhenti meminumnya. Aku tidak butuh ini jika kau tidak di sini!"
"Itu karena obatnya, bukan? Aku penasaran bagaimana dokter itu meyakinkanmu. Pasti pil ini."
"Kau gila. Apa yang kau pikirkan?"
"Tunggu."
"Tidak. Bukan begitu."
"Aku tidak mengatakan apa pun."
Sun Woo di jalan tol. Saat tengah menunggu karcisnya, dia mendapat pesan lagi dari Je Hyuk.
Je Hyuk : Kita bertemu pukul 20.00. Aku akan menunggumu.
Sun Woo lantas berpikir.
Sementara Je Hyuk baru selesai mandi.
Je Hyuk ternyata di hotel. Ia mengambil bir dan berdiri di depan jendela menikmati birnya. Ia kemudian tersenyum. Ia yakin Sun Woo akan datang.
Sun Woo terjebak macet. Ia melihat jam nya dan stress memikirkan tawaran Je Hyuk.
Je Hyuk duduk menunggu Sun Woo. Dia kesal Sun Woo belum datang juga.
Sun Woo datang ke hotel. *Omo, mau ngewe lagi?
Tapi dia terkejut bertemu Hyo Jung disana.
Sun Woo : Kenapa kau kemari?
Hyo Jung : Aku datang untuk bertemu dengan teman-temanku dari sekolah, dan ada banyak hal yang harus kami bahas. Bagaimana denganmu?
Sun Woo : Aku juga datang untuk menemui seseorang.
Hyo Jung : Astaga, kebetulan sekali. Kau dan aku pasti punya koneksi yang sangat kuat. Kita pernah bertemu di restoran sebelumnya. Dan kita bertemu lagi di Seoul. Benar, bukan?
Sun Woo : Aku harus pergi sekarang.
Hyo Jung : Baiklah, silakan.
Tapi Hyo Jung manggil Sun Woo lagi.
Hyo Jung : Aku ingin mengundangmu ke rumah kami suatu hari nanti.
Sun Woo bingung untuk alasan apa.
Hyo Jyung : Kau mengajak kami makan malam dan aku ingin membalas budi, jadi, kau harus datang dengan suamimu. Mau, ya?
Sun Woo kaget tapi mengiyakan.
Hyo Jung kemudian pergi.
Sun Woo ternyata nemuin pengacaranya. *Lega kagak ada adegan ngewe lagi. Sy nonton di depan nyokap.
Sun Woo : Suamiku tampak agak curiga.
Pengacara : Menurut anda dia tahu anda bersiap untuk bercerai?
Sun Woo : Dia terus berusaha membuka ponselku. Aku khawatir dia mungkin mengetahui sesuatu.
Pengacara : Cobalah mengulur waktu. Mungkin dua sampai tiga pekan.
Sun Woo : Dua sampai tiga pekan?
Pengacara : Ya. Sebelum melanjutkan dengan pembagian properti, anda bisa menuntut disposisi sementara dan penyitaan. Itu akan butuh sekitar dua sampai tiga pekan bagi pengadilan untuk merevisi dan menyetujuinya. Pemberitahuan akan diserahkan kepada suami anda dua sampai tiga bulan.
Sun Woo : Aku akan berusaha sebaik mungkin. Meskipun aku tidak yakin berapa yang dia miliki.
Je Hyuk sudah berpakaian. Dia masih di hotel dan berusaha menenghubungi Sun Woo tapi ponsel Sun Woo tak aktif.
Sun Woo baru pulang, tapi ia dikejutkan dengan kemunculan Je Hyuk yang tiba-tiba di belakangnya.
Tepat saat itu, Tae O juga datang.
Sun Woo : Je Hyuk, sedang apa kau di sini?
Je Hyuk : Aku datang untuk bicara dengan Tae O.
Ponsel Tae O berbunyi. Tae O lari ke atas untuk menjawab ponselnya.
Sun Woo mastiin kalau Tae O udah naik ke atas. Setelah itu dia mendekati Je Hyuk.
Sun Woo marah, apa yang kau lakukan?
Je Hyuk : Kenapa kau tidak datang? Aku menunggumu.
Sun Woo : Aku tidak pernah bilang akan datang.
Je Hyuk : Tae O tidak tahu bahwa kau bersiap mengajukan perceraian, bukan? Atau mungkin dia menyadari sesuatu. Kau ingin aku bertanya?
Sun Woo terkejut.
Je Hyuk : Jangan khawatir. Aku belum mengatakan apa pun kepadanya.
Sun Woo : Kau pikir bisa memerasku dengan itu?
Je Hyuk : Aku tidak ingin mendefinisikannya sebagai pemerasan. Kita bersenang-senang malam itu. Kau setuju, bukan?
Sun Woo kesal. Dia mau pergi tapi Je Hyuk ngasih tahu dia berapa yang dimiliki Tae O.
Je Hyuk : 220.000 dolar.
Je Hyuk lalu nyium tangan Sun Woo.
Je Hyuk : Tae O mentransfer uang ke rekening dana taktisnya. Dia juga mendapat 100.000 dolar untuk tunjangan kematian ibunya. Totalnya, dia punya 320.000 dolar.
Sun Woo kaget.
Je Hyuk : Bagaimana menurutmu? Bukankah ini kesepakatan yang bagus?
Sun Woo : Aku akan mengurusnya dengan pengacaraku. Jangan ikut campur.
Je Hyuk : Bukankah itu butuh beberapa bulan? Kau bahkan harus membagi uang itu dengannya. Aku bisa dengan mudah membantumu mendapatkan setiap sen. Tapi aku juga mampu menghancurkan segalanya.
Sun Woo mendengar suara langkah Tae O.
Sun Woo panic dan berusaha melepas tangannya tapi Je Hyuk tak mau melepasnya. Sun Woo terus menatap ke tangga sambil berusaha melepaskan tangannya dari pegangan Je Hyuk.
Tepat saat Tae O turun, Sun Woo berhasil menarik tangannya dan segera menjauhi Je Hyuk.
Sun Woo : Silakan mengobrol.
Sun Woo pergi.
Tae O menawari Je Hyuk.
Je Hyuk : Ide bagus.
Di ruang kerja, Sun Woo mikirin kata-kata Je Hyuk tadi sambil mainin kukunya.
Je Hyuk : Totalnya, dia punya 320.000 dolar. Aku bisa dengan mudah membantumu mendapatkan setiap sen. Tapi aku juga mampu menghancurkan segalanya.
Dan, Sun Woo kesakitan. Kukunya patah.
Tae O kemudian masuk dan menatap serius Sun Woo.
Sun Woo : Ada apa?
Tae O : Kau tidak mau tidur?
Sun Woo : Je Hyuk sudah pergi?
Tae O : Ya, baru saja.
Sun Woo : Apa yang kalian bicarakan?
Tae O : Hanya... tentang kehidupan.
Sun Woo memasang kacamatanya dan mulai fokus dengan laptopnya.
Sun Woo : Kamu tidur saja duluan. Aku masih ada pekerjaan.
Tae O : Kau selalu bekerja larut belakangan ini. Kau sibuk?
Sun Woo : Pekerjaanku banyak.
Tae O : Kenapa kau pulang larut hari ini?
Sun Woo : Apa aku harus memberitahumu semuanya? Berhentilah bersikap tidak biasa. Kau tidak pernah memedulikan pekerjaanku.
Tae O : Bersikaplah lebih perhatian kepada Joon Young.
Tae O keluar dan menutup pintunya sedikit keras.
Sun Woo melepas kacamatanya. Dia kesal.
Paginya, Pak Ha kembali menemui Sun Woo. Pak Ha minta Sun Woo jujur ke dia kalau dia pengen ngebunuh si Tae O.
Pak Ha : Perceraian saja membosankan. Kau harus membalas dendam dahulu.
Sun Woo : Ha Dong Sik-ssi.
Pak Ha : Katakan saja. Aku bersedia membantu.
Sun Woo : Terima kasih atas perhatianmu. Tapi kau bisa melupakannya sekarang. Ini mengenai keluargaku, jadi, aku akan mengurusnya sendiri. Jadi, kumohon...
Pak Ha marah.
Pak Ha : Kenapa mengabaikan niat baikku?
Sun Woo : Aku tidak mengabaikan niat baik anda. Aku hanya ingin membuat batasan.
Pak Ha berdiri.
Pak Ha : Kenapa? Kenapa kau mengabaikanku? Aku membantumu! Aku bisa mengurusnya untukmu!
Sun Woo : Ha Dong Sik-ssi, tenanglah.
Pak Ha : Ini sangat menjengkelkan!
Pak Ha membanting barang2 di meja Sun Woo ke lantai.
Pipi Sun Woo terluka terkena salah satu barangnya yang dibanting Pak Ha.
Sun Woo mulai sesak. Dia memegangi dadanya.
Pak Ha mendekati Sun Woo.
Pak Ha : Ini urusan kita! Ini antara kita berdua!
Yoon Ki datang dan langsung menjauhkan Pak Ha dari Sun Woo.
Pak Ha : Lepaskan aku! Siapa kau!
Dua staf keamanan datang dan membawa Pak Ha pergi.
Pak Ha : Lepaskan aku! Lepaskan! Kau tidak bisa melakukan ini kepadaku. Kau akan menyesal melakukan ini kepadaku! Lepaskan! Aku bukan sekedar pasien! Kita lebih dari itu!
Semua dokter, perawat dan pasien terkejut melihat kejadian itu.
Myung Sook bergegas ke ruangan Sun Woo dan terkejut melihat kondisi Sun Woo yang dipangku Yoon Ki.
Yoon Ki : Dokter Ji? Sadarlah!
Sun Woo melihat Yoon Ki. Tak lama dia pingsan.
Kini, Sun Woo sudah siuman. Dia duduk di ruangan Yoon Ki sambil memegang secangkir teh.
Sun Woo cerita, bahwa Pak Ha menemui dokter penyakit dalam dan ahli dermatologi di area ini dan mulai mendatanginya sekitar setahun lalu.
Sun Woo : Tampaknya dia mengalami gangguan obsesif-kompulsif, jadi, aku menyarankan dia menemui seorang psikiater.
Yoon Ki : Dia tidak mau mendengarkan, bukan? Dia pikir hanya kau yang memahaminya. Itu tampak cukup berkembang. Kau tidak menyadarinya?
Sun Woo : Ini kali pertama dia bersikap kasar. Aku terkejut.
Yoon Ki : Tidak mustahil bagi pasien untuk menjadi kasar terhadap dokter, tapi apa ada sesuatu yang memicunya?
Sun Woo menggigit kukunya memikirkan omongan Yoon Ki. Yoon Ki menatap Sun Woo yang menggigit kuku dengan wajah serius.
Yoon Ki : Ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Sun Woo tersinggung.
Sun Woo : Kau terlalu lancang. Aku selalu profesional dengan pasienku. Tolong jaga ucapanmu. Kau tidak tahu apa pun tentangku. Terima kasih atas tehnya.
Sun Woo berdiri.
Yoon Ki : Kau pernah mengalami hiperventilasi sebelumnya? Kau pernah menyakiti diri sendiri?
Sun Woo : Itu tidak masuk akal.
Yoon Ki berdiri.
Yoon Ki : Apa kau pernah menderita gangguan stres pascatrauma dan tidak menerima perawatan?
Sun Woo terdiam.
Di mobil dia teringat kata-kata Yoon Ki.
Dan Yoon Ki benar. Sun Woo pernah mengalami trauma di masa lalu.
Flashback...
Ada sebuah kecelakaan.
Flashback end...
Sun Woo nangis mengingat semua itu.
Sun Woo lalu menenangkan dirinya sejenak, kemudian menatap spionnya dan menghapus tangisnya.
Saat mau pergi, dia dikejutkan dengan kehadiran pacar Hyun Seo.
Pacar Hyun Seo mengetuk jendelanya. Sun Woo membukanya.
Pacar Hyun Seo : Lalu? Kita harus bicara di sini? Kita juga bisa pergi ke tempat lain.
Pacar Hyun Seo berlari di dalam kolam renang yang tidak dipakai.
Sun Woo kesal menatapnya.
Pacar Hyun Seo berhenti berlari dan menatap Sun Woo.
Pacar Hyun Seo : Aku agak tidak sabar.
Sun Woo : Kau bisa buang yang kau miliki atau berikan kepada orang lain, aku tidak peduli. Jangan ganggu aku lagi. Aku akan melaporkanmu atas pemerasan.
Pacar Hyun Seo : Kau pasti menyukai hukum. Baiklah. Aku juga akan mengikuti hukum. Kau meresepkan obat untuk Hyun Seo dan membuatnya mengikuti suamimu. Bolehkah dokter melakukan itu?
Sun Woo terdiam.
Pacar Hyun Seo : Jika mereka tahu kau mengancam mengirim orang yang sehat ke rumah sakit jiwa, apa yang akan terjadi kepadamu? Dokter Ji Sun Woo. Apa yang terjadi kepada dokter bernyali yang menyombongkan koneksinya dan mengancam memalsukan evaluasi psikologiku?
Sun Woo kaget, apa?
Pacar Hyun Seo : Kau takut sekarang?
Sun Woo : Itu untuk menyelamatkan pasienku dari penyerangnya.
Pacar Hyun Seo marah dan melempar kemejanya ke kap mobil Sun Woo.
Pacar Hyun Seo : Jangan beromong kosong begitu. Kau masih ingin bersikap seperti dokter, bukan? Kau tidak memenuhi syarat. Kau tahu itu.
Sun Woo : Lalu? Apa rencanamu?
Pacar Hyun Seo mengambil jaketnya dan mendekati Sun Woo.
Pacar Hyun Seo : Aku bisa melaporkanmu ke banyak orang. Rumah sakitmu. Asosiasi dokter. Studio TV. Cepat ambilkan untukku. Kau kehabisan waktu. 30.000 dolar itu murah untuk mempertahankan izin medismu, bukan? Telepon aku. 30.000 dolar. Jangan lupa.
Pacar Hyun Seo pergi. Sun Woo tambah tertekan.
Joon Young gelisah nungguin Sun Woo yang belum juga datang menjemputnya.
Joon Young akhirnya mengambil ponsel dan menelpon Tae O.
Tae O menyuruh Joon Young menunggunya.
Rekan2 Tae O pun heran melihat Tae O pergi tiba2.
Di jalan, Tae O berusaha menghubungi Sun Woo tapi ponsel Sun Woo tak aktif.
Tae O kesal, bagaimana dia bisa lupa anaknya menunggunya? Yang benar saja. Di mana dia?
Tae O mengajak Joon Young makan.
Joon Young : Ayah juga tidak tahu ibu ke mana?
Tae O : Dia pasti ada pasien darurat. Makanlah.
Tiba2, Da Kyung lewat. Tae O kaget melihat Da Kyung.
Joon Young menatap ke arah yang dilihat ayahnya.
Da Kyung masuk dan kesal melihat Tae O dengan Joon Young.
Joon Young kesal melihat Da Kyung.
Joon Young : Aku tidak tahan dengannya.
Tae O : Apa?
Joon Young : Aku benci yang mirip dengannya.
Da Kyung yang mendengar itu tambah kesal. Ia tak jadi memesan kopi dan langsung pergi.
Melihat Da Kyung pergi, Tae O menyusul Joon Young dan ninggalin Joon Young dengan alasan mau ke toilet.
Joon Young yang tahu ayahnya mau nyusul si pelakor kesal.
*Bambang emang si Tae O ini. Tadi dia kesal karena Sun Woo gak jemput Joon Young eeh skrng dia sendiri ninggalin Joon Young demi ngejar si pelakor..
Tae O berusaha menghubungi Da Kyung sambil mencari Da Kyung. Ia resah Da Kyung gak menjawab panggilannya.
Da Kyung mempercepat langkahnya.
Di pinggir jalan, Sun Woo memberhentikan mobilnya dan mikirin semua masalahnya.
Myung Sook sedang makan malam, dihubungi Tae O.
Myung Sook : Kalian berdua masih bertengkar?
Tae O : Bukan begitu. Beri tahu aku pukul berapa dia pulang kerja.
Myung Sook : Astaga, kau belum putus dengan Da Kyung, bukan?
Tae O : Bukan begitu. Sudah kubilang, hubungan dengan Da Kyung sudah berakhir. Tapi Sun Woo bersikap aneh belakangan ini. Dia kesal setiap kali aku bicara dengannya. Dia juga menginap di luar...
Myung Sook : Apa? Dia menginap di luar?
Tae O : Tidak, lupakan saja. Kubilang, lupakan saja. Kita bisa bicara nanti.
Tae O pun gelisah mikirin Sun Woo. *Bisa gitu ya dia gk nyadar klo dia yg udah bikin Sun Woo berubah.
Joon Young datang, tapi dia hanya berdiri di depan pintu.
Joon Young : Ibu marah karena ayah melakukan kesalahan, kan?
Tae O : Tidak, bukan begitu. Ayah tidak melakukan kesalahan, dan ibu... Ayah akan mengurus... Jangan mengkhawatirkan apa pun, ya. *OMG!! Gk ngelakuin kesalahan? Pengen ngelempar dia pake batu jadinya.
Sun Woo sendiri berada di warung tenda. Dia benar-benar hancur.
Hujan turun dengan deras. Sun Woo meletakkan uang di atas meja, lalu beranjak pergi.
Sun Woo menyebrangi jalan. Sebuah mobil melaju di depannya. Sun Woo yang tengah kacau, teringat masa lalunya yang pahit.
Flashback....
Ada sebuah kecelakaan. Sun Woo yang baru pulang sekolah, melihat kerumunan di jalanan. Sun Woo menembus kerumunan, ingin tahu apa yang terjadi. Namun betapa kagetnya dia mengetahui siapa yang menjadi korban kecelakaan. Nafas Sun Woo langsung sesak.
Flashback end...
Sun Woo mulai berjalan ke depan mobil. Untunglah seseorang menariknya tepat sebelum ia ditabrak.
Sun Woo kaget melihat penyelamatnya adalah Dokter Ma.
Dokter Ma membawa Sun Woo ke tempatnya.
Dokter Ma marah. Ia bilang, harusnya Sun Woo melaporkan pacar Hyun Seo ke polisi bukan melakukan hal gila.
Sun Woo : Kau pasti merasa senang. Kau ingin melihatku hancur.
Dokter Ma : membual kepadaku, tapi lihat dirimu sekarang.
Sun Woo lalu curhat, kalau dia berlari ke arah Tae O membawa gunting karena ingin membunuh Tae O.
Sun Woo : Tentu saja, aku tidak bisa melakukannya.
Dokter Ma menyuruh Sun Woo memulai hidup baru dengan Joon Young di tempat lain.
Dokter Ma : Gosan adalah kampung halaman Tae O.
Sun Woo : Kau tahu aku tidak punya tujuan lain. Aku kehilangan kedua orang tuaku sekaligus dan menjadi gadis malang yang ditinggalkan sendirian. Kau tahu berapa lama aku membuang label itu? Yang kumiliki sekarang dibangun di sini. Ini kampung halaman putraku dan sekarang ini juga kampung halamanku. Aku menyadarinya saat mendengar pria itu mengancamku akan mengungkap soal Tae O. Kini aku tahu apa yang paling kutakutkan.
Sun Woo mengambil cangkir tehnya.
Sun Woo : Setelah kami bercerai, aku akan sekali lagi menjadi wanita yang dikasihani orang. Sama halnya dengan Joon Young.
Dokter Ma : Siapa yang peduli pendapat orang entah itu rasa kasihan atau bukan? Kau yakin bisa menahan diri untuk tidak mengasihani dirimu? Sadarlah. Kau pasti membencinya sebesar kau mencintainya, tapi akan berbahaya jika lebih jauh dari ini. Satu langkah yang salah bisa menghancurkan hidupmu seperti hidupku.
Sun Woo terdiam mendengar kata-kata Dokter Ma.
Tae O tambah gelisah karena Sun Woo belum pulang. *Di otaknya Sun Woo slengki.
Tak lama, dia mendengar suara pintu.
Sun Woo pulang dan langsung membereskan piring-piring kotor yang ada di meja.
Setelah itu, Sun Woo menangis sejadi-jadinya.
Tae O turun dan melihat Sun Woo menangis dari tangga. Dia tertegun lalu kembali naik ke atas.
Paginya, Sun Woo menemui Joon Young yang masih terlelap. Joon Young terbangun karena merasakan tangan seseorang menyentuh wajahnya.
Sun Woo tersenyum.
Sun Woo : Ibu berangkat kerja sekarang. Ibu sudah memasak sarapan, jadi, jangan lupa memakannya. Bersenang-senanglah di sekolah.
Joon Young tersenyum pada ibunya.
Sun Woo lalu keluar dan melihat Tae O masih tidur.
Hyun Seo hendak pergi. Pacarnya yang masih tidur terbangun.
"Hyun Seo-ya, pastikan wanita itu tidak melakukan hal yang mencurigakan. Ingat bahwa itu satu-satunya cara kau akan hidup."
Hyun Seo keluar dan melihat Da Kyung memasukkan koper ke bagasi.
Hyun Seo : Kau mau pergi?
Da Kyung : Aku akan tinggal bersama orang tuaku untuk sementara. Aku akan segera pindah.
Hyun Seo : Apa terjadi sesuatu?
Da Kyung : Aku putus dengannya. Kalian juga harus putus. Berhenti membiarkan dia mengendalikanmu. Atau telepon polisi saja. Sampai jumpa. Jaga dirimu.
Setelah itu, Hyun Seo pergi menemui Sun Woo.
Hyun Seo : Maafkan aku. Aku seharusnya menyembunyikan obat tidurnya.
Sun Woo memberikan Hyun Seo catatan medis.
Sun Woo : Ini sertifikat medis mengenai semua luka yang pernah kulihat ada padamu.
Hyun Seo : Aku sudah selesai membantumu, bukan? Sekarang, berikan uang yang kau janjikan.
Sun Woo : Kau punya rencana?
Hyun Seo : Jangan cemaskan aku. Kau mungkin tidak ingin bertemu denganku lagi.
Hyun Seo lalu memberitahu Sun Woo bahwa Da Kyung sudah putus dengan Tae O.
Hyun Seo : Dia berkemas dan pergi hari ini. Apa rencanamu sekarang?
Sun Woo terdiam.
Hyo Jung membujuk Da Kyung yang mengurung diri di kamar untuk keluar.
Hyo Jung : Kau sungguh tidak mau makan? Ibu senang kau memutuskan untuk berdiet. Tapi kenapa diet sampai lapar? Keluarlah sebentar lagi. Ibu akan membuatkanmu salad Cobb.
Da Kyung nangis mikirin hubungannya dengan Tae O.
Hyo Jung pergi dan menyuruh pembantunya membersihkan meja makan.
Hyo Jung kemudian menghampiri Pimpinan Yeo yang lagi bersantai.
Pimpinan Yeo : Kenapa? Dia tidak mau makan?
Hyo Jung : Tidak. Kenapa dia sangat depresi padahal mau kembali sendiri? Bicaralah dengannya nanti dan hibur dia. Tanyakan kepadanya kenapa dia berhenti bekerja.
Pimpinan Yeo : Aku senang dia kembali. Biarkan saja dia. Begitu dia menemukan sesuatu yang ingin dia lakukan, aku akan mendukungnya sebisa mungkin.
Hyo Jung : Ya, aku tahu itu. Tapi aku tidak tahu apa yang dipikirkannya. Serta kenapa dia terlihat sangat lelah? Menyebalkan sekali. Apa dia sakit?
Sun Woo menghubungi Tae O.
Sekarang, Sun Woo dan Tae O sedang di perjalanan. Tae O terlihat gak nyaman.
Tae O : Kenapa kita pergi jauh sekali untuk makan? Kita bisa pergi ke dekat sini.
Sun Woo : Tidak bisa. Ada yang undang kita makan malam. Dan dia memintaku mengajakmu.
Tae O : Siapa?
Sun Woo : Kau akan tahu begitu tiba. Pasti kau akan menyukainya.
Tae O : Siapa yang mengirimkan bunga? Dari pasien?
Sun Woo : Apa Je Hyuk tidak memberitahumu? Dia bilang itu untuk manajemen klien.
Tae O : Berandal itu bilang begitu? Dasar bedebah gila. Kenapa dia mengirim bunga untuk istri orang?
Sontak lah Sun Woo ketawa mendengar kalimat 'istri orang' yang keluar dari mulut Tae O.
Tae O pun semakin merasa tidak nyaman.
Je Hyuk di ruangannya, lagi mainin ponselnya. Di layarnya tampak pesan dari Sun Woo.
Sun Woo : Sampai jumpa nanti malam di tempat yang sama.
Je Hyuk : Mau kuberi tahu sesuatu yang menarik sebelumnya? Orang yang memutuskan berinvestasi dalam bisnis Tae O adalah Pimpinan Yeo Byung Kyu.
Sun Woo kemudian memberhentikan mobilnya. Mereka sampai di tempat tujuan. Tae O kaget Sun Woo ngajak dia ke rumah Pimpinan Yeo.
Sun Woo turun dan mengambil barang bawaannya.
Sun Woo : Istri Pimpinan mengundang kita makan malam. Bukankah itu bagus? Kau selalu ingin dekat dengan Pimpinan Yeo. Sebaiknya kau berterima kasih kepadaku.
Tae O panic. Sun Woo berlalu. Tae O ngejar Sun Woo tapi Sun Woo keburu memencet bel.
Sun Woo menatap Tae O dan menyuruh Tae O merapikan diri.
Tak lama, pintu terbuka. Hyo Jung kaget melihat kedatangan mereka.
"Kami datang." ujar Sun Woo menunjukkan wine yang dibawanya.
Hyo Jung bingung, kenapa kau kemari?
Pimpinan Yeo keluar dan kaget melihat mereka.
Sun Woo : Kau mengundang kami. Karena itulah kami datang.
Hyo Jung : Apa aku bilang hari ini?
Sun Woo : Itulah yang kupikirkan. Apa aku salah?
Pimpinan Yeo langsung mengomeli Hyo Jung.
Pimpinan Yeo : Astaga. Apa? Kau lupa janji penting seperti ini?
Hyo Jung kebingungan, tidak, aku...
Hyo Jung lalu minta maaf.
Hyo Jung : Maafkan aku. Apa yang kupikirkan?
Tae O langsung mengajak Sun Woo pergi.
Hyo Jung : Jangan. Aku yang mengundangnya. Aku tidak bisa membiarkan kalian pergi begitu saja. Silakan masuk.
Pimpinan Yeo : Silahkan masuk. Kita bisa makan apa yang ada di kulkas.
Sun Woo memuji rumah mereka. Hyo Jung bilang suaminya yang mendesain sendiri.
Sun Woo memuji selera Pimpinan Yeo.
Pimpinan Yeo memuji Hyo Jung. Ia bilang, Hyo Jung yang menata interiornya.
Sun Woo : Kurasa aku melihat gaya seninya.
Hyo Jung senang dipuji Sun Woo.
Sun Woo lalu memberikan wine yang ia bawa.
Hyo Jung : Santai saja dan silakan melihat-lihat. Aku akan menyiapkan makan siang.
Hyo Jung juga mengambil tas Sun Woo. Ia bilang, akan menyimpankan tas Sun Woo.
Sun Woo : Apa anda juga merancang rumah di Jeju?
Tae O tambah spot jantung Sun Woo nyebut2 rumah di Jeju. Wkwkwkw....
Pimpinan Yeo : Bagaimana kau tahu?
Sun Woo : Aku mendengar rumor. Suasananya pasti sama dengan rumah ini.
Pimpinan Yeo : Tentu, banyak orang dari Gosan berkunjung.
Pimpinan Yeo lalu menunjukkan lantai dua di rumahnya.
Sun Woo : Boleh aku melihat-lihat lantai dua juga?
Pimpinan Yeo : Tentu.
Sun Woo : Sayang, tidak sopan...
Sun Woo langsung pergi.
Pimpinan Yeo : Sama sekali tidak. Kenapa tidak melihat-lihat juga karena sudah di sini?
Tae O lalu menyusul Sun Woo.
Tae O : Kau tidak sopan.
Sun Woo : Apa? Pimpinan menyuruh kita melihat-lihat.
Sun Woo keluar.
Tae O tambah pusing. *Mampus.
Tae O menyusul Sun Woo dan makin panic ngeliat Sun Woo memegang pajangan di rumah itu.
Sun Woo : Kelihatannya cukup mahal, bukan?
Tae O : Sun Woo-ya.
Da Kyung di kamarnya, mendengar suara Tae O.
Tae O semakin pusing saat melihat Da Kyung tiba-tiba muncul.
Da Kyung terkejut melihat Sun Woo dan Tae O.
Sun Woo melihat Tae O dan Da Kyung saling menatap.
Lalu kemudian, Sun Woo dengan sengaja menjatuhkan pajangan Hyo Jung.
Sun Woo : Aku tidak memegangnya dengan kuat.
Sun Woo lalu menatap Da Kyung.
Sun Woo : Itu sebabnya kau tidak boleh menyentuh barang orang lain.
Da Kyung : Apa yang kau lakukan usai menerobos rumah orang lain?
Sun Woo : Apa maksudmu "menerobos"? Kau tidak sopan. Kami tamu undangan ibumu.
Hyo Jung datang, berniat mengajak mereka minum anggur sambil menunggu makan malam siap.
Hyo Jung terkejut melihat pajangannya pecah.
Sun Woo : Maafkan aku. Ini salahku.
Sun Woo berlalu.
Hyo Jung terdiam. Dia mau marah tapi gak bisa.
Pimpinan Yeo membuka tutup botol wine nya dan memuji aromanya.
Pimpinan Yeo : Dokter Ji membawakan sebotol anggur yang enak.
Sun Woo : Aku memikirkannya matang-matang saat memilihnya.
Pimpinan Yeo menuangkan wine ke gelas mereka satu per satu.
Pimpinan Yeo : Ada anggur yang baru-baru ini aku dan istriku minum. Itu Chateau Louvelet Mar...
Hyo Jung : Marton.
Pimpinan Yeo : Ya, itu anggurnya. Aromanya sama dengan anggur itu. Tapi menurutku ini yang dibawa dokter Ji lebih bagus.
Pimpinan Yeo mengajak mereka bersulang tapi bingung untuk apa.
Hyo Jung : Kebahagiaan kedua keluarga.
Pimpinan Yeo : Itu bagus.
Sun Woo : Bagaimana dengan ini? Kepada investor Lee Tae O, Pimpinan Yeo.
Tae O kaget Sun Woo tahu.
Tae O : Bagaimana kau tahu?
Sun Woo : Apa itu penting sekarang?
Sun Woo lalu mengajak Da Kyung bersulang, tapi Da Kyung menolak.
Sun Woo mengerti dan langsung meminum wine nya sampai habis.
Sontak, Pimpinan Yeo dan Hyo Jung langsung menatapnya aneh.
Sun Woo : Anggurnya sangat nikmat.
Hyo Jung : Dokter Ji, tingkahmu agak aneh hari ini. Apa terjadi sesuatu padamu?
Sun Woo : Kurasa begitu. Ini sulit.
Hyo Jung : Astaga. Apa itu? Keluargamu sangat bahagia. Benar, bukan?
Da Kyung tertawa pas ibunya mengatakan 'keluarga bahagia'.
Sun Woo yang melihat itu, langsung tanya, apa itu menyenangkan buat Da Kyung.
Sontak lah Pimpinan Yeo dan Hyo Jung tambah kaget.
Tae O minta maaf atas kelakuan Sun Woo. Dia bilang, Sun Woo lagi stress.
Tae O lalu menyuruh Sun Woo berhenti minum.
Sun Woo berkata, itu karena suaminya menyelingkuhinya.
Tae O yang takut Sun Woo membongkar kedoknya, mengajak Sun Woo pergi.
Sun Woo pun memberitahu Pimpinan Yeo dan Hyo Jung kalau Da Kyung hamil.
Keduanya kaget. Hyo Jung tanya, siapa yang hamil maksud Sun Woo.
Sun Woo : Putrimu berselingkuh dengan suamiku dan hamil. Pimpinan tidak menyadari hal itu dan membuat investasi besar.
Tae O : Ini kesalahpahaman, Pak. Aku akan menjelaskannya.
Hyo Jung menatap Da Kyung.
Hyo Jung : Da Kyung-ah..
Da Kyung diam saja, bingung harus bagaimana.
Hyo Jung : Da Kyung-ah!
Da Kyung menatap Tae O. Tae O menggeleng, minta Da Kyung tutup mulut. Sontak Da Kyung kesal.
Sun Woo terus makan.
Sun Woo : Lihat? Dia melarikan diri seperti pengecut. Seperti itulah Lee Tae O.
Sun Woo lalu menatap Da Kyung.
Sun Woo : Pria yang kau sanjung tidak lebih dari itu.
Pimpinan Yeo marah.
Pimpinan Yeo : Jangan sembarangan bicara soal putriku!
Sun Woo : Anda seharusnya mengajari putri anda untuk lebih berhati-hati. Dia seharusnya tidak menyentuh suami orang! Dia seharusnya tidak mendekati pria yang punya anak!
Da Kyung yang tidak tahan lagi, beranjak pergi.
Sun Woo : Sejalang apa pun dirimu, hanya orang jahat yang menghancurkan keluarga orang lain.
Da Kyung marah dan memukul kepala Sun Woo.
Da Kyung : Apa kau gila! Kau benar-benar gila!
Da Kyung mau mukul Sun Woo lagi.
Pimpinan Yeo : Hentikan sekarang juga!
Pimpinan Yeo lalu menyuruh keduanya pergi.
Tae O mau menjelaskan, tapi Pimpinan Yeo menyuruhnya tutup mulut.
Sun Woo akhirnya beranjak dari duduknya.
Sun Woo : Terima kasih atas makanannya, Bu.
Sun Woo pergi.
Da Kyung nangis.
.
Je Hyuk sampai di hotel. Ia senang karena akan ngewe lagi sama Sun Woo.
Tae O mengejar Sun Woo. Dia marah.
Tae O : Apa kau harus melakukan ini? Apa kau harus kemari dan membuat keributan seperti ini?
Sun Woo : Itu sebabnya aku memberimu beberapa kesempatan untuk mengaku. Kau yang selalu kabur.
Tae O : Kau mau menyalahkanku? Apa kau memang sehina ini? Kau senang telah membuat semua kekacauan ini? Kau senang sudah mengacaukan semuanya?
Sun Woo : Ini baru permulaan. Masih ada yang harus kita kerjakan.
Tae O : Apa lagi yang bisa kau lakukan di sini?
Sun Woo : Perceraian. Jangan berani menemui Joon Young lagi.
Sun Woo pergi. Tae O teriak, dia putraku!
Sun Woo berbalik dan menatap marah Tae O.
Sun Woo : Beraninya kau berkata begitu. Jika memutuskan bersenang-senang dengan wanita lain, kau seharusnya cukup yakin untuk tidak menemui putramu lagi.
Tae O : Aku mengakui kesalahanku. Aku tidak bisa menahannya. Tapi aku tidak pernah berniat meninggalkan keluargaku. Jatuh cinta bukanlah kejahatan!
Sun Woo tambah terluka saat Tae O bilang jatuh cinta bukan kesalahan.
Sun Woo : Apa? Cinta?
Tae O : Semuanya sudah selesai! Jika kau tidak melakukan perbuatanmu, investasi dan Da Kyung akan diselesaikan dengan baik.
Sun Woo yang kekesalannya udah mencapai puncak, memberitahu Tae O kalau dia udah tidur dengan Je Hyuk.
Tae O kaget, kau ingin membalasku? Itukah alasannya?
Sun Woo : Awalnya, aku ingin membalas dendam. Tapi rasanya nikmat begitu kami memulainya. Rasanya tidak seperti itu saat aku bersamamu.
Tae O : Teganya kau melakukan ini kepadaku. Apa kau sudah gila? Je Hyuk adalah temanku! Bagaimana kau bisa tidur dengan pria lain?
Sun Woo : Ada apa? Kau marah? Merasa jijik?
Sun Woo lantas mencengkram Tae O.
Sun Woo : Apa rasa pengkhianatan membuatmu gila? Apa pun yang kau rasakan sekarang, pastikan kau tidak lupa. Karena itulah yang kurasakan.
Je Hyuk masuk ke kamar hotel dan kaget melihat Ye Rim lah yang disana bukan Sun Woo.
Sun Woo nangis dan menatap Tae O dengan tatapan pilu.
Bersambung....
0 Comments:
Post a Comment