The World of the Married Ep 1 Part 2

Sebelumnya...


Sun Woo menatap jam di mejanya dan jadi gelisah. Sudah jam setengah lima, itu artinya setengah jam lagi jam Tae Oh pulang kantor.


Sun Woo yang gelisah, lagi-lagi tidak mendengarkan konsultasi pasiennya. Kali ini, pasien laki-laki yang datang. Si pasien terus menggaruk-garuk lehernya dan mengatakan keluhannya, bahwa berat badannya turun 1 kilo, rambutnya terus rontok dan kulitnya kering.

Sun Woo menggaruk lehernya karena gelisah, mikirin Tae O. Lalu dia menatap pasiennya yang masih menggaruk-garuk leher. Sontak lah, Sun Woo berhenti menggaruk lehernya dan tanya apa pasiennya minum obat yang ia resepkan sebelumnya.

"Bagaimana aku bisa minum obat jika tidak bisa makan dengan baik?"


Sun Woo kaget, kenapa kau tidak bisa makan?

"Mungkin ada sesuatu pada makanan yang kita makan." jawab pasiennya.

"Jangan lupa makan dan minum obatnya. Jika tidak membaik, kau bisa kembali nanti." ucap Sun Woo.


Sun Woo kembali menatap jam dan memikirkan kata-kata Mi Yun bahwa suaminya pulang kerja jam 5.

Si pasien yang sadar Sun Woo terus menatap jam, salah paham. Ia fikir, Sun Woo tak mau mengobatinya. Sun Woo menutup catatan medis pasiennya dan berkata, kalau ia hanya kurang sehat dan menggaruk lagi lehernya.


Melihat Sun Woo menggaruk-garuk leher, pasiennya tanya apa lehernya gatal?

"Jantungmu tiba-tiba berdebar dan kau merasa mual, bukan? Kau memiliki gejala yang sama denganku." ucap si pasien.

Sun Woo yang tak nyaman, mengatakan kalau ia harus istirahat dan pergi.


Sun Woo ke meja resepsionis dan tanya apa ia masih ada pasien?

"Tidak, tapi ada laporan yang harus anda setujui." perawat bergegas menyerahkan laporan itu ke Sun Woo.

"Aku akan melakukannya di rumah. Tolong beri tahu dokter Kong aku pulang karena urusan mendesak." jawab Sun Woo.


Sun Woo pergi. Bersamaan dengan itu, Myung Sook keluar dari ruangannya dan melihat Sun Woo.

Myung Sook : Sun Woo, kau mau kemana?

Tapi Sun Woo terus saja berjalan.

Myung Sook penasaran.


Sekarang, Sun Woo di mobilnya ada di depan kantor Tae O. Sun Woo menghubungi Ye Rim.

Sun Woo : Aku masih di kantor. Bisakah Joon Young tetap bersamamu setelah les pianonya?

Ye Rim : Tentu. Dia bisa tinggal selama yang kau butuhkan. Santai saja.


Tae O akhirnya keluar. Sun Woo langsung menyudahi pembicaraannya dengan Ye Rim dan bergegas mengikuti Tae O.

Sun Woo melihat Tae O berhenti di pinggir jalan.


Sun Woo terus mematai Tae O. Tapi tiba2, sepasang kekasih keluar dari toko tepat di depan mobil Sun Woo sambil bertengkar.

"Aku tidak punya!" teriak gadis itu.

"Berikan apa yang kau punya." jawab kekasihnya sembari merogoh sakunya.

Gadis itu lantas mendorong kekasihnya dan berkata kalau ia benar-benar tidak punya.


Gadis itu pergi tapi kekasihnya menariknya dan menekan kepalanya ke mobil Sun Woo. Sun Woo terkejut melihatnya. Ia mengenali gadis itu. Gadis itu adalah salah satu pasiennya. Pasien yang minta diberikan obat tidur.

Gadis itu juga menatap Sun Woo dan terdiam. Kekasihnya yang menyadari ada orang lain disana, langsung tersenyum pada Sun Woo dan menarik gadis itu.


Gadis itu kemudian lari dan mengetuk jendela Sun Woo minta bantuan, tapi kekasihnya menyusulnya dan mengatakan pada Sun Woo kalau gadis itu mabuk. Gadis itu kemudian ditarik kekasihnya.

Bersamaan dengan itu, Tae O keluar dari toko membawa cake dan sebuket bunga. Sontak lah, Sun Woo kebingungan harus menolong gadis itu atau mengikuti Tae O. Pada akhirnya, Sun Woo memutuskan mengikuti Tae O.


Dan gadis itu hanya bisa terdiam kesal menatap kepergian Sun Woo.


Sun Woo hampir saja kehilangan jejak Tae O di lampu merah. Tapi untunglah, Sun Woo berhasil menyusul mobil Tae O.

Sun Woo terus mengikuti Tae O.


Sun Woo terkejut melihat mobil Tae O ternyata melalui jalan menuju rumah sakitnya untuk pasien rawat jangka panjang.


Sun Woo yang masih tak tenang, ingin memastikan. Ia melihat kotak cake yang dibeli Tae O tadi di meja resepsionis.


Sun Woo lalu masuk ke kamar nomor 204. Ternyata, itu kamar ibu mertuanya dan Tae O ada disana.

"Dia tidak bilang kau akan datang." ucap ibu mertuanya.

"Sedang apa kau di sini?" tanya Tae O.

"Sudah lama aku tidak berkunjung." jawab Sun Woo lalu melihat sebuket bunga yang tadi dibeli Tae O di atas meja.

"Kurasa kau beristirahat di tengah jadwalmu yang padat." ucap ibu Tae O.

"Bagaimana kabar ibu?" tanya Sun Woo.

"Selalu sama. Tidak mengejutkan jika ibu mati besok." jawab ibu.

"Jangan bilang begitu." ucap Tae O.


"Kau membawa ini?" tanya Sun Woo.

"Ya." jawab Tae O.

"Kenapa kau membawa bunga? Membuang-buang uang." ucap ibunya.

"Akan kumasukkan ke air." jawab Sun Woo.


Sun Woo lalu pergi.

Tae O mengejar Sun Woo.

Tae O berterima kasih karena Sun Woo datang. Sun Woo merasa bersalah karena tidak perhatian pada ibu Tae O selama ini. Sun Woo juga bilang harusnya Tae O mengajaknya.

Tae O : Aku sudah cukup lama datang sendirian. Kondisinya memburuk, jadi, aku datang hampir setiap hari.


Sun Woo tambah merasa bersalah. Ia lantas minta maaf karena terlalu cepat menyimpulkan.

Sun Woo : Saat Mi Yun bilang kau pulang kerja pukul 17.00... Kau selalu bilang kau bekerja sampai pukul 19.00.

Tae O : Kau pikir aku melakukan sesuatu selama dua jam itu? Itukah alasanmu kemari?

Sun Woo : Maaf. Aku pasti sudah gila.

Tae O : Sun Woo-ya.

Sun Woo : Lupakan perkataanku.  Aku sangat malu.


Sun Woo nangis. Tae O meluk Sun Woo.

Tae O : Kenapa kau bersikap bodoh dan mengkhawatirkan hal seperti itu?

Sun Woo : Aku baik-baik saja sekarang. Aku sungguh baik-baik saja sekarang. Kembalilah kepada ibu.


Sun Woo lalu ke bawah, ke meja resepsionis. Mengambil vas.

Sun Woo : Terima kasih untuk vasnya.

Perawat berterima kasih atas cake yang dibawa Tae O.


Sun Woo : Apa dia tidur nyenyak?

"Dia kesulitan di malam hari, jadi, kami meningkatkan dosis pereda nyeri. Dia sangat merindukan putranya selama ini. Dia sama sekali tidak datang sejak Tahun Baru Korea. Dia hanya menelepon sesekali."

Sontak lah Sun Woo kaget, padahal tadi Tae O bilang selalu datang setiap hari karena kondisi ibu memburuk.


Sun Woo berjalan menjauhi meja resepsionis. Kecurigaan Sun Woo yang tadi sempat hilang pun timbul lagi.

Benarkah Tae O selingkuh??


Ibu Tae O menatap sesuatu dari depan pintu. Lalu Tae O datang memberinya selimut.

"Apa terjadi sesuatu di antara kalian?" tanya ibu.

"Tidak. Sama sekali tidak." jawab Tae O, lalu ikut menatap yang dilihat ibunya. Ternyata mereka menatap Sun Woo yang berdiri di dekat jendela.


Sun Woo sendiri tampak menahan tangisnya.


Malam pun tiba. Tae O mengiringi Sun Woo dari belakang. Mereka sama2 sedang menuju pulang.

Sun Woo gelisah memikirkan kemungkinan Tae O mengkhianatinya.


Ye Rim berdiri di jendela, menatap mobil Sun Woo dan Tae O. Lalu dia menatap ke atas rumah Sun Woo.


Sun Woo menyelimuti Joon Young. Setelah itu ia beranjak keluar dan mengucapkan selamat malam pada Joon Young.

Joon Young memanggilnya, ibu. Yoon No Eul bilang ibunya punya pacar.

Sun Woo : Yoon No Eul? Siapa itu?

Joon Young : Ibu bertemu kali terakhir. Dia putri asisten ayah.

Sun Woo kaget, ibunya punya pacar? Seperti apa pacar ibunya itu?

Joon Young : Entahlah. Dia baru saja memberitahuku bahwa ibunya punya pacar setelah bercerai. Tapi No Eul bilang dia tidak keberatan. Jika itu terjadi kepadaku, aku merasa dikhianati dan marah. Kurasa dia berpura-pura kuat. Benar, bukan?

Sun Woo menyuruh Joon Young tidur dan mematikan lampu.


Sun Woo sedang membaca majalah,, kepikiran soal rambut di syal lagi.


Tae O datang, dia sepertinya mau pergi karena berpakaian rapi sekali.

Tae O : Di mana Joon Young? Dia sudah tidur?

Sun Woo : Ya. Kau mau pergi?

Tae O : Ya. Ada acara yang diadakan oleh presdir alumniku di SMA. Dia orang yang berpengaruh di komunitas kita. Rupanya, istrinya pernah menjadi Miss Korea. Dia mengadakan pameran, jadi, kupikir ada bagusnya hadir.


Sun Woo : Maksudmu, Uhm Hyo Jung?

Tae O kaget  : Kau mengenalnya?

Sun Woo : Ya. Aku juga diundang.

Tae O mulai gugup : Bagaimana bisa?

Sun Woo : Dia pasienku.

Tae O : Begitu rupanya.

Sun Woo : Baguslah. Aku akan ikut denganmu. Aku hanya perlu berganti pakaian.

Tae O tak punya pilihan lain selain setuju Sun Woo ikut.


Mereka tiba di tempat acara. Tae O yang gugup, minta Sun Woo tak membuat kesalahan di depan Presdir.

Tae O : Dia yang punya banyak uang di kota ini. Aku harus mengerjakan proyek terbaruku dengan baik. Mungkin aku butuh bantuannya.

Sun Woo : Kenapa kau membeku?

Tae O : Apa? Ini karena aku selalu merasa bersalah kepadamu. Aku merasa bersalah membuatmu mengkhawatirkan ibuku juga. Kau memberiku banyak dukungan saat aku mendirikan perusahaan, tapi sekarang masih belum stabil. Aku tidak pernah patungan dan membayar biaya hidup kita. Aku merasa bersalah atas segalanya.

Sun Woo : Benarkah?

Tae O : Bagaimanapun, aku akan menyukseskan proyek ini agar aku bisa membalas semua kerja kerasmu.


Mereka masuk. Tae O menatap Hyo Jung dengan tegang. Hyo Jung sendiri bersama suaminya, sedang bicara dengan dua orang pria sambil tertawa-tawa. Kedua pria itu memuji karya Hyo Jung.

Tae O mendekati mereka dan mengenalkan diri pada suami Hyo Jung.

"Aku lulusan SMA Busan angkatan 28. Namaku Lee Tae Oh. Selamat atas pameran istri anda."

"Terima kasih." ucap suami Hyo Jung, lalu kembali berbicara dengan kedua koleganya.

"Omong-omong, Pak Choi. Kapan kau mentraktir kami?" tanya suami Hyo Jung.

"Dengan senang hati. Ada restoran sushi yang sering kukunjungi di Wakayama. Koki meneleponku untuk memberitahuku bahwa mereka menerima tuna lezat. Bagaimana? Mau ke Jepang bersama untuk makan tuna?" jawab Pak Choi.

"Tidak, kami tidak bisa. Kami akan makan di Busan untuk mendukung pengembangan regional." ucap Hyo Jung.

"Tidak, jika makan tuna, kita harus pergi." jawab suaminya.


Rekanan Pak Choi melirik Tae O.

"Apa kau putra Lee Sang Do?" tanyanya.

Tae O dengan wajah menahan malu, mengiyakan.

"Siapa itu?" tanya suami Hyo Jung.

"Kau tahu, pria yang tampil di teater dahulu." jawab rekan Pak Choi.

"Tidak apa-apa. Orang bisa lupa. Bahuku kaku belakangan ini. Lenganku tidak mau diangkat." ucap Pak Choi.


Melihat suaminya dicuekin, Sun Woo pun mendekati mereka.

Sun Woo memberi selamat pada Hyo Jung.

Hyo Jung kaget Sun Woo datang. Ia pun langsung mengenalkan Sun Woo pada suaminya.

"Ini dokter Ji Sun Woo dari Rumah Sakit Cinta Keluarga. Aku sudah memberitahumu tentang dia, bukan?" ucap Hyo Jung.

Hyo Jung lalu berkata bahwa ia berutang banyak pada Sun Woo.

"Ya, aku banyak mendengar tentangmu. Istriku terus memujimu dan bilang kau dokter yang hebat." ucap suami Hyo Jung.


Sun Woo mengenalkan Tae O sebagai suaminya.

Mereka kaget.

Sun Woo : Dia mengelola perusahaan acara regional bernama T.O. Entertainment. Dia juga membuat film. Untuk pengembangan komunitas kita, kuharap anda tertarik dengan bisnis suamiku, Presdir.

"Kau angkatan berapa tadi? 20-an?" tanya suami Hyo Jung.

"Aku lulusan angkatan 28" jawab Tae O.

"28? Apa itu tahun yang sama dengan Anggota Dewan Cha?" tanya suami Hyo Jung.

"Ya, Do Chul lulus di tahun yang sama denganku." jawab Tae O.

"Begitu rupanya.  Jika kau punya ide bagus, Pak Choi mungkin berinvestasi." ucap suami Hyo Jung.

"Tunggu. Dia punya banyak uang." balas Pak Choi sembari menunjuk suami Hyo Jung.

Hyo Jung terus menatap Tae O.


Seorang pelayan meletakkan piring2 di meja. Dia lalu menoleh ke arah Sun Woo. Pelayan itu, gadis tadi. Pasien Sun Woo. Dia hanya diam menatap Sun Woo, lalu pergi.


Hyo Jung mengajak Sun Woo ke dalam.

Hyo Jung memuji2 Sun Woo.

Hyo Jung : Dokter Ji, bukan hanya sukses dalam karier, kau juga punya suami yang tampan. Kau sangat kompeten.

Sun Woo : Usia kami sama.

Hyo Jung terkejut, begitukah? Orang pasti bilang suamimu terlihat muda.

Sun Woo : Ya.

Sun Woo lalu melihat ada botol anggur disana. Ia kaget, botol anggur itu sama dengan botol anggur yang dibawa pulang Tae O.


Hyo Jung dihampiri putrinya. Putri Hyo Jung mengambil dua gelas minum di meja.

Hyo Jung langsung mengenalkan putrinya ke Sun Woo. Namanya Yeo Da Kyung.

Da Kyung memberi ucapan selamat pada ibunya, lalu pergi menghampiri teman-temannya.


Hyo Jung : Aku selalu ingin berteman denganmu. Kau ingin melanjutkan hubungan ini dan menjadi teman? Bagaimana?

Sun Woo : Jika kau dan suamimu senggang besok, mau datang ke pertemuan? Besok hari ulang tahun suamiku. Beberapa alumni kami berencana untuk bertemu. Aku yakin mereka semua akan suka jika kau datang.

Hyo Jung : Aku akan sangat senang untuk bergabung. Aku ingin tahu apa yang disukai suamimu. Aku harus memberinya hadiah yang bagus.

Mereka lalu bersulang.


Sun Woo lalu menyendiri diluar.

Ia menghela nafas, lalu melihat seorang gadis pelayan tengah merokok sambil duduk.


Gadis itu kemudian bangun dan hendak ke dalam tapi Sun Woo menghentikan langkahnya.

Sun Woo : Kau baik-baik saja? Maaf atas kejadian hari itu. Aku terburu-buru pergi ke suatu tempat.

"Apa yang bisa kau lakukan? Itu bukan masalahmu. Lagi pula, kau tidak akan bisa berbuat banyak."

"Siapa pria itu?"

"Pacarku. Dia seperti itu karena kehabisan uang. Dia tidak biasanya seperti itu."

"Aku melihat semuanya sendiri. Kau sungguh ingin membelanya?"

"Aku iri kepadamu. Kau punya solusi untuk semua masalahmu. Hidup itu mudah, bukan?"

"Apa maksudmu?"

"Biasanya, orang-orang tetap menderita karena mereka tidak cukup berani untuk melarikan diri."

"Itu hanya alasan. Kau tahu itu, bukan?"

"Kau harus memiliki kemampuan untuk bisa melangkah maju dari tempat kau jatuh. Tapi kau tidak akan paham itu karena kau memiliki segalanya."

"Aku tidak berbeda."


"Apa suamimu memukulimu?"

Sun Woo tertawa.

"Lalu apa? Apa dia mencuri uang darimu?"


"Kurasa dia selingkuh dariku. Aku takut itu mungkin benar."

"Kenapa kau takut? Kau hanya perlu mencari bukti dan mengusirnya. Bukankah hidup seharusnya mudah untuk wanita yang sukses?"

"Pernikahan tidak semudah itu. Pernikahan bukan permainan, tempatmu bisa bangun dan pergi hanya karena kau kehabisan uang. Ini masalah yang sangat mendesak yang bukan hanya melibatkan hidupku, tapi juga hidup anakku."

"Aku kecewa, wanita sukses sepertimu tidak ada bedanya dengan orang sepertiku."


Kata2 gadis itu membuat Sun Woo tak bisa tidur. Sementara Tae O sudah terlelap.


Sun Woo yang tak bisa tidur, lantas duduk di depan laptopnya. Ia mencari tahu tentang suami yang berselingkuh di internet.

"Psikologi di balik suami yang berselingkuh"
"Suamimu mungkin selingkuh jika melakukan ini"

Ia juga mencari tahu cara mengumpulkan bukti perselingkuhan serta alat pelacak.


Sun Woo stress. Dan ia tambah stress saat ingat terakhir kali bercinta dengan Tae O.


Besoknya pagi-pagi sekali, Sun Woo mendatangi tempat tinggal gadis itu.

"Kenapa kau datang ke tempatku pagi-pagi sekali?"

Sun Woo lalu memberikan resep yang diminta gadis itu. Gadis itu mau langsung mengambil resepnya tapi Sun Woo bilang akan memberikan resep itu dengan sebuah syarat.

"Sebelum aku memberimu ini, katakan alasanmu menemui dokter yang berbeda untuk mengumpulkan pil tidur." pinta Sun Woo.

"Aku tidak mencoba berdiet atau bunuh diri. Jadi, jangan khawatir."

"Masalahnya, sebenarnya aku ingin minta bantuan."


Tae O keluar dari kantornya dan pergi. Begitu Tae O pergi, gadis itu langsung mengikutinya sesuai yang diminta Sun Woo.

Bersambung ke Part 3...

0 Comments:

Post a Comment