The Great Show Ep 4 Part 4

Sebelumnya....


Dae Han masuk ke kamarnya dan menemukan surat cinta dari Song Yi di atas meja.

Di surat itu, Song Yi menulis surat permintaan maaf karena sudah pup di sekolah serta ucapan terima kasih karena sudah mengajak ia dan Tae

Poong dan ke taman hiburan dan bekerja keras mencari uang. Song Yi juga berjanji akan membalas kebaikan Dae Han ketika ia sudah dewasa nanti.

Tulisan Song Yi juga disertai dengan gambar saat ia, Tae Poong, Dae Han dan Soo Hyun ke taman hiburan.

Dae Han sedikit tersentuh membacanya. Ia kemudian menghela nafas dan memikirkan sesuatu.

*Sejak awal si Dae Han ini udah sayang ama anak2 ini.... inget pas dia ngusir anak2 kan, terus dia ngerasa kayak kehilangan anak2 gitu setelah anak2 pergi dari rumahnya. Yg scene di taman hiburan, ketika dia menenangkan Song Yi yang menangis dalam pelukannya juga bukti kalau dia menyayangi anak2 itu. Semoga anak2 ini gk 'dilukai' ayahnya Joon Ho. Tau sendiri kan tabiat ayah Joon Ho gimana... rela menghalalkan cara apapun demi mencapai tujuannya.


Paginya, Dae Han membawa si kembar berkeliling pasar, menyapa masyarakat.

Tae Poong tampak masih mengantuk. Seorang ibu2 pemilik kios di pasar, mengelus si kembar dan memberi mereka uang.

Dae Han dan si kembar lalu berjalan lagi. Tae Poong dan Song Yi mengeluh mereka capek.

Dae Han : Benarkah? Kalau begitu, mau berhenti berjalan-jalan di pasar dan pergi ke panti jompo untuk bermain dengan para lansia?

Tae Poong : Aku ingin ke sekolah besok.

Song Yi : Aku juga.

Dae Han : Tapi aku berniat membawa kalian ke Dewan Nasional besok.

Tae Poong : Aku tidak mau!


Tiba2, sms dari Soo Hyun masuk, memberinya ucapan selamat karena ia terpilih sebagai panel progresif.

Dae Han berteriak senang dan langsung memeluk si kembar.


Tapi tak lama, Hye Jin menghubunginya. Ia pun mengernyit heran Hye Jin tiba2 menelponnya.

*Akhirnya Park Ha Na muncul lagi... meski sy kurang suka karakternya, tapi jujur kangen ama dia... ama Park Ha Na loh ya....

Dae Han pun menjawabnya.

Dae Han : Ada apa?

Hye Jin : Kudengar kau panel untuk Debat. Selamat.

Dae Han : Aku tidak menduga kau akan memberiku selamat.

Hye Jin : Apa maksudmu? Tentu saja aku harus menyelamati. Kita putus baik-baik.

Dae Han : Terima kasih atas ucapan selamatnya, tapi kurasa kau tidak menghubungiku hanya karena itu.

Hye Jin : Kau dengar aku diusir dari berita, bukan? Aku akan menjadi pembawa acara Debate.

Dae Han kaget.

Hye Jin : Kita tidak saling mengenal, paham?

Dae Han : Kenapa? Kau bilang kita putus baik-baik.

Hye Jin : Tetap saja, tidak ada gunanya kita mengakui. Geurigo na... Joon Ho Oppa joahe.

Dae Han pun mulai kesal tapi ia mengabulkan permintaan Hye Jin untuk berpura2 tidak saling kenal. Terakhir, sebelum memutuskan panggilan Hye Jin, ia minta Hye Jin bersikap netral dan tidak memihak Joon Ho.


Setelah itu, Dae Han pergi ke cvN dan bergabung bersama Tim Debate (Tim Soo Hyun mulai sekarang kita panggil Tim Debate ya...). Ia mengenalkan dirinya sebagai panel progresif baru untuk acara itu. Joon Ho dan yang lainnya langsung memberinya applause. (Maaf kalau kebanyakan pic Lim Joo Hwan, sy lagi kesengsem berat sama dia gara2 Different Dreams).

Dae Han : Aku sangat kekurangan sebagai orang, tapi satu-satunya hal yang kuyakini adalah wajahku dan pembicaraanku. Aku akan mengerahkan segalanya demi kesuksesan Debate yang baru saja berubah.

Semua terdiam, memandang Dae Han dengan wajah sedikit jengkel. Tapi Joon Ho kemudian tersenyum dan memberikan tepuk tangan untuk teman sekelasnya.


Dae Han kemudian duduk. Soo Hyun tanya, apa Dae Han sudah melihat proposal pembaruan.

Dae Han : Tentu saja. Aku bahkan memakai highlighter untuk mempelajarinya. Aku melihat hal baru. Dewan rakyat.

"Ya. Kami membiarkan penonton berpartisipasi kali ini. Setiap pekan, para panelis akan mengajukan hukum baru dan berdebat soal itu. Para penonton dan pemirsa akan memilih secara langsung. Jika ada hukum yang menerima 80 persen atau lebih banyak suara, itu akan diajukan ke

Dewan Nasional." ucap Soo Hyun.

Dae Han : Jadi, hukum pertama untuk didiskusikan di dewan rakyat, bagaimana dengan revisi UU antiaborsi?

Semua kaget. PD Koo berkata, aborsi agak berlebihan dibahas di episode pertama. Tapi Dae Han kekeuh. Ia bilang, itu akan menarik banyak perhatian karena itu ditemukan melanggar konstitusi.


Soo Hyun tanya, kau yakin? Masalahnya, para politisi berusaha menghindari hak kesetaraan gender dan aborsi. Jika kau bersikap lunak dengan aborsi, kelompok religius menjadi kesal. Tapi jika kau tegas, wanita akan sangat menentang.

Dae Han : Meskipun itu masalah sulit, kau harus bicara seharusnya.

Soo Hyun : Begini... ibunya Da Jung adalah ibu tunggal. Kau menampung dia dan adik-adiknya. Itu sebabnya kau disebut Ayah Nasional. Terlalu berisiko membahas aborsi di acara pertamamu.

Tapi Joon Ho setuju.

Joon Ho : Benar. Risiko tinggi artinya akan menarik perhatian pemirsa, bukan?

Barulah tim mulai berpikir, bahwa apa yang dikatakan Joon Ho benar.


Sementara itu, Da Jung duduk sendirian, membaca berita Dae Han yang menjadi panel di program Debate cvN di ponselnya, saat jam istirahat.

Ketiga teman Da Jung duduk di depannya, sambil ketawa ketiwi.

Lalu tiba2 saja, Da Jung merasa mual. Ketiga teman Da Jung tadi langsung memperhatikannya dan menggosipkannya.

*Omo, Da Jung hamil???


Dae Han keluar dari gedung cvN sambil melihat ponselnya. Tiba2, Joon Ho mengejarnya.

Joon Ho : Takdir terus menyatukan kita.

Dae Han : Lebih tepatnya keadaan yang tidak menguntungkan.

Joon Ho : Sudah kubilang, bukan? Kendalikan kemarahanmu. Tolong jangan menyebabkan masalah saat mengudara.


Joon Ho pergi tapi Dae Han menghentikan langkahnya dan bilang Joon Ho tidak perlu cemas soal itu. Dae Han kemudian mengaku bahwa ia tidak bisa mengendalikan kemarahannya.

Dae Han : Wajar marah karena ketidakadilan. Benar, kan?

Joon Ho hanya tersenyum.


Dae Han yang sedang menyetir, diomeli Bong Joo lewat telepon gegara topik aborsi usulan Dae Han.

Bong Joo : Kenapa kau menyentuh UU antiaborsi? Itu diketahui melanggar konstitusi, tapi itu masalah yang sangat sensitif. Satu kesalahan, kariermu akan hancur.

Dae Han : Masalah sensitif memberimu sorotan. Lihat saja apakah karierku akan meroket atau jatuh ke tanah.


Joon Ho dan Soo Hyun di restoran mewah. Ya, Soo Hyun berusaha menepati janjinya mentraktir Joon Ho tapi saat melihat daftar harga di menu makanan, ia kaget. Melihat itu, Joon Ho pun bilang, ia yang traktir.

Soo Hyun : Tidak, aku yang harus mentraktir. Itu sebabnya kita bertemu hari ini.

Joon Ho : Sebenarnya, aku datang untuk meminta bantuan khusus.


Makanan datang. Joon Ho mulai makan dengan lahap tapi Soo Hyun terus menatapnya dengan wajah penasaran. Soo Hyun pun memberanikan diri bertanya, bantuan apa yang mau dibintai Joon Ho.

Joon Ho pun berhenti makan dan meletakkan sendoknya.

Joon Ho : Tidak banyak. Kau pernah bilang bahwa orang sepertiku terlalu sempurna dan tidak nyaman.

Soo Hyun : Benar.

Joon Ho : Saat mengenalku, kau akan lihat aku jauh dari sempurna. Aku punya banyak kelemahan.

Joon Ho lantas menunjukkan ubun2nya.

Joon Ho : Jika kau lihat baik-baik di sini, aku punya titik kebotakan, jadi, aku membuatnya disuntik.

Soo Hyun langsung tertawa, tapi kemudian ia minta maaf karena tidak bisa menahan tawa.

Joon Ho tersenyum melihat tawa Soo Hyun.


Joon Ho : Apa aku masih membuatmu tidak nyaman?

Soo Hyun : Kau tampak lebih mudah didekati sekarang.

Joon Ho : Benar. Aku sangat mudah. Jadi, mari kita berkencan.

Soo Hyun : Ya, tentu. Kenapa tidak?

Tapi kemudian ia kaget dengan ajakan Joon Ho.

Soo Hyun : Apa? Apa itu tadi?

Joon Ho : Mari berkencan.

Soo Hyun : Kenapa?

Joon Ho : Kubilang ayo berkencan dan kau tanya kenapa. Aku agak terkejut. Kau tidak mungkin lebih terkejut daripada aku. Aku tiba-tiba mengatakannya, bukan? Aku kuno seperti itu. Aku tidak pandai bermain tarik-ulur dan jual mahal.

Soo Hyun : Aku sama, tapi kenapa aku? Apa yang kau suka dariku?

Joon Ho : Kau ingat saat kita tidak sengaja bertemu di Perpustakaan Dewan Nasional?

Flashback...


Joon Ho menghampiri Soo Hyun yang berdiri menyender di rak sambil membaca buku.

Joon Ho :Kau sering datang ke sini?

Soo Hyun : Tidak sering. Terkadang aku datang saat membutuhkan sesuatu.


Lalu tiba2, seseorang anfal dan Soo Hyun langsung memeriksa keadaannya. Setelah itu, Soo Hyun minta Joon Ho memanggil ambulance. Joon Ho pun langsung memanggil ambulance.

Sementara Soo Hyun melakukan CPR dengan menekan2 dada pria yang anfal itu. Joon Ho yang melihat itu, terpana, kemudian tersenyum.

Flashback end...


Joon Ho : Saat itulah aku berpikir. Jika memacarimu, aku akan aman bahkan jika jantungku berhenti karenamu. Setelah melihat jantungnya berdetak lagi karenamu, jantungku pun berdebar.

Soo Hyun pun kaget mendengar pengakuan Joon Ho itu.


Sementara Dae Han dan Da Jung bicara di taman. Dae Han membujuk Da Jung ikut dengannya esok hari ke stasiun TV tapi Da Jung menolak.

Dae Han lantas mengingatkan Da Jung isi kontrak mereka.

Dae Han : Han Da Jung bisa tampil di TV untuk Wi Dae Han atau semacamnya, kurasa.

Da Jung : Baiklah. Aku akan tampil di TV untuk Anda karena Anda menyelamatkan Tae Poong.


Dae Han senang dan langsung duduk di depan Da Jung.

Dae Han : Terima kasih banyak. Ini bukan hanya untukku. Jika sukses, aku bisa menjadi ayah yang lebih baik, benar?


Da Jung tiba2 bengong. Dae Han pun melhat ke belakang, mencari tahu apa yang membuat Da Jung bengong dan ternyata Da Jung bengong karena melihat Soo Hyun diantar pulang seorang pria (Joon Ho).

Da Jung : Sikap yang mengagumkan.

Ucap Da Jung setelah melihat Joon Ho membukakan pintu untuk Soo Hyun.

Dae Han langsung kesal melihatnya.


Soo Hyun : Sejujurnya,aku belum yakin bagaimana perasaanku. Aku senang, tapi aku juga bingung. Dan rasanya canggung karena kita satu tempat kerja.

Joon Ho : Syukurlah. Kau bukannya tidak menyukaiku.

Soo Hyun : Kau sedang belajar? Di mana kau mempelajari rayuan semacam itu?


Joon Ho lantas memberikan Soo Hyun sesuatu.

Soo Hyun  : Apa itu?

Joon Ho : Ini kartu loyalitas dari kafe tempat kita bertemu kali terakhir. Mari bertemu sampai aku mengumpulkan semua cap di sini. Jadi, tidak perlu tertekan.


Joon Ho kemudian pergi. Soo Hyun awalnya bengong, tapi kemudian ia tersenyum dan beranjak pergi.

Dae Han kesal melihatnya.


Sampai di rumah, Ji Hyun menyatakan ketidaksetujuannya atas hubungan Soo Hyun dan Joon Ho. Ji Hyun bilang ia lebih suka Dae Han.

Soo Hyun : Kenapa kau membahasnya sekarang!

Ji Hyun : Kakak sama sekali tidak menyukai Dae Han? Sama sekali tidak?

Soo Hyun : Tidak. Sama sekali tidak. Yang benar saja.


Malamnya, saat menjadi supir pengganti, Dae Han sebal melihat kliennya berciuman di depannya, apalagi setelah mengingat Soo Hyun yang diancar Joon Ho tadi, ia tambah sebal. Saking sebalnya, ia sampai memencet klakson dan mengerem mendadak membuat kliennya berhenti ciuman.

Dae Han : Maafkan aku. Mobil tiba-tiba memotong di depan. Kenapa itu...

Padahal tidak ada yang memotong jalan mereka.

Pria itu lantas mengajak pacarnya ciuman lagi tapi pacarnya sudah tidak  mau.


Besok malamnya, Tim Debate bersiap2 untuk siaran.

Hye Jin tersenyum pada Joon Ho dan mengucapkan kalimat 'semoga beruntung'.

Joon Ho hanya tersenyum, lalu menatap Dae Han dan mengucapkan kalimat yang sama.


Acara Debate dimulai.

"Panelis konservatif dan progresif akan bertarung dan berdebat soal topik hangat yang menyapu bangsa. Inilah Debate." buka Hye Jin.

Hye Jin lalu menyapa Joon Ho.

Hye Jin : Aku yakin Pak Kang telah menyiapkan RUU hari ini. Ada apa?

Joon Ho : Seperti yang diketahui banyak orang, UU yang melarang aborsi ditemukan melanggar konstitusi. Jadi, Dewan Nasional harus merevisi hukum yang ada pada tanggal 31 Desember 2020. Jadi, kami ingin membahas cara merevisi UU antiaborsi.


Hye Jin bicara lagi tapi disela Dae Han.

Dae Han : Sebelum kita membahas hukum antiaborsi, aku ingin memperjelas satu hal. Mengetahui UU itu melanggar konstitusi bukan berarti hukum akan dibatalkan. Arti dari keputusan ini adalah merevisi standar saat aborsi diperbolehkan. Dan agar kalian tahu posisi pribadiku soal ini. Menurutku aborsi adalah dosa.


Da Jung yang duduk di bangku penonton tiba2 mual lagi.

Para penonton yang ikut duduk dengannya menepuk2 punggungnya dan mengira dia sakit perut.

Dae Han menatap Da Jung. Sementara Da Jung tampak cemas.


Bersambung....

Cuplikan episode berikutnya, DA JUNG HAMIL!!

0 Comments:

Post a Comment