The Game : Towards Zero Ep 3 Part 1

Sebelumnya...


Tae Pyeong tak mengerti kenapa ia diberi kemampuan untuk melihat kematian seseorang.

Tae Pyeong : Saat menatap mata seseorang, aku bisa melihat momen sebelum kematian mereka.

Namun, kematian satu orang tak bisa ia lihat. Kematian Joon Young. Ia juga tak mengerti kenapa.


Di kantornya, Joon Hee membagikan kisah Jo Pil Doo pada staf nya yang tidak tahu.

Jo Pil Doo adalah pembunuh berantai yang membunuh delapan gadis.

Joon Hee : Detektif yang bertugas tewas saat penangkapannya. Detektif yang meninggal adalah ayahnya Seo Joon Young, Detektif Seo Dong Chul,


Tae Pyeong terkejut saat melihat mata Mi Jin.


Mi Jin yang dikurung di dalam sebuah peti kayu, mulai siuman.

Mi Jin ketakutan.

Mi Jin : Aku terkunci di sini! Tolong aku! Tolong!

Ponsel disamping Mi Jin terus berbunyi. Telepon dari seseorang bernama Kang Myung Soo.

-Ep 3 Dimulai-


Joon Young mendekati Ye Ji yang duduk senderan di lantai.

"Kau sedang protes?" tanya Joon Young, mengagetkan Ye Ji.

Joon Young lalu memberikan makanan pada Ye Ji.

Joon Young : Tidak ada kasus hari ini, jadi, pulanglah.

Ye Ji pun cemas.

Joon Young : Itu pasti bukan kabar baik untukmu. Kau harus menulis artikel apa pun yang kau bisa, bukan? Tapi, insiden seperti itu seharusnya tidak terjadi. Jangan terlihat cemas di hari seperti ini. Kau seharusnya lega. Makanlah.


Ji Won menghampiri Tae Pyeong.

Ji Won : Aku wanita yang menelpon tadi. Kau memegang ponsel putriku?

Tae Pyeong : Aku memungutnya di sini.


Ji Won melihat sisa cake yang sudah hancur yang dibeli Mi Jin.

Ji Won : Apakah itu...

Tae Pyeong : Putrimu yang membelinya.


Mendengarnya, Ji Won langsung lemas dan hampir jatuh.

Tae Pyeong langsung memegangi Ji Won.

Tae Pyeong : Kau baik-baik saja?


Ji Won pun menginterogasi Tae Pyeong.

Ji Won : Bagaimana kau tahu?

Tae Pyeong kaget, apa?

Ji Won : Bagaimana kau tahu putriku yang membeli ini?


Tae Pyeong pun ingat saat melihat Mi Jin di toko kue tadi. Tae Pyeong melihat kue Mi Jin.

Lalu Tae Pyeong ingat apa yang terjadi setelah Mi Jin ditolong oleh pihak kepolisian. Ji Won ada disana.

Ji Won : Mi Jin-ah! Ibu datang! Mi Jin-ah!

Tapi beberapa polisi menghalangi Ji Won masuk.


Ji Won pun curiga pada Tae Pyeong.

Ji Won : Kau melihatnya diculik, bukan?

Tae Pyeong : Tidak, Bu. Aku tidak melihatnya.

Ji Won : Jika tidak, kau salah satu dari mereka? Kenapa ponselnya ada padamu dan kau tahu soal kue ini? Kau melihatnya, bukan?

Tae Pyeong : Maaf, tapi aku harus pergi.


Ji Won menarik baju Tae Pyeong.

Ji Won : tahu siapa penculiknya, bukan? Kau salah satunya? Di mana penculiknya? Beri tahu aku sekarang juga. Di mana putriku? Di mana dia? Di mana Mi Jin? Di mana dia?

Tae Pyeong kebingungan harus bagaimana.


Sementara Mi Jin, bukan hanya dikurung di dalam peti. Tapi peti Mi Jin juga dikubur oleh si penculik.

Mi Jin histeris, ibu! Ayah! Tolong aku!


Tae Pyeong menemani Ji Won  ke pos polisi

Ji Won yang panik, stress, cemas dan juga takut, melapor pada polisi bahwa putrinya diculik. Ia juga membawa sisa cake Mi Jin.

Polisi yang bertugas, meminta Ji Won tenang.

Ji Won : Dia menjatuhkan kue dan ponselnya. Aku... Seseorang...

Ji Won tak sanggup bicara.


Tae Pyeong membantu Ji Won bicara dengan polisi. Tae Pyeong menjelaskan, bahwa ia memungut ponsel Mi Jin dan tidak lama setelahnya menemukan cake Mi Jin.

Tae Pyeong : Aku melihatnya membeli kue dari kafe. Dia bahkan mengirim pesan kepada ibunya, mengatakan dia ada di depan rumah.

Ji Won yakin, terjadi sesuatu kepada Mi Jin.

Polisi tanya ke Tae Pyeong, apa menurut Tae Pyeong Mi Jin diculik?

Tae Pyeong : Ya.

Polisi lantas menanyakan nama Mi Jin.

Ji Won : Mi Jin. Lee Mi Jin. Dia kelas 10, berusia 17 tahun.

Polisi : Kapan kali terakhir kalian bicara?

Ji Won : Tunggu sebentar. Ini. Di mana itu?

Ji Won menunjukkan sms dari Mi Jin.


Ji Won : Dia mengirim pesan bahwa sudah di depan rumah. Tapi aku terlambat memeriksanya. Saat melihat pesannya, aku langsung menelepon, tapi dia tidak menjawab.

Tae Pyeong menatap Ji Won dan bicara dalam hatinya.

Tae Pyeong : Dia ketakutan, tapi bertekad menemukan putrinya. Aku tidak berani bilang tentang kematian putrinya.


Tae Pyeong lantas menatap mata polisi yang berbicara dengan Ji Won.

Tae Pyeong : Kerutan yang dalam. Berambut putih dan tipis. Polisi ini akan meninggal karena usia tua saat tidur di samping istrinya. Itu akan jadi kematian yang damai.


Tae Pyeong juga menatap mata polisi yang lain.

Tae Pyeong : Kebanyakan orang mengalami kematian seperti itu.


Polisi lain datang, membawa seorang pria mabuk. Tae Pyeong menatap mata pria mabuk itu.

Tae Pyeong : Pria itu akan meninggal selagi tertidur. Entah di rumahnya sendiri atau rumah sakit.


Tae Pyeong lalu kembali menatap Ji Won.

Tae Pyeong : Jadi, bagaimana gadis ini bisa mengalami kematian mengerikan?

Ji Won meminta polisi mencari putrinya.

Tae Pyeong : Jika Dewa memilih takdir kita, aku ingin menanyakan sesuatu. Apakah pembunuhan itu akibat kelalaian Dewa? Atau berasal dari kesombongan kita? Lalu di mana aku berdiri di antara itu?


Ji Won menatap Tae Pyeong. Ji Won minta maaf atas ucapannya tadi yang menuduh Tae Pyeong salah satu komplotan penculik Mi Jin. Ji Won mengatakan bahwa ia hanya terkejut. Ji Won lalu mengucapkan terima kasih dan pergi duduk.


Tangan Ji Won sudah belepotan kue Mi Jin. Tae Pyeong yang melihat itu, memberikan saputangannya.


Joon Young menerima laporan dari pos polisi tentang penculikan Mi Jin.

Joon Young lantas memberitahu rekannya bahwa ia akan ke divisi patroli.

Dong Woo tanya ada apa.

Joon Young : Seorang siswa SMA dilaporkan hilang. Mereka mencurigai penculikan, jadi, aku akan menyelidikinya.

Kang Jae langsung berdiri dan pergi dengan Joon Young.


Ye Ji yang mendengar itu, langsung membuat catatannya. Joon Young melewati meja Ye Ji.

Joon Young sewot, kau senang sekarang?

Joon Young dan Kang Jae pergi.


Ye Ji pun langsung menghubungi Han Kyu.

Ye Ji : Pak, Pemagang Oh Ye Ji melaporkan kembali.

Han Kyu : Baiklah. Kau dapat sesuatu?

Ye Ji : Mereka belum mengatakan apa pun tentang Oh Sung Min. Tapi seorang siswi SMA diculik.

Han Kyu : Bagaimana kau tahu ini penculikan? Ada bukti untuk mendukungnya?

Ye Ji : Begini...


Seorang detektif lewat, Ye Ji langsung memelankan suaranya.

Ye Ji : Maaf. Aku akan menyelidikinya dan melapor kembali.


Han Kyu menggerutu. Ia masuk ke ruang rapat sambil menggerutu soal Ye Ji.

Han Kyu : Pemagang zaman sekarang tidak tahu cara bekerja. Mereka tidak pernah becus pada percobaan pertama.

Joon Hee :  juga pernah seperti itu.


Han Kyu : Benar, bukan? Ini kopi anda, Pak.

Joon Hee : Terima kasih. Kau dapat sesuatu?


Ponsel Joon Hee berdering. Telepon dari Ji Won tapi Joon Hee tak menjawab karena ponselnya berada dalam mode silent.


Tae Pyeong masih menemani Ji Won. Mereka berdiri di depan pos polisi. Ji Won berusaha menghubungi suaminya.

Tae Pyeong : Dia masih belum menjawab?

Ji Won : Dia bilang ada rapat, pasti sibuk.


Tak lama, Joon Young dan Kang Jae datang. Joon Young terkejut melihat Tae Pyeong.


Mereka pun kembali ke toko kue, tempat Mi Jin membeli kue.

Tae Pyeong menunggu diluar.


Ternyata,,, kafe tempat Tae Pyeong duduk tadi dan bertemu Mi Jin, bukan hanya sekedar kafe, tapi sekaligus toko kue.

Pemilik kafe menjelaskan,, bahwa Mi Jin pergi setelah membeli kue.

Joon Young, Kang Jae dan Ji Won melihat rekaman CCTV saat Mi Jin datang membeli kue. Di kafe itu,, juga terlihat Tae Pyeong yang sedang duduk.


Mi Jin kemudian keluar setelah membeli kue dan melihat kucing yang duduk di jendela depan Tae Pyeong.

Ji Won bertanya, apa pemilik kafe melihat ada yang mencurigakan.

"Tidak, aku tidak ingat hal seperti itu. Dia meninggalkan kafe pukul 19.29."


Joon Young melihat bagaimana Tae Pyeong menatap Mi Jin dengan intens.


Joon Young kemudian menatap Tae Pyeong yang berdiri diluar. Tae Pyeong sontak mengalihkan wajahnya dari Joon Young.


Joon Young mempercepat videonya. Ia melihat Tae Pyeong berdiri dengan panic setelah Mi Jin pergi. Joon Young tambah curiga kalau Tae Pyeong punya kemampuan melihat kematian seseorang.


Kang Jae : Bu, kapan dia mengirim pesan lagi?

Ji Won : Saat itu pukul 19.35.

Kang Jae : Pukul 19.35? Baiklah. Bu, bisa temani kami ke tempat kau menemukan ponsel putrimu?


Ji Won, Kang Jae dan Joon Young berjalan keluar. Mereka berjalan begitu saja, melewati Tae Pyeong.

Tae Pyeong menghela nafas dan mengikuti mereka.


Ji Won membawa Joon Young dan Kang Jae ke tempat ponsel Mi Jin ditemukan.

Tae Pyeong berdiri agak jauh, saat Joon Young dan Kang Jae memeriksa TKP.

Kang Jae : Tidak ada kamera pengawas di sekitar sini. Mobil itu juga tidak memiliki kamera dasbor.


Tae Pyeong celingukan mencari kamera pengawas.

Joon Young menatap Tae Pyeong.

Joon Young : Mungkin tidak ada rekaman penculikan, tapi pasti ada satu jalan keluarnya. Melihat jejak ban, itu truk satu ton.


Joon Young menatap ke arah Tae Pyeong. Tae Pyeong sontak, mengalihkan pandangannya lagi.

Joon Young kemudian memanggil Kang Jae dan menyuruh Kang Jae mencari kamera pengawas yang mengarah ke jalan itu.


Ji Won : Pelakunya menggunakan truk untuk menculik putriku? Seperti truk pendingin?

Joon Young : Kita harus periksa lagi agar yakin. Dia bisa saja tidak sengaja menjatuhkan kuenya. Aku tahu ini sulit, tapi tolong pulanglah dan tunggu kabar dari kami. Kami akan menghubungi anda.


Kang Jae : Bu, izinkan aku mengantar anda ke perhentian taksi.

Kang Jae pun pergi mengantar Ji Won.


Joon Young yang kesal, menghampiri Tae Pyeong. Ia memegangi badan Tae Pyeong.

Tae Pyeong : Apa yang kau lakukan?

Joon Young : Kau tidak memakainya.

Tae Pyeong : Apa?

Joon Young : Rompi anti-peluru. Kau pandai berbohong, tapi tidak terlalu teliti.

Tae Pyeong : Berpikirlah sesukamu.

Joon Young : Lalu, kenapa kau mengikuti gadis itu? Kau melihat gadis itu untuk kali pertama di kafe. Kenapa kau mengikutinya?


Tae Pyeong kembali ingat saat2 tim Joon Young menolong Mi Jin.


Joon Young : Jangan bilang kau menyukainya pada pandangan pertama.

Tae Pyeong : Kami hanya berjalan ke arah yang sama.

Joon Young : Orang-orang salah paham karena kau terus berbohong. Kerahmu longgar. Sepertinya ibu gadis itu menarik kerahmu. Bukankah kau harus meluruskan kesalahpahaman tadi? Matamu tajam. Akibat kesalahpahaman, kau diculik dan tertembak! Karena kesalahpahaman, seorang ibu menarik kerah bajumu! Sampai kapan kau akan bilang bahwa itu hanya salah paham! Jika gadis itu memang diculik... Tidak. Jika kau memang melihat kematian gadis itu, gadis itu pasti berada dalam situasi yang sangat berbahaya! Katakan yang sebenarnya! Kau sungguh bisa melihat kematian orang-orang saat menatap mata mereka Benar, bukan? Katakan bagaimana dia mati.


Tepat saat itu,, Kang Jae muncul.

Tae Pyeong akhirnya jujur.

Tae Pyeong : Dia dikubur hidup-hidup dan mati di sebuah pabrik kosong. Dalam peti kayu 1,5 meter, agak lebih tinggi darinya. Kau akan menyelamatkan gadis itu.


Joon Young dan Kang Jae terpana mendengar pengakuan Tae Pyeong.

Tae Pyeong : Kau juga akan melakukan CPR. Tapi sayangnya, gadis itu akan mati sebelum tengah malam hari ini.

Joon Young : Bagaimana kau tahu akan terjadi tengah malam ini?

Tae Pyeong : Ada ponsel. Mungkin bukan miliknya. Tapi tanggal dan waktu di ponselnya menunjukkan saat tengah malam hari ini.

Joon Young : Kau menyadari semua perkataanmu ini?

Tae Pyeong : Kau akan segera tahu. Sekarang pukul 21.15. Waktu kalian 2 jam 45 menit.

Tae Pyeong beranjak pergi.


Kang Jae mendekati Joon Young.

Kang Jae : Sunbae, jika dia benar...

Joon Young : ... seorang gadis bernama Mi Jin akan tewas karena modus operandi serupa yang dipakai Jo Pil Doo 20 tahun silam. Periksa semua kamera pengawas yang bisa ditemukan. Kau harus menemukan truk itu apa pun caranya. Cepat.

Kang Jae : Baiklah.


Mi Jin akhirnya berhasil melepaskan ikatan di tangannya.

Kang Myung Soo terus menghubungi ponsel itu.

Mi Jin menjawabnya.

"Halo? Aku pemilik ponsel itu. Kau mengambil ponselku?"

"Pak, tolong selamatkan aku. Aku sedang dikurung di suatu tempat. Ponsel ini ada di dalam."

"Apa? Di mana kau sekarang?"

"Kurasa aku di peti."

"Astaga. Siapa kau Kenapa ponselku ada padamu?"

"Entahlah. Aku bersumpah. Saat bangun, aku sudah dikurung di peti. Lalu ponselmu ada di dalam."

"Ayolah. Dasar tikus gila. Apa kau bercanda?"

Panggilan ditutup pria itu.

Mi Jin panic, paman! Kumohon. Jangan ditutup.


Mi Jin berusaha menggambar pola kunci ponsel itu tapi tidak berhasil setelah mencoba beberapa kali.


Mi Jin pun akhirnya memencet pangggilan darurat. Ia menghubungi polisi.

"Tolong bantu aku.Tolong selamatkan aku."

"Tolong tetap tenang. Katakan dahulu apa yang terjadi."

"Aku terkunci di dalam peti. Selamatkan aku."

Telepon terputus. Mi Jin semakin takut.


Bersambung ke part 2...

Selamatkah Mi Jin??

0 Comments:

Post a Comment