Seung Yoo langsung bersembunyi begitu melihat Jae Beon. Begitu Jae Beon pergi, ia keluar. Tapi Myun memergokinya.
“Kim Seung Yoo!”
teriak Myun, membuat Seung Yoo berhenti melangkah. “Aku tahu kau adalah Kim
Seung Yoo. Sampai kapan kau akan bersembunyi di belakang ayahmu? Jangan
bersembunyi seperti pengecut dan tunjukkan wajahmu.”
Seung Yoo berbalik
dan menatap tajam Myun. Ia kemudian membuka topengnya!
Myun terperanjat,
“Kau benar2 masih hidup?”
“Kau seperti orang
yang habis melihat hantu. Orang yang sangat ingin kau bunuh, kembali hidup2.
Apa kau takut”? jawab Seung Yoo.
“Jadi kau yang
menculik Nona Se Ryung. Jadi ini caramu balas dendam, menculik wanita lemah dan
berlagak seperti pembunuh?” tanya Myun.
“Pada akhirnya,
tinggal kau dan Sooyang. Aku akan membunuh kalian.” Jawab Seung Yoo penuh
dendam, lalu tersenyum menyeringai.
Seorang rekan Seung
Yoo datang, dan mengajak Seung Yoo pergi. Seung Yoo pun pergi. Pasukan Myun
datang dan ingin mengejar Seung Yoo. Tapi Myun menahannya.
“Kim Seung Yoo!”
ucap Myun penuh dendam.
Se Ryung dan Yeo Ri
dilarang masuk istana oleh penjaga. Yeo Ri tanya apa yang terjadi di dalam.
Penjaga berkata orang2 yg mencoba membunuh Raja sudah ditangkap. Se Ryung
berkata soal banyaknya tentara dan tanya apa mereka juga tertangkap. Penjaga
heran Se Ryung bertanya begitu detail. Se Ryung berbohong dengan mengatakan ia
disuruh oleh Tuan Putri. Penjaga pun akhirnya memberitahu kalau mereka lari,
tapi akan segera ditangkap. Se Ryung pun pergi lagi.
Seung Yoo menemui sisa2
pasukannya.
“Kita harus menyusun
ulang rencana kita, Apa hanya kalian yang tersisa?” tanya Seung Yoo.
“Ya.” jawab
pasukannya.
“Malam ini kita akan
pergi ke penjara untuk membebaskan mereka yang ditangkap.” Ucap Seung Yoo.
Se Ryung dan Yeo Ri
hampir sampai di Bing Ok Gwan. Yeo Ri ketakutan, “Yang Mulia, kenapa kita pergi
ke tempat seperti ini?”
“Jangan memanggilku
seperti itu.” jawab Se Ryung.
Langkah mereka
dihadang oleh Chil Goo dan gengnya. Chil Goo menatap Se Ryung penuh minat. Se
Ryung menyuruh Chil Goo minggir, tapi Chil Goo malah mencoba menggoda Se Ryung.
Se Ryung menatap tajam Chil Goo. Chil Goo semakin tertarik dan memegang pipi Se
Ryung.
PLAAAK! Se Ryung
menghadiahi Chil Goo sebuah tamparan. Chil Goo mau membalas, tapi sebilah pedang
keburu mengancam lehernya.
“Kau lagi?! Jadi kau
menyukai dayang istana seperti ini? Apa kalian berdua saling kenal?” tanya Chil
Goo sedikit takut.
“Jangan keliaran
lagi di sekitar Bing Ok Gwan.” Usir Seung Yoo.
“Memangnya kau
siapa? Muncul tiba2….” Omel Chil Goo, tapi akhirnya dia pergi juga.
“Lega melihatmu
baik2 saja.” Ucap Se Ryung.
“Sudah kubilang
jangan bertindak ceroboh. Kenapa kau ke sini?” tanya Seung Yoo.
“Aku cemas kalau kau
tertangkap.” Jawab Se Ryung.
“Pergilah.” Ucap
Seung Yoo.
“Apa yang terjadi
pada Pangeran Pendamping dan Guru?” tanya Se Ryung.
Seung Yoo celingak
celinguk, lalu membawa Se Ryung ke tempat yang lebih sepi. Yeo Ri berjaga2.
“Apa rencanamu?”
tanya Se Ryung.
“Kau pikir aku akan
menjawab pertanyaanmu? Myun sudah mengetahui identitasku. Bersamaku tidak baik
untukmu.” Jawab Seung Yoo.
“Kalau aku pergi,
kau akan semakin dalam bahaya. Pasti ada yang bisa kulakukan untukmu.” Ucap Se
Ryung.
“Kami adalah orang2
yang berniat membunuh ayahmu. Bagaimana bisa kau berkata begitu mudah akan
membantu kami.” Jawab Seung Yoo.
“Aku tidak bisa
melihat lebih banyak lagi orang2 yang terluka dan sekarat.” Ucap Se Ryung.
“Pergilah ke
Kediaman Putri Kyung Hee. Kita akan bertemu di sana.” Jawab Seung Yoo.
“Akan kulakukan.”
Ucap Se Ryung lalu pergi.
Ah Kang lagi belajar
menulis sama ibunya. Chohi, Muyeong dan Soaeng melihatnya. Muyeong berkata
ingin belajar juga. Sedang Soaeng berkata akan belajar dari Oraeboni-nya. Lady
Ryu tersenyum dan berkata mereka bisa bertanya apapun padanya. Semua kagum pada
Ah Kang yang kini bisa menulis dan menyebutkan nama ayahnya dengan benar.
Seung Yoo yang
berdiri di depan pintu tersenyum dan tidak ingin mengganggu kesenangan para
wanita itu. Ia lalu memandang Seok Joo yang tengah menatapnya.
“Apa? Bantuan? Kau
mau kemana lagi? Apa kau mau bertindak bodoh lagi. Sudah kubilang kan jangan
pernah berpikir kau bisa mempercayakan kakak iparmu dan keponakanmu padaku. “
ucap Seok Joo.
“Guru dan temanku
tertangkap.” Jawab Seung Yoo.
“Lalu… apa kau mau
menyelamatkan mereka? Kudengar banyak terntara terluka. Apa kau pikir kau akan
berhasil jika pergi seorang diri?” ucap Seok Joo.
“Tidak penting
berhasil atau tidak. Aku harus melakukan ini.” jawab Seung Yoo.
“Lihat orang ini.
Kau mau aku menjaga keluargamu. Dasar tidak tahu malu.” Ucap Seok Joo.
“Aku tahu kau orang
yang bisa dipercaya. Jadi meskipun aku orang yang tidak tahu malu, aku
memintamu. Terima kasih untuk segalanya. Aku akan membalasnya, bahkan setelah
kematian.” Jawab Seung Yoo.
“Siapa yang sudah
menyelamatkanmu?!” bentak Seok Joo.
Seung Yoo terdiam
dan menatap Seok Joo.
“Ayo kita pergi
bersama.” Ajak Seok Joo.
“Jika kau
tertangkap, tempat ini dalam bahaya.” Jawab Seung Yoo.
“Tempat ini sudah
berada dalam bahaya sejak kami menampungmu di sini. Akan lebih baik kalau aku
membantumu.” Ucap Seok Joo.
No Geol datang dan
ingin ikut juga.
“Apa? Kim Seung
Yoo?” tanya Sooyang kaget.
“Petugas Shin, apa
kau yakin dengan kata2mu?” tanya Myung Hoe.
“Orang yang sudah
tenggelam bagaimana mungkin hidup lagi!” ucap Sooyang.
Myun menunduk dan
meminta maaf.
“Jadi, Dae Ho yang
membunuh Pangeran Onyeong dan menculik Nona Se Ryung tidak lain adalah Kim
Seung Yoo? Benar kan?” tanya Kwon Ram.
“Ayo ke ruang
interogasi. Akan kuinterogasi mereka untuk mencari tahu keberadaan Kim Seung
Yoo. Profesor Lee dan Pangeran Pendamping sangat dekat dengan Seung Yoo. Mereka
pasti tahu keberadaannya. Petugas Shin, hanya kau yang boleh ikut denganku.”
Jawab Sooyang.
Myun tampak resah.
Sooyang pun pergi.
Sooyang dan Myun
pergi ke kamar Se Ryung. Mereka kaget menemukan Lady Yoon, Se Jeong dan Soong
berkumpul di sana.
“Yang Mulia,
bagaimana kita harus menghadapi ini?” tanya Lady Yoon.
“Apa yang terjadi?”
tanya Sooyang bingung.
“Abamama, Noonim menghilang.”
Jawab Soong.
“Apa?” kaget
Sooyang.
“Dia pergi bersama
Yeo Ri.” Jawab Se Jeong.
Sooyang dan Myun
kaget luar biasa.
Putri gelisah di
depan kediamannya. Begitu Se Ryung datang, ia heran.
“Kenapa kau di sini?
Kau belum kembali ke istana?” tanya Putri.
“Aku datang untuk
bertemu orang itu.” jawab Se Ryung.
“Maksudmu Kim Seung
Yoo?” tanya Putri, lalu menarik napas lega. “Bagus sekali, dia lolos.”
“Dia akan pergi
menyelamatkan Pangeran Pendamping.” Ucap Se Ryung.
Putri Kyung Hee pun
lega mendengarnya.
Sooyang ingat saat
Se Ryung mengaku tidak mengenal si penculik. Sooyang kemudian menatap Myun.
“Ini semua terjadi
karena kau yang tidak bisa mengambil hati anak itu.” ucap Sooyang.
“Maafkan saya.”
jawab Myun.
“Dia diculik, tapi
masih ingin melindungi Kim Seung Yoo. Apa yang akan kau lakukan sekarang?” ucap
Sooyang.
Myun diam saja.
“Suruh orangmu
mencarinya diam2. Jangan sampai orang2 itu tahu.” Ucap Sooyang.
“Baik.” Jawab Myun.
Kemudian petugas
datang memberitahu kalau interogasi sudah bisa dilakukan. Sooyang pun pergi ke
tempat introgasi. Myun menyuruh Jae Beon mencari Se Ryung di Kediaman Putri
Kyung Hee.
Profesor Lee, Jong,
Song Sam Mun, Park Pangyeon, dan Tuan Yoo disiksa. Petugas menggunakan kayu
untuk meremukkan lutut mereka.
Myun sedih
melihatnya.
Sooyang menghentikan
penyiksaan.
“Dimana Kim Seung
Yoo? Kau guru Kim Seung Yoo kan? Jadi kau pasti tahu dimana dia?” tanya
Sooyang.
“Hanya mendengar
nama mendiang muridku saja, hatiku sudah tercabik2.” Jawab Profesor Lee.
“Kau tidak
memikirkan Putri Kyung Hee yang menunggumu di rumah? Kalau kau mengatakan
dimana Kim Seung Yoo berada, aku tidak akan menuduhmu melakukan kejahatan dan
akan mengampuni nyawamu.” Ucap Sooyang ke Jong.
“Kau seharusnya tahu
lebih baik dimana temanku. Sudah lama sejak ia ditenggelamkan di Laut Barat dan
menjadi roh gentayangan.” Jawab Jong sambil menatap tajam Myun.
“Aku tahu Kim Seung
Yoo adalah otak dibalik rencana pemberontakan!” teriak Sooyang.
“Pemberontakan apa?
Ini tidak jelas!” teriak Sam Mun.
“Apa?” tanya
Sooyang.
“Kami hanya mencoba
memenggal kepala orang yang sudah mencuri takhta. Bagaimana bisa ini disebut
sebagai pemberontakan.” Jawab Sam Mun.
“A… apa? Pencuri?”
tanya Sooyang tidak percaya.
“Benar, Tuan.” Jawab
Sam Mun.
“Berani2nya kau bicara
tidak sopan pada Yang Mulia!” bentak Myung Hoe.
“Orang yang bisa
dipanggil Yang Mulia hanya satu orang di dunia ini, orang yang berada di Istana
Changdeok!” jawab Sam Mun.
“Beraninya kau!”
bentak Kwon Ram.
“Aku benar2
menghargai pengetahuan dan kemampuan kalian. Di masa lalu kalian adalah sarjana
yang sangat dihargai mendiang Raja. Meskipun kalian semua terlibat dalam
rencana pemberontakan, aku berharap menemukan alasan untuk membiarkan kalian
hidup.” jawab Sooyang.
“Jangan tertipu oleh
kata2nya!” teriak Pangyeon.
“Tidak apa2 kalau
kalian tidak mau mengatakan dimana Kim Seung Yoo. Cukup dengan kalian
mengakuiku sebagai Raja, aku akan berhenti menyelidiki kejahatan kalian. Aku
tahu tidak mudah mengubah pandangan kalian, tapi aku akan tetap menunggu jawaban
kalian.” Ucap Sooyang.
Seung Yoo, Seok Joo
dan No Geol mengamati Kediaman Putri Kyung Hee. Mereka bersembunyi karena
melihat Jae Beon dan pasukan datang.
“Sekarang apa kalian
bisa memanggilku Yang Mulia?” tanya Sooyang.
“Yang Mulia!” ucap
Sam Mun.
Sooyang dan
antek2nya tersenyum puas.
“Yang Mulia, mohon
maafkan hamba anda yang tidak setia ini karena akan meninggalkan dunia terlebih
dulu.” Ucap Sam Mun.
Wajah Sooyang dan
antek2nya langsung berubah.
“Meskipun saya sudah
mati, saya akan membantu Yang Mulia naik ke takhta lagi.” Ucap Sam Mun.
“Saya akan mengambil
takhta dari orang2 yang tidak benar ini dan mengembalikannya pada Yang Mulia!”
ucap Profesor Lee.
“Yang Mulia,
walaupun saya sudah mati, saya akan tetap menjadi hamba Yang Mulia!” teriak Jong.
“Saat saya tiba di
dunia lain, saya akan mengatakan pada Raja Sejong dan Raja Munjong, saya akan
menceritakan kejahatan kalian.” Ucap Pangnyeon.
“Semua, dengarkan!
Hukum mati mereka dengan goeyeol!” teriak Sooyang murka.
“Jangan biarkan
orang2 ini muncul lagi di hadapanku. Juga jangan sampai suara mereka terdengar
olehku. Robek mata, telinga, perut, mulut dan tubuh mereka sampai mati!” ucap
Sooyang lagi.
“Apa kau pikir semua
ini akan berakhir?” tanya Sam Mun.
“Tutup mulutnya!”
teriak Sooyang.
Petugas kembali
menyiksa Sam Mun. Myun syok. Matanya berkaca2 dan tubuhnya bergetar.
Goeyeol : Hukuman
mati dengan cara dua kaki, dua tangan dan kepala ditarik oleh kuda. Mati dengan
tercerai berai.
Se Ryung sembunyi di
kamar Putri Kyung Hee. Ia melihat Putri Kyung Hee yang berbicara dengan Jae
Beon.
“Tuan Putri
menghilang dari istana. Petugas Shin menyuruhku memeriksa tempat ini.” ucap Jae
Beon.
“Dia anak dari orang
yang sudah membunuh suamiu. Kalau dia berani menginjakkan kakinya di sini, aku
sendiri yang akan membawanya ke Hanseong.” Ucap Putri.
“Maafkan saya.” ucap
Jae Beon lalu pergi.
“Apa yang terjadi
pada Pangeran Pendamping?” tanya Putri menghentikan langkah Jae Beon.
“Selesai
diinterogasi, dia akan dipindahkan ke Penjara Hanseong.” Jawab Jae Beon.
“Aku mengerti.” Ucap
Putri.
Jae Beon pun memberi
hormat, lalu pergi.
Eun Geum lalu datang
dan memberitahu Putri Kyung Hee ttg kehadiran Seung Yoo. Seung Yoo datang
bersama Seok Joo dan No Geol. Seung Yoo celingak celinguk mencari Se Ryung.
Putri memberitahu Se Ryung ada di kamarnya.
Se Ryung keluar
bersama Yeo Ri. Ia lega melihat Seung Yoo baik2 saja.
“Setelah
diinterogasi, mereka akan dipindahkan ke Penjara Hanseong.” Ucap Putri.
“Mereka akan
dieksekusi besok. Malam ini, kami akan menyerbu penjara untuk menyelamatkan
mereka.” Jawab Seung Yoo.
“Terlalu beresiko
melakukan itu. Prajurit kita hanya sedikit.” Ucap Putri.
“Bagaimana pun
caranya, saya harus pergi menyelamatkan mereka.” Jawab Seung Yoo.
“Aku akan ikut
dengannya. Jika kau menyamar sebagai pengawalku, masuk ke Hanseong bukanlah hal
yang sulit. Aku akan menipu Petugas Shin dan masuk istana bersamanya.” Ucap Se
Ryung.
“Itu ide yang
bagus.” Jawab Putri.
Tapi Seung Yoo
merasa khawatir.
“Guruku juga ada di
sana. Kumohon biarkan aku membantumu.” Ucap Se Ryung.
“Aku tidak mau
membahayakanmu.” Jawab Seung Yoo.
“Aku tidak akan
membiarkanmu menanggung bahaya sendirian.” Ucap Se Ryung.
“Bantuan Se Ryung
adalah bantuan yang cukup besar untuk kita. Kau harus menerimanya.” Bujuk Putri
Kyung Hee.
Se Ryung menatap
Seung Yoo dengan pandangan memohon agar Seung Yoo menerima bantuannya. Seung
Yoo pun tak punya pilihan selain menerima bantuan Se Ryung.
Diluar, Seok Joo
konsentrasi menjaga keamanan. Sedangkan No Geol malah terpesona sama kecantikan
Yeo Ri dan Eun Geum. Sempat2nya pula ia bermain mata. Yeo Ri dan Eun Geum
mengacuhkan No Geol.
Se Ryung akhirnya
keluar bersama Seung Yoo dan Putri Kyung Hee. Se Ryung sudah mengganti bajunya
dengan baju Putri Kyung Hee.
“Kau harus kembali
dengan Pangeran Pendamping.” Ucap Putri pada Seung Yoo.
Seung Yoo
mengangguk.
“Aku berhutang
padamu.” Ucap Putri ke Se Ryung.
“Bagaimana anda bisa
berhutang pada saya? Anda tidak perlu berkata seperti itu.” jawab Se Ryung,
lalu memberi hormat pada Putri.
Profesor Lee, Jong
dan yang lainnya digelandang ke penjara. Profesor Lee teriak, “Orang yang
seharusnya kalian tangkap ada di Istana!”
Myun ada di sana. Ia
tak berani menatap mata guru dan temannya itu.
“Kenapa kau tidak
menatap mataku?” tanya Jong.
Profesor Lee
tersenyum. Mereka lantas dibawa ke penjara.
Myun tampak
terpukul. Kemudian Jae Beon datang ngasih tau Se Ryung yang tidak berada di
Kediaman Putri Kyung Hee. Myun marah dan yakin Se Ryung bersama Seung Yoo.
Se Ryung, Yeo Ri,
Seung Yoo, Seok Joo dan No Geol hampir sampai di Hanseong. No Geol panic,
“Tunggu2, bukannya ini Kantor Hanseong? Kita mau ngapain ke sini?”
Seok Joo mencubit
mulut No Geol. Mereka pun kembali berjalan.
Pada petugas, Yeo Ri
berkata, “Ini Yang Mulia Putri Se Ryung.”
“Saya ke sini untuk
bertemu Petugas Shin.” Ucap Se Ryung.
Petugas menatap
Seung Yoo, Seok Joo dan No Geol.
“Mereka pengawalku.
Mereka yang akan mengawalku masuk ke dalam.” Ucap Se Ryung.
Petugas pun memberi
jalan mereka masuk. No Geol mengeluh lagi, tapi Seok Joo menepuk kepalanya dan
menyuruhnya diam. Se Ryung berbalik, kemudian berkata pada Seung Yoo ia akan
menemui Myun. Se Ryung jalan pergi. Tapi Seung Yoo menahan kepergian Se Ryung
dengan memegang tangan Se Ryung.
“Apa kau akan baik2
saja?” tanya Seung Yoo.
“Jangan khawatir.
Petugas Shin tidak akan melakukan apapun padaku.” Jawab Se Ryung.
Se Ryung lantas
memegang tangan Seung Yoo dan kembali berkata, “Tidak peduli seberapa jauh kita
terpisah, hatiku akan selamanya bersamamu.”
Seok Joo pun
berbisik, “cepat pergi.”
Se Ryung pun masuk
ke dalam. Tanpa mereka sadari, Jae Beon melihat semuanya. Ia lantas
melaporkannya pada Myun. Wajah Myun pun langsung muram. Se Ryung datang.
“Kenapa anda datang
ke tempat seperti ini Yang Mulia Putri?” tanya Myun.
“Aku merasa frustasi
ada di istana, jadi aku jalan2 keluar. Karena aku takut orang tuaku marah, aku
meminta Petugas Shin mengawalku ke istana.” Jawab Se Ryung.
“Sejak kapan anda
takut pada orang tua anda?” tanya Myun.
Se Ryung diam saja.
Myun lalu berbisik pada Jae Beon. Setelah itu, Jae Beon pergi.
Se Ryung curiga,
“Dia mau kemana?”
“Bukan sesuatu yang
penting untuk anda ketahui.” Jawab Myun.
Seung Yoo, Seok Joo
dan No Geol mengendap2 ke penjara. Tapi langkah mereka terhenti karena melihat
Jae Beon. Seok Joo heran, “Apa mereka mencoba memperketat penjagaan?”
Tapi…. Jae Beon
membawa semua penjaga pergi! No Geol langsung curiga, “Ini jebakan.”
“Kita pergi.” Ucap
Seung Yoo yang tak peduli itu jebakan atau bukan.
Se Ryung keluar
bersama Myun. Ia sedikit menoleh ke arah penjara. Myun tanya apa Se Ryung ingin
bertemu dengan Profesor Lee. Se Ryung menggeleng dan berkata ia harus
secepatnya kembali ke istana. Wajah Myun tampak muram. Ia kecewa karena Se
Ryung membantu Seung Yoo.
Seung Yoo, Seok Joo
dan No Geol masuk ke penjara. Seok Joo heran karena tak ada satu pun penjaga.
Seung Yoo pun akhirnya menemukan sel Jong dan Profesor Lee.
“Jong-ah.” Panggil
Seung Yoo.
Jong terkejut
melihat Seung Yoo. Ia memberitahu gurunya, lalu dengan terseok2 mendekati Seung
Yoo.
“Kenapa kau ke sini?
Tidak satu pun dari kami yg membocorkan identitasmu. Cepat pergi sebelum kau
ditangkap.” Ucap Profesor Lee.
“Kita harus pergi
dari sini.” Jawab Seung Yoo.
Seok Joo bersiap
menghancurkan gembok penjara dengan kapak.
“Jangan. Siapa yang
menyuruhmu melakukan ini? Aku tidak akan pergi dari sini.” Ucap Profesor Lee.
“Kami bukan orang
lemah yang akan lari dari penjara.” Jawab Sam Mun.
“Besok pagi….”
“Kami tahu kami akan
segera mati.” Jawab Jong memotong kata2 Seung Yoo.
“Apa semua akan
berubah kalau kami tetap hidup?” ucap Profesor Lee.
“Kita harus bertahan
dan menyusun rencana baru.” Jawab Seung Yoo.
“Seung Yoo-ya, tubuh
kami tidak akan membusuk atau pun hancur, tapi akan tetap hidup dalam sejarah.”
Ucap Profesor Lee.
“Guru.” Bujuk Seung
Yoo sambil nangis.
“Kematian kami
mewakili keadilan yang akan tercatat dalam sejarah. Orang seperti apa Sooyang,
tidak akan pernah dilupakan.” Ucap Sam Mun.
“Tidak. Saya tidak
bisa kehilangan Jong dan juga anda, guru.” Jawab Seung Yoo.
“Aku minta maaf
karena membuatmu terluka sekali lagi. Tapi Seung Yoo, bagi mereka yang sudah
memilih jalan kematian, tidak ada yang bisa meyakinkan mereka untuk melakukan
sebaliknya.” Ucap Profesor Lee.
“Kau harus menjaga
Tuan Putri.” Jawab Jong.
“Di dunia lain, aku
bisa bertemu ayahmu dengan bahagaia.” Ucap Sam Mun.
“Kau harus
melindungi Yang Mulia sampai akhir.” Jawab Pangnyeon.
Seung Yoo terduduk
lemas, dan menangis.
“Orang ini, aku
mempercayakannya padamu.” Ucap Profesor Lee pada Seok Joo.
Seok Joo dan No Geol
pun membawa Seung Yoo keluar dari penjara.
“Saya sudah bertemu
Seung Yoo.” ucap Myun.
Se Ryung diam saja.
“Kenapa anda diam
saja saat saya bilang sudah bertemu dengan orang yang sudah meninggal?” tanya
Myun.
“Kalau begitu,
seharusnya kau sudah tahu alasanku tidak bisa menikah denganmu.” Jawab Se
Ryung.
“Kim Seung Yoo akan
mati di tangan saya dan Yang Mulia Putri akan menikah dengan saya. Apa anda
pikir saya tidak tahu Kim Seung Yoo pergi ke Penjara Hanseong?” ucap Myun.
Se Ryung kaget.
“Kali ini saya tidak
akan membiarkannya hidup. Jadi bangunlah dari mimpi dan persiapkan pernikahan
kita.” ucap Myun, lalu pergi.
“Kau sudah kembali?”
tanya Lady Yoon yang muncul tiba2 di depan Se Ryung. “Aku tidak akan bicara
apapun padamu. Cepat temui ayahmu.”
Sooyang minum2 di
kamarnya. Ia teringat kata Sam Mun.
“Kau pikir ini akan berakhir di sini? Kelak
kau akan menumpahkan darah lebih banyak lagi.”
Ia lalu ingat kata2
Kim Jong Seo.
“Jika Pangeran ingin duduk di takhta,
Pangeran akan menumpahkan banyak darah.”
Sooyang lalu tertawa
dan berkata, “Apa kau pikir aku akan kalah dengan orang2 yg sudah mati itu?”
Kasim lalu
mengumumkan kedatangan Se Ryung. Sooyang mengizinkan putrinya masuk. Se Ryung
menghormat, lalu duduk di depan ayahnya. Ia lalu minta sang ayah membatalkan
eksekusi Jong, Profesor Lee dan yang lainnya.
“Mereka adalah orang
yang mencoba membunuhku. Bagaimana bisa aku mengampuni mereka.” Jawab Sooyang.
“Setelah membunuh
banyak orang, apa ayah pikir tidak ada orang mendendam pada ayah?” tanya Se
Ryung.
“Aku tidak menyangka
putriku ikut berpartisipasi dalam rencana membunuhku. Apa kau begitu menyukai
Kim Seung Yoo. Bahkan setelah dia kembali hidup2 dan menculikmu?” jawab
Sooyang.
“Tidak peduli
seberapa besar kebencian saya pada ayah, saya tidak pernah ikut dalam rencana
itu.” ucap Se Ryung.
“Bukankah kau sering
keluar masuk Kediaman Putri Kyung Hee?” tanya Sooyang.
“Kenapa ayah tidak
melepaskan takhta dan hidup di desa? Jika ayah melakukan itu, saya akan berada
di sisi ayah sepanjang hidup saya.” jawab Se Ryung.
“Setelah semua yang
terjadi, kau menyuruhku hidup sebagai orang desa?” tanya Sooyang tidak percaya,
lalu tertawa keras2.
“Karena ayah adalah
ayah saya. Saya merasa tersakiti. Kalau saya menjadi anak dari pria biasa, saya
tidak akan melalui rasa sakit seperti ini.” jawab Se Ryung sambil menahan
tangisnya.
“Woon-ah.” Sooyang
memanggil Woon. Im Woon pun muncul dari balik sekat. “Mulai sekarang kau harus
mengawal Tuan Putri. Siapa tahu dia diam2 berkomunikasi dengan Seung Yoo dan
menusuk ayahnya dari belakang.”
Se Ryung menahan
tangisnya. Ia lalu beranjak pergi dari kamar ayahnya.
Setelah Se Ryung
pergi, Sooyang menangis. Ia teringat saat Se Ryung berkata beruntung memiliki
ayah sepertinya. Air mata Sooyang pun semakin mengalir dengan deras.
Jae Beon melapor ke
Myun soal Profesor Lee dan Jong yg masih ada di penjara.
Myun marah, “Kenapa
mereka masih ada di penjara!”
“Saya sudah
melakukan seperti yang anda perintahkan. Tapi sepertinya mereka menolak
melarikan diri.” Jawab Jae Beon.
Myun pun pergi ke
sel Jong dan Profesor Lee. Ia teriak, “Kenapa?! Kenapa kalian tidak melarikan
diri? Aku bahkan tidak menangkap Kim Seung Yoo dan memberikan kalian
kesempatan! Kenapa? Apa kalian ingin duduk saja menunggu kematian kalian?!”
Profesor Lee menatap
Myun, sementara Jong tersenyum.
“Orang sepertimu…
bahkan jika kau dilahirkan kembali, kau tidak akan bisa mengerti kami.” Ucap
Jong.
“Prinsip seperti apa
yang lebih penting dari hidup?!” teriak Myun.
“Pergilah.” Ucap
Jong.
“Myun-ah, aku
berterima kasih karena kau mencoba menyelamatkanku. Belas kasihan yang kau
berikan padaku, tolong berikan juga pada Seung Yoo. Hentikan sampai di sini.
Jangan saling membunuh lagi.” Jawab Profesor Lee.
“Sekarang…. aku
tidak bisa kembali lagi.” Ucap Myun sambil menahan tangis dan kekesalannya.
Myun pun pergi Di
ruangannya, ia mengamuk. Ia pun terduduk lemas.
Seung Yoo jalan
bersama Seok Joo dan No Geol. No Geol tanya apa Seung Yoo orang penting. Seok
Joo meminta No Geol diam. Seung Yoo teringat pesan Profesor Lee kalau ia harus
mengurus semuanya setelah mereka meninggal, dan ingat Jong yang mempercayakan
Putri Kyung Hee padanya. Seung Yoo pun menghela napas.
Seung Yoo melapor
pada Putri Kyung Hee, “Mereka sudah bertekad. Saya tidak bisa membujuk mereka
lagi.”
Putri Kyung Hee pun
langsung terduduk lemas.
Di istana, Yeo Ri
juga melapor pada Se Ryung tidak terjadi apa2 di Hanseong, tidak ada yang
melarikan diri dan tidak ada yang ditangkap. Se Ryung heran dan berpikir mereka
gagal.
Seung Yoo, Seok Joo
dan No Geol akhirnya sampai di Bing Ok Gwan. Soaeng, Muyeong dan Ah Kang
menunggu mereka diluar. Ah Kang tidur di pelukan Muyeong. Begitu Seung Yoo
tiba, Muyeong langsung membangunkan Ah Kang. Ah Kang tersenyum melihat
pamannya, lantas berlari dan memeluk pamannya.
Wajah Seung Yoo
muram. Ah Kang mengamati wajah pamannya dan heran, “Apa ada yang membuat Paman
sedih?”
“Tidak.” Jawab Seung
Yoo.
“Apa Paman
memikirkan Kakek dan Ayah?” tanya Ah Kang.
“Tidak.” Jawab Seung
Yoo.
“Suara Paman terdengar
aneh. Sepert suaraku saat aku habis menangis keras.” Ucap Ah Kang.
“Tidak. Paman tidak
menangis. Hanya saja hari ini terasa melelahkan. Itulah mengapa….” Jawab Seung
Yoo, kemudian memeluk Ah Kang.
Seok Joo dan No Geol
yang melihatnya hanya bisa menghela napas.
Im Woon tidak mau
beranjak dari depan kamar Se Ryung. Se Ryung marah, “Minggir! Aku harus menemui
guruku sebelum dia dieksekusi. Apa kau akan melarangku melakukannya?”
“Anda tidak boleh
meninggalkan istana.” Jawab Im Woon.
Se Ryung kesal, tapi
tak bisa melakukan apa2. Ia pun akhirnya kembali ke kamarnya.
Seung Yoo duduk diam
di kamarnya. Seok Joo masuk dan melarang Seung yoo datang ke aula eksekusi. Ia bilang
tidak ada yang bisa dilakukan Seung Yoo pada orang2 yg sudah bertekad untuk
mati.
“Sebelum ayah dan
kakakku meninggal, kukira kematian tidak ada hubungannya denganku. Tapi
kematian sudah melaluiku beberapa kali, bahkan setelah aku membunuh banyak
orang. Aku tidak punya alasan lagi untuk takut pada kematian. Cepat atau lambat
aku pasti mati.” Jawab Seung Yoo.
“Kedengarnya seperti
filosofi sampah, tapi entah kenapa hatiku goyah. Baiklah, pergi sana. Pergi dan
berdoa lah untuk mereka.” Ucap Seok Joo.
Putri Kyung Hee
keluar dari kamarnya menggunakan hanbok belacu. Eun Geum kaget, “Yang Mulia,
anda mau kemana dengan hanbok seperti ini? Jangan bilang anda mau ke aula
eksekusi?”
“Aku harus ke suatu
tempat. Jangan cemas.” Jawab Putri, lalu pergi.
Myung Hoe : Anda
tidak perlu cemas. Mereka akan segera mati. Yang perlu kita cemaskan adalah
Istana Changdeok. Jika kita mengosongkan Istana Changdeok, tidak akan ada lagi
yang melawan kita.
“Maksudmu kita harus
membuang mantan Raja?” tanya Kwon Ram.
“Belum waktunya.” Ucap
Shin Sook Joo.
“Semua masalah
bersumber dari mantan Raja. Kim Seung Yoo pasti akan menyusun rencana baru
dengan mantan Raja. Kita harus membuangnya ke tempat yang jauh.” Jawab Myung
Hoe.
“Siapapun yang
mengincar takhtaku, aku tidak akan mengampuni mereka. Cari tempat untuk lokasi
pembuangan.” Ucap Sooyang.
Kasim lalu meminta
Sooyang keluar.
Sooyang keluar
istana bersama antek2nya. Mereka melihat Putri Kyung Hee duduk di halaman
istana mengenakan hanbok biasa.
“Apa kau datang
untuk memohon ampun demi nyawa suamimu?” tanya Sooyang.
“Benar. Saya mohon
ampunilah nyawa Pangeran Pendamping dan kirim kami ke pengasingan… Yang Mulia.”
Jawab Putri.
“Yang Mulia? Kau
memanggilku Yang Mulia?” tanya Sooyang sambil tersenyum puas.
“Saya akan memanggil
anda Yang Mulia ribuan, bahkan ratusan kali. Jika anda mengampuni nyawa
Pangeran Pendamping, saya dan Pangeran Pendamping akan menghilang dari
pandangan anda dan hidup menyepi.” Jawab Putri.
“Bisakah aku
memegang kata2mu?” tanya Sooyang.
“Iya, Yang Mulia.” Jawab
Putri.
“Kalau kau melanggar
janji ini, maka Pangeran Pendamping akan dicabik2 sampai mati. Kau mengerti?”
ucap Sooyang.
“Iya, Yang Mulia.” Jawab
Putri.
Profesor Lee, Sam
Mun, Pangyeon dan Tuan Yoo diarak menuju lokasi eksekusi. Tiba2, petugas
datang.
“Hentikan! Penjahat
Jung Jong mendapatkan perintah dari Yang Mulia. Yang Mulia meminta Penjahat
Jung Jong tidak eksekusi tapi kau akan akan diasingkan ke Gwangju.”
Jong kaget, kenapa
hanya aku! Kenapa! Cepat, ambil nyawaku!
Petugas lalu
memisahkan Jong dari rombongannya. Jong teriak2 memanggil gurunya, bahkan
sampai jatuh dan merangkak. Tiba2, ada tangan yang memegang punggungnya. Tangan
Putri Kyung Hee. Putri Kyung Hee membantu Jong duduk.
“Apa ini perbuatan
Tuan Putri?” tanya Jong.
“Bagaimana kau bisa
berpikir untuk meninggalkanku?” jawab Putri.
“Memikirkan Tuan
Putri, membuat hatiku sakit. Tapi demi Baginda Raja, aku rela mati. Kumohon,
biarkan aku pergi.” Ucap Jong.
“Jika ini membuatmu
malu, aku minta maaf. Tapi… kumohon tetaplah hidup demi aku. Selama kau masih
hidup, semua akan baik2 saja.” Jawab Putri.
“Hanya untuk hari
ini, aku membenci Tuan Putri.” Ucap Jong.
Putri pun memeluk
Jong. Matanya berkaca2.
Dari kejauhan, Myun dan Jae Beon melihat pasangan itu. Ada sedikit kelegaan di mata Myun.
Dari kejauhan, Myun dan Jae Beon melihat pasangan itu. Ada sedikit kelegaan di mata Myun.
Rombongan Profesor
pun diarak ke lokasi eksekusi. Seung Yoo melihatnya. Ia pun mendekat ke
gurunya. Profesor tersenyum, kemudian memberitahu ttg Jong yang diampuni dan
akan dikirim ke pengasingan. Seung Yoo sedikit lega, lalu berkata tidak akan
melupakan kata2 gurunya. Profesor Lee berterima kasih, lalu meminta Seung Yoo
cukup mengantanya sampai di sini. Seung Yoo berkaca2 menatap gurunya.
Di Istana, para
pejabat yang dipimpin oleh Myung Hoe dan Kwon Ram sedang mengajukan petisi
meminta Danjong diasingkan. Sooyang tersenyum puas. Dari wajahnya, kita bisa
melihat dia mantap mengasingkan Danjong.
Se Ryung kaget saat
diberitahu Yeo Ri ttg Danjong yang diasingkan. Ia lalu tanya ttg mereka yang
terlibat. Yeo Ri bilang mereka dieksekusi. Se Ryung kaget, lalu minta Yeo Ri
keluar karena dia ingin sendiri.
Se Ryung lalu
membuka laci mejanya dan mengeluarkan sebuah pisau kecil dari sana.
Se Ryung keluar. Im
Woon menghadangnya.
“Anda mau kemana?”
“Aku mau menemui
ayahku. Jika kau tidak percaya, ikuti saja aku.”
Se Ryung pun pergi.
Im Woon pun mengikuti Se Ryung. Sambil berjalan ke tempat ayahnya, Se Ryung
ingat saat Danjong yang dipaksa turun takhta untuk menyelamatkan Jong. Saat
Putri Kyung Hee berlutut pada Sooyang, memohon keselamatan Jong. Saat Jong dan
Profesor Lee ditangkap, juga saat Seung Yoo menyerang ayahnya dengan murka.
Seok Joo menghampiri
Seung Yoo. Ia menawari Seung Yoo alcohol, tapi Seung Yoo menolak. Seung Yoo
bilang yang ia butuhkan adalah kekuatan.
Myung Hoe melapor ke
Sooyang kalau para pemberontak sudah dieksekusi di depan rakyat dengan cara
geoyeol. Kwon Ram merasa lega. Sooyang lalu tanya lokasi pembuangan Danjong. Myung
Hoe berkata Yeongwol, provinsi Gangwon adalah tempat yang cocok. Ia lalu
menjelaskan lokasi itu menghadap air dari tiga sisi. Karena itu, tidak akan ada
yang mau mengunjunginya.
(Saat Danjong
dibuang, gelarnya dicabut dan namanya berubah menjadi Pangeran Nosan. Gelar
Danjong baru dipulihkan setelah Raja Sukjong menduduki takhta).
Kasim lalu
mengumumkan kedatangan Se Ryung. Sooyang melarang Se Ryung masuk, tapi rupanya
Se Ryung tidak peduli. Ia membuka pintu dan berjalan masuk.
“Aku sudah
melarangmu masuk, berani sekali kau!” ucap Sooyang.
“Ada sesuatu yang
ingin saya katakan. Tolong suruh yang lain pergi.” Jawab Se Ryung.
“Mereka tetap di
sini.” Ucap Sooyang.
“Apa ayah ingin
mereka semua mendengar?” tantang Se Ryung.
Sooyang pun menyuruh
antek2nya keluar.
“Apa benar ayah
mengirim Yang Mulia ke pengasingan?” tanya Se Ryung.
“Ini bukan urusanmu.”
Jawab Sooyang.
“Setelah mengirimnya
ke pengasingan, apa ayah akan memaksa Yang Mulia minum racun? Saya harap ayah
bisa mengalah pada putri ayah sekali saja. Saya juga berharap saya punya
kekuatan untuk menarik ayah ke jalan yang benar.” Ucap Se Ryung.
“Bawa Tuan Putri
kembali ke kamar.” Ucap Sooyang ke Im Woon.
Se Ryung pun
mencabut pisau kecilnya.
Sooyang syok, “Kali
ini apa lagi yang akan kau lakukan?”
“Dikatakan tubuh,
rambut dan kulitmu adalah pemberian orang tuamu. Saya tidak bisa lagi
melanjutkan hubungan ayah dan anak ini.” jawab Se Ryung.
Se Ryung pun
memotong kepangannya dan meletakkannya di meja. Sooyang dan Im Woon syok.
“Karena saya sudah
memutuskan hubungan ini, jangan anggap saya putri anda lagi.” Ucap Se Ryung.
“Beraninya kau!”
jawab Sooyang.
“Saya akan tinggal
diluar istana.” Ucap Se Ryung lagi.
BERSAMBUNG……..
0 Comments:
Post a Comment