Se Ryung berhasil dibawa kembali ke istana. Sooyang ingin tahu keberadaan Seung Yoo. Tapi Se Ryung tak mau memberitahu. Sooyang tanya sekali lagi dimana Seung Yoo. Se Ryung tetap keras kepala, tidak mau memberitahu dimana Seung Yoo. Sooyang pun mengancam akan memenggal orang2 yg sudah menyembunyikan Se Ryung. Se Ryung juga marah. Ia tanya kapan ayahnya mau berhenti menumpahkan darah orang2 yang tidak bersalah.
Sooyang pun murka.
Ia menyuruh Myun masuk. Myun syok saat Sooyang berkata tidak akan ada pernikahan
antara dirinya dengan Se Ryung. Se Ryung pun syok saat ayahnya berkata dirinya
bukan seorang Putri lagi dan akan menjadi budak Myun. Lady Yoon pun menghambur
masuk.
“Yang Mulia,
bagaimana bisa anda menyerahkan anak anda sebagai budak.” Ucap Lady Yoon.
“Dia yang bekerja
sama dengan anak musuh untuk membunuhku, apa bisa disebut anakku?! Karena dia
ingin memutuskan hubungan denganku, aku akan mengabulkan keinginannya.” Jawab
Sooyang.
Sooyang lalu memerintah
Kasim memanggil Seketaris Kerajaan.
“Kenapa kau diam
saja! Cepat minta maaf pada ayahmu!” ucap Lady Yoon ke Se Ryung.
“Tuan Putri.” Bujuk
Myun.
Tapi Se Ryung diam
saja. Lady Yoon terus membujuk Se Ryung minta maaf, tapi Se Ryung tetap diam.
Sooyang pun semakin kesal. Ia lalu beranjak pergi. Tapi sebelum pergi, ia
berkata semua sudah selesai. Lady Yoon panic dan mengejar Sooyang. Myun menatap
Se Ryung tidak percaya.
“Kenapa anda diam
saja? Seharusnya anda berusaha mengambil hati Yang Mulia.” Ucap Myun kesal,
lalu pergi.
Se Ryung tetap diam.
Ia teringat saat merapikan baju Seung Yoo dan melepaskan kepergian Seung Yoo di
Bing Ok Gwan tadi. Mata Se Ryung pun mulai berkaca2.
Sementara itu, Seung
Yoo juga resah. Ia teringat saat Se Ryung merapikan bajunya dan melepaskan
kepergiannya.
Seung Yoo pun beranjak
pergi. Khawatir pada Seung Yoo, Seok Joo pun mengajak No Geol mengikuti Seung
Yoo.
Diluar, Ratu, Soong
dan Se Jeong terus membujuk Sooyang untuk mengampuni Se Ryung. Tapi Sooyang
sepertinya sudah habis kesabaran. Ia mememerintahkan pengawal menyeret Se Ryung
keluar. Namun sebelum pengawal itu menyeret Se Ryung, Se Ryung sudah keluar
duluan mengenakan hanbok biasa.
“Kenapa kau
berpakaian seperti itu?! Cepat berlutut pada ayahmu!” tegur Ratu.
“Eonni, cepat minta
maaf.” Bujuk Se Jeong.
“Noonim.” Bujuk
Soong.
Tapi Se Ryung tetap
diam.
“Kenapa kau diam
saja? Apa kau memang ingin melawan ayahmu sampai akhir? Kau sudah dibutakan
oleh cinta, sehingga kau tidak lagi menghargai orang tua dan saudaramu.” Ucap
Lady Yoon.
Se Ryung tetap diam.
“Dasar anak tidak
tahu diri. Aku sudah sangat menyayangimu.” Ucap Sooyang.
“Saya sudah
memutuskan hubungan dengan ayah. Saya tidak akan menggunakan nama Lee Se Ryung
lagi. Dan saya akan melanjutkan hidup saya sebagai budak tanpa nama.” Jawab Se
Ryung dingin.
“Yang Mulia.” Bujuk
Myun.
“Se Ryung!” bujuk
Ratu.
“Seketaris Istana,
dengar! Aku membuang Putri sebagai rakyat biasa yang akan menjadi budak Petugas
Shin! Ikat dia supaya dia tidak lari!” perintah Sooyang.
Seung Yoo berdiri di
depan istana. Seok Joo dan No Geol datang dan berhenti dengan napas ngos2an.
Seok Joo pikir Seung Yoo akan memanjat dinding istana. Seung Yoo pun menyesal
meninggalkan Se Ryung sendirian. Seok Joo menenangkan Seung Yoo dengan bilang
tidak akan terjadi apa2 pada Se Ryung karena Se Ryung adalah Putri.
Seung Yoo, Seok Joo
dan No Geol pun beranjak pergi. Tepat saat itu, Se Ryung keluar dengan tangan
terikat dikawal oleh Myun dan pasukan. Myun tiba2 menghentikan rombongan. Ia
lantas membuka ikatan tangan Se Ryung, lalu kembali melanjutkan perjalanan.
Seung Yoo, Seok Joo
dan No Geol kembali ke Bing Ok Gwan. Seung Yoo melihat seorang pria yang
mencurigakan. Ia pun memberikan kode pada Seok Joo dan No Geol. Mereka pun
mendekati orang itu. Seok Joo langsung mengarahkan pedangnya ke leher pria itu.
Ternyata pria itu utusan Jong. Jong mengutus pria itu untuk memberikan surat
pada Seung Yoo.
“Pangeran Geum Sung
dan Pangeran Pendamping sudah mengumpulkan pasukan. Jika kita berhasil
mendapatkan orang2 Chong Tong Wi, seharusnya pemberontakan ini tidak akan
menjadi masalah.” Ucap Seung Yoo.
“Lalu apa
rencanamu?” tanya Seok Joo.
“Aku akan menemui
Jong di Kwangju.” Jawab Seung Yoo.
“Apa hanya itu
alasannya? Kau juga ingin membawa Putri kan?” ucap No Geol.
“Semua ini terjadi
karena aku. Aku tidak tahu harus mengatakan apa padamu, Hyungnim.” Jawab Seung
Yoo.
“Jangan menyalahkan
dirimu.” Ucap Seok Joo.
“Petugas Hanseong
mungkin akan kembali lagi ke sini. Hyungnim, kau harus bawa mereka semua untuk
sembunyi.” Jawab Seung Yoo.
“Siapa yang kau
suruh sembunyi?” terdengar suara Chohi.
Chohi muncul bersama
Muyeong dan Soaeng.
“Aku sudah melalui
banyak hal untuk menjalankan gibang ini. Aku tidak akan meninggalkan tempat
ini, meskipun aku harus mati. Mereka yang ingin pergi, pergi saja.” Ucap Chohi.
“Aku akan tetap di
sini.” Ucap Muyeong.
“Aku juga. Aku tidak
mau pergi ke tempat asing.” Ucap Soaeng.
“Jika mereka datang
lagi dan menghancurkan tempat ini, apa yang akan kau lakukan?” tanya Seung Yoo.
“Jika mereka
melakukannya, aku akan minta mereka memperbaikinya. Meskipun mereka
mehghancurkannya ratusan kali, aku tetap tidak akan pergi. Jangan cemaskan
kami.” Jawab Chohi.
Chohi lalu meminta
Seok Joo membawa keluarga Seung Yoo ke tempat yang aman. Seung Yoo mengucapkan
terima kasih. Chohi lalu naik ke atas, diikuti oleh Muyeong dan Soaeng.
Se Ryung akhirnya
tiba di Kediaman Shin Sook Joo. Shin Sook Joo heran, Yang Mulia… bagaimana bisa
anda…
Myun menyuruh
pelayan membawa Se Ryung ke kamar tamu, juga mengingatkan pelayan kalau Se
Ryung adalah orang penting jadi mereka harus melayani Se Ryung dengan baik.
“Tidak perlu. Saya
bukan lagi seorang Putri. Tidak perlu memperlakukan saya seperti Putri.” Ucap
Se Ryung.
“Bawa dia.” ucap
Myun pada pelayan.
Setelah Se Ryung
pergi, Shin Sook Joo minta anaknya menghadap. Shin Sook Joo heran kenapa
Sooyang bisa memperlakukan Se Ryung seperti itu, padahal Se Ryung adalah anak
kesayangannya. Myun berkata, ini semua karena Seung Yoo masih hidup, sehingga
Raja menjadi tidak tenang.
Shin Sook Joo tanya,
“Jika Putri selamanya menjadi budak, apa yang akan kau lakukan?”
“Karena dia sudah
masuk rumah kita, dia sudah jadi milikku sekarang.” jawab Myun.
Se Ryung duduk diam
di kamar tamu. Myun masuk. Se Ryung tampak dingin.
“Aku sudah menyuruh
pelayan membawakan baju untukmu. Kalau Yang Mulia sudah tidak marah lagi,
beliau pasti akan memanggilmu pulang. Akui kesalahanmu, maka Yang Mulia akan
memaafkanmu. Jadi tetaplah di sini untuk beberapa hari.” Ucap Myun.
“Aku tidak merasa
melakukan kesalahan. Hubunganku dengan ayahku sudah tidak bisa diperbaiki
lagi.” Jawab Se Ryung.
“Lalu, apa kau
benar2 ingin hidup sebagai budak sepanjang hidupmu?” tanya Myun.
“Kalau Petugas Shin
tidak bisa melihatku sebagai budak, lebih baik kirim aku sebagai budak
pemerintahan.” Jawab Se Ryung.
“Apa kau benar2
membenciku? Apa alasanmu tidak mau minta maaf karena kau ingin kembali pada Kim
Seung Yoo?” tanya Myun kesal.
“Jangan pernah sebut
nama itu dengan mulutmu.” Jawab Se Ryung.
Meledaklah kemarahan
Myun. Ia berlutut dan mencengkram lengan Se Ryung.
“Dengarkan aku
baik2! Aku tidak akan membiarkanmu bertemu Kim Seung Yoo lagi. Kau adalah… kau
bukan seorang Putri lagi. Kau adalah… milikku.” Ucap Myun, lalu beranjak pergi.
Se Ryung pun
menangis. Dari luar, ia mendengar Myun memerintah pengawal agar tidak
membiarkan siapapun bertemu dengannya.
Sooyang minum2
ditemani istrinya. Sang istri berkata, menghukum Se Ryung sebagai budak,
bukanlah keinginan Sooyang.
Sooyang : Kau salah.
Itu benar2 keinginanku.
Ratu : Setelah
beberapa hari, ia akan menyadari kesalahannya. Sejak kecil, ia hanya mengikuti
ayahnya. Setelah beberapa hari, tolong bawa dia kembali ke sini.
Sooyang : Apa aku
melakukan kesalahan?
Ratu : Maksud Yang
Mulia?
Sooyang : Apa aku
sudah melakukan kesalahan. Bahkan anak yang paling kucintai, sekarang
melawanku.
Ratu : Yang Mulia.
Paginya, Shin Sook
Joo bertemu dengan Myung Hoe dan Kwon Ram. Kwon Ram kaget, “Jadi semua ini
karena Kim Seung Yoo? Apa mereka benar2 saling mencintai?”
“Karena kemarahan
Yang Mulia semalam, semua pelayan dan dayang istana mendengarnya.” Ucap Myung
Hoe.
“Kita harus
memenggal kepala Kim Seung Yoo. Hanya dengan cara itu, semua bisa kembali
seperti semula.” Ucap Shin Sook Joo.
Ah Kang dan Lady Ryu
pamitan pada semua penghuni Bing Ok Gwan. Soaeng merasa berat melepas mereka.
Ia berkata seharusnya belajar menulis dari Ah Kang, sebelum Ah Kang pergi. Ah
Kang pun berjanji akan mengajari Soaeng jika mereka bertemu lagi. Soaeng
tersenyum dan membelai wajah Ah Kang.
Muyeong memberikan
cermin kecil pada Ah Kang.
“Bawa ini. Kau harus
tumbuh menjadi gadis cantik seperti aku.” ucap Muyeong.
No Geol pun memukul
punggung Muyeong.
“Bisa2nya kau
berkata seperti itu pada anak kecil.” Ucap No Geol.
No Geol lalu berkata
pada Ah Kang, “Ayo pergi.”
Seung Yoo berlutut
dan memeluk Ah Kang.
“Setelah urusan
paman selesai, paman akan datang.” Ucap Seung Yoo.
“Jangan menangis
kalau aku tidak ada. Orang yang akan bertemu lagi tidak boleh menangis.” Jawab
Ah Kang.
Ah Kang lalu melirik
Seok Joo, “Tolong jaga pamanku.”
Seok Joo
menggelengkan kepalanya, lalu menunjuk2 pipinya minta Ah Kang menciumnya. Ah
Kang lalu mencium pipi Seok Joo. Seok Joo pun berjanji akan menjaga Seung Yoo.
“Apa kau akan pergi
menemui Pangeran Pendamping?” tanya Lady Ryu.
“Ya. Sampai aku
datang, berhati2lah.” Jawab Seung Yoo.
“Jangan cemaskan
kami.” Ucap Lady Ryu.
Chohi keluar dan
memberikan uang pada Lady Ryu. Lady Ryu mengucapkan terima kasih pada Chohi.
Chohi tersenyum, lalu pergi. Seok Joo dan No Geol terpana melihatnya.
Myun tanya ke
pengawal, “Apa dia tidak menyentuh makanannya?”
Pengawal :
Sepertinya tidak.
Myun hanya bisa
menghela napas. Ia pun beranjak pergi. Se Ryung benar2 tidak menyentuh
makanannya. Ia hanya duduk diam. Pikirannya dipenuhi oleh Seung Yoo.
Se Ryung mengintip
dari pintu. Dan ia terkejut karena melihat penjaga.
Seung Yoo dan Seok
Joo menemui Heung Soo lagi. Kali ini, Heung Soo membawa beberapa pejabat lain.
Seung Yoo tanya keputusan Heung Soo.
“Apa anda sudah
membuat keputusan?” tanya Seung Yoo.
“Tuan Muda. Sampai
saat ini, saya hidup seperti orang mati. Demi menghadap Jendral Kim Jong Seo
tanpa rasa malu, saya memilih jalan ini.” jawab Heung Soo.
“Terima kasih.” Ucap
Seung Yoo.
“Ada beberapa
pengikut Jenderal Kim Jong Seo yang akan bergabung dengan kita.” jawab Heung Soo.
“Pasukan di
Jeolla-do dan Kyungsang-do telah dipersiapkan. Saya sendiri yang akan mengunjungi
tempat itu. Setelah kita melumpuhkan Pasukan Hanseong, kita akan menyerang
Istana.” Ucap Seung Yoo.
“Sampai anda
kembali, kami akan mempersiapkan senjata sebanyak mungkin.” jawab Heung Soo.
“Saya tidak sendiri,
tapi bersama orang ini. Perkenalkan, teman saya.” ucap Seung Yoo.
Seok Joo menundukkan
kepalanya, memberi hormat, “Saya Jo Seok Joo.”
Seok Joo dan Seung
Yoo jalan keluar. Seok Joo minta Seung Yoo berhati2. Mereka lantas mendengar
pejalan kaki yang sedang membicarakan Sang Putri yang dijadikan budak. Seung
Yoo kaget. Seok Joo pun langsung menanyakannya pada pejalan kaki itu. Betapa
kagetnya Seung Yoo tahu Se Ryung diberikan sebagai budak pada Myun.
Seung Yoo dan Seok
Joo sudah kembali ke Bing Ok Gwan. No Geol langsung menghampiri mereka dan
bertanya ttg kebenaran Se Ryung yang dijadikan budak. Menurutnya itu tidak
masuk akal. Seok Joo tanya rencana Seung Yoo. Seung Yoo tidak bisa membiarkan
Se Ryung ada di rumah Myun. No Geol tanya apa Seung Yoo mau menyerbu Kediaman
Kepala Hanseong. Seung Yoo diam saja dan tampak bingung. Seok Joo bilang mereka
harus punya rencana bagus untuk membawa Putri keluar dari sana.
Myun marah, “Apa kau
ingin mati kelaparan?!”
“Saya ke sini
sebagai budak, bukan untuk dikurung di dalam ruangan. Lebih baik kau menyuruhku
bekerja.” Jawab Se Ryung dingin.
“Apa kau benar2
ingin diperlakukan seperti budak? Kalau begitu, ikuti perintahku. Mengikuti
perintah majikan adalah yang harus dilakukan oleh seorang budak. Apa harus aku
menyuruh orang untuk membuka mulutmu, baru kau mendengar?” ucap Myun kesal.
“Kau betul2 sama
dengan ayahku.” Sindir Se Ryung.
“Kau dibawa masuk ke
rumahku. Kau sudah menjadi milikku. Tapi aku merasa kau bukan milikku. Ini
membuatku tidak nyaman.” Jawab Myun.
Tiba2, terdengar
teriakan, “Siapa kau?! Itu Dae Ho! Dae Ho datang!”
Myun dan Se Ryung
sama2 kaget.
“Demi menyelamatkan
kekasihnya, dia datang ke sini sendiri. Aku bersumpah akan membunuhnya di depan
matamu.” Ucap Myun lalu keluar.
Se Ryung merapat ke
pintu, mencoba mendengarkan apa yang terjadi diluar.
Jae Beon memberikan
pedang pada Myun. Myun pun bergegas mencari Dae Ho.
Dae Ho itu, Seok
Joo! Ya, Seok Joo menyamar sebagai Dae Ho dan bertempur dengan Pasukan Hanseong.
Myun muncul dan
menatap tajam Seok Joo. “Kim Seung Yoo, kau sudah berjalan ke kuburanmu
sendiri!”
Dae Ho kedua muncul
dari atap. Dialah Dae Ho yg sebenarnya. Dengan mudah ia melumpuhkan penjaga di
kamar tamu. Se Ryung hendak keluar, namun tiba2 saja seseorang membuka pintu
dari luar. Se Ryung terkejut dan refleks mundur. Se Ryung pun berkaca2 saat
mengetahui orang yang berdiri di hadapannya adalah Seung Yoo.
Se Ryung langsung
memeluk Seung Yoo.
“Bagaimana…
bagaimana kau bisa ke sini?” tanya Se Ryung.
“Aku hampir gila
saat tahu kau ada di sini.” Jawab Seung Yoo.
Diluar, Seok Joo
masih bertempur dengan Myun dan Pasukan Hanseong. Sekuat tenaga ia mencari
celah untuk kabur. Saat mendapatkan celah itu, ia pun langsung kabur. Myun
memerintah pasukannya mengejar Seok Joo. Namun tiba2, Dae Ho ketiga muncul. Dia
No Geol. Jae Beon bingung. Kemudian, Myun menyadari sesuatu.
Myun lari ke kamar
tamu dan terkejut melihat prajurit yang bergelimpangan di tanah. Ia pun
langsung ke kamar Se Ryung dan terkejut mendapati kamar yang kosong. Dan, ia pu
berteriak kesal.
Se Ryung dan Seung
Yoo berhasil lari dengan kuda. Seok Joo dan No Geol juga selamat.
Sooyang murka saat
mengetahui anaknya kabur dengan Seung Yoo. Myun yakin Se Ryung dan Seung Yoo
belum pergi jauh dan berjanji akan menangkap mereka. Sooyang mengancam Myun,
jika Myun tidak berhasil menangkap keduanya, maka Myun harus menanggung
akibatnya. Myun mengiyakan, lalu pergi.
Seung Yoo, Se Ryung,
Seok Joo dan No Geol berhasil lolos dengan selamat.
No Geol bercanda, “Hyungnim,
apa kau akan baik2 saja tanpa aku?”
Seung Yoo menjawabnya
dengan senyuman, lalu berterima kasih atas bantuan mereka.
“Berhati2lah. Anda
juga, Tuan Putri.” Ucap Seok Joo.
Se Ryung pun
menundukkan kepalanya, memberi hormat. Seok Joo juga melakukan hal yang sama.
Seok Joo dan No Geol pun mau pergi, tapi pertanyaan Seung Yoo menghentikan
langkah mereka. Seung Yoo tanya kenapa Seok Joo membantunya, padahal Seok Joo
tahu itu sangat berbahaya. Seok Joo hanya menjawab dengan senyuman.
Mereka lalu
berpisah. Sepanjang perjalanan Seung Yoo dan Se Ryung tidak berbicara sepatah
kata pun. Hanya pikiran mereka yang berbicara.
“Kenapa kau tidak
bertanya kemana aku akan membawamu pergi.” Batin Seung Yoo.
“Tidak peduli dimana
pun, aku akan mengikutimu.” Batin Se Ryung.
Tiba2, Seung Yoo
menghentikan kuda. Se Ryung heran, “Kenapa berhenti? Bukankah perjalanan kita
masih panjang?”
“Jika sakit, katakan
saja. Jika lelah, katakana saja. Kau tidak perlu menyembunyikan itu dariku.” Jawab
Seung Yoo.
Se Ryung tersenyum,
lalu berkata, “Sebenarnya punggungku sakit sekali. Berkuda benar2 melelahkan.”
“Kau mau istirahat?”
tanya Seung Yoo.
Se Ryung tersenyum
dan mengangguk. Seung Yoo lalu turun dari kuda dan menggendong Se Ryung turun.
Se Ryung kedinginan. Seung Yoo pun mengajak Se Ryung membuat api. Se Ryung
mengangguk.
Se Ryung membuat
api. Seung Yoo lalu datang membawa banyak ranting. Seung Yoo lalu memandangi
wajah Se Ryung.
Se Ryung heran, “Kenapa
kau melihatku seperti itu?”
Seung Yoo pun
mendekat dan membersihkan noda arang di wajah Se Ryung.
“Apa ada yang aneh
dengan wajahku?” tanya Se Ryung sambil mengusap pipinya. “Tidak apa2.” Ucap Se Ryung lagi begitu menyadari wajahnya
cemong2.
Seung Yoo tiba2
mencium kening Se Ryung. Se Ryung terkejut. Seung Yoo lalu membersihkan noda
arang di wajah Se Ryung, kemudian mendaratkan ciuman di dekat mata Se Ryung, di
pipi kemudian bibir Se Ryung.
“Jika kau
mengikutiku, hanya kesulitan yang akan kau dapatkan.” Ucap Seung Yoo.
Se Ryung menyentuh
wajah Seung Yoo. Matanya berkaca2. Seung Yoo memegang tangan Se Ryung.
“Meskipun itu jalan
menuju kematian, aku bersedia mengikutimu.” Jawab Se Ryung.
Seung Yoo terharu,
lalu menarik Se Ryung ke dalam pelukannya. Air mata Se Ryung menetes. Keduanya
lalu kembali berciuman.
Seung Yoo dan Se
Ryung duduk di depan api unggun. Se Ryung duduk bersandar dalam pelukan Seung
Yoo. Keduanya tampak bahagia. Se Ryung lalu tertidur dalam pelukan Seung Yoo.
Paginya, keduanya
sarapan di kedai. Seung Yoo memberitahu Se Ryung akan pergi menemui Jong untuk
membicarakan rencana pemberontakan. Se Ryung menyuruh Seung Yoo sarapan dulu
untuk mendapat kekuatan. Seung Yoo pun janji tidak akan menyembunyikan apapun
dari Se Ryung.
“Kau mungkin akan
berada dalam bahaya karena bersamaku. Jika ada bahaya, pergilah dan jangan
hiraukan aku.” ucap Se Ryung.
“Jangan bicara
seperti itu. Apapun yang terjadi, kita harus selalu bersama.” Jawab Seung Yoo.
Jae Beon bersama
pasukannya mendatangi Bing Ok Gwan!!
Ah Kang lagi main
sama No Geol. No Geol lagi2 kalah. Ah Kang menyentil dahi No Geol, lalu
tertawa. Seok Joo mendekati mereka. Ia bilang mau kembali ke Bing Ok Gwan. No
Geol mengerti Seok Joo mencemaskan Chohi dan tanya apa yang akan dilakukan Seok
Joo. Seok Joo bilang dirinya tak akan tenang meninggalkan wanitanya di Bing Ok
Gwan sendirian. Dan ia juga minta No Geol menjaga Lady Ryu dan Ah Kang.
Seok Joo sampai di
Bing Ok Gwan. Ia tersenyum saat melihat Chohi. Chohi menyuruh Seok Joo pergi.
Seok Joo kaget. Chohi memberi isyarat dengan matanya, tapi Seok Joo tak
mengerti. Dan Jae Beon pun muncul sambil mengarahkan pedangnya ke leher Chohi.
“Apa yang kau
inginkan dariku? Lepaskan dia.” ucap Seok Joo.
Jae Beon pun
melepaskan Chohi. Pasukan mengikat Seok Joo.
“Kenapa kau kembali.
Aku kan sudah melarangmu kembali!” ucap Chohi.
Seok Joo tersenyum
pada Chohi. Chohi pun menangis melihat Seok Joo digelandang petugas.
“Dimana Kim Seung
Yoo?!” teriak Myun pada Seok Joo.
Myun bahkan menampar
Seok Joo.
“Katakan padaku
dimana Seung Yoo, maka aku akan melepaskanmu.” Ucap Myun.
Seok Joo tertawa,
lalu berkata, “Mengkhianati saudara sendiri demi menyelamatkan nyawaku, aku
akan mati dengan menanggung malu.”
Myun tersindir, “Brengsek
seperti kau bicara tentang kesetiaaan?”
Seok Joo pun
tersenyum sinis. Tiba2, Chohi datang. Chohi berkata tahu dimana Seung Yoo. Seok
Joo melarang Chohi mengatakannya. Chohi tidak peduli dan meminta Myun
melepaskan Seok Joo setelah ia mengatakan dimana Seung Yoo.
Seok Joo marah, “Apa
kau sudah gila!”
“Ya aku sudah gila!
Kau sudah pernah mati sekali. Aku tidak akan membiarkanmu mati untuk yang kedua
kalinya! Apapun caranya aku akan menyelamatkanmu!” teriak Chohi.
Myun lalu
mengarahkan pedangnya ke leher Seok Joo, kemudian menatap tajam Chohi dan
berkata, “Cepat katakana!”
“Kim Seung Yoo, ada
di Gwangju.” Jawab Chohi.
“Dia menemui Jong.”
Ucap Myun, lalu memberi perintah pasukannya untuk pergi ke lokasi pengasingan
Jong.
Sebelum pergi, Myun
menyindir Seok Joo, “Berterima kasihlah pada kekasihmu. Karena dia kau selamat.
Sangat memalukan.”
Seok Joo menatap
Chohi. Chohi berkata tidak masalah bila Seok Joo tidak memaafkannya. Baginya,
sudah cukup melihat Seok Joo tetap hidup. Chohi pun pergi.
Seung Yoo dan Se
Ryung akhirnya sampai di lokasi pengasingan Jong. Seung Yoo minta Se Ryung
menunggu. Se Ryung mengangguk. Seung Yoo pun jalan menuju tempat Jong. Jong
melihat Seung Yoo, dan langsung teriak manggil Seung Yoo. Pengawal pun langsung
mengarahkan pedang ke leher Seung Yoo. Jong bergegas datang dan menjelaskan
kalau Seung Yoo adalah temannya. Pengawal pun melepaskan Seung Yoo.
Jong tersenyum,
“Yang Mulia Putri pasti senang melihatmu.”
“Aku tidak sendiri.”
Jawab Seung Yoo.
“Siapa? Kau datang
dengan siapa?” tanya Jong.
Keduanya pun melirik
Se Ryung yang ada di belakang mereka. Se Ryung memberi hormat pada Jong.
“Budak? Kebiasaan
membunuh ayahmu, sudah membuatnya gila. Menjadikan putrinya sendiri budak. Apa
yang akan kau lakukan?” ucap Putri.
Se Ryung tampak
bingung menjawab pertanyaan Putri.
“Dia akan bersama
saya.” jawab Seung Yoo, membuat pasangan suami istri itu kaget.
“Aku sungguh
mencemaskanmu, tapi melihatmu baik2 saja, aku merasa lega.” Ucap Se Ryung.
“Biarkan kedua Putri
ini bicara. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Ada yang ingin kujelaskan.”
Ucap Jong.
Jong dan Seung Yoo
pun beranjak pergi meninggalkan Se Ryung dan Putri Kyung Hee.
“Jadi Kim Seung Yoo
sudah menerimamu?” tanya Putri Kyung Hee.
“Ya.” jawab Se
Ryung.
“Lalu ayahmu?” tanya
Putri Kyung Hee.
“Aku tidak ingin
berbohong dengan berkata aku baik2 saja. Tapi rasa sakit ini… biarlah aku yang
menanggungnya sendiri. Anda tidak perlu mencemaskannya.” Jawab Se Ryung.
“Sekarang, kau
tampak lebih kuat dan dewasa. Apa cinta yang mengubahmu? Tidak peduli seberapa
besar penderitaanmu, melihat kalian bersama membuatku merasa gembira.” Ucap Putri
Kyung Hee.
Myun berhasil
melacak keberadaan Seung Yoo, lewat pemilik kedai tempat Seung Yoo dan Se Ryung
makan tadi.
Jong dan Seung Yoo
masih di perjalanan. Jong menenangkan Seung Yoo dengan berkata kalau Kwangju
bukanlah wilayah Sooyang, jadi Seung Yoo tidak perlu cemas.
Jong mengajak Seung
Yoo menghadiri pertemuan. Jun Yeong menunjukkan deklarasi pemberontakan yang
dikirim Pangeran Geum Sung untuk Jong dan mereka yang anti Sooyang di
Cholla-do.
Seung Yoo berkata,
Kyungsang-do juga akan ikut dalam pemberontakan. Jun Yeong menambahkan
Cholla-do juga ikut serta. Seung Yoo lalu membeberkan rencananya. Mereka harus
menyulitkan Sooyang dengan mengerahkan pasukan disaat bersamaan. Dengan
demikian, Sooyang akan sulit memutuskan kemana pasukannya harus dikerahkan.
Setelah pasukan dikerahkan, Seung Yoo akan membawa Danjong dari Yeongwol dan
akan bergabung dengan mereka. Setelah melumpuhkan Petugas Hanseong, menyerbu
istana akan menjadi tanggung jawab Chong Tong Wi.
Jun Yeong menatap
kagum Seung Yoo, “Anda benar2 putra Tuan Kim Jong Seo. Rencana ini benar2
sempurna. Kapan tanggal pemberontakan?”
“Aku akan menemui
Pangeran Geum Sung untuk membahasnya.” Jawab Seung Yoo.
Seung Yoo dan Jong
jalan pulang. Jong membawa2 surat yang berisi rencana pemberontakan itu. Seung
Yoo heran, kenapa Jong membawanya? Bukan dibakar? Jong bilang ingin
memperlihatkannya pada Putri Kyung Hee. Putri Kyung Hee pasti bahagia dan
memiliki harapan setelah membaca surat itu.
Jong, Putri Kyung
Hee, Se Ryung dan Seung Yoo berkumpul bersama. Jong minta Seung Yoo menuangkan
anggur untuknya.
“Rasanya sama
seperti anggur yang kuminum di masa lalu.” ucap Jong, lalu meminta Seung Yoo
menuangkannya lagi.
“Tidak boleh.” Larang
Putri Kyung Hee.
“Bulan masih tampak
sama seperti sebelumnya, tapi sudah banyak orang2 yang meninggal. Itu membuatku
sedih. Hanya sekali.” Bujuk Jong.
“Orang yang akan
segera menjadi ayah, bagaimana bisa begitu rapuh?” ucap Putri.
Seung Yoo dan Se
Ryung sama2 kaget. Jong bingung, “Seung Yoo, apa yang baru saja kudengar?”
“Baru saja Pangeran
Pendamping meminta saya menuangkan arak, sekarang anda punya masalah dengan
pendengar anda. Anda akan segera menjadi ayah.” jawab Seung Yoo.
“Itu, apa maksudnya?”
tanya Jong pada Putri Kyung Hee.
“Maksudnya adalah
Tuan Putri sedang mengandung.” Jawab Se Ryung.
“Apa itu benar?”
tanya Jong pada Putri Kyung Hee.
Putri Kyung Hee
tersenyum dan mengangguk. Jong senang, lalu menggenggam tangan istrinya itu.
“Aku rasa anak ini
akan membawa keberuntungan untuk kita. Aku akan menjadi ayah. Aku rasa, aku
harus berterima kasih pada semua ayah di dunia ini.” ucap Jong gembira.
Seung Yoo tertawa,
tapi tidak dengan Se Ryung. Wajah Se Ryung berubah muram. Seung Yoo melihatnya,
dan mengerti. Ia pun kemudian menggenggam tangan Se Ryung. Se Ryung pun
tersenyum kembali. Putri Kyung Hee dan Jong tampak sangat bahagia.
Seung Yoo dan Se
Ryung jalan2 sambil bergandengan tangan. Se Ryung tampak murung. Seung Yoo pun
menarik Se Ryung ke pelukannya.
“Aku akan gila
karena ingin memelukmu. Aku berharap bisa seperti ini setiap hari. Aman dan
hangat sepanjang hari.” Ucap Seung Yoo.
“Saat fajar tiba,
semua akan kembali kacau lagi.” Jawab Se Ryung.
“Asalkan kau ada di
sisiku, aku akan mampu bertahan.” Ucap Seung Yoo.
Myun dan pasukannya
tiba di Kediaman Jong.
Jong tak henti2nya
menatap sang istri. Sang istri pun bertanya kenapa Jong melihatnya seperti itu.
Jong merasa pria paling beruntung di dunia. Putri tanya kenapa Jong merasa
seperti itu padahal mereka tinggal di tempat seperti itu.
“Sebagai pria,
menikahi wanita cantik, saling mencintai dan memiliki anak. Kalau bukan
keberuntungan, apa namanya?” jawab Jong.
“Kau ingin anak
laki2 atau perempuan?” tanya Putri.
“Laki2 atau perempuan,
aku berharap dia akan mirip denganmu Yang Mulia Putri.” Jawab Jong.
Tiba2, terdengar
keributan di luar. Jong pikir itu Seung Yoo. Wajahnya pun berubah saat melihat
Myun dan pasukan berdiri di depannya.
“Cari!” perintah
Myun.
“Kalian semua diam!”
teriak Jong, “Yang Mulia Putri sedang mengandung.” Ucap Jong lagi.
Myun pun memerintah
Jae Beon untuk menarik pasukan.
Jong dan Myun bicara
di dalam. Myun langsung menanyakan Seung Yoo.
“Seung Yoo tidak
pernah datang ke sini.” Sangkal Jong.
“Jika kau ingin
berbohong, kau harus menyembunyikan bukti. Ada dua cawan arak di atas meja.
Tidak mungkin Yang Mulia Putri minum arak saat sedang mengandung.” Jawab Myun.
“Aku mengerti
obsesimu menangkap Seung Yoo, tapi cawan itu bukan milik Seung Yoo. Itu milik
seorang kenalanku.” Ucap Jong.
“Jika aku tanya siapa
kenalanmu, kau harus siap menjawab.” Jawab Myun.
Jong tersenyum
sinis.
“Baik. Kau memang
orang yang tidak bisa dipercaya.” Ucap Myun.
“Tahu apa kau soal
kepercayaan?” sindir Jong.
“Bagaimana pun
caranya, aku akan menangkap dan membunuh Seung Yoo.” ucap Myun.
“Lakukan saja
sesukamu.” Jawab Jong.
Putri Kyung Hee
mengutus Eun Geum untuk memperingatkan Seung Yoo. Saat Eun Geum akan pergi
menemui Seung Yoo, Jae Beon memergokinya. Jae Beon mengancam akan membuat Putri
Kyung Hee menderita, jika Eun Geum tetap memilih bungkam.
Myun masih mendesak
Jong cerita dimana Seung Yoo. Jong tetap bungkam. Jae Beon lalu datang dan
melapor Eun Geum sudah bicara kalau Seung Yoo dan Se Ryung masih ada di sekitar
situ. Myun pun menyuruh Jae Beon mencari Seung Yoo. Jong tampak kesal.
Seung Yoo dan Se
Ryung jalan sambil bergandengan tangan. Tiba2, Seung Yoo berhenti melangkah. Ia
berjongkok dan melihat jejak2 kuda di tanah. Seung Yoo pun menyuruh Se Ryung
menunggu sebentar. Se Ryung mengangguk. Seung Yoo pun pergi memeriksa.
Dari kejauhan, Seung
Yoo melihat Pasukan Hanseong di Kediaman Jong.
Seung Yoo kembali
pada Se Ryung. Se Ryung langsung ketakutan saat tahu Myun ada di sana. Seung
Yoo mengajak Se Ryung sembunyi.
“Aku akan segera
kembali. Kumohon, jangan pernah… menunjukkan dirimu.” Ucap Seung Yoo.
Se Ryung mengangguk.
Seung Yoo tersenyum. Saat akan pergi, Se Ryung menahan Seung Yoo. Mereka pun
kembali berciuman. Seung Yoo lalu pergi.
Seung Yoo mengendap2
ke arah Kediaman Jong. Ia segera bersembunyi saat melihat kerumunan patrol.
Rupanya Jung Yeon. Jung Yeon tanya apa yang terjadi? Apa orang2 itu tahu
rencana mereka. Seung Yoo pun berkata kalau Pasukan Hanseong datang untuk
menangkapnya. Jung Yeon cemas rencana mereka gagal. Seung Yoo menenangkan Jung
Yeon dengan berkata Jong tidak akan membocorkan rahasia mereka.
Seung Yoo bersama
Jung Yeon dan pasukan mereka bersembunyi di dekat Kediaman Jong. Dari sana,
mereka melihat Myun.
Myun teriak, “Kim
Seung Yoo! Aku tahu kau di sini! Kau bukan orang yang akan meninggalkan kekasih
dan sahabatmu untuk melarikan diri!”
Se Ryung di tempat
persembunyiannya mendengar langkah seseorang. Ia pikir itu Seung Yoo, tapi
ternyata Jae Beon! Ia pun ketakutan.
Seung Yoo mengambil
busur dan anak panah, kemudian membidik Myun. Tiba2, Jae Beon datang membawa Se
Ryung. Seung Yoo kaget melihat Se Ryung. Sedangkan Myun menatap Se Ryung dengan
wajah penuh emosi.
BERSAMBUNG……………..
0 Comments:
Post a Comment