The Princess Man Ep 21


Se Ryung berhasil dibawa kembali ke istana. Sooyang ingin tahu keberadaan Seung Yoo. Tapi Se Ryung tak mau memberitahu. Sooyang tanya sekali lagi dimana Seung Yoo. Se Ryung tetap keras kepala, tidak mau memberitahu dimana Seung Yoo. Sooyang pun mengancam akan memenggal orang2 yg sudah menyembunyikan Se Ryung. Se Ryung juga marah. Ia tanya kapan ayahnya mau berhenti menumpahkan darah orang2 yang tidak bersalah.
Sooyang pun murka. Ia menyuruh Myun masuk. Myun syok saat Sooyang berkata tidak akan ada pernikahan antara dirinya dengan Se Ryung. Se Ryung pun syok saat ayahnya berkata dirinya bukan seorang Putri lagi dan akan menjadi budak Myun. Lady Yoon pun menghambur masuk.
“Yang Mulia, bagaimana bisa anda menyerahkan anak anda sebagai budak.” Ucap Lady Yoon.
“Dia yang bekerja sama dengan anak musuh untuk membunuhku, apa bisa disebut anakku?! Karena dia ingin memutuskan hubungan denganku, aku akan mengabulkan keinginannya.” Jawab Sooyang.
Sooyang lalu memerintah Kasim memanggil Seketaris Kerajaan.
“Kenapa kau diam saja! Cepat minta maaf pada ayahmu!” ucap Lady Yoon ke Se Ryung.
“Tuan Putri.” Bujuk Myun.
Tapi Se Ryung diam saja. Lady Yoon terus membujuk Se Ryung minta maaf, tapi Se Ryung tetap diam. Sooyang pun semakin kesal. Ia lalu beranjak pergi. Tapi sebelum pergi, ia berkata semua sudah selesai. Lady Yoon panic dan mengejar Sooyang. Myun menatap Se Ryung tidak percaya.
“Kenapa anda diam saja? Seharusnya anda berusaha mengambil hati Yang Mulia.” Ucap Myun kesal, lalu pergi.

Se Ryung tetap diam. Ia teringat saat merapikan baju Seung Yoo dan melepaskan kepergian Seung Yoo di Bing Ok Gwan tadi. Mata Se Ryung pun mulai berkaca2.

Sementara itu, Seung Yoo juga resah. Ia teringat saat Se Ryung merapikan bajunya dan melepaskan kepergiannya.
Seung Yoo pun beranjak pergi. Khawatir pada Seung Yoo, Seok Joo pun mengajak No Geol mengikuti Seung Yoo.
Diluar, Ratu, Soong dan Se Jeong terus membujuk Sooyang untuk mengampuni Se Ryung. Tapi Sooyang sepertinya sudah habis kesabaran. Ia mememerintahkan pengawal menyeret Se Ryung keluar. Namun sebelum pengawal itu menyeret Se Ryung, Se Ryung sudah keluar duluan mengenakan hanbok biasa.
“Kenapa kau berpakaian seperti itu?! Cepat berlutut pada ayahmu!” tegur Ratu.
“Eonni, cepat minta maaf.” Bujuk Se Jeong.
“Noonim.” Bujuk Soong.
Tapi Se Ryung tetap diam.
“Kenapa kau diam saja? Apa kau memang ingin melawan ayahmu sampai akhir? Kau sudah dibutakan oleh cinta, sehingga kau tidak lagi menghargai orang tua dan saudaramu.” Ucap Lady Yoon.
Se Ryung tetap diam.
“Dasar anak tidak tahu diri. Aku sudah sangat menyayangimu.” Ucap Sooyang.
“Saya sudah memutuskan hubungan dengan ayah. Saya tidak akan menggunakan nama Lee Se Ryung lagi. Dan saya akan melanjutkan hidup saya sebagai budak tanpa nama.” Jawab Se Ryung dingin.
“Yang Mulia.” Bujuk Myun.
“Se Ryung!” bujuk Ratu.
“Seketaris Istana, dengar! Aku membuang Putri sebagai rakyat biasa yang akan menjadi budak Petugas Shin! Ikat dia supaya dia tidak lari!” perintah Sooyang.
Seung Yoo berdiri di depan istana. Seok Joo dan No Geol datang dan berhenti dengan napas ngos2an. Seok Joo pikir Seung Yoo akan memanjat dinding istana. Seung Yoo pun menyesal meninggalkan Se Ryung sendirian. Seok Joo menenangkan Seung Yoo dengan bilang tidak akan terjadi apa2 pada Se Ryung karena Se Ryung adalah Putri.
Seung Yoo, Seok Joo dan No Geol pun beranjak pergi. Tepat saat itu, Se Ryung keluar dengan tangan terikat dikawal oleh Myun dan pasukan. Myun tiba2 menghentikan rombongan. Ia lantas membuka ikatan tangan Se Ryung, lalu kembali melanjutkan perjalanan.
Seung Yoo, Seok Joo dan No Geol kembali ke Bing Ok Gwan. Seung Yoo melihat seorang pria yang mencurigakan. Ia pun memberikan kode pada Seok Joo dan No Geol. Mereka pun mendekati orang itu. Seok Joo langsung mengarahkan pedangnya ke leher pria itu. Ternyata pria itu utusan Jong. Jong mengutus pria itu untuk memberikan surat pada Seung Yoo.
“Pangeran Geum Sung dan Pangeran Pendamping sudah mengumpulkan pasukan. Jika kita berhasil mendapatkan orang2 Chong Tong Wi, seharusnya pemberontakan ini tidak akan menjadi masalah.” Ucap Seung Yoo.
“Lalu apa rencanamu?” tanya Seok Joo.
“Aku akan menemui Jong di Kwangju.” Jawab Seung Yoo.
“Apa hanya itu alasannya? Kau juga ingin membawa Putri kan?” ucap No Geol.
“Semua ini terjadi karena aku. Aku tidak tahu harus mengatakan apa padamu, Hyungnim.” Jawab Seung Yoo.
“Jangan menyalahkan dirimu.” Ucap Seok Joo.
“Petugas Hanseong mungkin akan kembali lagi ke sini. Hyungnim, kau harus bawa mereka semua untuk sembunyi.” Jawab Seung Yoo.
“Siapa yang kau suruh sembunyi?” terdengar suara Chohi.

Chohi muncul bersama Muyeong dan Soaeng.
“Aku sudah melalui banyak hal untuk menjalankan gibang ini. Aku tidak akan meninggalkan tempat ini, meskipun aku harus mati. Mereka yang ingin pergi, pergi saja.” Ucap Chohi.
“Aku akan tetap di sini.” Ucap Muyeong.
“Aku juga. Aku tidak mau pergi ke tempat asing.” Ucap Soaeng.

“Jika mereka datang lagi dan menghancurkan tempat ini, apa yang akan kau lakukan?” tanya Seung Yoo.
“Jika mereka melakukannya, aku akan minta mereka memperbaikinya. Meskipun mereka mehghancurkannya ratusan kali, aku tetap tidak akan pergi. Jangan cemaskan kami.” Jawab Chohi.
Chohi lalu meminta Seok Joo membawa keluarga Seung Yoo ke tempat yang aman. Seung Yoo mengucapkan terima kasih. Chohi lalu naik ke atas, diikuti oleh Muyeong dan Soaeng.

Se Ryung akhirnya tiba di Kediaman Shin Sook Joo. Shin Sook Joo heran, Yang Mulia… bagaimana bisa anda…

Myun menyuruh pelayan membawa Se Ryung ke kamar tamu, juga mengingatkan pelayan kalau Se Ryung adalah orang penting jadi mereka harus melayani Se Ryung dengan baik.

“Tidak perlu. Saya bukan lagi seorang Putri. Tidak perlu memperlakukan saya seperti Putri.” Ucap Se Ryung.
“Bawa dia.” ucap Myun pada pelayan.

Setelah Se Ryung pergi, Shin Sook Joo minta anaknya menghadap. Shin Sook Joo heran kenapa Sooyang bisa memperlakukan Se Ryung seperti itu, padahal Se Ryung adalah anak kesayangannya. Myun berkata, ini semua karena Seung Yoo masih hidup, sehingga Raja menjadi tidak tenang.
Shin Sook Joo tanya, “Jika Putri selamanya menjadi budak, apa yang akan kau lakukan?”
“Karena dia sudah masuk rumah kita, dia sudah jadi milikku sekarang.” jawab Myun.

Se Ryung duduk diam di kamar tamu. Myun masuk. Se Ryung tampak dingin.
“Aku sudah menyuruh pelayan membawakan baju untukmu. Kalau Yang Mulia sudah tidak marah lagi, beliau pasti akan memanggilmu pulang. Akui kesalahanmu, maka Yang Mulia akan memaafkanmu. Jadi tetaplah di sini untuk beberapa hari.” Ucap Myun.
“Aku tidak merasa melakukan kesalahan. Hubunganku dengan ayahku sudah tidak bisa diperbaiki lagi.” Jawab Se Ryung.
“Lalu, apa kau benar2 ingin hidup sebagai budak sepanjang hidupmu?” tanya Myun.
“Kalau Petugas Shin tidak bisa melihatku sebagai budak, lebih baik kirim aku sebagai budak pemerintahan.” Jawab Se Ryung.
“Apa kau benar2 membenciku? Apa alasanmu tidak mau minta maaf karena kau ingin kembali pada Kim Seung Yoo?” tanya Myun kesal.
“Jangan pernah sebut nama itu dengan mulutmu.” Jawab Se Ryung.
Meledaklah kemarahan Myun. Ia berlutut dan mencengkram lengan Se Ryung.
“Dengarkan aku baik2! Aku tidak akan membiarkanmu bertemu Kim Seung Yoo lagi. Kau adalah… kau bukan seorang Putri lagi. Kau adalah… milikku.” Ucap Myun, lalu beranjak pergi.
Se Ryung pun menangis. Dari luar, ia mendengar Myun memerintah pengawal agar tidak membiarkan siapapun bertemu dengannya.

Sooyang minum2 ditemani istrinya. Sang istri berkata, menghukum Se Ryung sebagai budak, bukanlah keinginan Sooyang.
Sooyang : Kau salah. Itu benar2 keinginanku.
Ratu : Setelah beberapa hari, ia akan menyadari kesalahannya. Sejak kecil, ia hanya mengikuti ayahnya. Setelah beberapa hari, tolong bawa dia kembali ke sini.
Sooyang : Apa aku melakukan kesalahan?
Ratu : Maksud Yang Mulia?
Sooyang : Apa aku sudah melakukan kesalahan. Bahkan anak yang paling kucintai, sekarang melawanku.
Ratu : Yang Mulia.

Paginya, Shin Sook Joo bertemu dengan Myung Hoe dan Kwon Ram. Kwon Ram kaget, “Jadi semua ini karena Kim Seung Yoo? Apa mereka benar2 saling mencintai?”
“Karena kemarahan Yang Mulia semalam, semua pelayan dan dayang istana mendengarnya.” Ucap Myung Hoe.
“Kita harus memenggal kepala Kim Seung Yoo. Hanya dengan cara itu, semua bisa kembali seperti semula.” Ucap Shin Sook Joo.

Ah Kang dan Lady Ryu pamitan pada semua penghuni Bing Ok Gwan. Soaeng merasa berat melepas mereka. Ia berkata seharusnya belajar menulis dari Ah Kang, sebelum Ah Kang pergi. Ah Kang pun berjanji akan mengajari Soaeng jika mereka bertemu lagi. Soaeng tersenyum dan membelai wajah Ah Kang.

Muyeong memberikan cermin kecil pada Ah Kang.
“Bawa ini. Kau harus tumbuh menjadi gadis cantik seperti aku.” ucap Muyeong.
No Geol pun memukul punggung Muyeong.
“Bisa2nya kau berkata seperti itu pada anak kecil.” Ucap No Geol.
No Geol lalu berkata pada Ah Kang, “Ayo pergi.”

Seung Yoo berlutut dan memeluk Ah Kang.
“Setelah urusan paman selesai, paman akan datang.” Ucap Seung Yoo.
“Jangan menangis kalau aku tidak ada. Orang yang akan bertemu lagi tidak boleh menangis.” Jawab Ah Kang.

Ah Kang lalu melirik Seok Joo, “Tolong jaga pamanku.”
Seok Joo menggelengkan kepalanya, lalu menunjuk2 pipinya minta Ah Kang menciumnya. Ah Kang lalu mencium pipi Seok Joo. Seok Joo pun berjanji akan menjaga Seung Yoo.

“Apa kau akan pergi menemui Pangeran Pendamping?” tanya Lady Ryu.
“Ya. Sampai aku datang, berhati2lah.” Jawab Seung Yoo.
“Jangan cemaskan kami.” Ucap Lady Ryu.

Chohi keluar dan memberikan uang pada Lady Ryu. Lady Ryu mengucapkan terima kasih pada Chohi. Chohi tersenyum, lalu pergi. Seok Joo dan No Geol terpana melihatnya.

Myun tanya ke pengawal, “Apa dia tidak menyentuh makanannya?”
Pengawal : Sepertinya tidak.

Myun hanya bisa menghela napas. Ia pun beranjak pergi. Se Ryung benar2 tidak menyentuh makanannya. Ia hanya duduk diam. Pikirannya dipenuhi oleh Seung Yoo.




Se Ryung mengintip dari pintu. Dan ia terkejut karena melihat penjaga.


Seung Yoo dan Seok Joo menemui Heung Soo lagi. Kali ini, Heung Soo membawa beberapa pejabat lain. Seung Yoo tanya keputusan Heung Soo.
“Apa anda sudah membuat keputusan?” tanya Seung Yoo.
“Tuan Muda. Sampai saat ini, saya hidup seperti orang mati. Demi menghadap Jendral Kim Jong Seo tanpa rasa malu, saya memilih jalan ini.” jawab Heung Soo.
“Terima kasih.” Ucap Seung Yoo.
“Ada beberapa pengikut Jenderal Kim Jong Seo yang akan bergabung dengan kita.” jawab  Heung Soo.
“Pasukan di Jeolla-do dan Kyungsang-do telah dipersiapkan. Saya sendiri yang akan mengunjungi tempat itu. Setelah kita melumpuhkan Pasukan Hanseong, kita akan menyerang Istana.”  Ucap Seung Yoo.
“Sampai anda kembali, kami akan mempersiapkan senjata sebanyak mungkin.” jawab Heung Soo.
“Saya tidak sendiri, tapi bersama orang ini. Perkenalkan, teman saya.” ucap Seung Yoo.
Seok Joo menundukkan kepalanya, memberi hormat, “Saya Jo Seok Joo.”
Seok Joo dan Seung Yoo jalan keluar. Seok Joo minta Seung Yoo berhati2. Mereka lantas mendengar pejalan kaki yang sedang membicarakan Sang Putri yang dijadikan budak. Seung Yoo kaget. Seok Joo pun langsung menanyakannya pada pejalan kaki itu. Betapa kagetnya Seung Yoo tahu Se Ryung diberikan sebagai budak pada Myun.
Seung Yoo dan Seok Joo sudah kembali ke Bing Ok Gwan. No Geol langsung menghampiri mereka dan bertanya ttg kebenaran Se Ryung yang dijadikan budak. Menurutnya itu tidak masuk akal. Seok Joo tanya rencana Seung Yoo. Seung Yoo tidak bisa membiarkan Se Ryung ada di rumah Myun. No Geol tanya apa Seung Yoo mau menyerbu Kediaman Kepala Hanseong. Seung Yoo diam saja dan tampak bingung. Seok Joo bilang mereka harus punya rencana bagus untuk membawa Putri keluar dari sana.
Myun marah, “Apa kau ingin mati kelaparan?!”
“Saya ke sini sebagai budak, bukan untuk dikurung di dalam ruangan. Lebih baik kau menyuruhku bekerja.” Jawab Se Ryung dingin.
“Apa kau benar2 ingin diperlakukan seperti budak? Kalau begitu, ikuti perintahku. Mengikuti perintah majikan adalah yang harus dilakukan oleh seorang budak. Apa harus aku menyuruh orang untuk membuka mulutmu, baru kau mendengar?” ucap Myun kesal.
“Kau betul2 sama dengan ayahku.” Sindir Se Ryung.
“Kau dibawa masuk ke rumahku. Kau sudah menjadi milikku. Tapi aku merasa kau bukan milikku. Ini membuatku tidak nyaman.” Jawab Myun.
Tiba2, terdengar teriakan, “Siapa kau?! Itu Dae Ho! Dae Ho datang!”
Myun dan Se Ryung sama2 kaget.
“Demi menyelamatkan kekasihnya, dia datang ke sini sendiri. Aku bersumpah akan membunuhnya di depan matamu.” Ucap Myun lalu keluar.
Se Ryung merapat ke pintu, mencoba mendengarkan apa yang terjadi diluar.
Jae Beon memberikan pedang pada Myun. Myun pun bergegas mencari Dae Ho.
Dae Ho itu, Seok Joo! Ya, Seok Joo menyamar sebagai Dae Ho dan bertempur dengan Pasukan Hanseong.
Myun muncul dan menatap tajam Seok Joo. “Kim Seung Yoo, kau sudah berjalan ke kuburanmu sendiri!”
Dae Ho kedua muncul dari atap. Dialah Dae Ho yg sebenarnya. Dengan mudah ia melumpuhkan penjaga di kamar tamu. Se Ryung hendak keluar, namun tiba2 saja seseorang membuka pintu dari luar. Se Ryung terkejut dan refleks mundur. Se Ryung pun berkaca2 saat mengetahui orang yang berdiri di hadapannya adalah Seung Yoo.

Se Ryung langsung memeluk Seung Yoo.
“Bagaimana… bagaimana kau bisa ke sini?” tanya Se Ryung.
“Aku hampir gila saat tahu kau ada di sini.” Jawab Seung Yoo.
Diluar, Seok Joo masih bertempur dengan Myun dan Pasukan Hanseong. Sekuat tenaga ia mencari celah untuk kabur. Saat mendapatkan celah itu, ia pun langsung kabur. Myun memerintah pasukannya mengejar Seok Joo. Namun tiba2, Dae Ho ketiga muncul. Dia No Geol. Jae Beon bingung. Kemudian, Myun menyadari sesuatu.
Myun lari ke kamar tamu dan terkejut melihat prajurit yang bergelimpangan di tanah. Ia pun langsung ke kamar Se Ryung dan terkejut mendapati kamar yang kosong. Dan, ia pu berteriak kesal.

Se Ryung dan Seung Yoo berhasil lari dengan kuda. Seok Joo dan No Geol juga selamat.

Sooyang murka saat mengetahui anaknya kabur dengan Seung Yoo. Myun yakin Se Ryung dan Seung Yoo belum pergi jauh dan berjanji akan menangkap mereka. Sooyang mengancam Myun, jika Myun tidak berhasil menangkap keduanya, maka Myun harus menanggung akibatnya. Myun mengiyakan, lalu pergi.

Seung Yoo, Se Ryung, Seok Joo dan No Geol berhasil lolos dengan selamat.
No Geol bercanda, “Hyungnim, apa kau akan baik2 saja tanpa aku?”
Seung Yoo menjawabnya dengan senyuman, lalu berterima kasih atas bantuan mereka.
“Berhati2lah. Anda juga, Tuan Putri.” Ucap Seok Joo.
Se Ryung pun menundukkan kepalanya, memberi hormat. Seok Joo juga melakukan hal yang sama. Seok Joo dan No Geol pun mau pergi, tapi pertanyaan Seung Yoo menghentikan langkah mereka. Seung Yoo tanya kenapa Seok Joo membantunya, padahal Seok Joo tahu itu sangat berbahaya. Seok Joo hanya menjawab dengan senyuman.

Mereka lalu berpisah. Sepanjang perjalanan Seung Yoo dan Se Ryung tidak berbicara sepatah kata pun. Hanya pikiran mereka yang berbicara.

“Kenapa kau tidak bertanya kemana aku akan membawamu pergi.” Batin Seung Yoo.
“Tidak peduli dimana pun, aku akan mengikutimu.” Batin Se Ryung.
Tiba2, Seung Yoo menghentikan kuda. Se Ryung heran, “Kenapa berhenti? Bukankah perjalanan kita masih panjang?”
“Jika sakit, katakan saja. Jika lelah, katakana saja. Kau tidak perlu menyembunyikan itu dariku.” Jawab Seung Yoo.
Se Ryung tersenyum, lalu berkata, “Sebenarnya punggungku sakit sekali. Berkuda benar2 melelahkan.”
“Kau mau istirahat?” tanya Seung Yoo.

Se Ryung tersenyum dan mengangguk. Seung Yoo lalu turun dari kuda dan menggendong Se Ryung turun. Se Ryung kedinginan. Seung Yoo pun mengajak Se Ryung membuat api. Se Ryung mengangguk.
Se Ryung membuat api. Seung Yoo lalu datang membawa banyak ranting. Seung Yoo lalu memandangi wajah Se Ryung.
Se Ryung heran, “Kenapa kau melihatku seperti itu?”
Seung Yoo pun mendekat dan membersihkan noda arang di wajah Se Ryung.
“Apa ada yang aneh dengan wajahku?” tanya Se Ryung sambil mengusap pipinya. “Tidak apa2.”  Ucap Se Ryung lagi begitu menyadari wajahnya cemong2.
Seung Yoo tiba2 mencium kening Se Ryung. Se Ryung terkejut. Seung Yoo lalu membersihkan noda arang di wajah Se Ryung, kemudian mendaratkan ciuman di dekat mata Se Ryung, di pipi kemudian bibir Se Ryung.
“Jika kau mengikutiku, hanya kesulitan yang akan kau dapatkan.” Ucap Seung Yoo.

Se Ryung menyentuh wajah Seung Yoo. Matanya berkaca2. Seung Yoo memegang tangan Se Ryung.
“Meskipun itu jalan menuju kematian, aku bersedia mengikutimu.” Jawab Se Ryung.

Seung Yoo terharu, lalu menarik Se Ryung ke dalam pelukannya. Air mata Se Ryung menetes. Keduanya lalu kembali berciuman.

Seung Yoo dan Se Ryung duduk di depan api unggun. Se Ryung duduk bersandar dalam pelukan Seung Yoo. Keduanya tampak bahagia. Se Ryung lalu tertidur dalam pelukan Seung Yoo.

Paginya, keduanya sarapan di kedai. Seung Yoo memberitahu Se Ryung akan pergi menemui Jong untuk membicarakan rencana pemberontakan. Se Ryung menyuruh Seung Yoo sarapan dulu untuk mendapat kekuatan. Seung Yoo pun janji tidak akan menyembunyikan apapun dari Se Ryung.
“Kau mungkin akan berada dalam bahaya karena bersamaku. Jika ada bahaya, pergilah dan jangan hiraukan aku.” ucap Se Ryung.
“Jangan bicara seperti itu. Apapun yang terjadi, kita harus selalu bersama.” Jawab Seung Yoo.

Jae Beon bersama pasukannya mendatangi Bing Ok Gwan!!

Ah Kang lagi main sama No Geol. No Geol lagi2 kalah. Ah Kang menyentil dahi No Geol, lalu tertawa. Seok Joo mendekati mereka. Ia bilang mau kembali ke Bing Ok Gwan. No Geol mengerti Seok Joo mencemaskan Chohi dan tanya apa yang akan dilakukan Seok Joo. Seok Joo bilang dirinya tak akan tenang meninggalkan wanitanya di Bing Ok Gwan sendirian. Dan ia juga minta No Geol menjaga Lady Ryu dan Ah Kang.

Seok Joo sampai di Bing Ok Gwan. Ia tersenyum saat melihat Chohi. Chohi menyuruh Seok Joo pergi. Seok Joo kaget. Chohi memberi isyarat dengan matanya, tapi Seok Joo tak mengerti. Dan Jae Beon pun muncul sambil mengarahkan pedangnya ke leher Chohi.

“Apa yang kau inginkan dariku? Lepaskan dia.” ucap Seok Joo.
Jae Beon pun melepaskan Chohi. Pasukan mengikat Seok Joo.
“Kenapa kau kembali. Aku kan sudah melarangmu kembali!” ucap Chohi.
Seok Joo tersenyum pada Chohi. Chohi pun menangis melihat Seok Joo digelandang petugas.

“Dimana Kim Seung Yoo?!” teriak Myun pada Seok Joo.
Myun bahkan menampar Seok Joo.

“Katakan padaku dimana Seung Yoo, maka aku akan melepaskanmu.” Ucap Myun.
Seok Joo tertawa, lalu berkata, “Mengkhianati saudara sendiri demi menyelamatkan nyawaku, aku akan mati dengan menanggung malu.”

Myun tersindir, “Brengsek seperti kau bicara tentang kesetiaaan?”

Seok Joo pun tersenyum sinis. Tiba2, Chohi datang. Chohi berkata tahu dimana Seung Yoo. Seok Joo melarang Chohi mengatakannya. Chohi tidak peduli dan meminta Myun melepaskan Seok Joo setelah ia mengatakan dimana Seung Yoo.
Seok Joo marah, “Apa kau sudah gila!”

“Ya aku sudah gila! Kau sudah pernah mati sekali. Aku tidak akan membiarkanmu mati untuk yang kedua kalinya! Apapun caranya aku akan menyelamatkanmu!” teriak Chohi.
Myun lalu mengarahkan pedangnya ke leher Seok Joo, kemudian menatap tajam Chohi dan berkata, “Cepat katakana!”
“Kim Seung Yoo, ada di Gwangju.” Jawab Chohi.



“Dia menemui Jong.” Ucap Myun, lalu memberi perintah pasukannya untuk pergi ke lokasi pengasingan Jong.
Sebelum pergi, Myun menyindir Seok Joo, “Berterima kasihlah pada kekasihmu. Karena dia kau selamat. Sangat memalukan.”

Seok Joo menatap Chohi. Chohi berkata tidak masalah bila Seok Joo tidak memaafkannya. Baginya, sudah cukup melihat Seok Joo tetap hidup. Chohi pun pergi.
Seung Yoo dan Se Ryung akhirnya sampai di lokasi pengasingan Jong. Seung Yoo minta Se Ryung menunggu. Se Ryung mengangguk. Seung Yoo pun jalan menuju tempat Jong. Jong melihat Seung Yoo, dan langsung teriak manggil Seung Yoo. Pengawal pun langsung mengarahkan pedang ke leher Seung Yoo. Jong bergegas datang dan menjelaskan kalau Seung Yoo adalah temannya. Pengawal pun melepaskan Seung Yoo.

Jong tersenyum, “Yang Mulia Putri pasti senang melihatmu.”
“Aku tidak sendiri.” Jawab Seung Yoo.
“Siapa? Kau datang dengan siapa?” tanya Jong.
Keduanya pun melirik Se Ryung yang ada di belakang mereka. Se Ryung memberi hormat pada Jong.
“Budak? Kebiasaan membunuh ayahmu, sudah membuatnya gila. Menjadikan putrinya sendiri budak. Apa yang akan kau lakukan?” ucap Putri.
Se Ryung tampak bingung menjawab pertanyaan Putri.
“Dia akan bersama saya.” jawab Seung Yoo, membuat pasangan suami istri itu kaget.
“Aku sungguh mencemaskanmu, tapi melihatmu baik2 saja, aku merasa lega.” Ucap Se Ryung.
“Biarkan kedua Putri ini bicara. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Ada yang ingin kujelaskan.” Ucap Jong.
Jong dan Seung Yoo pun beranjak pergi meninggalkan Se Ryung dan Putri Kyung Hee.
“Jadi Kim Seung Yoo sudah menerimamu?” tanya Putri Kyung Hee.
“Ya.” jawab Se Ryung.
“Lalu ayahmu?” tanya Putri Kyung Hee.
“Aku tidak ingin berbohong dengan berkata aku baik2 saja. Tapi rasa sakit ini… biarlah aku yang menanggungnya sendiri. Anda tidak perlu mencemaskannya.” Jawab Se Ryung.
“Sekarang, kau tampak lebih kuat dan dewasa. Apa cinta yang mengubahmu? Tidak peduli seberapa besar penderitaanmu, melihat kalian bersama membuatku merasa gembira.” Ucap Putri Kyung Hee.
Myun berhasil melacak keberadaan Seung Yoo, lewat pemilik kedai tempat Seung Yoo dan Se Ryung makan tadi.
Jong dan Seung Yoo masih di perjalanan. Jong menenangkan Seung Yoo dengan berkata kalau Kwangju bukanlah wilayah Sooyang, jadi Seung Yoo tidak perlu cemas.
Jong mengajak Seung Yoo menghadiri pertemuan. Jun Yeong menunjukkan deklarasi pemberontakan yang dikirim Pangeran Geum Sung untuk Jong dan mereka yang anti Sooyang di Cholla-do.
Seung Yoo berkata, Kyungsang-do juga akan ikut dalam pemberontakan. Jun Yeong menambahkan Cholla-do juga ikut serta. Seung Yoo lalu membeberkan rencananya. Mereka harus menyulitkan Sooyang dengan mengerahkan pasukan disaat bersamaan. Dengan demikian, Sooyang akan sulit memutuskan kemana pasukannya harus dikerahkan. Setelah pasukan dikerahkan, Seung Yoo akan membawa Danjong dari Yeongwol dan akan bergabung dengan mereka. Setelah melumpuhkan Petugas Hanseong, menyerbu istana akan menjadi tanggung jawab Chong Tong Wi.
Jun Yeong menatap kagum Seung Yoo, “Anda benar2 putra Tuan Kim Jong Seo. Rencana ini benar2 sempurna. Kapan tanggal pemberontakan?”
“Aku akan menemui Pangeran Geum Sung untuk membahasnya.” Jawab Seung Yoo.
Seung Yoo dan Jong jalan pulang. Jong membawa2 surat yang berisi rencana pemberontakan itu. Seung Yoo heran, kenapa Jong membawanya? Bukan dibakar? Jong bilang ingin memperlihatkannya pada Putri Kyung Hee. Putri Kyung Hee pasti bahagia dan memiliki harapan setelah membaca surat itu.
Jong, Putri Kyung Hee, Se Ryung dan Seung Yoo berkumpul bersama. Jong minta Seung Yoo menuangkan anggur untuknya.
“Rasanya sama seperti anggur yang kuminum di masa lalu.” ucap Jong, lalu meminta Seung Yoo menuangkannya lagi.
“Tidak boleh.” Larang Putri Kyung Hee.
“Bulan masih tampak sama seperti sebelumnya, tapi sudah banyak orang2 yang meninggal. Itu membuatku sedih. Hanya sekali.” Bujuk Jong.
“Orang yang akan segera menjadi ayah, bagaimana bisa begitu rapuh?” ucap Putri.
Seung Yoo dan Se Ryung sama2 kaget. Jong bingung, “Seung Yoo, apa yang baru saja kudengar?”
 
“Baru saja Pangeran Pendamping meminta saya menuangkan arak, sekarang anda punya masalah dengan pendengar anda. Anda akan segera menjadi ayah.” jawab Seung Yoo.
“Itu, apa maksudnya?” tanya Jong pada Putri Kyung Hee.
“Maksudnya adalah Tuan Putri sedang mengandung.” Jawab Se Ryung.
“Apa itu benar?” tanya Jong pada Putri Kyung Hee.
Putri Kyung Hee tersenyum dan mengangguk. Jong senang, lalu menggenggam tangan istrinya itu.
“Aku rasa anak ini akan membawa keberuntungan untuk kita. Aku akan menjadi ayah. Aku rasa, aku harus berterima kasih pada semua ayah di dunia ini.” ucap Jong gembira.

Seung Yoo tertawa, tapi tidak dengan Se Ryung. Wajah Se Ryung berubah muram. Seung Yoo melihatnya, dan mengerti. Ia pun kemudian menggenggam tangan Se Ryung. Se Ryung pun tersenyum kembali. Putri Kyung Hee dan Jong tampak sangat bahagia.
Seung Yoo dan Se Ryung jalan2 sambil bergandengan tangan. Se Ryung tampak murung. Seung Yoo pun menarik Se Ryung ke pelukannya.
“Aku akan gila karena ingin memelukmu. Aku berharap bisa seperti ini setiap hari. Aman dan hangat sepanjang hari.” Ucap Seung Yoo.
“Saat fajar tiba, semua akan kembali kacau lagi.” Jawab Se Ryung.
“Asalkan kau ada di sisiku, aku akan mampu bertahan.” Ucap Seung Yoo.
Myun dan pasukannya tiba di Kediaman Jong.
Jong tak henti2nya menatap sang istri. Sang istri pun bertanya kenapa Jong melihatnya seperti itu. Jong merasa pria paling beruntung di dunia. Putri tanya kenapa Jong merasa seperti itu padahal mereka tinggal di tempat seperti itu.
“Sebagai pria, menikahi wanita cantik, saling mencintai dan memiliki anak. Kalau bukan keberuntungan, apa namanya?” jawab Jong.
“Kau ingin anak laki2 atau perempuan?” tanya Putri.
“Laki2 atau perempuan, aku berharap dia akan mirip denganmu Yang Mulia Putri.” Jawab Jong.

Tiba2, terdengar keributan di luar. Jong pikir itu Seung Yoo. Wajahnya pun berubah saat melihat Myun dan pasukan berdiri di depannya.
“Cari!” perintah Myun.
“Kalian semua diam!” teriak Jong, “Yang Mulia Putri sedang mengandung.” Ucap Jong lagi.
Myun pun memerintah Jae Beon untuk menarik pasukan.
Jong dan Myun bicara di dalam. Myun langsung menanyakan Seung Yoo.
“Seung Yoo tidak pernah datang ke sini.” Sangkal Jong.
“Jika kau ingin berbohong, kau harus menyembunyikan bukti. Ada dua cawan arak di atas meja. Tidak mungkin Yang Mulia Putri minum arak saat sedang mengandung.” Jawab Myun.
“Aku mengerti obsesimu menangkap Seung Yoo, tapi cawan itu bukan milik Seung Yoo. Itu milik seorang kenalanku.” Ucap Jong.
“Jika aku tanya siapa kenalanmu, kau harus siap menjawab.” Jawab Myun.
Jong tersenyum sinis.
“Baik. Kau memang orang yang tidak bisa dipercaya.” Ucap Myun.
“Tahu apa kau soal kepercayaan?” sindir Jong.
“Bagaimana pun caranya, aku akan menangkap dan membunuh Seung Yoo.” ucap Myun.
“Lakukan saja sesukamu.” Jawab Jong.
Putri Kyung Hee mengutus Eun Geum untuk memperingatkan Seung Yoo. Saat Eun Geum akan pergi menemui Seung Yoo, Jae Beon memergokinya. Jae Beon mengancam akan membuat Putri Kyung Hee menderita, jika Eun Geum tetap memilih bungkam.

Myun masih mendesak Jong cerita dimana Seung Yoo. Jong tetap bungkam. Jae Beon lalu datang dan melapor Eun Geum sudah bicara kalau Seung Yoo dan Se Ryung masih ada di sekitar situ. Myun pun menyuruh Jae Beon mencari Seung Yoo. Jong tampak kesal.
Seung Yoo dan Se Ryung jalan sambil bergandengan tangan. Tiba2, Seung Yoo berhenti melangkah. Ia berjongkok dan melihat jejak2 kuda di tanah. Seung Yoo pun menyuruh Se Ryung menunggu sebentar. Se Ryung mengangguk. Seung Yoo pun pergi memeriksa.
Dari kejauhan, Seung Yoo melihat Pasukan Hanseong di Kediaman Jong.
Seung Yoo kembali pada Se Ryung. Se Ryung langsung ketakutan saat tahu Myun ada di sana. Seung Yoo mengajak Se Ryung sembunyi.
“Aku akan segera kembali. Kumohon, jangan pernah… menunjukkan dirimu.” Ucap Seung Yoo.
Se Ryung mengangguk. Seung Yoo tersenyum. Saat akan pergi, Se Ryung menahan Seung Yoo. Mereka pun kembali berciuman. Seung Yoo lalu pergi.
Seung Yoo mengendap2 ke arah Kediaman Jong. Ia segera bersembunyi saat melihat kerumunan patrol. Rupanya Jung Yeon. Jung Yeon tanya apa yang terjadi? Apa orang2 itu tahu rencana mereka. Seung Yoo pun berkata kalau Pasukan Hanseong datang untuk menangkapnya. Jung Yeon cemas rencana mereka gagal. Seung Yoo menenangkan Jung Yeon dengan berkata Jong tidak akan membocorkan rahasia mereka.

Seung Yoo bersama Jung Yeon dan pasukan mereka bersembunyi di dekat Kediaman Jong. Dari sana, mereka melihat Myun.
Myun teriak, “Kim Seung Yoo! Aku tahu kau di sini! Kau bukan orang yang akan meninggalkan kekasih dan sahabatmu untuk melarikan diri!”

Se Ryung di tempat persembunyiannya mendengar langkah seseorang. Ia pikir itu Seung Yoo, tapi ternyata Jae Beon! Ia pun ketakutan.
Seung Yoo mengambil busur dan anak panah, kemudian membidik Myun. Tiba2, Jae Beon datang membawa Se Ryung. Seung Yoo kaget melihat Se Ryung. Sedangkan Myun menatap Se Ryung dengan wajah penuh emosi.
BERSAMBUNG……………..

0 Comments:

Post a Comment