The Princess Man Ep 20

 

Se Ryung menghadap ayahnya. Ia tanya, apa benar ayahnya akan mengasingkan Danjong. Sooyang bilang itu bukan urusan Se Ryung. Se Ryung berharap kalau sang ayah akan mengalah padanya, kali ini saja. Ia juga ingin memiliki kekuatan untuk menarik ayahnya ke jalan yang benar.

Se Ryung lantas mencabut pisau kecilnya. Sooyang dan Im Woon kaget. Se Ryung pun memakai pisau itu untuk memotong kepangannya. Sooyang syok atas tindakan berani Se Ryung. Se Ryung meletakkan kepangannya di depan ayahnya, lalu berkata hubungan ayah dan anak diantara mereka sudah putus. Se Ryung kemudian beranjak pergi. Im Woon pun mengikuti Se Ryung.
Se Ryung menemui Putri Kyung Hee. Putri Kyung Hee kaget, apa benar kau memutuskan hubunganmu dengan ayahmu?
“Ya. Saya minta maaf untuk yang terjadi pada mantan Raja.” Jawab Se Ryung.
“Itu bukan salahmu.” Ucap Putri Kyung Hee.
“Apa anda akan ikut Pangeran Pendamping ke pengasingan?” tanya Se Ryung.
“Tidak ada yang boleh mengikuti Yang Mulia ke pengasingan.” Jawab Putri Kyung Hee.
“Aku sangat mencemaskanmu, tapi sepertinya anda lebih tabah dari yang saya perkirakan.” Ucap Se Ryung.
“Tidak masalah hidup dalam penghinaan, tapi aku juga tidak akan menyerah.” Jawab Putri Kyung Hee.
Putri Kyung Hee lalu bertanya, “Sekarang apa rencanamu?”
“Saya akan tinggal di Kuil Seung Bup.” Jawab Se Ryung.
“Kau yakin akan baik2 saja?” tanya Putri.
“Waktu  itu Yang Mulia tanya apa saya bisa melawan ayah saya. Saya sudah menemukan jawabannya. Jika kejahatan ayah terus berlanjut, meskipun saya hanya memiliki sedikit kekuatan, saya akan melawannya.” Jawab Se Ryung.

Jae Beon lapor ke Myun, “Kemarin, Tuan Putri meninggalkan istana.”
Myun kaget, apa maksudmu?
“Dia memotong rambutnya dan melawan ayahnya.” Jawab Jae Beon.
“Kemana dia pergi?!” tanya Myun dengan suara keras.
“Ke Kuil Seung Bup.” Jawab Jae Beon.

Putri Kyung Hee mengantar Se Ryung keluar. Ia lalu memegang tangan Se Ryung. Se Ryung tidak bisa mengantar Putri ke pengasingan. Putri berkata selama mereka masih hidup, mereka bisa bertemu lagi. Mereka lalu saling melepas pegangan tangan. Se Ryung memberi hormat, lalu beranjak pergi.

Putri menemui Danjong. Putri berkata, “Anda akan dikirim ke pengasingan. Awalnya pasti akan sulit.”
“Aku memang ingin hidup seperti ini.” jawab Danjong, menghibur kakaknya.
“Yang Mulia, apapun yang terjadi, kita pasti bertemu lagi. Sampai kakak dan kakak ipar anda  memberikan kabar bagus untuk anda, kumohon agar anda selalu kuat.” Ucap Putri.
“Aku pasti akan melakukannya. Abamama pasti akan melindungi kita.” jawab Danjong, membuat sang kakak sedikit tersenyum.
Se Ryung tiba di kuil dan disambut hangat oleh dua biksu kecil. Salah satunya memeluk Se Ryung. Wajah Se Ryung terlihat murung. Biksu yang satunya lagi tanya ada apa? Biksu yang memeluk Se Ryung meminta Se Ryung tidak menangis. Se Ryung hanya menggeleng dan tersenyum pahit.
Putri dan rombongan mulai menuju pengasingan. Seung Yoo muncul dan jalan bersama Jong. Jong heran kenapa Seung Yoo baru muncul sekarang padahal dirinya akan pergi. Seung Yoo tersenyum dan berkata Jong harus bersyukur karena dirinya sudah datang untuk mengantar Jong.

Seung Yoo lalu berkata akan menghimpun pasukan untuk melawan Sooyang. Jong meminta Seung Yoo mencari Pangeran Geum Sung, karena masih banyak pengikut Pangeran Geum Sung di Chong Tong Wi. Seung Yoo mengiyakan dan minta Jong jaga diri.

Seung Yoo lalu memberi hormat pada Putri Kyung Hee. Putri memberitahu Seung Yoo ttg Se Ryung yang pergi dari istana. Seung Yoo kaget. Putri juga memberitahu kalau Se Ryung sudah memutuskan hubungan dengan Sooyang. Seung Yoo semakin kaget. Putri dan rombongan pun kembali melanjutkan perjalanan mereka.

Se Ryung sedang berdoa di kuil. Ia lalu melihat dua biksu kecil itu berdoa sambil tidur. Ia pun tersenyum, kemudian beranjak keluar. Diluar ia merenung. Seung Yoo muncul di belakangnya. Se Ryung sadar ada Seung Yoo di belakangnya tapi ia diam saja dan tidak berbalik. Seung Yoo memegang kepangan rambut Se Ryung dan menatapnya dengan tatapan sedih.

Se Ryung akhirnya berbalik. Ia tanya, kenapa Seung Yoo ada di sana.
“Kenapa kau lari dari istana? Memutuskan hubungan dengan ayahmu…. pasti itu menyakitimu.” Jawab Seung Yoo.
“Rasa sakit yang kurasakan karena aku memutuskan hubungan dengan ayahku tidak sebanding dengan rasa sakit yang kau rasakan karena kehilangan keluargamu.” Ucap Se Ryung.
“Kembalilah ke istana.” Suruh Seung Yoo.
“Aku tidak akan kembali.” Jawab Se Ryung.
“Kau melarangku melakukan hal berbahaya tapi kau sendiri melakukan hal yang berbahaya.” Ucap Seung Yoo.
Yeo Ri lalu datang memberitahukan kedatangan Myun. Se Ryung kaget dan menyuruh Seung Yoo sembunyi. Seung Yoo enggan bersembunyi. Se Ryung memohon. Ia berkata tidak bisa hidup lagi jika Seung Yoo sampai tertangkap. Dengan berat hati, Seung Yoo pun pergi.
Myun dan pasukannya datang. Ternyata, Seung Yoo tidak pergi. Ia mengawasi Se Ryung tak jauh dari tempat Se Ryung berdiri. Jae Beon memerintah pasukan memeriksa sekitar kuil.
Se Ryung marah,  “Apa yang kalian lakukan? Hentikan!”
Myun pun memerintah Jae Beon menarik semua pasukan.

“Kau takut aku bersama guru sehingga kau buru2 ke sini?” tanya Se Ryung dengan tatapan sinis.
“Aku hanya memeriksa kalau2 ada orang yang berbahaya.” Jawab Myun.
“Periksa saja sesukamu. Menggunakanku sebagai umpan untuk menangkap guru, apa kau tidak punya rasa malu?” ucap Se Ryung.

Myun marah dan mengguncang bahu Se Ryung. “Sampai kapan kau akan mengabaikanku! Berhentilah bersikap seperti ini dan kembali ke istana.”

Myun lalu menarik Se Ryung, tapi Se Ryung marah.
“Kau pikir aku main2 saat aku berkata akan menggigit lidahku sampai mati?”
Myun kaget dan menatap tajam Se Ryung.
“Aku sudah memutuskan hubungan dengan ayahku. Bahkan aku juga mencampakkan gelarku sebagai Putri. Kau pikir apalagi yang kutakutkan?” tanya Se Ryung.

Myun pun akhirnya melepaskan pegangannya. Seung Yoo menatap Myun kesal.
“Aku akan memberimu waktu sehari lagi. Besok aku akan datang lagi. Bersiaplah untuk kembali ke istana.” Ucap Myun, lalu pergi.
“Walaupun kau datang ribuan kali, bahkan jutaan kali, aku tidak akan pergi bersamamu Petugas Shin.” Jawab Se Ryung menghentikan langkah Myun.
“Sekarang aku tidak akan memperlakukanmu sopan lagi. Kalau kau tidak bersedia kembali ke istana, aku akan menyeretmu.” Ucap Myun, lalu pergi.
Setelah Myun pergi, Se Ryung menangis.
“Yeo Ri, apa menurutmu dia pergi dengan selamat? Jangan pergi. Tetaplah di sini bersamaku. Seharusnya aku mengatakan itu padanya.”

Se Ryung pun berbalik. Ia terperanjat melihat Seung Yoo ada di belakangnya. Seung Yoo kemudian menarik Se Ryung dan membawanya pergi.
“Guru, kenapa kau melakukan ini. Kalau kau melakukan ini karena aku….”
“Aku tidak perduli meski aku berada dalam bahaya. Ikut aku.”

Soaeng dan Muyeong berdiri diluar. Soaeng mencemaskan Seung Yoo yang belum juga pulang. Sedang Muyeong mengeluh karena tidak ada pelanggan. Dari kaca riasnya, Muyeong melihat kedatangan Seung Yoo. Ia langsung memberitahu Soaeng. Soaeng gembira Seung Yoo pulang, tapi wajahnya langsung cemberut melihat Seung Yoo datang sama Se Ryung.
“Apa yang kau lakukan? Apa kau berencana membawa semua orang yang kau kenal ke sini?” ucap Chohi kesal.
“Tolong izinkan dia tinggal di sini selama beberapa hari.” Jawab Seung Yoo.
“Dia seperti berasal dari keluarga bangsawan. Bagaimana kalau terjadi sesuatu?” tanya Chohi.
“Aku akan bertanggung jawab.” Jawab Seung Yoo.
“Hanya beberapa hari saja. Kita kan punya banyak kamar.” Bujuk Seok Joo.
“Jangan berpikir kau bisa tinggal di sini selamanya.” Ucap Chohi.
“Terima kasih.” Jawab Seung Yoo dan Se Ryung.
“Kau! Tidur di kamarku. Kau tidak boleh tidur di kamar Oraebeoni.” Ucap Soaeng.
“Mereka tidak mungkin melakukan itu di sini.” Jawab Muyeong geli.
Lalu tiba2, terdengar suara Ah Kang. “Eonni!

Ah Kang berlari mendekati Se Ryung. Se Ryung tersenyum melihat Ah Kang. Ia lalu tanya kabar Ah Kang. Seung Yoo tersenyum melihat kedekatan Ah Kang dan Se Ryung. Se Ryung lalu melihat Lady Ryu. Lady Ryu memberi hormat pada Se Ryung. Se Ryung juga melakukan hal yang sama.
Seok Joo, Seung Yoo dan No Geol duduk bersama. Seok Joo tanya apa yang Seung Yoo pikirkan sampai berani membawa Tuan Putri ke Bing Ok Gwan. No Geol tanya apa Seung Yoo dan Putri saling mencintai. Seok Joo langsung memukul mulut No Geol. Seung Yoo menceritakan kalau Se Ryung pergi dari istana dan tinggal di kuil.
No Geol heran, kenapa dia pergi dari istana? Dia kan bisa menikmati kekayaannya di istana?
Seung Yoo berkata lagi, “Aku akan pergi dengannya nanti.”
“Lalu bagaimana dengan rencana balas dendammu? Apa kau sudah melupakannya?” tanya Seok Joo.
“Aku akan mencari rekan ayahku, itu rencanaku. Setelah itu, aku akan pergi membawa keluargaku keluar dari kota ini.” jawab Seung Yoo.
“Bagaimana dengan Tuan Putri?” tanya Seok Joo.
“Aku juga akan membawanya. Terima kasih untuk semua kebaikanmu padaku. Aku tidak akan melupakannya.” Jawab Seung Yoo, lalu pergi.

Diluar, Seung Yoo bertemu Se Ryung.
“Meskipun tempat ini sederhana, kuharap kau akan merasa nyaman.” Ucap Seung Yoo.
“Bisa bersama guru seperti ini, rasanya sulit dipercaya.” Jawab Se Ryung sembari tersenyum.
Ah Kang kemudian datang. Ia menarik2 tangan Se Ryung, bermaksud mengajak Se Ryung tidur. Se Ryung tersenyum melihatnya. Ia pun pergi bersama Ah Kang.
Se Ryung menidurkan Ah Kang. Dan untuk pertama kalinya, ia tersenyum bahagia, setelah melalui hal2 yang memilukan.

“Apa maksudmu dia tidak di sini?” tanya Myun ke Yeo Ri begitu tiba di kuil.
“Begitu saya bangun, dia sudah pergi.” Jawab Yeo Ri.
“Kalau kau menyembunyikan sesuatu, kau akan mati.” Ancam Myun.
“Benar Tuan, saya tidak tahu apa2.” Jawab Yeo Ri ketakutan.

Myun pun menghadap Lady Yoon. Lady Yoon kaget mendengar kabar Se Ryung yang pergi dari kuil. Myun meminta maaf. Lady Yoon mengeluhkan hubungan Se Ryung dan Sooyang yang memburuk, dan sekarang Se Ryung menghilang. Ia kemudian meminta Myun mencari Se Ryung diam2 dan jangan memberitahu Sooyang. Myun mengiyakan.
Myun keluar dan menyuruh Jae Beon mengirim pasukan ke tempat pengasingan Jong dan Putri Kyung Hee. Ia curiga Se Ryung ada di sana.
Sooyang berkumpul dengan antek2nya. Kwon Ram kaget mendengar kabar Se Ryung pergi dari istana. Ia heran kenapa itu bisa terjadi. Sooyang minta maaf ke Shin Sook Joo. Ia meyakinkan Shin Sook Joo kalau putrinya pasti pulang dan minta Shin Soo Joo jangan cemas.
“Orang2 membicarakan tentang pengasingan mantan Raja dan Tuan Putri yang melawan Yang Mulia dan pergi dari istana. Sepertinya dia sudah mempermalukan keluarga Raja.” Jawab Shin Sook Joo.
“Kita sudah mengalami banyak kesulitan karena Kim Seung Yoo. Dan sekarang Tuan Putri membuat masalah. Mereka seperti sudah merencanakan hal ini.” ucap Kwon Ram.
“Pertama, kita harus temukan Dae Ho dulu. Pangeran Geum Sung, Putri Kyung Hee, Pangeran Pendamping dan Kim Seung Yoo pasti berencana menaikkan Pangeran Nosan ke takhta lagi.” Jawab Myung Hoe.
“Tambah jumlah penjaga dan lacak pergerakan mereka.” Perintah Sooyang.
“Baik, Yang Mulia.” Jawab Myung Hoe.
Se Ryung sedang membantu Ah Kang cuci muka. Seung Yoo dan Seok Joo jalan keluar.




“Paman, apa paman mau pergi?” tanya Ah Kang.


Seung Yoo hanya tersenyum dan membelai wajah Ah Kang. Seok Joo juga membelai wajah Ah Kang dan berkata mereka akan pergi sebentar.

Seung Yoo lalu menatap Se Ryung, “Aku akan segera kembali.”
“Jangan cemaskan aku dan pergilah.” Jawab Se Ryung.
Soaeng dan No Geol ternyata mengamati mereka. Soaeng cemburu melihat sikap Seung Yoo dan Se Ryung yang seperti suami istri.
“Pesona apa yang dimiliki Seung Yoo sampai bisa membawa wanita seperti itu ke sini.” Jawab No Geol.
“Apa maksudmu dengan wanita seperti itu? Dia sama sekali tidak cantik.” Ucap Soaeng.
Muyeong lalu datang dan berseru, “Kudengar Tuan Putri meninggalkan istana.”
“Tuan Putri?” tanya Soaeng heran.
Se Ryung berhenti sebentar. No Geol kaget. Se Ryung dan No Geol saling berpandangan.
No Geol lalu berteriak, “Kenapa Tuan Putri meninggalkan istana!”
Muyeong kesal, “Kenapa kau marah?”
Seung Yoo dan Seok Joo pergi ke markas Chong Tong Wi. Seok Joo penasaran apa orang yang mereka cari punya kekuatan besar. Seung Yoo bilang jika ingin menggerakkan Chong Tong Wi, tidak mungkin tanpa bantuan orang itu. Seok Joo heran, kenapa harus Chong Tong Wi. Seung Yoo bilang karena Chong Tong Wi punya meriam.
Seok Joo kaget, “Jadi kau mau meledakkan istana? Benar2 mengejutkan.”
Mereka akhirnya sampai di Chong Tong Wi. Seung Yoo menunggu di balik pohon. Seok Joo tanya ke penjaga, apa ada petugas bernama Park Heung Soo?
Penjaga heran, “Park Heung Soo?”
Penjaga lain menyahut, “Aku tahu. Si anjing kampung Heung Soo. Pejabat apanya. Tapi kenapa kau mencarinya?”
“Itu karena dia pernah menolongku beberapa hari yang lalu.” jawab Seok Joo.
“Kami tidak tahu kemana dia pergi setelah minum2.” Ucap si penjaga.
Seok Joo lalu melapor pada Seung Yoo, “Sepertinya kau mencari orang yang salah. Mereka menyebutnya anjing Heung Soo.”
“Aku akan kembali lagi besok.” Jawab Seung Yoo, lalu pergi.
Soaeng melemparkan banyak cucian untuk Se Ryung. Tidak hanya itu, ia juga menyuruh Se Ryung mencuci pakaian dalamnya. Muyeong pun ikut2an memberikan cucian pada Se Ryung. Sementara Chohi menyuruh Se Ryung membersihkan semua ruangan. Lady Ryu merasa ini sudah keterlaluan. Se Ryung bilang tidak apa2.

No Geol lagi2 keceplosan, “Bagaimana seorang Putri bisa sampai seperti ini.”
“Tuan Putri? Apa maksudmu Tuan Putri?” tanya Chohi.
No Geol yang sadar segera meralat ucapannya, “Maksudku dia cantik seperti Tuan Putri.”
“Waktu itu kau juga mengatakan hal yang sama. Kau bilang dia seorang Putri.” Ucap Soaeng.
Ah Kang menyusul Se Ryung keluar. Ia mau ikut Se Ryung mencuci. Se Ryung tersenyum dan menggandeng tangan Ah Kang.
Chil Goo dan anak buahnya melihat Se Ryung.
“Bukankah itu dayang istana yang kemaren? Apa dia gisaeng baru di Bing Ok Gwan?” ucapnya.
Chohi, Muyeong dan Soaeng menatap tajam No Geol. No Geol kebingungan. Begitu Seung Yoo dan Seok Joo pulang, ia segera lari menghampiri mereka.
“Hyungnim. Maafkan aku. Aku tidak bisa menjaga mulutku. Aku memberitahu mereka soal Tuan Putri.” Ucap No Geol.

“Kurasa ini lebih baik.” Jawab Seung Yoo.
“Lebih baik? Apanya yang baik? Bawa dia keluar dari sini sekarang! Sekarang! Tuan Putri? Kau membaw Tuan Putri ke sini?!” ucap Chohi kesal.
“Jadi dia benar2 seorang Putri? Apa yang harus kulakukan. Aku sudah bersikap tidak baik padanya.” Jawab Muyeong.
“Tuan Putri juga seorang wanita kan? Apa hebatnya.” Ucap Soaeng kesal.
“Siapa kau sebenarnya? Siapa kau sampai berani membawa Tuan Putri ke sini? Bagaimana jika mereka berpikir kita membawa paksa Tuan Putri ke sini?” tanya Chohi.
“Kita semua pasti dijebloskan ke dalam penjara.” Jawab No Geol.
Dan Seok Joo pun langsung menepuk kepala No Geol.
“Jika kau tidak mau mengusir Tuan Putri, kau dan keluargamu harus pergi dari sini.” Ucap Chohi.
Tiba2 terdengar suara sesuatu yang pecah. Suara itu berasal dari Lady Ryu. Lady Ryu yang baru tiba dengan Se Ryung kaget bukan main. Seung Yoo menatap cemas Lady Ryu dan Se Ryung.
Se Ryung bicara dengan Lady Ryu di kamar. Lady Ryu terlihat marah, “Kenapa kau meninggalkan istana?”
“Aku sudah memutuskan hubungan dengan ayahku. Maafkan aku karena tidak menceritakan semuanya dari awal. Aku ingin memberitahumu, tapi mulutku tidak bisa.” Jawab Se Ryung.
“Tentu saja. Kau putri dari orang yang sudah membunuh suami dan ayah mertuaku. Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu dengan mudah?” ucap Lady Ryu.
“Aku sudah melakukan kesalahan yang tidak bisa dihapus bahkan setelah seumur hidup penyesalan. Jadi mohon, jangan maafkan saya.” jawab Se Ryung.
Lady Ryu pun jadi merasa kasihan pada Se Ryung, “Kalian berdua saling mencintai. Kenapa takdir begitu kejam pada kalian.”
Dan Se Ryung pun berkaca2.
Sooyang minum2 sendirian. Wajahnya terlihat sedih. Ia kemudian teringat saat Se Ryung memotong rambut dan memutuskan hubungan dengannya. Lalu, Kasim lapor tentang Soong yang batuk darah. Sooyang syok.
Soong terbaring lemah. Lady Yoon duduk disamping Soong dan menangis. Tabib istana sedang memeriksa Soong. Tak lama, Sooyang datang. Ia tanya penyakit anaknya. Tabib istana berkata Soong sudah lama menderita penyakit itu. Sooyang pun terpukul.
Se Ryung sedang mengelap meja. Seung Yoo yang membawa dua ember besar, jalan melewati Se Ryung sambil tersenyum tipis.

Chohi kesal, “Kenapa kalian tidak bisa bekerja lebih baik dari Putri!”
“Dengan pakaian seperti itu, dia tidak terlihat seperti seorang Putri, tapi pengemis.” Ucap Soaeng sinis.
“Bukankah di istana, anda bisa memakai baju bagus dan menikmati makanan enak? Kenapa anda lari dari istana?” tanya Muyeong.
“Gisaeng dan Putri sama2 manusia. Tolong perlakukan aku seperti yang lain.” Jawab Se Ryung.
“Jawaban yang bijaksana.” Ucap Seok Joo yang sedang menemani Ah Kang belajar.

“Lalu kami harus memanggil anda apa? Tuan Putri?” tanya Muyeong.
“Panggil saja namaku.” Jawab Se Ryung.
“Siapa namamu?” tanya Chohi.
“Namaku Se Ryung.” Jawab Se Ryung.
Seung Yoo pun datang, “Meskipun cuma beberapa hari, tolong jaga dia.”
Seung Yoo pun pergi. Muyeong teriak, “Bukannya kau tidak mempercayai siapapun? Orang yang tidur sambil duduk dan memeluk pedang.”
Se Ryung kaget mendengarnya. Soaeng yang kesal melemparkan kain lap ke wajah No Geol lalu masuk ke kamarnya.

Se Ryung duduk di kamarnya, sambil memijat2 lengannya yang pegal. Seung Yoo datang, kemudian duduk disamping Se Ryung dan memijat lengan Se Ryung. Se Ryung menatap Seung Yoo.
“Apa benar kau tidak bisa berbaring, jadi kau tidur sambil duduk dan memeluk pedang?” tanya Se Ryung.
“Ada saatnya ketika aku tidak bisa mempercayai seseorang.” jawab Seung Yoo.
Seung Yoo lalu tanya, “Apa luka bekas anak panah itu masih terasa sakit?”
“Tidak.” Jawab Se Ryung sambil menggeleng.
“Saat aku tidur sambil memeluk pedang, aku berpikir, jika aku bisa bersandar pada seseorang, mungkin aku bisa tidur.” Ucap Seung Yoo.
Se Ryung lalu memegang tangan Seung Yoo, kemudian merebahkan kepala Seung Yoo di bahunya.
“Tutup matamu. Hapus semua pikiran melelahkan itu, pikiran menyedihkan. Jika kau menghapus semuanya, kau akan bisa tidur nyenyak. Sampai kau bangun, aku akan berada di sisimu.” Ucap Se Ryung.
“Aneh sekali. Kupikir aku tidak akan bisa tidur nyenyak lagi.” Jawab Seung Yoo.
“Kuharap kau mimpi indah.” Ucap Se Ryung.
Dan Seung Yoo pun mulai tertidur. Se Ryung menatap dan membelai wajah Seung Yoo.
Ja Beon akhirnya tiba di lokasi pengasingan Jong dan Putri Kyung Hee. Putri kaget tau Se Ryung menghilang. Putri tanya, apa dia tidak ada di Kuil Seung Bup?
“Aku diperintah untuk mencari ke sini.” Jawab Jae Beon.
“Ini tempat pengasingan. Tidak mungkin Yang Mulia Putri berkunjung ke sini.” Ucap Jong.
“Kalau Yang Mulia Putri ke sini, tolong beritahu kami.” Pinta Jae Beon, lalu pergi.
Putri menarik napas lega. Ia pikir Jae Beon datang karena mengetahui rencana mereka. Jong berkata bagaimana mungkin mereka tahu, karena ia sudah punya tempat untuk membahas rencananya. Jong akan menemui orang yang mengirim surat padanya. Putri minta Jong hati2.

Jong menunggu di sebuah rumah. Pria itu masuk dan mengenalkan dirinya sebagai Kepala Deputi dari Kwangju. Namanya Lee Joon Hyung. Joon Hyung berkata suatu kehormatan mendapat kunjungan dari Pangeran Pendamping Jung Jong. Jong tanya kenapa Joon Hyung mencarinya.
“Saya mendapat perintah dari Pangeran Geum Sung untuk mengumpulkan semua pejabat yang menentang Sooyang. Saya minta anda menjadi pemimpin kami.” Ucap Joon Hyung.
 Jong terkejut, dan menerima tugas itu.
Putri Kyung Hee menunggu Jong dengan gelisah. Tak lama, Jong datang. Jong memberitahu tentang Pangeran Geum Sung yang sudah mulai bergerak lagi. Putri Kyung Hee takut kalau mereka akan berakhir dengan kegagalan lagi. Jong menenangkan istrinya dengan berkata Seung Yoo akan bergerak di ibukota. Putri curhat, kalau ia merasa takut setiap kali mendengar derap kuda. Ia takut itu petugas yang datang membawa perintah untuk minum racun. Jong pun memeluk istrinya.
Sooyang marah, “Jadi Putri tidak ada di Kuil? Kenapa kau baru cerita sekarang?!”
“Maafkan saya.” jawab Myun.
“Dia pasti bersama Kim Seung Yoo.” ucap Sooyang.
“Itu tidak mungkin.” jawab Lady Yoon.
“Aku sudah mengerahkan pasukan untuk mencarinya dimanapun.” Ucap Myun.
“Anak tidak tahu diri. Adiknya sakit, dia malah pergi dengan pria itu?! Semua ini karena Kim Seung Yoo masih hidup. Cepat, seret Tuan Putri dan Kim Seung Yoo kemari!” jawab Sooyang.
“Baik.” Ucap Myun.

Jae Beon melapor ke Myun kalau Se Ryung tidak ada di lokasi pengasingan. Myun pun minta Jae Beon memperkuat penjagaan, terutama di lokasi penculikan Se Ryung. Jae Beon mengiyakan. Myun berkata kalau mereka harus menangkap Seung Yoo.
“Apa yang akan anda lakukan untuk menangani masalah Se Ryung. Diantara semua anak2, dia paling mirip dengan anda. Kenapa kita tidak membiarkan dia melakukan apapun yang dia inginkan untuk sementara?” ucap Lady Yoon.
“Lalu bagaimana dengan Putra Mahkota?” tanya Sooyang dengan sorot mata tajam.
“Putra Mahkota pasti akan segera sembuh. Disaat seperti ini, anda harus menunjukkan keteguhan sebagai Raja. Pasti akan banyak orang yang menentang anda.” Jawab Lady Yoon.
“Aku akan membawa Hwang masuk ke istana.” Ucap Sooyang.
“Apa anda merindukan Hwang? Saya akan memintanya pulang sekarang.” jawab Lady Yoon gembira.
(Hwang, putra kedua mereka. Kelak, ia akan menjadi Raja Yejong).

Seung Yoo dan Seok Joo akan pergi lagi. Se Ryung mengantarnya.
“Setelah aku kembali, kita bisa pergi dari sini.” Ucap Seung Yoo.
“Aku akan menunggu kepulanganmu.” Jawab Se Ryung sembari tersenyum.
Se Ryung lalu merapikan baju Seung Yoo. Melihat itu, Seok Joo memalingkan muka dan tersenyum geli. Seung Yoo lalu menggenggam tangan Se Ryung kemudian tersenyum dan pamit pergi. Se Ryung menatap kepergian Seung Yoo dengan hati bahagia.




“Apa kau sebahagia itu?” tanya Seok Joo.
Seung Yoo menjawabnya dengan senyuman.
“Aigoo, ternyata orang ini tahu caranya tersenyum.” Ledek Seok Joo.

Langkah mereka lalu terhenti gara2 melihat Pasukan Hanseong yang melakuan razia. Mereka pun memutar balik. Chil Goo menyuap seorang tentara dan tanya kenapa banyak pasukan. Tentara itu berkata kalau Tuan Putri menghilang. Chil Goo kaget, Tuan Putri? Yang biasanya tinggal di istana itu? Tentara itu membenarkan dan meminta Chil Goo melapor jika tahu sesuatu. Akan ada hadiah besar kata tentara itu.
Chil Goo pun teringat Se Ryung yang mengenakan baju dayang, lalu Se Ryung yang berani menamparnya, dan Se Ryung yang pergi mencuci dengan Ah Kang. Ia lalu tersenyum karena sudah menyadari sesuatu.


Chil Goo menyuruh anak buahnya menjemput No Goel. No Geol pun dibawa ke gibang dimana Chil Goo dan para gisaeng sudah menunggunya. Chil Goo mentraktir No Goel minum2. Ya, Chil Goo sedang berusaha mengorek informasi dari No Geol.

Seung Yoo mencari Park Heung Soo lagi. Petugas memberitahu Seok Joo dimana Park Heung Soo berada. Heung Soo berada di kedai arak.


Seung Yoo dan Seok Joo jalan kesana. Seung Yoo menghela napasnya saat melihat seorang pria setengah baya tengah minum2. Mereka lalu mendekati pria itu.
“Apa anda yang bernama Park Heung Soo?” tanya Seung Yoo.
“Siapa kau?” Park Heung Soo bertanya balik dengan penuh kewaspadaan.
“Apa anda benar2 Tuan Park Heung Soo yang menjadi anak buah Jenderal Kim Jong Seo di Hamgil-do?” tanya Seung Yoo.
“Siapa kau berani2nya menyebut nama Jenderal Dae Ho!” ucap Park Heung Soo marah.
“Anda mungkin tidak ingat saya, tapi saya adalah Kim Seung Yoo. Ayah saya bernama Kim Jong Seo.” Jawab Seung Yoo.

Wajah Park Heung Soo sedikit berubah tapi rupanya ia tidak percaya begitu saja pada ucapan Seung Yoo. Sedikit berbisik, ia berkata kalau semua keluarga Jenderal Dae Ho sudah meninggal.
“Saat saya masih kecil, saya melihat ada di Hamgil-do. Anda tertembak dan kaki anda terluka. Saat itu ayah saya merobek bajunya dan membalut kaki anda untuk meredakan sakit di kaki anda.” Ucap Seung Yoo.
Heung Soo pun gemetar. Ia berdiri mendekati Seung Yoo. Dan jalannya memang pincang.
“Apa kau…. kau benar2 Tuan Muda Kim Seung Yoo?” tanya Heung Soo.
Seung Yoo mengangguk.
Heung Soo benar2 tidak percaya. “Tuan Muda! Anda benar2 masih hidup!”
Sekali lagi Seung Yoo mengangguk.
Heung Soo mengajak Seung Yoo dan Seok Joo ke rumahnya. Ia kaget saat tahu rencana Seung Yoo mengerahkan semua pasukan. Seung Yoo meminta bantuan Heung Soo. Heung Soo bilang itu mustahil. Seung Yoo tanya, bukankah anak buah ayahnya masih banyak di Chong Tong Wi. Heung Soo pun berkata, kalau semua orang yang setia pada Kim Jong Seo sudah dipindah dan kini mereka hidup menyepi.
Seung Yoo sadar akan jatuh banyak korban dalam pertempuran melawan Sooyang. Ia pun meminta Heung Soo untuk mempertimbangkannya. Heung Soo pun minta waktu untuk berpikir. Seung Yoo berjanji akan datang lagi menemui Heung Soo.
Chil Goo rupanya masih berusaha keras mengorek informasi dari No Geol. No Geol mulai mabuk. Ia bahkan memanggil Chil Goo dengan sebutan Hyungnim. Chil Goo senang bukan kepalang, sampai memainkan rambutnya.
Chil Goo : Tapi Adik, apa di Bing Ok Gwan ada gisaeng baru?
No Geol : Siapa?
Chil Goo : Wajahnya cantik sekali dan aku melihatnya mengenakan baju pelayan tadi.
No Geol : Ah, Yang Mulia Putri? Jangan pusingkan dia. Dia akan segera pergi.
Chil Goo kaget, “Wanita itu Yang Mulia Putri?”
No Geol yang sadar kelepasan bicara buru2 meralat ucapannya dengan mengatakan wanita itu cantik bagaikan seorang Putri.
Chil Goo langsung menemui Myun. Myun awalnya tidak mau mendengar apapun dari Chol Goo. Tapi begitu Chil Goo menyebut Sang Putri, Myun langsung tertarik. Ia berteriak, meminta Chil Goo cepat mengatakan dimana Sang Putri kini berada. Chil Goo pun tersenyum puas.

Se Ryung memasak nasi dibawah tutorial Ah Kang. Ah Kang menegur Se Ryung yang mencuci beras terlalu kasar. Se Ryung pun akhirnya mencuci beras dengan pelan. Ah Kang kembali menegur Se Ryung karena terlalu banyak memasukkan air. Se Ryung pun mengurangi airnya, lalu tanya apa sudah benar. Ah Kang mengangguk2 sambil tersenyum.

Beberapa saat kemudian, Se Ryung menyuapkan nasi buatannya pada Ah Kang.
“Enak?” tanya Se Ryung.
“Ini enak sekali. Apa nasi ini untuk dimakan Paman?” jawab Ah Kang.
Se Ryung pun tersenyum sambil mengangguk.
No Geol akhirnya sadar dari mabuknya. Untuk sesaat dia bingung. Sedetik kemudian, ia ingat kekacauan yang sudah dibuatnya.
Myun jalan keluar sambil ingat kata2 Chil Goo.
“Aku tidak tahu siapa dia, tapi aku ingat pria gila itu membantunya.” Ucap Chil Goo.
“Pria gila?” tanya Myun.
“Itu, yang tidak banyak bicara, punya keahlian pedang tinggi dan berpakaian hitam2.” Jawab Chil Goo.
Myun pun mengenali pria itu Seung Yoo. Jae Beon melapor pasukan sudah siap. Mereka pun langsung berangkat, ke Bing Ok Gwan!!

Se Ryung menyiapkan makanan untuk Seung Yoo dengan hati2. Ia pun tersenyum senang.
Di pasar, Seung Yoo membeli garakji. Seok Joo tanya apa Tuan Putri sudah barang2 murah seperti itu. Seung Yoo bilang dia tidak suka barang mewah. Seok Joo menggoda, benarkah? Seung Yoo hanya tersenyum sambil memandangi garakji itu.
Myun dan pasukannya akhirnya tiba di Bing Ok Gwan.
No Geol melihat ini, langsung berlari masuk ke Bing Ok Gwan.
“Cepat sembunyi! Aku kelepaskan bicara. Aku memberitahu Chil Goo kalau Tuan Putri ada di sini.” Ucap No Geol.
Semua kaget. Chohi menyuruh Se Ryung sembunyi.
Pasukan Myun langsung menyerbu ke dalam. Myun menemui Chohi.
“Aku mendapat laporan orang yang kucari ada di sini.” Ucap Myun.
“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan.” Jawab Chohi.
“Kalau sampai orang yang kucari ada di sini, kalian semua akan dihukum!” ucap Myun.
Myun pun menyuruh pasukannya memeriksa semua tempat. Se Ryung berhasil sembunyi akibat pertolongan No Geol. Tapi ia mencemaskan orang2 di Bing Ok Gwan. Ia tak ingin orang2 di Bing Ok Gwan ikut disalahkan, karena itu ia berniat keluar. No Geol mencegah. Tapi Se Ryung tidak peduli. Saat Se Ryung hendak keluar, Ah Kang memegang tangannya.
“Kumohon sampaikan pesan ini pada Guru. Meskipun aku dipaksa kembali ke istana, aku akan kembali ke sisi Guru bagaimana pun caranya. Jangan bersedih karena aku. Dia harus tetap menjalankan rencananya.” Ucap Se Ryung.
“Aku akan menyampaikan pesan ini padanya.” Jawab No Geol.
“Jangan biarkan dia sendirian.” Ucap Se Ryung.
Saat mau keluar, Ah Kang memegang tangan Se Ryung. Se Ryung tersenyum, kemudian membelai wajah Ah Kang dan beranjak pergi. Ah Kang menangis.
Jae Beon lapor kalau tidak menemukan siapapun di sana. Myun marah, dan mau menghancurkan Bing Ok Gwan yang menurutnya sudah menampung criminal.
Chohi marah, “Apa yang kau lakukan! Bunuh aku dulu! Brengsek kau!”
Muyeong mencoba menahan Chohi, “Eonni, kenapa kau seperti ini? Sikapmu malah membuat masalah semakin besar.”
Myun mendorong Chohi, dan memerintah pasukannya menghancurkan Bing Ok Gwan.
“HENTIKAN!” teriak Se Ryung.
Myun menatap tajam Se Ryung, “Akhirnya anda keluar juga.”

“Aku masuk kesini sendiri dan aku akan keluar sendiri. Orang2 ini tidak tahu siapa aku. Jadi jangan libatkan mereka. Jika Petugas Shin berjanji tidak akan mengganggu mereka, aku akan kembali ke istana sesuai keinginanmu.” Ucap Se Ryung.
“Apa kalian tidak pernah mendengar perintahku! Hancurkan tempat ini!” teriak Myun.
“Apa yang kau lakukan?!” teriak Se Ryung.
“Ini tempat persembunyian Kim Seung Yoo. Hancurkan tempat ini sampai dia keluar!” teriak Myun.
“PETUGAS SHIN!” teriak Se Ryung.
“Bawa Yang Mulia Putri keluar!” teriak Myun lagi.
Dua petugas pun menyeret Se Ryung keluar. Se Ryung marah, “Lepaskan aku!”
“Aku bilang lepaskan aku!” teriak Se Ryung.

Petugas pun melepaskan Se Ryung. Se Ryung benar2 marah, “Apa yang akan kau lakukan pada orang2 yang tidak bersalah ini? Hentikan sekarang, hentikan!”
“Aku akan berhenti kalau sudah menangkap Kim Seung Yoo.” ucap Myun.
“Memperlakukan orang2 yang tidak bersalah dengan kejam, kau tidak ada bedanya dengan ayahku.” Jawab Se Ryung.
“Bawa Yang Mulia pergi!” perintah Myun.
Sooyang menjaga Soong. Soong memanggil ayahnya, abamama.”
“Ada apa?” tanya Sooyang.
“Tolong ampuni kakak.” Pinta Soong.
“Jangan pikirkan itu.” ucap Sooyang.
“Jika kakak pergi juga, ayah pasti kesepian.” Jawab Soong.
“Aku punya dirimu. Tidak akan terjadi apa2.” Ucap Sooyang.
Kasim lalu melapor kepulangan Se Ryung. Sooyang menatap ke pintu dengan wajah marah.

Se Ryung dibawa menghadap ibunya. Sang ibu marah, “Kemana pikiranmu! Apa benar kau bersama Kim Seung Yoo?”
“Saya sudah memutuskan hubungan dengan ayah.” ucap Se Ryung.
“Se Ryung, tolong jangan menentang ayahmu lagi. Dia tidak akan mengampunimu.” Pinta sang ibu.

Kasim melaporkan kedatangan Sooyang. Sooyang masuk dan menatap Se Ryung tajam. Ia lalu minta semua keluar. Semua pun keluar. Sooyang dan Se Ryung saling bertatapan tajam.
Seok Joo dan Seung Yoo pulang. Mereka kaget melihat kekacauan di Bing Ok Gwan. Seok Joo mendekati Chohi yg menangis. Seung Yoo pun panic karena tak menemukan Se Ryung di sana. No Geol memberitahu apa yang terjadi, juga menyampaikan pesan Se Ryung.
Sooyang tanya, “Dimana Kim Seung Yoo?”
“Saya tidak akan menjawab pertanyaan itu.” jawab Se Ryung.
“katakana padaku dimana Kim Seung Yoo?” tanya Sooyang.
“Saya sudah bilang tidak akan menjawabnya.” Jawab Se Ryung.
“Jawab aku, dimana Kim Seung Yoo. Apa kau mau melihat orang2 yang menyembunyikanmu termasuk Kim Seung Yoo kepalanya dipenggal?” ancam Sooyang.
“Apa kau mau menumpahkan darah orang yang tidak bersalah lagi? Sampai kapan kau akan menghentikan kekejaman ini? Jika itu terjadi pada anak Yang Mulia, apa Yang Mulia akan sadar?” jawab Se Ryung.
Sooyang marah. Ia mengepalkan tangannya.
“Jadi kau ingin bekerja sama dengan seseorang yang ingin membunuhku. Baik. Kalau kau ingin memutuskan hubungan denganku, sekarang sudah putus.” Ucap Sooyang.
Sooyang lalu menyuruh Myun masuk.
“Tidak akan ada pernikahan antara kau dan Tuan Putri.” Ucap Sooyang membuat Myun kaget.
“Mulai hari ini, kau bukan seorang Putri lagi. Kau akan menjadi budak Petugas Shin.” Ucap Sooyang.
Myun dan Se Ryung kaget.
BERSAMBUNG…..

0 Comments:

Post a Comment