Seung Yoo dan pasukannya mengawasi Kediaman Jong dari kejauhan. Ia melihat Myun yang sedang teriak2 menyuruh dirinya keluar. Seung Yoo mengambil busur dan panah, kemudian membidik Myun. Tiba2, Jae Beon datang membawa Se Ryung. Seung Yoo kaget. Myun marah.
“Dimana Kim Seung
Yoo?” tanya Myun.
“Dia sudah pergi.”
Jawab Se Ryung.
“Kau pikir aku
bodoh?” tanya Myun.
“Apa kau ingin
menggunakanku sebagai umpan? Tidak akan bisa.” Jawab Se Ryung.
“Bisa atau tidak,
kita lihat nanti.” Ucap Myun, kemudian mencabut pedangnya dan mengarahkannya ke
leher Se Ryung.
“Kim Seung Yoo, kau
lihat? Kalau kau tidak ingin wanita ini mati, keluar sekarang?!” teriak Myun.
“Aku sudah bilang
dia sudah pergi!” jawab Se Ryung.
“Kenapa tidak
keluar?! Apa kau ingin selamat sendirian!” teriak Myun.
Lalu Putri Kyung Hee
datang. Ia mendorong Se Ryung ke belakang, lalu berdiri di depan Se Ryung.
Putri Kyung Hee minta Myun mengarahkan pedang padanya. Jong kaget, lalu
melakukan hal yang sama. Ia minta Myun membunuhnya. Seung Yoo geram dan siap
menembakkan panah ke Myun. Jong menyingkirkan pedang Myun.
Saat itulah, Seung
Yoo menembakkan panahnya dan mengenai dada Myun.
Semua kaget. Jae
Beon langsung lari menolong Myun. Seung Yoo dan pasukannya maju. Terjadi
pertempuran.
Seung Yoo mendekati
Se Ryung. Myun marah, tapi ia tak bisa berbuat apa2 karena terluka terkena
panah Seung Yoo. Jae Beon langsung bertindak. Ia mau menangkap Seung Yoo, tapi
dihalangi Jong. Jong menyuruh Seung Yoo pergi. Seung Yoo dan Se Ryung berat
untuk meninggalkan mereka. Putri Kyung Hee mengangguk, memberi restu mereka
pergi. Mereka pun akhirnya pergi.
Jae Beon mengejar
mereka, tapi mereka berhasil lolos.
Myun heran melihat
pasukan patrol bertempur dengan Pasukan Hanseong.
“Kenapa pasukan ini
membantumu? Apa yang sedang kau rencanakan!” teriak Myun.
“Kenapa? Apa kau
ingin menangkapku dan mengurungku lagi di penjara?” tanya Jong.
“Kalau kau memang
bersalah, tentu saja aku harus menangkapmu. Kau pelayan setia yang tidak takut
mati meskipun itu karena permohonan istrimu.” Jawab Myun.
Jong naik darah dan
mencengkram baju Myun. “Jaga perkataanmu!”
“Kenapa? Kau
sebenarnya malu kan selamat karena istrimu?” sindir Myun.
Jong semakin marah
dan terus mencengkram Myun. Jae Beon datang berusaha melepaskan cengkraman
Jong. Dan itu membuat amplop berisi deklarasi pemberontakan terjatuh. Jong
kaget. Ia mau mengambil amplop itu, tapi Jae Beon lebih cepat. Jae Beon
membacanya dan terkeut. Lalu ia menyerahkan surat itu ke Myun.
Myun kaget, sampai2
ia gemetaran.
“Apa kau benar2
merencanakan pemberontakan?!” bentak Myun.
Jong dan Putri Kyung
Hee pun langsung lemas. Rencana mereka ketahuan.
Seung Yoo tiba2
menghentikan kudanya.
“Kenapa berhenti?”
tanya Se Ryung.
“Aku mencemaskan
Jong.” Jawab Seung Yoo.
“Kalau begitu, kita
kembali.” Ucap Se Ryung.
“Tapi aku harus
menemui Pangeran Geum Sung.” Jawab Seung Yoo.
“Kalau kita tetap
pergi, kau tidak akan merasa tenang. Lebih baik kita kembali dan memastikan
keselamatan Pangeran Pendamping.” Ucap Se Ryung.
“Terima kasih.”
Jawab Seung Yoo.
Seung Yoo kaget saat
tahu surat berisi deklarasi pemberontakan itu jatuh ke tangan Myun. Ia pun
ingin menyusul Jong. Tapi Putri melarang Seung Yoo dan Se Ryung muncul di muka
umum. Menurutnya, jika dirinya ikut, maka mereka akan mengetahui keadaan Jong.
Surat pemberontakan
itu sampai di tangan Sooyang. Sooyang geram, “Orang ini…! Aku mengirimnya ke
pengasingan agar dia bisa merenung. Tapi dia tetap menyusun rencana lagi!”
Kwon Ram pun minta
Sooyang menghukum mati Jong. Tidak hanya itu, Myung Hoe juga meminta Sooyang
menghukum mati Pangeran Geum Sung. Sooyang pun memerintahkan Jong dieksekusi
besok. Dan memerintahkan untuk mengirimkan racun ke Pangeran Geum Sung.
Myun sedang
mengobati lukanya. Wajahnya terlihat kesal. Lalu, Jae Beon datang memberitahu
besok pagi Jong akan dieksekusi. Myun pun mengajak Jae Beon melihat Jong.
Myun ke penjara
menemui Jong. Ia minta semua petugas keluar. Jong merasa hari eksekusinya sudah
diputuskan. Myun memberitahu besok Jong akan dieksekusi. Jong pasrah. Myun
tanya apa Jong tidak ingin hidup. Jong balik bertanya apa rencana Myun kali
ini. Myun yakin Seung Yoo akan datang untuk menyelamatkan Jong. Jika Seung Yoo
benar2 datang, ia tidak akan membiarkan Seung Yoo hidup lagi.
Jong tanya, apa kau
akan menggunakanku sebagai umpan untuk menangkap Seung Yoo. Apa kau sudah lupa
pesan terakhir guru sebelum beliau meninggal? Jadilah teman yang saling
membantu, bukan menjadi musuh yang saling membunuh.
Myun diam saja. Ia
lalu beranjak pergi. Jong mengepalkan tangannya. Ia tidak menyangka sahabatnya
kini menjadi musuhnya.
Seung Yoo ke Bing Ok
Gwan. Tapi pintunya terkunci.
Seung Yoo lapor ke
Se Ryung. Disana juga ada Putri Kyung Hee dan Eun Geum. Se Ryung yakin orang2
di Bing Ok Gwan sudah banyak mengalami kesulitan. Mereka pun bingung harus
membawa Putri Kyung Hee kemana. Tiba2, No Geol datang.
“Aku iri padamu,
Hyung. Kau selalu dikelilingi wanita cantik.” Ucap No Geol sambil melirik Se
Ryung, Putri Kyung Hee dan Eun Geum.
“Kemana mereka
pergi?” tanya Seung Yoo.
“Hyung besar
menugaskanku mengawasi daerah ini.” jawab No Geol.
“Bing Ok Gwan,
kenapa dikunci?” tanya Seung Yoo.
“Hyung besar
digelandang ke Kantor Hanseong. Karena membantumu, dia nyaris kehilangan
hidupnya.” Jawab No Geol.
No Geol lalu
mengajak Seung Yoo ikut dengannya. Ternyata semua penghuni Bing Ok Gwan tinggal
di tempat persembunyian Lady Ryu. Ah Kang senang dan langsung lari menghampiri
Se Ryung. Chohi kesal melihat Seung Yoo, dan jalan masuk. Seung Yoo minta maaf
karena sudah membuat Seok Joo menderita. Tapi Seok Joo berkata kalau dia baik2
saja.
Seung Yoo juga minta
maaf pada Muyeong dan Soaeng. Muyeong berkata, setelah semua baik2 saja, mereka
akan kembali.
Seung Yoo berkata
akan mencari tahu apa yang terjadi pada Jong.
“Di tengah hari
seperti ini? Apa kau sudah gila?” jawab Seok Joo.
“Biar aku yang ke
sana.” Ucap Putri.
“Jika anda bertemu
Jong, tolong sampaikan padanya untuk bertahan sampai saya datang dan
menyelamatkannya.” Pinta Seung Yoo.
Putri mengangguk.
“Kumohon
berhati2lah.” Pinta Se Ryung.
Setelah Putri Kyung
Hee dan Eun Geum pergi, Seung Yoo meminta No Geol dan Seok Joo ke Chong Tong Wi
dan membawa Heung Soo menemuinya diam2. No Geol dan Seok Joo pun langsung
pergi.
Putri dan Eun Geum
tiba di Hanseong. Tapi pengawal melarang mereka masuk. Jae Beon lalu keluar dan
menyuruh Putri Kyung Hee masuk. Didalam, Putri bertemu Myun. Myun menawarkan
satu cara menyelamatkan Jong, yaitu dengan mengatakan keberadaan Seung Yoo.
Putri gemetaran. Myun melihat itu.
Jong teringat kata2
Myun yang akan membunuh Seung Yoo jika Seung Yoo datang menyelamatkannya. Ia
tampak cemas. Putri datang. Jong awalnya mengira dirinya berhalusinasi, tapi
akhirnya ia sadar kalau itu bukan halusinasi. Jong pun mendekati istrinya.
“Aku bertemu Petugas
Shin.” Ucap Putri.
“Apa yang
dikatakannya untuk menipu Yang Mulia?” tanya Jong.
“Dia bilang akan
membebaskan dirimu, jika aku memberitahukan dimana Kim Seung Yoo.” jawab Putri.
Jong terdiam. Putri
menatap Jong penuh harap. Jong lalu berkata, meskipun Myun berusaha
menyelamatkannya, Sooyang tidak akan mengampuninya. Putri pun teringat kata2
Sooyang, saat ia memohon agar Sooyang mengampuni Jong. Sooyang bilang tidak ada
ampun jika Jong merencanakan pemberontakan lagi.
“Malam ini Jikgang
Kim akan datang menyelamatkanmu. Ia ingin aku mengatakan ini padamu.” Ucap
Putri.
“Itulah yang mereka
inginkan. Mereka ingin membunuhku dan Seung Yoo secara bersamaan.” Jawab Jong.
“Suamiku.” Ucap
Putri panic.
“Kematianku adalah…
takdir yang tidak bisa diubah. Jika Seung Yoo juga mengalaminya, siapa yang
akan melawan Sooyang nantinya?” jawab Jong.
Putri berkaca2. Ia
lalu meletakkan tangan Jong di perutnya.
“Apa kau tidak ingin
hidup?” tanya Putri.
Jong terdiam untuk
beberapa saat, sebelum akhirnya berkata, “Aku ingin hidup. Tapi jika Seung Yoo
datang, dia bukan hanya akan gagal menyelamatkanku, tapi dia juga akan
kehilangan nyawanya. Jangan beritahu Kim Seung Yoo kalau besok adalah hari
eksekusiku. Katakan padanya tunggu sampai aku memberi tanda.” Jawab Jong.
Putri menangis,
“Tidak… tidak suamiku.”
Heung Soo menemui
Seung Yoo, “Diketahui? Anda berkata rencana pemberontakan ini telah diketahui?”
“Kita harus
menyelamatkan Pangeran Pendamping terlebih dahulu.” Jawab Seung Yoo.
“Jadi karena ini
Kepala Polisi Gwangju dibawa ke Hanseong?” tanya Heung Soo.
“Bagaimana dengan
persenjataan. Aku rasa kita harus memakainya untuk menyelamatkan Pangeran
Pendamping.” Jawab Seung Yoo.
“Akses ke semua
persenjataan dihalangi. Apa rencanamu?” tanya Heung Soo.
“Aku akan pergi
menyelamatkan Pangeran Pendamping, setelah itu menyusun rencana baru.” Jawab
Seung Yoo.
“Meskipun tubuh saya
tidak mampu lagi, tapi dengan sedikit kekuatan yang saya miliki, saya akan
berusaha yang terbaik.” Ucap Heung Soo.
“Terima kasih.”
Jawab Seung Yoo.
Heung Soo pun pergi.
Setelah Heung Soo pergi, se Ryung mendekati Seung Yoo. Ia mencemaskan Seung
Yoo. Seung Yoo berkata ia harus menyelamatkan Jong bagaimana pun caranya.
Putri dan Eun Geum
pulang. Putri murung dan menatap tajam Seung Yoo. Seung Yoo dan Se Ryung sama2
heran. Putri diam saja dan jalan masuk. Se Ryung menyusul Putri.
“Anda terlihat
pucat. Apa sesuatu terjadi pada Pangeran Pendamping?” tanya Se Ryung.
“Besok… dia
dieksekusi.” Jawab Putri.
“Guru harus tahu
soal ini. Dia bilang akan menyelamatkan Pangeran Pendamping malam ini.” ucap Se
Ryung.
“Kim Seung Yoo tidak
boleh pergi.” Jawab Putri menahan kepergian Se Ryung.
“Apa maksud anda?”
tanya Se Ryung.
“Petugas Shin
menunggu Kim Seung Yoo menyerang penjara.” Jawab Putri.
“Apa?” kaget Se
Ryung.
“Dia tidak boleh
pergi.” Ucap Putri.
“Bagaimana….” Se
Ryung menangis, “… aku bisa berbohong padanya?” ucap Se Ryung lagi.
“Jika kita
kehilangan Pangeran Pendamping dan Kim Seung Yoo secara bersamaan, maka tidak
akan ada lagi yang bisa melawan ayahmu. Lakukan perintahku.” Jawab Putri sambil
menangis.
Se Ryung keluar
menemui Seung Yoo. Wajahnya pucat. Seung Yoo tanya apa terjadi sesuatu pada
Putri. Se Ryung menggeleng. Seung Yoo tanya lagi apa Putri sudah bertemu Jong.
Se Ryung mengangguk. Seung Yoo pun berkata akan pergi malam ini untuk
menyelamatkan Jong.
Putri keluar dan
melarang Seung Yoo pergi.
Putri : Malam ini
mereka akan memperketat penjagaan. Pangeran Pendamping akan bilang akan mencari
kesempatan dan menghubungiku dalam beberapa hari.
Seung Yoo : Apa kali
ini dia bersedia lari dari penjara?
Putri : Mungkin
karena anak di perutku, dia jadi memiliki harapan baru.
Seung Yoo : Sungguh
melegakan. Saya akan menyelamatkannya apapun yang terjadi.
Putri : Terima kasih.
Putri kembali ke
kamarnya.
Putri Kyung Hee
kembali ke kamarnya. Setelah menutup pintu, tangisnya pecah. Ia menutup
mulutnya agar tangisnya tak terdengar keluar. Sementara itu di penjara, Jong
teringat saat istrinya bertanya ia ingin anak laki2 atau perempuan. Jong
berharap, mau laki2 atau perempuan, anak mereka mirip dengan Putri Kyung Hee.
Jong menangis. Tapi
ia sudah bisa menerima apa yang terjadi pada dirinya. Ia lalu minta kertas dan
tinta pada penjaga. Penjaga keberatan memberikannya. Jong berkata ia ingin
menuliskan nama anaknya.
Myun mendengar dan memberikan izin. Penjaga minta Jong
menunggu karena ia akan mengambilkan kertas dan tinta.
Pagi pun tiba.
Sooyang dan istrinya menunggui Soong. Sooyang berkata hari itu adalah hari
eksekusi untuk para pemberontak dan meminta Soong cepat sembuh karena Soong
akan mewarisi takhta darinya. Soong ingin kembali ke kediaman lamanya. Ratu pun
membujuk Sooyang mengizinkan Soong istirahat di kediaman lama mereka. Sooyang
pun memberikan izin, selama itu bisa
membuat Soong sembuh.
Eun Geum sedang
merias Putri. Putri ingin tampil cantik di depan suaminya, karena itu akan
menjadi kali terakhir Jong melihat Putri. Ternyata Eun Geum merias Putri sambil
menangis. Air mata Putri pun menetes.
Putri Kyung Hee
menemui suaminya. Jong tersenyum melihat sang istri.
“Kau di sini?” tanya
Jong.
“Iya, suamiku.”
Jawab Putri.
“Aku tidak ingin kau
melihatku dieksekusi.” Ucap Jong.
“Aku akan berada di
sisimu sampai akhir. Karena anak ini,
aku tidak bisa mati bersamamu. Tapi anak ini, aku akan membiarkannya melihat
kalau ayahnya adalah pria yang baik.” Jawab Putri.
“Yang Mulia, aku
sungguh minta maaf karena tidak bisa melindungimu sampai akhir.” Ucap Jong.
Penjaga lalu datang
untuk membawa Jong keluar. Jong cepat2 memberikan kertas pada Putri. Jong bilang karena tidak tahu anaknya laki2
atau perempuan, jadi dia memikirkan dua nama. Dan ia pun meminta Putri Kyung
Hee membesarkan anak mereka dengan baik.
Jong dibawa keluar
dengan tubuh diikat dan didampingi Putri Kyung Hee. Mereka pun bertemu dengan
Myun.
“Jadi kau memutuskan
untuk menyerahkan nyawamu?” tanya Myun.
“Apa kau takut pada
Seung Yoo? Dia tidak tahu kalau hari ini adalah hari eksekusiku.” Jawab Jong.
“Apa?” tanya Myun
kaget.
“Kau tidak akan
pernah bisa menangkap Kim Seung Yoo.” jawab Jong.
“Dasar, orang
jahat.” Ucap Myun, lalu pergi.
“Myun-ah.” Panggil
Jong, membuat langkah Myun terhenti, “Walaupun aku kesal padamu, aku tidak
pernah membencimu. Aku merasa kasihan pada Seung Yoo, juga kau.”
Myun tampak
terpukul. Tapi ia diam saja dan beranjak pergi. Jong dan Putri menangis.
Heung Soo berlari
dengan terpincang2. Seung Yoo, Seok Joo dan No Geol sedang merancang strategi.
Heung Soo menghampiri mereka. Seung Yoo berkata, sebenarnya ia ingin
mengirimkan pesan pada Heung Soo. Malam ini, mereka harus mereka harus
menyerang penjara.
Heung Soo : Eksekusi
Pangeran Pendamping hari ini.
Seung Yoo : Apa
maksudmu? Seharusnya bukan hari ini…
Heung Soo : Pangeran
Pendamping sudah diseret ke lokasi eksekusi.
Se Ryung yang baru
datang kaget. Ia sampai menjatuhkan cucian yang dibawanya. Semua kaget. Se
Ryung hanya diam menatap Seung Yoo. Seung Yoo menatap tajam Se Ryung.
“Eksekusi hari ini…
jangan2.. kau sudah tahu?” tanya Seung Yoo.
Se Ryung diam saja
dan menatap Seung Yoo dengan perasaan bersalah.
“Kenapa? Kenapa?”
tanya Seung Yoo.
Seung Yoo pun lari,
diikuti Heung Soo, Seok Joo dan No Geol.
Sooyang sudah berada
di lokasi eksekusi. Di sana pun juga ada 5 ekor kuda yang akan dipakai untuk
mengeksekusi Jong. Masyarakat pun sudah berkumpul untuk melihat proses
eksekusi. Putri Kyung Hee dan Eun Geum ada di antara kerumanan masyarakat.
“Alasanku memanggil
semua menteri adalah untuk melihat proses eksekusi ini. Ini adalah akibat untuk
orang yang ingin memberontak. Kuharap kalian mengingat ini baik2.” Ucap
Sooyang.
Semua mengiyakan.
Jong lalu dibawa
masuk menghadap Sooyang.
“Orang tidak tahu
balas budi! Karena Putri Kyung Hee berlutut dan memohon ampun padaku, aku
mengampuni nyawamu! Tapi sekali lagi, kau mencoba membunuhku. Kali ini kau
sendiri yang harus memohon ampun.” Ucap Sooyang.
Jong tertawa sinis.
Sooyang dan sekutunya kaget.
“Sooyang, dengarkan
aku baik2. Meskipun tubuhku dicabik2, tapi rohku tidak akan pernah lenyap.
Walaupun di dalam mimpi, aku akan menghantui dan menyiksamu.” Jawab Jong.
Sooyang marah dan
menunjuk2 Jong, “Segera buat dia kesakitan!”
“Semua keturunanmu
akan menderita!” teriak Jong.
“Kau.. kau…” ucap
Sooyang syok.
“Cepat laksanakan
proses eksekusi!” teriak Myung Hoe.
Algojo pun mulai
mengalungkan tali ke leher, tangan dan kaki Jong. Jong mencari istrinya. Sang
istri tersenyum dengan mata berkaca2. Myun tampak terpukul. Jong ingat kisahnya
dengan Putri Kyung Hee, Mulai dari pertemuan pertama mereka, lalu saat mereka
menikah, saat mereka mulai saling mencintai dan saat mereka bahagia karena akan
segera memiliki anak.
Jong menangis dan
tersenyum pada istrinya. Sang istri juga tersenyum sambil menangis.
Dan proses eksekusi
pun dimulai.
Seung Yoo berlari
kencang di sepanjang jalan. No Geol, Seok Joo dan Heung Soo ketinggalan jauh di
belakang.
Langkah Seung Yoo
terhenti tepat di depan darah Jong yang berceceran di tanah. Eksekusi sudah
selesai. Seung Yoo syok. Ia terjatuh.
“Jong-ah, Jong-ah.
Seberapa besar… penderitaanmu? Seberapa besar.. kesakitanmu?” ucap Seung Yoo
sambil menangis.
Heung Soo, Seok Joo
dan No Geol ikut menangis. Se Ryung ada di belakang mereka dan menatap sedih
Seung Yoo.
“Kau tahu semuanya…
tapi kau tidak memberitahuku. Kenapa? Kau tahu apa arti Jong bagiku? Kenapa?”
ucap Seung Yoo sambil menatap Se Ryung dengan tatapan kecewa.
Se Ryung hanya
menangis. Ia juga tak bisa berbuat apa2.
Myun minum2 di
temani Jae Beon. Myun tanya, “Jae Beon-ah, apa arti hidup bagimu. Bagiku, hidup
sangat menarik. Tapi pada akhirnya, aku membunuh temanku. Tanganku sudah
ternodai darah temanku.”
Jae Beon prihatin
melihat Myun. Myun menangis, lalu menertawakan dirinya sendiri.
Seung Yoo dan Se
Ryung menemui Putri Kyung Hee.
“Kenapa anda tidak
memberi kesempatan pada saya? Saya punya kesempatan untuk menyelamatkannya.
Saya pasti bisa menyelamatkannya.” Ucap Seung Yoo.
“Tenangkan dirimu.
Kumohon jangan sia2kan pengorbanan Pangeran Pendamping yang sudah
menyelamatkanmu, Jikgang Kim.” Jawab Putri.
“Kenapa… kenapa anda
bisa….” Ucap Seung Yoo.
“Tolong pergi
kumpulkan mayat Pangeran Pendamping. Kita tidak bisa meninggalkannya di tanah
yang dingin.” Pinta Putri berkaca2.
Seung Yoo, Se Ryung
dan Eun Geum sedih mendengarnya.
Malamnya, Seung Yoo,
Seok Joo dan No Geol pergi ke lokasi mayat Jong. Penjaga menahannya. Seung Yoo
marah. Ia teriak, jangan halangi jalanku! Selesai mengatakan itu, Seung Yoo
langsung menebas penjaga itu. Seok Joo dan No Geol pun bertempur melawan
penjaga lainnya.
Seung Yoo duduk di
depan tubuh Jong yang hancur.
Paginya, Seung Yoo
membantu Putri menguburkan mayat Jong. Se Ryung memandang mereka di belakang.
Ia menangis dan berkali2 mengucapkan kata maaf.
Sooyang bertemu
antek2nya. Mereka mendesak Sooyang mengeluarkan perintah untuk menghukum mati
Danjong. Tapi Sooyang ragu karena Soong sedang sakit. Shin Sook Joo yakin akan
ada lagi orang yang berusaha merebut takhta dan mengembalikan takhta pada
Danjong dengan alasan sakitnya Putra Mahkota. Ia pun mendesak Sooyang untuk
segera membuat keputusan.
Sooyang minum2
ditemani istrinya.
“Aku memanfaatkan
sakitnya kakakku untuk merebut takhta darinya. Tidak kusangka, hal yang sama
juga akan terjadi padaku.” Ucap Sooyang.
“Yang Mulia,
tetaplah kuat. Aku akan pergi ke kuil untuk berdoa.” Jawab Ratu.
“Aku sudah memberikan
perintah untuk menghukum mati Pangeran Geum Sung dan Pangeran Nosan. Putri
Kyung Hee juga akan dikirim ke tempat jauh sebagai budak pemerintahan. Jadi,
tidak akan ada lagi pertumpahan darah.” Ucap Sooyang.
Ratu pun kaget.
Pangeran Geum Sung
menerima hukuman sayak.
Danjong di
pengasingannya, menatap ke langit. Ia bicara sendiri, Noonim. Cuaca hari ini
sangat bagus. Rasanya seperti akan terjadi sesuatu yang baik.
Lalu petugas dari
istana datang. Danjong heran dan tanya, “Ada apa kalian kemari?”
“Perintah Raja telah
tiba.” Ucap petugas.
Danjong hanya bisa
menghela napas.
“Noonim aku benar2
merindukanmu. Abamama…” ucapnya.
Putri Kyung Hee
duduk dengan pandangan kosong. Eun Geum membujuk Putri Kyung Hee untuk makan.
Putri Kyung Hee berkaca2.
“Setelah aku jadi
budak pemerintah, apa yang akan kau lakukan?” tanya Putri.
“Saya akan mengikuti
anda sampai akhir. Ini janji saya pada Pangeran Pendamping. Sampai mati, saya
akan berada di sisi anda.” Janji Eun Geum.
Putri pun memaksakan
dirinya makan. Dan ia menangis.
Se Ryung menemui
Putri Kyung Hee. Begitu bertemu Putri Kyung Hee, ia berlutut.
“Aku sudah
mendengarnya.” Ucap Se Ryung.
“Jadi benar ayahmu
menjadikanku sebagai budak pemerintahan? Meskipun aku sangat ingin membunuh
ayahmu, tapi aku tidak pernah merasakan kemarahan padamu. Jadi tolong jangan
datang lagi.” Jawab Putri, lalu pergi.
Di kamarnya, Seung
Yoo masih menangisi kepergian Jong. Se Ryung datang, “Apa kau di dalam? Ini
aku, Se Ryung. Aku akan di sini menunggumu bangun. Jika kau ingin bicara, temui
aku.”
Rupanya Se Ryung
tidur sampai pagi di depan kamar Seung Yoo. Saat terbangun, Se Ryung melihat
Seung Yoo sudah duduk disampingnya.
“Aku pernah berpikir
untuk melupakan semuanya. Pembalasan dendamku pada ayahmu… juga cintaku padamu.
Aku ingin melupakannya dan pergi jauh. Kenapa aku begitu lemah? Kenapa aku ikut
dalam peperangan yang tidak bisa dimenangkan?” ucap Seung Yoo.
“Jadi… apa kau mau
melarikan diri?” tanya Se Ryung.
“Sebelum Guru dan
Jong meninggal, mereka meninggalkan pesan penting untukku.” Jawab Seung Yoo.
“Apa?” tanya Se
Ryung.
“Sekarang, hanya aku
satu2nya yang bisa menentang Sooyang. Aku tidak peduli meskipun harus gagal.
Berperang lebih penting daripada menang atau kalah. Meninggalkan peperangan
sebelum dimulai karena takut, aku jelas tidak akan melakukannya.” Jawab Seung
Yoo.
Se Ryung kemudian
menyenderkan kepalanya di bahu Seung Yoo. Seung Yoo memeluk Se Ryung.
“Sekarang
pertempuran baru akan dimulai. Aku minta maaf karena membuatmu memikul beban
berat. Aku minta maaf karena membuat hatimu sakit.” Ucap Seung Yoo lagi.
“Aku tidak tahu.
Bagaimana caranya membayar dosa2 ini… aku benar2 tidak tahu.” jawab Se Ryung.
Air mata Se Ryung
pun mengalir.
Seung Yoo menemui
Heung Soo. Heung Soo menegur Seung Yoo, “Kenapa baru datang? Kami sudah
menunggu dari tadi.”
“Maafkan saya.”
jawab Seung Yoo.
Lalu seorang pria
berkata, “Aku pergi dulu.”
Pria itu pun pergi.
Seung Yoo tanya, siapa dia?
“Dia adalah mata2
yang mengawasi kediaman pribadi Sooyang. Putra Mahkota sedang sakit. Dia keluar
dari istana dan tinggal di kediaman lamanya.” Jawab Heung Soo.
“Putra Mahkota?”
tanya Seung Yoo.
“Sepertinya sakitnya
cukup serius. Ini kesempatan emas buat kita.” jawab Heung Soo.
Semua lalu bicara di
dalam. Seung Yoo berkata kalau ia sudah dikenali di kota dan tidak bisa
melanjutkan rencana pemberontakan di situ. Ia pun berencana mengubah strategi.
Seung Yoo juga berkata akan mengumpulkan pasukan diam2 dan membangun kekuatan
yang akan menelan Sooyang.
Heung Soo tanya apa
Seung Yoo sudah tahu akan pergi kemana? Karena Seung Yoo belum memutuskan,
Heung Soo pun menyuruh Seung Yoo pergi ke Hamgil-do.
Seung Yoo :
Hamgil-do?
Heung Soo : Memulai
lagi dari tempat dimana Jenderal Dae Ho pernah tinggal.
Seung Yoo : Tempat
dimana ayah pernah tinggal….
Heung Soo : Ini
adalah tempat dimana seorang bangsawan yang dipanggil Lee Shi Ae tinggal. Dia
sangat setia pada Jenderal Dae Ho. Tapi sekarang dia hidup menderita karena
tekanan Sooyang. Pergilah ke sana.
Se Ryung pergi ke
kuil. Dua biksu kecil itu heran, kenapa Se Ryung ke sini. Mereka juga berkata
ada banyak makanan enak.
“Ada banyak orang
yang harus kudoakan.” Jawab Se Ryung.
“Karena Putra
Mahkota sakit, Yang Mulia Ratu datang ke sini untuk berdoa.” Ucap biksu kecil
itu.
Ratu lalu datang dan
terkejut melihat Se Ryung. Se Ryung memberi hormat. Mata Ratu berkaca2.
Mereka lalu bicara
di dalam. Ratu tanya dimana Se Ryung tinggal. Se Ryung minta maaf karena tidak
bisa mengatakannya. Se Ryung lalu menanyakan penyakit Soong.
Ratu : Tanpa sebab
yang pasti dan tanpa perkembangan. Dia bilang tidak nyaman berada di istana
jadi dia tinggal diluar istana. Dia juga terus menanyakanmu. Pulanglah.
Se Ryung diam saja.
Ratu : Aku akan
bicara pada ayahmu. Jika kau tidak mau masuk istana, kau bisa tinggal bersama
Soong diluar istana.
Se Ryung : Aku
mencemaskan Soong yang sakit. Tapi kematian mantan Raja dan menjadikan Putri
Kyung Hee sebagai budak pemerintahan, membuat saya merasa sedih.
Ratu : Jadi kau
benar2 berada di pihak mereka dan mau mengacungkan pedang pada ayahmu?
Se Ryung : Saya
tidak pernah mengharapkan kematian ayah.
Ratu : Lalu apa yang
kau inginkan.
Se Ryung : Saya
pergi dulu.
Se Ryung pun berdiri
dan memberi hormat. Ratu berseru, apa kau akan kembali ke sisi Kim Seung Yoo
lagi? Apa kau baru mau kembali setelah sesuatu yang buruk terjadi pada Soong?
Apa yang lebih penting di dunia ini selain ikatan darah?
Se Ryung diam saja
dan beranjak pergi.
Ratu menghadap Raja.
Disana ada Myun juga. Ratu berkata kalau ia sudah bertemu Se Ryung. Sooyang dan
Myun kaget. Sooyang pun berkata tidak peduli karena Se Ryung bukan anaknya
lagi. Ratu berkata ttg Se Ryung yang mencemaskan Soong dan akan mengizinkan Se
Ryung menjaga Soong. Sooyang tanya tempat tinggal Se Ryung. Ratu berkata tidak
tahu.
Sooyang : Meskipun
dia kembali, aku tidak akan bisa menghentikannya. Dia tidak akan putus dengan
Kim Seung Yoo. Gunakan kesempatan ini. Pakai Se Ryung sebagai umpan untuk
menangkap Seung Yoo.
Myun : Baik.
Ratu resah, Yang
Mulia. Yeo Ri diluar mendengarnya dan resah.
Myun dan pasukannya
langsung bergerak ke kediaman lama Sooyang. Se Ryung bersembunyi di balik pohon
dan mengawasi mereka. Yeo Ri menemukan Se Ryung. Yeo Ri memberitahu Se Ryung
ttg Sooyang yang berencana menggunakan Se Ryung sebagai umpan untuk menangkap
Seung Yoo. Se Ryung kaget. Yeo Ri melarang Se Ryung datang lagi.
Anak buah Heung Soo
diam2 mendengar Yeo Ri memanggil Se Ryung dgn sebutan Yang Mulia Putri.
Pria itu lapor ttg
Se Ryung yang dipanggil Tuan Putri. Heung Soo minta penjelasan Seung Yoo apa
benar Se Ryung anak Sooyang. Seok Joo dan No Geol hanya bisa menunduk. Seung
Yoo membenarkan. Semua pun kaget. Heung Soo minta Seung Yoo memutuskan hubungan
dengan Se Ryung.
Seung Yoo membela Se
Ryung, “Dia bukan lagi anak Sooyang. Dia menentang ayahnya sendiri dan membantu
mantan Raja dan Putri Kyung Hee.”
“Apa kau berencana
membawa wanita itu ke Hamgil-do?” tanya Heung Soo.
“Kau tidak bisa
membawanya ikut bersama kita ke Hamgil-do.” Jawab pria tadi.
“Apa keluarga Lee
Shi Ae bisa menerima anak perempuan Sooyang? Tolong pertimbangkan lagi.” Ucap
Heung Soo.
Pertemuan selesai.
Semua pergi keluar. Seok Joo dan No Geol menatap Seung Yoo yang hanya diam. Se
Ryung berdiri di dekat pondok. Ia mendengarkan semuanya dan hanya bisa menghela
napas.
Seok Joo : Aku
setuju dengan mereka. Aku tau dia perempuan yang baik. Tapi karena dia
perempuan yang baik, dia akan lebih menderita. Meskipun dia sudah memutuskan
hubungannya dengan ayahnya, bagaimana bisa kau mengajaknya ikut bersamamu dan
membuatnya melihatmu membunuh ayahnya.
Se Ryung ada di
kamar dan membelai wajah Ah Kang yang sudah tidur. Ia lalu ingat penolakan
Heung Soo dan rekan2 lainnya. Seung Yoo lalu memanggil. Se Ryung pun keluar
menemui Seung Yoo.
“Kita akan segera
berangkat ke Hamgil-do.” Ucap Seung Yoo.
Se Ryung hanya
mengangguk.
“Kudengar adikmu
sakit. Kau pasti sangat mencemaskannya. Maafkan aku.” ucap Seung Yoo.
“Tidak apa2.” Jawab
Se Ryung.
“Istirahatlah.” Ucap
Seung Yoo.
“Guru, aku ingin
berkuda.” Pinta Se Ryung.
“Malam2 begini?”
tanya Seung Yoo.
Se Ryung mengangguk.
Seung Yoo pun
membawa Se Ryung berkuda. Lalu tiba2 hujan turun. Keduanya pun berteduh di
sebuah rumah kosong. Seung Yoo menyuruh Se Ryung masuk sementara ia akan
mencari jerami untuk membuat api unggun.
Di dalam Se Ryung
membuka baju luarnya dan merasakan sakit pada bekas lukanya. Karena mendengar
Seung Yoo masuk, Se Ryung pun buru2 mengenakan bajunya lagi.
Seung Yoo tertegun
melihat Se Ryung. Ia lalu meletakkan jerami dan menemukan sebuah kain lalu
menyelimuti Se Ryung pakai kain itu.
“Guru…” ucap Se
Ryung menghentikan langkah Seung Yoo yang mau keluar, “… aku tidak akan ikut denganmu.
Aku tidak mau menjadi bebanmu.”
“Apa maksudmu. Apa
mungkin… kau mendengar pembicarakaan kami?” tanya Seung Yoo kaget.
“Aku akan menunggu
sampai kau kembali. Jadi jangan melupakan aku.” jawab Se Ryung.
“Apapun yang
terjadi, aku akan kembali.” Ucap Seung Yoo.
Se Ryung menangis.
Seung Yoo lalu memeluk Se Ryung dari belakang. Ia lalu membuka baju luar se
Ryung, menyentuh bekas luka di punggung Se Ryung dan menciumnya.
BERSAMBUNG………………
0 Comments:
Post a Comment