Seung Yoo menunggu
pedangnya di tukang pandai besi.
Dan Se Ryung tiba di
Bing Ok Gwan. Ia terkejut melihat Myun beserta Pasukan Hanseong ada di sana.
No Geol lari2 di
pasar. Seok Joo yang menyuruhnya mencari Seung Yoo. Tanpa disadari No Geol, ia
sudah berpapasan dengan Seung Yoo. Seung Yoo melihat No Geol, tapi tidak curiga
sama sekali dan jalan pergi.
Myun dan Jae Beon
masuk ke Bing Ok Gwan. Tiba2, terdengar seruan. Myun dan Jae Beon pun bergegas
keluar. Chil Goo pun menunjuk kea tap. Tampaklah Seok Joo yang melarikan diri
lewat atap. Mereka pun langsung mengejar Seok Joo.
Seung Yoo yang lagi
jalan kaget melihat Seok Joo diuber2 Myun. Myun menoleh ke arah seung Yoo.
Tepat saat itu, Se Ryung menarik Seung Yoo ke balik kain yang dijual di pinggir
jalan. Myun pun akhirnya jalan pergi tanpa curiga sedikit pun. Seung Yoo kaget
melihat Se Ryung. Se Ryung menatap Seung Yoo dengan tatapan yang cemas.
“Bagaimana kalau kau
tertangkap, apa yang akan kau lakukan?” tanya se Ryung.
“Kenapa kau ke
sini?” tanya Seung Yoo balik.
“Aku datang karena
ada yang mau kukatakan padamu.”
“Pergilah.”
“Aku hidup atau
mati, apa kau tidak peduli?”
Seung Yoo jelas
peduli, tapi ia pura2 tidak peduli dan beranjak keluar. Se Ryung mengikuti
Seung Yoo. Mereka melihat Seok Joo yang digelandang oleh pasukan Myun.
No Geol datang,
“Aigoo, Hyungnim. Kau darimana saja? Hyungnim besar menyuruhku mencarimu dan
mencegahmu pulang.”
No Geol pun akhirnya
menyadari keberadaan Se Ryung.
“Kau kan yang waktu
itu menahan anak panah demi Hyungnim kecil. Jadi kau masih hidup? Dia memang
tidak mengatakan apapun padaku, tapi aku tau dia mencemaskanmu.” Ucap No Geol.
Seung Yoo pun jalan
pergi. No Geol menyuruh Se Ryung menunggu di Bing Ok Gwan, karena ia mau
mengejar Seung Yoo. Se Ryung meminta No Geol menjaga Seung Yoo. No Geol lalu
mengantarkan Se Ryung ke tempat mereka. Muyeong keluar. No Geol menyuruh
Muyeong menjaga Se Ryung.
Chohi turun dengan
Soaeng. Chohi tanya apa yang terjadi. Muyeong memberitahu kalau orang2 itu
menggelandang Seok Joo. Chohi kaget. Muyeong menyuruh Se Ryung menunggu. Soaeng
tanya ke Muyeong, siapa Se Ryung. Muyeong bilang, tamu suamimu. Soaeng pun
menatap Se Ryung dengan pandangan tak suka.
“Harus bagaimana
lagi aku mengatakannya! Gong Chil Goo sudah menjebakku. Tidak ada seorang pun
yang tidak mengenalku di Dermaga Mapo. Bagaimana bisa seorang Petugas Hanseong
tidak tahu ini? Kalau di Gibang Chong Pung Gwan ada Han Myung Hoe, maka di Bing
Ok Gwan Mapo ada aku, Jo Seok Joo.”
“Jadi kau mau bilang
kau tidak ada dalam kapal yang membawa tahanan yang diasingkan ke Pulau
Kanghwa?” tanya Myun.
“Aku memang ada di
sana. Aku hampir menjadi hantu air dan tenggelam di tengah laut. Susah payah
aku menyelamatkan diriku. Ada yang salah dengan itu?”
“Kapal itu berisi
orang2 yang terlibat kejahatan berat!”
“Jangan membuatku
tertawa! Bagiku, mereka terlihat seperti preman yang diseret ke sana tanpa
alasan.”
“Jadi menurutmu
mereka ada di kapal itu tanpa alasan yang jelas?”
“Seharusnya kau
tanyakan itu pada Gong Chil Goo.”
Myun pun menyuruh
Jae Beon mencari tahu.
No Geol dan Seung
Yoo ada di depan Kantor Hanseong. No Geol berkata, kalau ia mendengar orang2 yg
diseret ke sana, akan keluar dengan tulang yang remuk. No Geol pun tanya pada
Seung Yoo, apa yang harus mereka lakukan. Seung Yoo bilang mereka akan masuk ke
dalam saat malam tiba. No Geol syok.
Jae Beon memberi
laporan pada Myun, “Diantara para penjahat yang dituduh bersalah, sebagian dari
mereka mati karena disiksa. Seorang oknum dari Nae Geum Bu menerima suap dari
Gong Chil Goo dan mengisi tempat yang kosong dengan orang lain.”
Myun lalu bertanya
pada Seok Joo, “Di kapal itu, apa ada putra Kim Jong Seo? Kau ingat?”
“Aigoo, bagaimana
aku tahu putra Kim Jong Seo, selain aku, semua sudah mati.” Jawab Seok Joo.
“Benarkah?” tanya
Myun.
“Apa aku punya
alasan untuk berbohong?” jawab Seok Joo.
Myun terlihat kesal.
Jae Beon tanya apa yang harus mereka lakukan. Myun pun akhirnya melepaskan Seok
Joo.
Chil Goo menunggu di
luar Kantor Hanseong dengan wajah puas.
Chil Goo : Jo Seok
Joo, kali ini aku tidak akan mengirimmu ke Pulau Kanghwa, tapi akan kukirim kau
ke tempat yang lebih jauh.
Tiba2, Seok Joo
keluar membuat No Geol lumayan kaget. Seok Joo mencengkram kerah baju Chil Goo,
lalu melempar Chil Goo ke tanah.
Seok Joo : Jangan
lakukan hal2 yang akan memperpendek usiamu.
Seok Joo pun
beranjak pergi. Chil Goo menarik napas kesal. Tiba2, Myun dan Jae Beon muncul.
Jae Beon mengarahkan pedangnya ke leher Chil Goo. Myun minta Chil Goo jangan
menggunakannya untuk membalaskan dendam pribadi Chil Goo. Myun dan Jae Beon pun
pergi. Chil Goo mendengus kesal.
Seung Yoo dan No
Geol masih menunggu di depan Kantor Hanseong. Seok Joo pun keluar. No Geol
langsung menyambut Seok Joo. Seperti biasa, No Geol membual lagi dengan berkata
kalau dirinya baru saja mau masuk ke dalam untuk menyelamatkan Seok Joo. Seung
Yoo mendekati Seok Joo. Seok Joo bilang tempat itu berbahaya bagi Seung Yoo dan
mengajaknya pergi.
Soaeng menatap Se
Ryung dengan tatapan cemburu. Se Ryung tampak cemas.
Chohi keluar.
Muyeong menyusulnya.
“kalau kau kesana,
apa yang bisa kau lakukan?” ucap Muyeong mencegah Chohi pergi.
“Sampai kapan aku
harus menunggu. Bagaimana caranya aku tahu mereka akan membawanya kemana kali
ini?” jawab Chohi.
“Tetap di sini, aku
yang pergi.” Ucap Muyeong.
Bersamaan dengan
itu, Seok Joo, Seung Yoo dan No Geol pulang. Seung Yoo tak percaya melihat Se
Ryung masih menunggunya. Se Ryung lega melihat Seung Yoo baik2 saja. Soaeng
langsung mendekati Seung Yoo. Ia bahkan merangkul Seung Yoo, membuat Se Ryung
sedikit cemburu.
“Orabeoni, kau
kemana saja. Soaeng-mu mencemaskanmu.” ucap Soaeng.
Chohi menatap Seok
Joo dengan wajah dingin, lalu pergi tanpa berkata apapun. Muyeong menyuruh Seok
Joo menyusul Chohi. Seok Joo pun menyusul Chohi. Seung Yoo yang tahu Se Ryung
cemburu, melepaskan diri dari rangkulan Soaeng.
Ia lalu jalan melewati Se Ryung
tapi tiba2 langkahnya terhenti. Ia menatap Se Ryung. Se Ryung pun menatap Seung
Yoo. Seung Yoo lalu menarik Se Ryung keluar.
No Geol : Dia
agresif sekali.
Soaeng kesal, “Siapa
wanita itu?”
“Seorang Putri. Dia
akan menjadi Tuan Putri sebentar lagi. Posisi yang tak kan bisa kau tandingi.”
Jawab No Geol.
“Apa?” tanya Soaeng.
Seung Yoo menarik Se
Ryung keluar. Seung Yoo mau masuk, tapi Se Ryung menghentikannya.
Se Ryung : Apa kau
tidak ingin melihat keluargamu. Ah Kang dan Kakak Ipar-mu masih hidup. Bukankah
aku sudah pernah mengatakannya, Guru? Kenapa kau tidak pergi dan melihatnya
sendiri. Ayo pergi. Tempatnya cukup jauh.
Seung Yoo pun
akhirnya pergi bersama Se Ryung. Dalam perjalanan, Se Ryung meringis kesakitan
menahan nyeri di punggungnya akibat luka yang belum pulih benar. Seung Yoo
ingin menyentuh punggung Se Ryung tapi gak jadi. Akhirnya, Seung Yoo
menghentikan kudanya dan memutuskan jalan menuntun kuda agar Se Ryung tak
terlalu sakit.
Sooyang bertemu
dengan Myung Hoe, Shin Sook Joo, Kwon Ram dan Myun.
Sooyang : Lega
melihatmu baik2 saja.
Myung Hoe : Apa kau
mengenali wajah penjahat itu?
Shin Sook Joo : Saat
itu gelap, dia menutupi wajahnya dengan topeng. Jadi aku tidak bisa melihatnya.
Kwon Ram : Jika
tidak ada Petugas Shin, kau pasti sudah tidak ada.
Sooyang : Sudah
jelas sekarang Dae Ho mengincar pejabat yang berjasa.
Shin Sook Joo :
Utusan dari Dinasti Ming akan segera tiba untuk mengakui keberadaan anda, Yang
Mulia.
Kwon Ram : Jika
Pihak Ming setuju dengan pengangkatan ini, para sarjana dari Jiphyeonjeon tidak
akan bisa melakukan apa2.
Shin Sook Joo : Maaf
karena saya harus mengatakan ini. Jika Pihak Ming tahu anda merebut takhta dari
keponakan anda yang masih muda, ini akan jadi masalah besar.
Dan Sooyang pun
meminta Myun menjaga keamanan ibukota.
Myung Hoe : Yang
Mulia, semua ini terjadi karena mantan Raja masih hidup. Setelah urusan dengan
Dinasti Ming selesai, kita harus segera melenyapkan mantan Raja.
Lalu, Kasim
mengumumkan kedatangan Ratu.
Sooyang ditemani
Kasim dan antek2nya pun pergi menyambut istri dan anak2nya.
“Selamat datang,
Istriku. Aku tidak melihat Se Ryung?”
“Saya pikir dia
membutuhkan waktu untuk menenangkan pikirannya.” Jawab Lady Yoon.
“Dia itu Putri Raja,
bagaimana dia bisa berkeliaran saja.” Ucap Sooyang kesal.
“Ini salah saya yang
tidak bisa mengendalikan putri saya.” jawab Lady Yoon.
“Cepat cari Se Ryung
dan bawa dia ke Istana.” Ucap Sooyang ke Myun.
“Baik.” Jawab Myun.
Se Ryung minta Seung
Yoo menghentikan kudanya karena melihat pedagang sepatu. Ia lalu turun dari
kuda dan memilih2 sepatu untuk anak perempuan. Seung Yoo menatap Se Ryung
dengan pandangan lembut.
Keduanya lalu sampai
di rumah tempat Lady Ryu dan Ah Kang tinggal.
“Ini tempatnya.
Kenapa kau tidak pergi dan melihatnya sendiri?” ucap Se Ryung.
“Jadi mereka masih
hidup?” tanya Seung Yoo.
“Petugas Shin yang
mencarikan rumah ini untuk mereka. Kurasa lebih baik kau membawa mereka ke
tempat yg lebih baik.” Jawab Se Ryung.
Seung Yoo jalan
mendekati rumah itu. Tanpa disadarinya, Lady Ryu dan Ah Kang ada di
belakangnya. Lady Ryu menjatuhkan tempayan. Seung Yoo pun menoleh ke belakang.
Ah Kang dan Lady Ryu syok melihat Seung Yoo. Begitu pula Seung Yoo. Ah Kang
menangis. Ia langsung menghambur ke pelukan Seung Yoo.
Ah Kang : Apa kau
benar2 pamanku?
Seung Yoo
mengangguk.
Ah Kang berbalik
menatap ibunya.
“Eomoni, ini paman.
Paman datang.” Ucap Ah Kang.
“Kau masih hidup?”
tanya Lady Ryu gemetaran.
Ah Kang kembali
memeluk pamannya. Ia menangis di pelukan pamannya. Se Ryung terharu melihatnya.
Lady Ryu dan Seung
Yoo bicara di dalam. Lady Ryu menjelaskan kalau Se Ryung yang membawa Ah Kang
ke tabib, saat Ah Kang hampir meninggal di tahanan. Dan Se Ryung juga yang
membantu mereka melarikan diri dari Kediaman Pangeran Onyeong.
Ah Kang lalu
menghampiri Se Ryung. Se Ryung berjongkok, dan membelai Ah Kang.
“Ikutlah denganku.
Memang lingkungannya tidak baik, tapi lebih baik daripada di sini.” Ucap Seung
Yoo.
“Tidak peduli
lingkungannya baik atau tidak, kemana pun kau pergi, aku akan ikut, karena kita
keluarga.” Jawab Lady Ryu.
Ah Kang datang dan
menunjukkan hadiah sepatu dari Se Ryung. Seung Yoo menoleh ke tempat tadi Se
Ryung berdiri. Se Ryung sudah pergi.
Ah Kang : Dia
menyuruh paman melupakan semua kenangan buruk dan pergi jauh, lalu hidup
bahagia bersama kami.
Lady Ryu : Aku
menyesal karena belum mengucapkan terima kasih padanya yang sudah mempertemukan
kita.
Seung Yoo pun pergi
menyusul Se Ryung. Se Ryung ternyata belum pergi jauh. Seung Yoo memegang
tangan Se Ryung. Ia mengucapkan terima kasih dan berharap mereka tidak akan
bertemu lagi. Se Ryung menatap Seung Yoo berkaca2. Seung Yoo melepaskan
pegangannya. Se Ryung memberi hormat, lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata
pun.
Seung Yoo menatap kepergian Se Ryung dengan tatapan tidak rela melepas Se
Ryung.
“Apa kalian saling
mencintai? Dari keluarga mana ia berasal?” tanya Lady Ryu pada Seung Yoo.
“Kita tidak perlu
bertemu dengannya lagi.” Jawab Seung Yoo.
Myun ternyata
mencari Se Ryung ke Kediaman Putri Kyung Hee. Putri Kyung Hee kaget tahu Se
Ryung hilang karena menolak pemberian gelar.
Myun : Jadi dia
tidak di sini?
Putri : Untuk apa
dia ke sini. Untuk pamer karena dia sudah menjadi Tuan Putri atau untuk
merayakannya denganku?
Myun : Kalau dia ke
sini, tolong….
Jong : Kami
mengerti, jadi pergilah sekarang.
Myun pun pergi.
Putri ngomel,
“Melarikan diri karena menolak pemberian gelar, dia memang selalu seperti itu.”
Se Ryung benar2 ke
Kediaman Putri Kyung Hee. Dia melihat Myun dan bergegas sembunyi. Setelah Myun
pergi, Se Ryung keluar. Tapi kali ini Putri Kyung Hee melihatnya.
“Mau kemana lagi
kau? Apa kau datang untuk mengucapkan selamat tinggal?” tanya Putri.
Se Ryung pun
menghadap Putri. Putri tidak menyangka Se Ryung masih berani datang menemuinya.
“Saya tahu tidak
seharusnya saya datang ke sini, tapi saya tidak tahu lagi harus kemana.” Jawab
Se Ryung.
“Bagaimana mungkin
kau tidak punya tujuan? Bukankah Istana adalah rumahmu sekarang?” ucap Putri.
Se Ryung diam saja
dan menatap Putri.
“Kenapa? Kau tidak
suka kata2ku?” tanya Putri.
Se Ryung menggeleng
dan berkata, “Selama ini anda pasti membenci saya karena sifat saya yang
kekanak2an. Saya tidak tahu seperti apa ayah saya.”
Se Ryung berjalan keluar. Myun menyusul dan menghadang jalan Se Ryung.
“Sekarang kau sudah
tahu, tapi meskipun demikian, menjadi Putri Raja adalah sesuatu yang tidak bisa
kau tolak.” Jawab Putri.
“Saya tidak akan
menghindar lagi. Saya akan masuk istana, lalu saya akan bertanya pada diri saya
sendiri pertanyaan yang Tuan Putri tanyakan pada saya.” ucap Se Ryung.
“Pertanyaan apa?”
tanya Putri.
“Apakah saya mampu
melawan ayah saya? Putri pernah menanyakan itu pada saya. Saya akan mengamati
apa yang ayah saya lakukan, baru saya akan menemukan jawabannya. Jika Raja
melakukan hal yang tidak benar, saya akan berusaha semampu saya untuk
menghentikannya.” Jawab Putri.
“Se Ryung-ah.” Ucap
Putri tidak percaya.
“Bagi saya, Putri
negeri ini hanya satu, yaitu anda Putri Kyung Hee. Saya datang untuk mengatakan
ini saja.” Jawab Putri.
Air mata Putri Kyung
Hee pun jatuh.
Seung Yoo
menggendong Ah Kang pulang ke Bing Ok Gwan bersama Lady Ryu. Soaeng syok,
“Orabeoni, jadi kau sudah menikah? Lalu siapa wanita yang tadi?”
No Geol : Kau benar2
hebat.
Seung Yoo : Mereka
adalah kakak ipar dan keponakanku. Aku ingin mereka tinggal di kamarku untuk
sementara ini.
Chohi : Jika kau mau
kerja, boleh tinggal. Tapi jika tidak, pergilah.
Seung Yoo : Aku akan
kerja lebih keras lagi.
Lady Ryu : Tidak
apa2, adik. Aku tidak ingin menjadi beban untukmu. Aku bisa masak dan bersih2.
Chohi : Oke.
Seok Joo : Berikan
mereka kamar sendiri.
Chohi : Haruskah
kita melakukannya?
Chohi pun beranjak
pergi. Setelah Chohi pergi, Soaeng mengambil buntalan yang dibawa Lady Ryu dan
Seok Joo mengendong Ah Kang.
Seung Yoo :
Bertahanlah di sini sementara. Aku akan segera mencarikan tempat yang nyaman
untuk kalian.
Lady Ryu : Tidak
masalah. Dibandingkan dengan yang sudah mati, tempat seperti ini bisa dibilang
tempat yang cukup layak. Kau berhasil
kembali dengan selamat. Aku pikir ini berkat pertolongan ayah dan kakakmu dari
sana.
Wajah Seung Yoo pun
langsung berubah sedih.
“Aku pergi dulu.”
Ucap Seung Yoo.
“Baiklah.” Jawab
Lady Ryu.
Namun saat Seung Yoo
mau pergi, Ah Kang tidak mau melepas tangan Seung Yoo. Seung Yoo pun tersenyum
geli.
“Wanita yang
mencarimu waktu itu apa Nona itu? Apa dia bukan kekasihmu, adik ipar?” tanya
Lady Ryu.
“Dia bukan orang
yang seharusnya kita temui.” Jawab Seung Yoo.
Seung Yoo pun
beranjak pergi. Ah Kang terbangun dan teriak memanggil Seung Yoo. Tapi
Seung
Yoo terus pergi keluar. Lady Ryu menenangkan Ah Kang. Diluar, Seung Yoo
teringat saat Se Ryung memilihkan sepatu itu untuk Ah Kang dan ingat
perpisahannya dengan Se Ryung. Seung Yoo menghela napas teringat itu. Ia
lalu melihat sepatu Ah Kang di depan pintu.
Se Ryung jalan
keluar dari Kediaman Putri. Myun telah menunggunya. Se Ryung pun akhirnya masuk
ke istana.
Lady Yoon : Akhirnya
Petugas Shin menemukanmu. Aku rasa kalian ditakdirkan untuk bersama. Yang
Mulia, tolong segera tentukan tanggal pernikahannya.
Sooyang : Kita
memang harus melakukannya.
Se Ryung menyela,
saya ingin mengatakan sesuatu. Di dunia ini, saya tidak akan menikah dengan
siapapun.
Sooyang, Lady Yoon
dan Myun kaget.
Sooyang : Apa?
Lady Yoon : Apa
maksud perkataanmu?
Se Ryung : Saya
dipaksa melakukan sesuatu yang bukan keinginan saya. Menjadi Putri Raja sudah
cukup. Mulai sekarang, saya akan hidup dengan cara saya sendiri.
Sooyang : Bagaimana
bisa kau bersikap seperti itu? Upacara pernikahanmu akan segera diadakan. Kau
harus segera bersiap.
Se Ryung : Di masa
depan, anda tidak akan bisa lagi memaksa saya melakukan sesuai keinginan anda.
Se Ryung lantas
berdiri, memberi hormat dan beranjak pergi. Myun terpukul. Ia juga berdiri dan
memberi hormat. Sooyang minta Myun tidak menyerah. Baginya, Myun sudah menjadi
Pangeran Pendamping. Myun diam saja dan beranjak pergi.
Se Ryung berjalan keluar. Myun menyusul dan menghadang jalan Se Ryung.
“Kenapa anda tidak
bersembunyi hari ini?” tanya Myun.
“Karena Petugas Shin
sudah tahu hatiku tidak akan berubah.” Jawab Se Ryung.
“Dibandingkan
menjadi Pangeran Pendamping, hatimu lebih penting bagiku. Saya yang masih
hidup… apakah saya benar2 kalah dengan pria yang sudah meninggal?” ucap Myun.
“Di dalam hatiku,
dia masih hidup.” jawab Se Ryung.
“Apa?” tanya Myun.
“Aku benar2 minta
maaf. Tapi jika seseorang setia mencintai satu orang, sulit untuk tidak
menyakiti org lain. Tolong mengerti ini.” jawab Se Ryung.
Se Ryung pun pergi.
Myun memandangi Se Ryung dengan pandangan terluka.
Yeo Ri menunggu Se
Ryung dengan gelisah di depan kediaman resmi Se Ryung. Kediaman resmi Se Ryung
adalah bekas kediaman Putri Kyung Hee. Begitu Se Ryung tiba2, Yeo Ri langsung
lega.
“Nona. Tidak. Tuan
Putri, anda darimana saja. Pelayan anda, sangat mencemaskan anda.” Ucap Ye Ri.
“Seragam ini sangat
cocok untukmu.” Jawab Se Ryung sambil sedikit tersenyum.
“Cepatlah masuk.
Para dayang sudah tak sabar ingin memberikan salam pada anda.” Ucap Yeo Ri sambil
senyum2 pula.
Se Ryung lalu
melihat ke sekelilingnya. Wajahnya berubah sedih.
“Ini dulu tempat
tinggal Putri Kyung Hee.” Ucap Se Ryung.
“Apa itu mengganggu
anda?” tanya Yeo Ri sedih.
Se Ryung mengangguk,
lalu masuk ke dalam. Ia jalan ke rak sepatu dan ingat pertanyaannya untuk
Putri. Ia tanya kenapa Putri mengoleksi sepatu sutra padahal Putri tidak pernah
memakainya. Putri waktu itu menjawab karena dia ingin. Se Ryung pun menjawab
sama dengannya, ia juga ingin naik kuda.
Se Ryung tersenyum
pahit mengingat itu. Lalu pelayan datang, mengingatkan Se Ryung untuk berganti
baju resminya. Pelayannya membantunya berganti jubah dengan hanbok resmi Puti
Raja. Se Ryung tampak menahan kesedihannya.
Seung Yoo menyendiri
lagi di ruang penyimpanan anggur. Seok Joo menemuinya.
“Kenapa kau selalu
di sini setiap hari?” tanya Seok Joo.
Seung Yoo diam saja.
Seok Joo menghela
napas, lalu tanya, “Apa kau putra Kim Jong Seo?”
Seung Yoo tertegun
dan menatap Seok Joo.
“Petugas Hanseong
menyelidiki apa kau masih hidup atau sudah mati.”ucap Seok Joo lagi.
“Kenapa kau tidak
memberitahu mereka?” tanya Seung Yoo.
“Aigoo, bisa2nya kau
bertanya seperti itu.” jawab Seok Joo kesal.
Seok Joo lalu
menyinggung soal Se Ryung. Seung Yoo bilang tak ingin mendengar apa2 lagi ttg Se
Ryung. Seok Joo bilang ttg Se Ryung yg rela mengorbankan nyawa demi
menyelamatkan Seung Yoo. Seung Yoo diam saja. Seok Joo bilang Se Ryung tidak
terlihat berpura2. Ia lalu tanya, apa Seung Yoo goyah? Ia juga berkata, tidak
peduli siapa ayahnya, yang diinginkan Seung Yoo adalah memeluk Se Ryung.
Seung Yoo pun
teringat saat Se Ryung rela tertusuk anak panah demi menyelamatkan dirinya. Ia
juga ingat seringai Sooyang. Teringat Sooyang membuat dirinya kesal dan
beranjak pergi.
Sepertinya, Seung Yoo akan melakukan sesuatu lagi. Terlihat jelas dari wajahnya.
Sepertinya, Seung Yoo akan melakukan sesuatu lagi. Terlihat jelas dari wajahnya.
Terdengar gelak tawa
dari chong Pung Gwan. Myung Hoe memberikan jabatan baru bagi dua pembunuh. Dua
pembunuh itu sangat senang. Myung Hoe bilang masih banyak posisi di
pemerintahan yang bisa diduduki dua pembunuh itu. Dua pembunuh itu berterima
kasih pada Myung Hoe. Myung Hoe tertawa, lalu menyuruh mereka pergi.
“Aku juga harus
pergi.” Ucap Myung Hoe.
“Anda mau kemana?
Ini sudah malam?” jawab Mae Hyang.
“Setiap malam Kim
Jong Seo bertopeng itu ingin mencabut nyawa pejabat yang berjasa. Aku harus
tidur di tempat lain malam ini.” ucap Myung Hoe.
Dua pembunuh itu
jalan pulang sambil tertawa puas membicarakan bagaimana mereka menghabisi Kim
Jong Seo dan seluruh keluarganya. Tanpa mereka sadari, bahaya mengintai mereka.
Setelah beberapa lama, akhirnya Seung Yoo muncul dan menghadang jalan mereka.
Pembunuh 1 tewas
dalam satu kali tebasan pedang. Pembunuh 2 lalu bertarung dengan Seung Yoo.
Akhirnya, Seung Yoo berhasil menjatuhkan pembunuh 2. Pembunuh 2 tampak
ketakutan.
Seung Yoo membuka topengnya. Pembunuh 2 kaget. Dan dalam satu kali tebasan, pembunuh 2 mati.
Seung Yoo membuka topengnya. Pembunuh 2 kaget. Dan dalam satu kali tebasan, pembunuh 2 mati.
Seung Yoo kembali ke
Bing Ok Gwan.
Tiba2, terdengar
suara, “Kau baru kembali?”
Seung Yoo berbalik.
Ternyata itu suara Profesor Lee. Seung Yoo memberi hormat. Profoser Lee
mendekati Seung Yoo.
“sepertinya kau
leluasa sekali jalan di kegelapan menggunakan itu.” ucap Profesor Lee.
“Bagaimana anda tahu
tempat ini?” tanya Seung Yoo.
“Aku tahu dari Jong.
Pasti tidak mudah bagimu tinggal di sini.” Jawab Profesor Lee.
“Kenapa guru ke
sini?” tanya Seung Yoo.
“Kali ini, siapa
lagi yang kau bunuh?” tanya Profesor Lee.
“Pulanglah.” Suruh
Seung Yoo.
“Tidak peduli berapa
banyak orang yang kau bunuh, ujung pedangmu apa akan mengenai Sooyang? Kenapa
kau tidak bergabung saja dengan rencana pemberontakan kami?” ucap Profesor Lee.
“Rencana apa?” tanya
Seung Yoo.
“Rencana untuk
menggulingkan Sooyang dan menaikkan kembali Yang Mulia ke takhta.” Jawab
Profesor Lee.
“Pelajar seperti
guru apa bisa melawan Sooyang?” tanya Seung Yoo ragu.
“Jika kita bersama
dan kuat, kita bisa mengalahkan setiap musuh.” Jawab Profesor Lee.
“Apa Guru yakin
mereka punya pendapat yang sama dengan Guru? Saya adalah orang yang dikhianati
oleh teman saya sendiri. Saat ini, saya tidak bisa percaya siapapun.” Ucap
Seung Yoo.
“Apa kau tidak bisa
mempercayaiku dan Jong?” tanya Profesor.
“Jangan meremehkan
Sooyang.” Jawab Seung Yoo.
Seung Yoo memberi
hormat, lalu masuk ke dalam. Profesor menatap Seung Yoo dengan tatapan
prihatin.
Seung Yoo duduk dan
mengelap pedangnya yang berlumuran darah. Ladu Ryu dan Ah Kang datang. Lady Ryu
kaget dan segera menutup mulut dan mata Ah Kang. Seung Yoo terus mengelap
pedangnya tanpa menyadari kehadiran Ah Kang dan Lady Ryu. Lady Ryu menatap
Seung Yoo dengan pandangan cemas dan takut.
Paginya, Myun dan
Jae Beon memeriksa jalan yang akan dilalui rombongan Ming. Seorang petugas
melapor ttg mayat yang digantung. Myun dan Jae Beon pun bergegas ke sana.
Di pohon, mayat anak
buah Myung Hoe digantung dengan tulisan Dae Ho di tubuh mereka. Rakyat pun
bergunjing ttg Dae Ho yg bangkit dari kematian untuk membalaskan dendam. Myun
pun mulai merasa terganggu dengan itu.
Seung Yoo merenung
di kamarnya. Lady Ryu pun masuk membawakan makanan.
“Ah Kang menyukai
ini, jadi aku membuatnya beberapa. Tadi malam, aku melihatmu duduk sendirian.
Apa Dae Ho yang dibicarakan orang2 adalah kau?” ucap Lady Ryu.
“Kau tidak perlu
memikirkan ini.” jawab Seung Yoo.
“Pikiran untuk
membunuh seseorang…. bagaimana aku tidak memikirkannya? Adik Ipar, apa cara
yang kau gunakan tidak terlalu gegabah? Jika ayah masih hidup, apa yang akan
dilakukannya? Kumohon, jangan permalukan dua nama itu. Dan bertindaklah hati2.”
Jawab Lady Ryu lalu pergi keluar.
Paginya, Se Ryung
berjalan menuju ruang belajarnya. Kenangan masa lalu pun berputar di otaknya,
saat ia meminta Putri Kyung Hee mengizinkannya mengikuti pelajaran dari Jikgang
Kim, karena ingin melihat seperti apa wajah Jikgang Kim yang tak lain adalah
calon suaminya.
Wajah Se Ryung
berubah sedih. Se Ryung pun masuk ke dalam. Ia ingat saat Seung Yoo
memperkenalkan diri.
Se Ryung mengangkat
tirai, tapi tak ada Seung Yoo di sana. Wajahnya terlihat sedih. Profesor Lee Gae
masuk. Se Ryung kaget. Profesor Lee Gae memberi hormat. Se Ryung kembali
menutup tirai dan dengan mata berkaca2 juga memberi hormat.
“Saya Lee Gae yang
akan bertanggung jawab untuk pelajaran anda Tuan Putri.” Ucap Profesor Lee Gae.
“Senang bertemu
anda.” Jawab Se Ryung.
“Hari ini saya akan
mulai mengajar dari Buku Kepatuhan.” Ucap Profesor Lee Gae.
“Dulu… saya belajar
Buku Kepatuhan. Seorang Jikgang datang ke sini dengan bekasl lipstick di
lehernya.” Jawab Se Ryung sambil teringat Seung Yoo.
“Diantara murid2
saya, apa ada orang seperti itu?” tanya Profesor Lee Gae yang juga mengingat
Seung Yoo.
“Orang itu… seperti
apa orang itu?” Se Ryung bertanya dengan air mata yang menetes.
“Dia memiliki wajah
yang tampan. Dia seperti playboy, tapi dia selalu ceria dan menghargai
teman2nya seperti nyawanya sendiri. Dia seorang anak yang sangat baik.” Jawab
Profesor Lee Gae.
“Orang itu,
sepertinya anda sangat menyayanginya.” Ucap Se Ryung.
“Saya benar2
merindukannya.” Jawab Profesor Lee Gae dengan mata berkaca2.
Se Ryung pun
menangis. Profesor Lee Gae menahan kesedihannya.
Sooyang bertemu
dengan antek2nya. Sooyang marah, “Apa saja yang dilakukan Petugas Hanseong!”
Myun minta maaf.
Kwon Ram berkata ada
rumor kalau Kim Jong Seo masih hidup.
“Semua yang
menentangku, harus dihabisi untuk membayar kejahatannya!” ucap Sooyang.
Shin Sook Joo
mengingatkan Sooyang sudah waktunya menyambut utusan Ming.
Danjong terkejut,
apa kau bilang? Dae Ho? Siapa orang yang menggunakan nama lain dari Wakil
Perdana Menteri?”
“Orang itu adalah
Kim Seung Yoo.” jawab Putri Kyung Hee.
“Kim Seung Yoo?”
tanya Danjong.
“Kim Seung Yoo lolos
dari maut dan berusaha keras untuk membunuh Sooyang dan semua musuh ayahnya.”
Jawab Jong.
“Masih ada yang
berpihak pada kita, jadi kumohon semangatlah Yang Mulia.” Ucap Putri Kyung Hee.
“Yang Mulia, besok
di acara jamuan makan bersama Utusan Ming, akan ada beberapa orang yang
membunuh Sooyang.” Jawab Jong.
Pelayan lalu
mengumumkan kedatangan Sooyang. Ketiganya kaget.
Sooyang datang untuk
mengundang Danjong ke jamuan makan bersama Utusan Ming besok. Ia juga berkata,
sambil melirik Jong dan Putri Kyung Hee, kalau ia cemas Danjong terpengaruh
pikiran jahat dan akan mengatakan sesuatu yang membuat Utusan Ming salah paham.
Danjong menenangkan pamannya itu dengan mengatakan tidak akan terjadi apapun.
Sooyang lalu minta Jong dan Putri untuk terus berada di sisi Danjong. Putri dan
Jong menatap Sooyang dengan penuh amarah.
Jong dan Profesor
Lee berkumpul dengan orang2 yg akan membunuh Sooyang. Mereka berencana
memberitahu Utusan Ming ttg Sooyang yang merampas takhta dan setelah itu mereka
akan menaikkan kembali Danjong ke takhta. Jong berkata ada tenaga tambahan.
Seung Yoo pun masuk
dengan busana yang rapi. Profesor Lee senang dengan kehadiran Seung Yoo.
Pemimpin kelompok itu pun terkejut saat Jong memberitahu Seung Yoo adalah putra
Kim Jong Seo.
“Saya ingin membunuh
mereka yang membunuh ayah saya, dengan cara yang sama. Tapi saya sadar, ini
bukanlah cara yang benar. Ini hanyalah cara melampiaskan kemarahan saya. Saya
akan bergabung dalam rencana penggulingan Sooyang dan pengangkatan kembali Yang
Mulia.” Ucap Seung Yoo.
“Kau yang tumbuh
dalam kehangatan keluarga, tiba2 harus melalui hal semacam ini. Jika ayahmu
masih hidup, beliau pasti bangga padamu. Kau benar2 luar biasa. Tolong maafkan
kami yang tidak melakukan apapun saat ayahmu mendapatkan ketidakadilan.” Jawab
orang2 itu satu per satu.
Myung Hoe : Mereka
bukanlah orang2 yang akan diam saja. Kudengar, beberapa Sarjana seperti Seong
Sam Moon, Park Pang Nyun dan Lee Gae sering bertemu, bahkan Pangeran Pendamping
Jung Jong juga terlibat di dalamnya. Jika mereka merencanakan sesuatu, mereka tidak
akan melewatkan kesempatan saat Utusan Ming tiba. Tolong kau selidiki.
Myun : Baik.
Sementara itu, Se
Ryung mencemaskan Seung Yoo. Ia berpikir mungkin Jong bisa menghentikan Seung
Yoo.
Se Ryung menghadap
ibunya.
Se Ryung : Saya
ingin bertemu dengan Putri Kyung Hee.
Lady Yoon : Kau baru
masuk istana beberapa hari dan sekarang kau mau pergi lagi?
Se Ryung : Saya ingin memberikan beberapa obat.
Lady Yoon :
Lakukanlah. Jika kau menjaga hubungan baik dengan Putri Kyung Hee, akan tampak
bagus di mata semua orang.
Salah seorang guru
bertanya pada Profesor Lee, “Bagaimana dengan Tuan Putri yang sekarang ini?
Apakah dia benar2 payah seperti gossip yang beredar?”
Guru2 yg lain
berkata ttg Se Ryung yang tetap mau sendiri sepanjang hidupnya.
Profesor Lee marah,
“Jaga mulutmu!”
Lalu, Profesor Lee
kedatangan tamu. Dia Myun!
“Anda sering bertemu
Jong kan?” tanya Myun.
“Sepertinya kau
datang untuk menyelediki gurumu?” jawab Profesor Lee sambil tersenyum.
“Jika anda terus
bertemu dengan Jong, anda bisa dicurigai.” Ucap Myun.
“Jika guru bertemu
dengam muridnya akan dicurigai, berarti kejadian biasa juga tidak diizinkan.”
Jawab Profesor Lee.
“Jong dan Pangeran
Geum Sung sudah pernah berkomplot melawan Raja. Saya tidak ingin anda membuat
Yang Mulia marah. Jadi ada baiknya jika anda berhenti mengunjungi Jong.” Ucap
Myun.
“Yang Mulia kau
bilang? Kata2 itu terdengar aneh bagiku.” Jawab Profesor Lee.
“Aku akan pergi
sekarang.” ucap Myun, lalu pergi.
Se Ryung dalam
perjalanan menuju Kediaman Putri Kyung Hee. Ia sudah tak sabar, bahkan ingin
jalan sendiri agar cepat sampai. Yeo Ri pun membujuk Se Ryung agar tetap di
dalam tandu. Se Ryung pun menurut.
Seung Yoo
mempelajari keadaan di sekitar istana.
Seung Yoo menemui
Putri Kyung Hee dan Jong.
“Ini benar2 sulit
dipercaya. Orang yang kukira sudah mati, kembali hidup2.” Ucap Putri Kyung Hee.
“Saya minta maaf.”
Jawab Seung Yoo.
Jong tersenyum.
Tiba2, senyum itu menghilang dari wajahnya. Ia pun berbisik ke telinga Putri
Kyung Hee.
“Jika kau terus
memandanginya seperti ini, aku bisa cemburu. Di masa lalu, selain aku, dia
adalah calon terkuat sebagai Pangeran Pendamping. Jika kalian ditakdirkan….”
Putri menatap Jong
aneh. Jong lalu tertawa geli. Seung Yoo minta Jong jangan menggoda Putri Kyung
Hee lagi.
Rombongan Profesor
Lee Gae datang. Putri Kyung Hee berterima kasih karena mereka bersedia membantu
Danjong. Profesor Lee dan yang lain minta Putri jangan mencemaskan hal itu.
Jong lalu mengajak mereka masuk.
Profesor Lee membagi
tugas. Orang yang akan membunuh Sooyang adalah Tuan Yoo. Orang yang akan
menjaga Danjong adalah ia dan Jong. Tentara dibawah kepemimpinan Kim Moon Ki
juga akan ikut serta. Profesor Lee lalu menunjuk Seung Yoo sebagai pemimpin
mereka karena Seung Yoo ahli dalam menyusun strategi militer dan menggunakan
pedang.
Rekan yang lain
berkata setelah membunuh Sooyang, mereka harus membunuh Shin Sook Joo, Kwon Ram
dan Myung Hoe.
Pertemuan selesai.
Beberapa pejabat mulai meninggalkan kediaman Putri Kyung Hee. Mereka tak melihat
Se Ryung di pintu. Se Ryung kaget mendengar orang2 itu berkata sebentar lagi
Sooyang akan mati.
Di dalam Lee Gae
memberitahu Jong dan Seung Yoo kalau Myun datang mencarinya dan mulai curiga.
Seung Yoo mengajak mereka bertemu di tempatnya. Lee Gae sepertinya tidak setuju
karena tempat itu penuh gisaeng.
Jong nyengir, “Ide
yang bagus. Mata kita bisa melihat2 gisaeng sambil kita membicarakan rencana
kita.”
“Apa katamu?”
terdengar suara Putri Kyung Hee tiba2.
Jong kaget. Ia lalu
tertawa sambil melihat Putri yang berjalan ke arahnya.
Seung Yoo tersenyum
geli melihat pasangan ini. Profesor Lee dan Putri Kyung Hee senang melihat
senyum Seung Yoo. Mereka merasa Seung Yoo yang dulu sudah kembali. Profesor
lalu tanya pendapat Seung Yoo ttg rencana ini.
Seung Yoo : Saya
kembali untuk membunuh Sooyang. Saya akan mempertaruhkan nyawa saya demi
kesuksesan rencana ini.
Se Ryung yang
berdiri di pintu kaget dan menjatuhkan mantelnya. Seung Yoo, Putri dan Jong
kaget melihat Se Ryung. Hanya Lee Gae yang tampak tenang.
Eun Geum lalu datang
dan memberitahukan kedatangan Myun.
Se Ryung kaget dan
menatap tajam Seung Yoo. Seung Yoo juga kaget dan menatap Se Ryung. Tampak Myun
yang berjalan masuk ke kediaman Putri Kyung Hee.
BERSAMBUNG…………
0 Comments:
Post a Comment