All Content From KBS2
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : The Promise
Sebelumnya : The Promise Eps 3 Part 1
Selanjutnya : The Promise Eps 3 Part 3
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : The Promise
Sebelumnya : The Promise Eps 3 Part 1
Selanjutnya : The Promise Eps 3 Part 3
Oke gaes, kita lanjut ya....
Di part sebelumnya, Se Jin kecewa mengetahui sang ayah memberikan jam yang sama pada Na Yeon. So, udah bisa nebak dong karakter Se Jin seperti apa...
Happy reading gaes....
Tae Joon menatap payung kuning Na Yeon. Ia ingat kata-kata si pendeta tentang ibu Na Yeon yang tiba-tiba meninggal. Si pendeta merasa, Na Yeon tinggal dengan kerabatnya.
Lalu, Tae Joon menatap kaset Na Yeon. Si pendeta lah yang memberikan kaset itu padanya.
Sekarang, Tae Joon sedang mendengarkan kaset Na Yeon sambil memejamkan matanya. Kesedihan terlihat jelas di
wajahnya.
Di dapur, Na Yeon menangis lagi sambil menatap foto sang ibu.
Tak lama kemudian, Presdir Jang datang. Ia menghidupkan lampu dan terkejut melihat Na Yeon.
Na Yeon langsung berdiri dan menghapus tangisnya. Ia minta maaf karena sudah membangunkan Presdir Jang.
Presdir Jang lantas menatap foto di genggaman Na Yeon.
"Itu foto ibumu?"
Na Yeon mengangguk, lalu bergegas pergi tapi Presdir Jang menahannya.
"Apa paman boleh memelukmu?" tanyanya.
Presdir Jang pun memeluk Na Yeon.
"Kau boleh menangis sepuasmu dengan begitu, kesedihan dan air mata akan mengering dalam waktu singkat. Awalnya memang sulit, tapi aku ingin kau bertahan dan menjadi kuat. Mengerti?"
Na Yeon pun menangis dalam pelukan Presdir Jang.
Tepat saat itu, Se Jin muncul dan menangis melihat ayahnya memeluk Na Yeon.
Se Jin lalu pergi tapi sang ibu tiba-tiba muncul.
Yoo Kyung melihat ke dapur. Mengertilah ia apa yang membuat putrinya menangis.
Se Jin kembali ke kamar dan langsung mengambil jam Na Yeon yang ia simpan di lacinya.
Ia menghancurkan jam itu.
Ya, Se Jin tak suka Na Yeon akrab dengan ayahnya.
Keesokan harinya, Presdir Jang dan Yoo Kyung masuk ke ruang makan.
Yoo Kyung menanyakan Se Jin pada pembantunya.
Pembantunya mengatakan, Se Jin ada di kamar mandi.
"Aku tidak melihat Na Yeon?" tanya Presdir Jang.
"Katanya dia tidak lapar." jawab pembantu mereka.
"Biarkan saja dia. Dia pasti merasa tidak nyaman dengan kita. Kita harus memberinya waktu." ucap Yoo Kyung.
"Panggilkan dia." Presdir Jang menyuruh pembantunya memanggil Na Yeon.
"Kudengar ayah membuat yayasan beasiswa. Ini aneh. Kau yakin dia tidak butuh MRI pada otaknya? Dia orang kikir yang bahkan ragu-ragu mengeluarkan sepeser pun." ucap Yoo Kyung.
Yoo Kyung pun kemudian curiga, ayahnya melakukan itu untuk Young Sook agar Young Sook bisa menjadi ketuanya.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Itu masih belum diputuskan." jawab Presdir Jang.
"Aku yakin perempuan licik itu meyakinkannya untuk membuat sebuah yayasan beasiswa." ucap Yoo Kyung.
"Terlambat, aku sudah mendengar semuanya." jawab Se Jin, lalu duduk di ruang makan.
Disusul kemudian dengan Na Yeon. Se Jin agak kesal melihat Na Yeon.
Presdir Jang menyuruh Na Yeon mencoba salad kepiting. Ia mengambilkan salad kepiting untuk Na Yeon. Ia berkata, salad kepiting adalah makanan istimewa yang biasa mereka sajikan untuk tamu.
"Se Jin juga menyukainya, kenapa kau hanya memberikan pada Na Yeon." ucap Yoo Kyung.
Yoo Kyung lalu menyuruh Na Yeon mencobanya. Na Yeon terdiam.
"Wae? Kau tidak suka?" tanya Yoo Kyung.
"Cobalah, kau akan menyesal jika tidak mencobanya." ucap Se Jin.
"Aku tidak suka seseorang yang hidup dalam penyesalan. Jangan memaksakan dirimu memakannya jika kau tidak suka." ucap Presdir Jang, lalu mengambil kembali mangkuk saladnya.
"Aku bukannya tidak suka. Sebenarnya aku alergi pada kepiting." jawab Na Yeon.
Mendengar itu, Yoo Kyung terkejut.
Yoo Kyung kemudian mengambil mangkuk salad itu dari hadapan Presdir Jang dan melarang Presdir Jang memakannya karena Presdir Jang juga alergi kepiting.
"Sepertinya alergi krustaesa lebih umum dari yang kukira. Paman selalu menggaruk sendiri seperti orang gila setiap kali memakan kepiting." ucap Presdir Jang.
"Itu juga terjadi padaku." jawab Na Yeon.
Mendengar itu, Presdir Jang tertawa.
"Kita seperti teman alergi." ucap Presdir Jang.
Sementara Se Jin nampak kesal mendengarnya.
Dan Yoo Kyung langsung menatap tajam Na Yeon. Ya, ia curiga Na Yeon putri Yoon Ae.
Yoo Kyung kembali ke kamar. Curiga pada Na Yeon, Yoo Kyung pun menyuruh orang suruhannya mencari tahu apa yang terjadi pada putri Yoon Ae.
Na Yeon membantu ajumma mencuci piring. Ajumma yang merasa tidak nyaman, menyuruh Na Yeon berhenti dan pergi menjauh darinya tapi Na Yeon menolak dan mengatakan bahwa ia sudah terbiasa mencuci piring. Ajumma pun kesal.
Tak lama kemudian, Yoo Kyung datang dan menatap tajam Na Yeon.
Di ruangannya, Presdir Jang sedang melihat foto-foto Tae Joon ketika Tae Joon dipukuli dan dituduh mencuri.
Presdir Jang lalu membaca resume Kang Young Dae, paman Tae Joon.
Setelah itu, Presdir Jang meminta disambungkan dengan KepSek SD Sanho.
Pimpinan Park dan Presdir Jang pergi ke SD Sanho untuk menemui Tae Joon dan kepala sekolah.
Mereka berencana memberikan beasiswa pada Tae Joon.
Tae Joon sontak terkejut mendengarnya.
Kepala Sekolah menyuruh Tae Joon berterima kasih. Ia berkata, Baekdo Group akan membiayai sekolah Tae Joon sampai ke perguruan tinggi.
Bersambung ke part 3......
Di part sebelumnya, Se Jin kecewa mengetahui sang ayah memberikan jam yang sama pada Na Yeon. So, udah bisa nebak dong karakter Se Jin seperti apa...
Happy reading gaes....
Tae Joon menatap payung kuning Na Yeon. Ia ingat kata-kata si pendeta tentang ibu Na Yeon yang tiba-tiba meninggal. Si pendeta merasa, Na Yeon tinggal dengan kerabatnya.
Lalu, Tae Joon menatap kaset Na Yeon. Si pendeta lah yang memberikan kaset itu padanya.
Sekarang, Tae Joon sedang mendengarkan kaset Na Yeon sambil memejamkan matanya. Kesedihan terlihat jelas di
wajahnya.
Di dapur, Na Yeon menangis lagi sambil menatap foto sang ibu.
Tak lama kemudian, Presdir Jang datang. Ia menghidupkan lampu dan terkejut melihat Na Yeon.
Na Yeon langsung berdiri dan menghapus tangisnya. Ia minta maaf karena sudah membangunkan Presdir Jang.
Presdir Jang lantas menatap foto di genggaman Na Yeon.
"Itu foto ibumu?"
Na Yeon mengangguk, lalu bergegas pergi tapi Presdir Jang menahannya.
"Apa paman boleh memelukmu?" tanyanya.
Presdir Jang pun memeluk Na Yeon.
"Kau boleh menangis sepuasmu dengan begitu, kesedihan dan air mata akan mengering dalam waktu singkat. Awalnya memang sulit, tapi aku ingin kau bertahan dan menjadi kuat. Mengerti?"
Na Yeon pun menangis dalam pelukan Presdir Jang.
Tepat saat itu, Se Jin muncul dan menangis melihat ayahnya memeluk Na Yeon.
Se Jin lalu pergi tapi sang ibu tiba-tiba muncul.
Yoo Kyung melihat ke dapur. Mengertilah ia apa yang membuat putrinya menangis.
Se Jin kembali ke kamar dan langsung mengambil jam Na Yeon yang ia simpan di lacinya.
Ia menghancurkan jam itu.
Ya, Se Jin tak suka Na Yeon akrab dengan ayahnya.
Keesokan harinya, Presdir Jang dan Yoo Kyung masuk ke ruang makan.
Yoo Kyung menanyakan Se Jin pada pembantunya.
Pembantunya mengatakan, Se Jin ada di kamar mandi.
"Aku tidak melihat Na Yeon?" tanya Presdir Jang.
"Katanya dia tidak lapar." jawab pembantu mereka.
"Biarkan saja dia. Dia pasti merasa tidak nyaman dengan kita. Kita harus memberinya waktu." ucap Yoo Kyung.
"Panggilkan dia." Presdir Jang menyuruh pembantunya memanggil Na Yeon.
"Kudengar ayah membuat yayasan beasiswa. Ini aneh. Kau yakin dia tidak butuh MRI pada otaknya? Dia orang kikir yang bahkan ragu-ragu mengeluarkan sepeser pun." ucap Yoo Kyung.
Yoo Kyung pun kemudian curiga, ayahnya melakukan itu untuk Young Sook agar Young Sook bisa menjadi ketuanya.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Itu masih belum diputuskan." jawab Presdir Jang.
"Aku yakin perempuan licik itu meyakinkannya untuk membuat sebuah yayasan beasiswa." ucap Yoo Kyung.
"Terlambat, aku sudah mendengar semuanya." jawab Se Jin, lalu duduk di ruang makan.
Disusul kemudian dengan Na Yeon. Se Jin agak kesal melihat Na Yeon.
Presdir Jang menyuruh Na Yeon mencoba salad kepiting. Ia mengambilkan salad kepiting untuk Na Yeon. Ia berkata, salad kepiting adalah makanan istimewa yang biasa mereka sajikan untuk tamu.
"Se Jin juga menyukainya, kenapa kau hanya memberikan pada Na Yeon." ucap Yoo Kyung.
Yoo Kyung lalu menyuruh Na Yeon mencobanya. Na Yeon terdiam.
"Wae? Kau tidak suka?" tanya Yoo Kyung.
"Cobalah, kau akan menyesal jika tidak mencobanya." ucap Se Jin.
"Aku tidak suka seseorang yang hidup dalam penyesalan. Jangan memaksakan dirimu memakannya jika kau tidak suka." ucap Presdir Jang, lalu mengambil kembali mangkuk saladnya.
"Aku bukannya tidak suka. Sebenarnya aku alergi pada kepiting." jawab Na Yeon.
Mendengar itu, Yoo Kyung terkejut.
Yoo Kyung kemudian mengambil mangkuk salad itu dari hadapan Presdir Jang dan melarang Presdir Jang memakannya karena Presdir Jang juga alergi kepiting.
"Sepertinya alergi krustaesa lebih umum dari yang kukira. Paman selalu menggaruk sendiri seperti orang gila setiap kali memakan kepiting." ucap Presdir Jang.
"Itu juga terjadi padaku." jawab Na Yeon.
Mendengar itu, Presdir Jang tertawa.
"Kita seperti teman alergi." ucap Presdir Jang.
Sementara Se Jin nampak kesal mendengarnya.
Dan Yoo Kyung langsung menatap tajam Na Yeon. Ya, ia curiga Na Yeon putri Yoon Ae.
Yoo Kyung kembali ke kamar. Curiga pada Na Yeon, Yoo Kyung pun menyuruh orang suruhannya mencari tahu apa yang terjadi pada putri Yoon Ae.
Na Yeon membantu ajumma mencuci piring. Ajumma yang merasa tidak nyaman, menyuruh Na Yeon berhenti dan pergi menjauh darinya tapi Na Yeon menolak dan mengatakan bahwa ia sudah terbiasa mencuci piring. Ajumma pun kesal.
Tak lama kemudian, Yoo Kyung datang dan menatap tajam Na Yeon.
Di ruangannya, Presdir Jang sedang melihat foto-foto Tae Joon ketika Tae Joon dipukuli dan dituduh mencuri.
Presdir Jang lalu membaca resume Kang Young Dae, paman Tae Joon.
Setelah itu, Presdir Jang meminta disambungkan dengan KepSek SD Sanho.
Pimpinan Park dan Presdir Jang pergi ke SD Sanho untuk menemui Tae Joon dan kepala sekolah.
Mereka berencana memberikan beasiswa pada Tae Joon.
Tae Joon sontak terkejut mendengarnya.
Kepala Sekolah menyuruh Tae Joon berterima kasih. Ia berkata, Baekdo Group akan membiayai sekolah Tae Joon sampai ke perguruan tinggi.
Bersambung ke part 3......
0 Comments:
Post a Comment