Di ruang ganti, Roo Bi mematut dirinya di cermin sambil mencocokkan gaun itu. Lalu, Roo Na datang dan Roo Bi memberitahu Roo Na gaun itu hadiah dari Se Ra.
“Direktur Bae Se Ra mendesainnya sendiri saat dia
masih di luar negeri.” Ucap Roo Bi.
“Gaun itu terlihat kuno. Sudah ketinggalan zaman.”
Jawab Roo Na.
“Tidak masalah. Aku hanya akan menggunakannya
sekali. Aku benar-benar menyukainya.” Ucap Roo Bi.
Roo Bi pun menghubungi In Soo. Namun sayang, In Soo tidak menjawabnya. Lalu, Roo Bi teringat cincinnya. Roo Na pun beralasan, kalau ia lupa dimana meletakkan cincin Roo Bi. Kemudian, Roo Na berkata, akan membelikan Roo Bi cincin yang lebih bagus dari cincin yang dibelikan In Soo. Tapi Roo Bi menolak. Roo Bi berkata, ia dan In Soo akan membeli cincin yang baru.
Ponsel Roo Bi berdering, telepon dari Gyeong Min yang mengajaknya makan siang. Awalnya Roo Bi menolak, tapi Gyeong Min memaksa. Gyeong Min mengajak Roo Bi makan di restoran Italia.
“Aku tidak butuh apapun.” Jawab Roo Bi.
“Temui aku di parkiran jam enam. Aku akan
menjemputmu di sana.” Ucap Gyeong Min.
Roo Bi pun tak bisa berkata apa2 lagi selain
menerima ajakan Gyeong Min.
“Eonni, haruskah aku menceritakan semuanya padamu?
Ini masalah privasi.” Jawab Roo Bi.
Roo Na pun mengerti, lalu ia beranjak pergi.
Nyonya Park membawakan pir untuk nenek. Lalu, nenek
menanyakan Geum Hee. Nyonya Park bilang, Geum Hee pergi keluar. Nyonya Park
merasa, Geum Hee sedang jatuh cinta.
“Dia pergi menemui laki2 atau berkeliling menanyakan
hidungnya?” tanya nenek.
“Jika kita tetap mengatakan dia cantik, dia tidak
akan memikirkan operasi itu lagi.” Jawab Nyonya Park.
Tuan Bae pun tertawa mendengarnya, lalu ia berkata
bahwa Geum Hee sudah sering menerima pujian.
“Aku mengenalmu, Bu. Kau akan menyukai semua yang
dilakukan seseorang yang tinggal bersamamu.” Ucap Tuan Bae.
“Satu-satunya di dunia yang melakukan itu adalah
Gyeong Min ku tercinta.” Jawab nenek.
“Aku tidak seperti itu?” tanya Tuan Bae.
“Kau mengerikan. Sebagai orang tua kau harusnya mendesak Gyeong Min dan Roo Bi untuk segera memiliki momongan. Jika kemungkinan terburuk datang, kalian berdua harus memiliki bayi lagi.” Ucap nenek.
Tuan Bae dan Nyonya Park terkejut, lalu setelahnya
mereka tertawa.
“Baiklah, Bu. Aku akan bicara pada Gyeong Min.”
jawab Nyonya Park.
“Jangan hanya bicara. Tegur dia.” Ucap nenek.
“Baiklah, Bu.” Jawab Nyonya nenek.
“Apa ibu sudah melihat undangan pernikahan Roo Na?”
tanya Tuan Bae.
“Dia akan menikah dengan Na PD? Sayang sekali. Pria
itu sebenarnya cocok untuk Se Ra.” Jawab nenek.
Lalu, ponsel Roo Na berdering. Telepon dari Yeonho yang menagih uangnya. Roo Na bilang, Yeonho tidak akan mendapat bayaran jika Yeonho tidak melakukan pekerjaan dengan benar.
Yeonho berkata, dia akan memastikan semuanya berjalan
dengan benar kali ini dan meminta Roo Na menyiapkan uangnya.
Telepon terputus. Roo Na pun berkata, dia tidak
perlu mencemaskan apapun lagi setelah In Soo dan Roo Bi menikah.
Gyeong Min membawa Roo Bi ke restoran yang dulu pernah mereka singgahi. Roo Bi pun merasa familiar dengan tempat itu. Bahkan saat melihat seseorang tengah memainkan piano, Roo Bi seolah2 melihat Gyeong Min tengah memainkan piano untuknya.
“Hyeong-bu, apakah sebelumnya kau pernah kesini
denganku?” tanya Roo Bi.
“Kurasa tidak.” Jawab Gyeong Min.
“Kenapa aku tidak asing dengan tempat ini? Kenapa
aku selalu melihat wajah Gyeong Min?” Roo Bi bertanya dalam hatinya.
“Ada yang salah?” tanya Gyeong Min.
“Aku merasa pernah kesini denganmu sebelumnya. Kau
memainkan piano untukku.” Jawab Roo Bi.
“Aku mahir bermain piano.” Ucap Gyeong Min.
“Jeongmal-yo?” tanya Roo Bi.
“Aku juga merasa pernah kesini sebelumnya denganmu.”
Jawab Gyeong Min.
Kemudian, Gyeong Min memberikan uang sebagai hadiah pernikahan. Roo Bi terkejut, dia tidak enak menerimanya. Ia bilang, restu Gyeong Min saja sudah cukup. Tapi Gyeong Min memaksa Roo Bi menerima uang itu. Gyeong Min bilang, akan lebih baik jika Roo Bi mendapatkan apa yang Roo Bi inginkan.
Terpaksa lah Roo Bi menerima uang itu. Lalu Gyeong Min mengembalikan cincin itu pada Roo Bi dan setelah itu mereka mulai makan.
Roo Na masuk ke sebuah restoran. Ponselnya kemudian
berdering. Telepon dari Direktur Kim dan Roo Na pun berkata bahwa ia sudah
sampai.
“Kalian sangat cocok. Jadi janji pentingmu adalah
Roo Na?” tanya Roo Na.
“Roo Bi, apa yang kau....”
Belum lagi Gyeong Min selesai bertanya, Roo Na menumpahkan
wine Roo Bi.
“Wae? Kau pikir aku tidak akan tahu?” tanya Roo Na.
Gyeong Min menyuruh Roo Na duduk, tapi Roo Na
semakin menjadi-jadi. Ia menuduh Roo Bi merayu Gyeong Min.
“Kau bersikap baik, manis dan ramah lalu kau
menusukku dari belakang.” Tuduh Roo Na.
“Meja kita di sana.” Ucap Direktur Kim. Terpaksalah
Roo Na pergi meninggalkan mereka.
Setelah Roo Na pergi, Roo Bi mengajak Gyeong Min
pergi.
Gyeong Min minta maaf pada Roo Bi atas sikap Roo Na tadi. Roo Bi pun berkata, dia lah yang seharusnya minta maaf. Gyeong Min pun merasa aneh. Ia merasa, belum mengenal sosok Roo Bi sepenuhnya meskipun mereka sudah lama pacaran.
“Roo Bi sangat mencintaimu. Itulah kenapa dia
cemburu padaku. Wanita juga bisa cemburu pada putri mereka sendiri. Cobalah
memahaminya, Hyeong-bu.” Jawab Roo Bi.
Gyeong Min pun hanya bisa terpana menatap Roo Bi.
Lalu, tangan Gyeong Min terangkat. Sepertinya ia hendak menyentuh wajah Roo Bi,
tapi Gyeong Min langsung tersadar dan meminta maaf karena membuat Roo Bi
kelaparan padahal ia sudah berjanji akan mentraktir Roo Bi.
“Jika aku ingin terlihat cantik di hari pernikahan,
aku harus melewatkan makan malam.” Jawab Roo Bi.
Gyeong Min ingin mengantarkan Roo Na pulang, tapi
Roo Na menolaknya karena ingin mampir ke tempat In Soo. Roo Na bilang, ingin menunjukkan
gaun pengantinnya pada In Soo.
Barang-barang kebutuhan pernikahan Roo Bi baru saja
tiba di rumah. Chorim menyuruh Soyoung mengambil gunting, tapi setelah Soyoung
mengambil guntingnya, Chorim malah memarahi Soyoung.
“Soyoung-ah, dimana letak kebersihanmu? Gunting itu
kita gunakan untuk memotong makanan.” Ucap Chorim.
“Kita bisa mencucinya setelah dipakai.” Jawab
Soyoung.
“Setiap benda sudah mempunyai tugasnya
masing-masing. Apakah kau akan menuangkan minumanmu ke dalam tatakan?” ucap
Chorim.
Terpaksalah Soyoung mengambil gunting lain. Gilja
pun menghentikan perdebatan itu. Chorim membela diri, ia bilang ia hanya
berusaha mengajari Soyoung saja.
Kemudian, mereka membuka kardus pertama yang isinya
bed cover.
“Ini sangat cantik dan lembut.” Ucap Soyoung.
“Aku akan membelikanmu semua ini jika kau menikah.”
Jawab Gilja.
“Untukku juga, belikan aku yang cantik dan mahal.”
Ucap Chorim.
“Carilah pacar dulu!” jawab Gilja.
Sambil tiduran, Dongpal mengingat-ingat saat ia
berusaha mencium Chorim. Ia lalu menghela nafas dan Daepung langsung menendang
bokongnya. Dongpal pun bangun dan menatap Daepung.
“Kita masih punya sebulan. Aku akan memberikanmu 20
ribu dollar.” Ucap Daepung.
“Jangan mengajariku dan mulailah berkemas.” Jawab
Dongpal.
“Kenapa aku harus berkemas? Aku akan memberimu 20
ribu dollar jadi aku bisa tinggal disini.” Ucap Daepung.
“Terserah kau saja lah.” Jawab Dongpal.
“Apa yang terjadi dengan wanita itu? Si ninja ayam.
Kalian benar-benar sudah berakhir?” tanya Daepung.
“Aku tidak tahu.” Jawab Dongpal.
“Sejauh yang kutahu, si ninja ayam masih punya
perasaan padamu.” Ucap Daepung.
Setelah itu, mereka membicarakan Geum Hee.
Geum Hee yang sedang memijat nenek, dapat SMS lagi
dari Daepung. Ia tertawa keras membaca SMS Daepung, sampai membuat nenek yang
ketiduran terbangun.
“Samonim, apa aku cantik?” tanya Geum Hee.
“Tentu saja kau cantik. Kau terlihat cantik saat kau
memasak dan saat makananmu terasa lezat.” Jawab nenek.
“Itu bagus kau menemukan beberapa bagian diriku yang
masih cantik.” Ucap Geum Hee.
Di sela-sela pekerjaannya, In Soo bicara dengan Roo
Bi di telepon. In Soo bilang, dia masih mengedit tapi akan selesai sebentar
lagi. Roo Bo pun berkata, akan menemui In Soo besok. Tapi In Soo ingin bertemu
dengan Roo Bi hari ini.
In Soo menyuruh Roo Bi menunggunya di apartemennya.
Ia bilang, akan pulang setengah jam lagi dan ingin menjadi orang pertama yang
melihat Roo Bi mengenakan gaun itu.
Roo Bi mampir membeli wine, lalu setelah itu ia
langsung pergi ke apartemenn In Soo.
Tapi sampai di sana, ia memergoki Yeonho yang
berdiri di depan pintu apartemen In Soo sambil bicara dengan seseorang di
telepon.
“Kudengar dia akan pulang terlambat hari ini. Aku
akan mengambil semua perangkat komputernya, jadi pastikan kau menyiapkan uangnya.”
Ucap Yeonho.
“Lakukan pekerjaanmu dengan benar.” Suruh Roo Na.
“Aku akan mengurusnya diam-diam.” Jawab Yeonho, lalu
telepon terputus.
“Mengurusnya diam2? Untuk siapa? Sedang apa kau di
sini?” tanya Roo Bi.
“Aku disini untuk menemui temanku.” Jawab Yeonho.
Tapi Roo Bi tidak percaya. Ia berusaha merebut ponsel Yeonho untuk mencari tahu dengan siapa Yeonho bicara tadi. Tapi kemudian, ponsel Yeonho terjatuh dan Roo Bi sempat memencet nomor seseorang yang bicara dengan Yeonho tadi.
Begitu mendengar suara Roo Na, Roo Bi pun syok. Saking syoknya, ia menjatuhkan goodie bag yang berisi gaun pengantinnya dan wine yang dibelinya tadi.
Wine itu pun mengotori gaun pengantin Roo Bi.
Yeonho kabur.
0 Comments:
Post a Comment