Soyeong heran melihat Chorim yang bekerja kelewat keras. Gilja memberitahu Soyeong bahwa Chorim akan melakukan perjalanan menikmati musim gugur selama 3 hari dengan teman-teman sekolahnya.
“Berhenti memainkan
permainan bodohmu itu dan bekerja keras lah selagi aku tidak ada.” Ucap Chorim
pada Soyeong.
“Eonni, bisakah aku
ikut denganmu?” pinta Soyeong.
“Kenapa kau harus
ikut? Ada banyak pria di sana.” Jawab Chorim.
Sontak, jawaban
Chorim soal ‘ada banyak pria di sana’ bikin Dongpal cemburu. Dongpal membuat-buat
alasan, ia bilang tidak baik jika pria dan wanita pergi berlibur bersama. Tapi
Chorim tidak peduli dengan kata-kata Dongpal.
Lalu, seseorang
mengirimi Chorim pesan, menyuruh Chorim datang ke tempat karaoke. Chorim pun
bergegas pergi.
Tuan Bae lagi2
ketiduran saat tengah menonton drama dengan keluarganya.
Di rumahnya,
Dongpal tidak bisa tenang dan terus kepikiran Chorim. Lalu, Daepung datang
dengan wajah bahagia. Makin kesal melihat Daepung, Dongpal pun pergi.
Karena Chorim tak
bisa dihubungi, Dongpal pun menghubungi Soyeong. Sebelum menanyakan tentang
Chorim, Dongpal melarang Soyeong menyebutkan namanya di depan Gilja. Ia tak
mau, Gilja tahu dirinya menghubungi Soyeong hanya untuk menanyakan Chorim.
Dongpal pun makin
was2, apalagi setelah ingat Chorim yang akan pergi berlibur dengan teman
prianya.
Lalu, Dongpal melihat Chorim pulang diantar seorang pria. Pria itu mabuk dan memeluk Chorim. Chorim nampak tak nyaman. Dia berusaha menolak pria itu dengan halus. Tapi pria itu malah mengakui Chorim sebagai cinta pertamanya.
Tak tahan lagi, akhirnya Dongpal menjauhkan pria itu dari Chorim. Chorim pun terkejut melihat Dongpal ada di depan rumahnya.
Keesokan harinya,
Gyeong Min tak sengaja menemukan cincin pertunangan In Soo dan Roo Bi saat ia
mencari pemotong kuku di laci. Gyeong Min juga sempat membaca nama In Soo dan
Roo Bi yang tertulis di balik cincin itu.
Tepat saat itu, Roo
Na masuk ke kamar. Mengajak Gyeong Min sarapan tapi dia langsung diam melihat
Gyeong Min memegang cincin itu.
“Cincin apa ini?
Aku tidak pernah melihatnya.” Tanya Gyeong Min.
“Itu karena
bentuknya yang sederhana dan lucu.” Jawab Roo Na, lalu mengembalikan cincin itu
ke tempat semula.
“Lucu dan sederhana?”
tanya Gyeong Min.
“Wae? Apa aku
melakukan kesalahan?” tanya Roo Na.
“Bukankah itu
cincin pertunangan Roo Na dan In Soo? Ada nama mereka di sana. Kenapa cincinnya
ada di sini?”
“Roo Na kehilangan
cincinnya dan aku menemukannya. Aku berencana mengembalikannya nanti.”
“Jeong Roo Bi, aku benci dibohongi. Kau bilang, cincinnya sederhana dan lucu. Kenapa tidak bilang itu cincin Roo Na?”
“Aku merasa
bersalah karena tidak mengembalikan cincin itu padanya. Aku tidak mau kau marah
padaku.” Jawab Roo Na.
Gyeong Min lalu menanyakan cincin yang ia berikan pada Roo Bi. Roo Na pun mengambil cincin itu di laci dan menunjukkannya pada Gyeong Min.
“Apa yang kukatakan
padamu saat aku memberikan cincin itu, kau masih ingat?” tanya Gyeong Min.
“Tentu saja.”
“Apa?” tanya Gyeong
Min.
“Aku tidak bisa
mengatakannya. Itu membuatku malu. Akan kukatakan lain kali.” Jawab Roo Na.
Roo Na lalu
mengajak Gyeong Min sarapan dan buru-buru keluar dari kamar.
Gyeong Min pun
semakin merasa aneh dengan sikap Roo Bi-nya.
“Ada apa denganmu,
Jeong Roo Bi? Kau berjanji tidak akan melepaskan cincin itu, meski kita
terpisah, sampai kita mati.” Ucap Gyeong Min.
Bersambung.........
0 Comments:
Post a Comment