Skip to main content

Ruby Ring Ep 38 Part 1

Sebelumnya... 

Akhirnya sampai juga di episode ini... episode yang paling sy tunggu2...

Di episode ini, ingatan Roo Bi pulih guys...


Roo Bi meminta penjelasan pada Roo Na, kenapa Roo Na melakukan itu pada In Soo. Roo Na pura-pura tidak mengerti. Roo Bi pun mengaku, bahwa ia sudah tahu semuanya. Ia tahu Roo Na lah yang menyuruh Yeonho menjebak In Soo dengan tuduhan menerima suap. Ia juga tahu Roo Na lah dalang dibalik penusukan In Soo.

“Ada apa denganmu? Apa kau gila?” tanya Roo Na.

“Jelaskan padaku sebelum aku jadi gila. Kenapa Yeonho berdiri di depan pintu apartemen In Soo? Kenapa kau menghubunginya? Kau menyuruhnya melakukan apa?”

“Apa yang kau bicarakan? Diamlah!” suruh Roo Na.

“Jika kau tidak menjelaskannya padaku sekarang, aku tidak akan menyerah!” jawab Roo Bi.

Tepat saat itu, kedua staff masuk dan Roo Na langsung menarik Roo Bi keluar.


Di ruangannya, Gyeong Min dihubungi Presdir Choi. Gyeong Min pun berkata, akan menemui Presdir Choi besok. Setelah itu, Gyeong Min menghubungi Roo Na, tapi tidak dijawab. Gyeong Min pun berpikir, Roo Na masih siaran.


Roo Na menarik Roo Bi ke lift, tapi karena lift sedang dalam perbaikan, akhirnya Roo Na menarik Roo Bi ke tangga darurat.

“Kenapa kau menuduhku soal Na PD?” tanya Roo Na.

“Kau benar-benar tidak tahu?” tanya Roo Bi.

“Kau salah lihat! Kau salah lihat!” ucap Roo Na.

“Salah lihat! Kalau begitu jawab aku satu hal. Kenapa kau melakukan itu pada In Soo! Aku curiga padamu, tapi aku tidak mengatakannya karena aku percaya padamu!”

“Tenanglah. Aku tidak tahu darimana kau mendengar hal ini, tapi aku tidak melakukan kesalahan apapun! Na PD lah yang mulai duluan. Kau tidak ingat apa yang kukatakan padamu? Na PD bukan orang baik!” ucap Roo Na.

“Eonni!”

“Dia menyesatkanmu! Dia orang jahat!” ucap Roo Na.


“Lalu kenapa kau menyuruhku menikah dengannya! Jika dia bukan orang baik, kenapa mendorongku untuk menikah dengannya!” tanya Roo Bi.

“Aku sudah menyuruhmu untuk putus dengannya, tapi kau tidak mau mendengarkanku!” jawab Roo Na.

“Kau menyuruhku putus dengannya! Lalu kau menyuruhku keluar negeri dan sekarang kau menyuruhku menikah dengannya! Kenapa kau melakukan ini! Apa alasannya!”

“Aku tidak butuh alasan! Aku kakakmu! Apa yang kulakukan demi kebaikanmu!” jawab Roo Na.

“Demi kebaikanku? Kenapa kau membuat In Soo dalam masalah! Wae? Wae?” tanya Roo Bi.



Roo Na menampar Roo Bi.

“Kau bertanya kenapa? Seperti yang sudah kukatakan, Na PD lah yang memulainya duluan. Aku tidak melakukan kesalahan! Dia menggangguku lebih dulu! Aku mengatakan ini sebagai kakakmu. Dia berbahaya untukmu!” ucap Roo Na.

“Yang berbahaya bukan dia, tapi kau! Kau tidak berpikir dengan jernih! Sadarlah!” jawab Roo Bi.

“Kaulah yang seharusnya sadar! Sudah kukatakan padamu, aku tidak melakukan kesalahan! Seperti yang kubilang, dialah yang mulai duluan. Jika dia tidak mulai duluan, semua akan baik-baik saja!” ucap Roo Na.

“Kau gila! Gila!” jawab Roo Bi.


“Gila? Aku? Aku tidak melakukan apapun dan kau menyebutku gila?” ucap Roo Na, sambil mencengkram bahu Roo Bi.

“... ini baru permulaan! Kau dan In Soo membuatku gila! Kau tahu!” teriak Roo Na.


Roo Bi yang ketakutan, terus melangkah mundur menuruni tangga hingga akhirnya ia jatuh ke bawah.


Roo Na pun syok. Melihat Roo Bi jatuh, dia langsung menghampiri Roo Bi. Dia berusaha membangunkan Roo Bi tapi Roo Bi sudah tidak bergerak. Bukannya menolong Roo Bi, Roo Na malah pergi meninggalkan Roo Bi.


“Itu bukan salahku. Itu kecelakaan. Aku tidak melakukan apapun.” Ucap Roo Na sambil menyusuri lorong.

Roo Na masuk ke ruang ganti. Ia menatap pantulan wajahnya di cermin, sebelum akhirnya terduduk lemas di lantai.

“Aku tidak melakukan apapun. Itu bukan salahku. Jeong Roo Bi, fokuslah! Jangan lemah!” ucapnya sambil memukuli kepalanya.

*Ngeliat Roo Na di scene ini, kok sy nangkap tanda-tanda gangguan jiwa ya...


Roo Na lalu berdiri dan bertanya-tanya, haruskah ia kembali untuk menolak Roo Bi. Ia takut Roo Bi meninggal.

Tapi kemudian, ia malah mengharapkan Roo Bi meninggal. Ia berpikir, jika Roo Bi meninggal, maka ia akan menjadi satu-satunya Jeong Roo Bi di dunia.


Siapakah yang menolong Roo Bi? Gyeong Min! Gyeong Min semula hendak naik lift tapi karena liftnya lagi dalam masa perbaikan, akhirnya ia memutuskan melewati tangga darurat.

Ia pun terkejut saat menemukan Roo Bi yang tergeletak dibawah tangga.


Telepon di restoran berbunyi. Gilja pun bergegas menjawabnya. Gilja pun terkejut saat Gyeong Min memberitahunya apa yang terjadi pada Roo Bi.

*Jangan bingung ya guys... Roo Bi yg asli akan tetap sy panggil Roo Bi. Dan Roo Na tetap sy panggil Roo Na.


Selesai menghubungi Gilja, Gyeong Min langsung kembali ke kamar rawat Roo Bi. Dan ia melihat Roo Bi yang sesak napas.


Ingatan Roo Bi kembali! Dia ingat saat menampar Gyeong Min di lorong kantor.


Lalu ia ingat saat berkuda dan minum kopi dengan Gyeong Min.


Roo Bi juga ingat kenangannya yang lain bersama Gyeong Min.

Roo Bi terus sesak napas mengingat kenangan-kenangan itu.


Sambil menatap Roo Bi dengan tatapan bingung, Gyeong Min pun menghubungi Roo Na.


Roo Na yang sedang menyetir, tidak menjawab telepon Gyeong Min. Ia terus menyebut dirinya tidak melakukan kesalahan dan apa yang menimpa Roo Bi sebagai kecelakaan.

Lalu, Roo Na pun mematikan ponselnya.


Sekarang, Roo Na kembali berada di ruangan gelap itu.

“Aku berpikir dia mati. Sebenarnya, aku berharap dia menghilang. Bukankah itu wajar? Jika dia mati, aku bisa menyembunyikan rahasia ini selamanya dan hidup sebagai Jeong Roo Bi. Karena hanya ada satu Jeong Roo Bi di dunia. Seharusnya dia tidak sadar. Seharusnya dia menghilang.” Ucap Roo Na.


In Soo sendiri baru mendengar kabar Roo Bi dari Chorim.


Roo Na memberhentikan mobillnya di depan Sungai Han. Tangisnya tak berhenti mengalir.

“Mungkinkah dia mati? Kau tidak boleh mati, Eonni. Ini salahku. Mianhae, Eonni-ya.” Ucapnya.

Tangisnya pun pecah.


Lalu Chorim menghubunginya, memberinya kabar soal Roo Bi. Ia pun bertanya, apa Roo Bi meninggal.

“Kenapa dia harus mati? Ibumu menelpon, dia bilang Roo Na baik-baik saja. Cepatlah datang. Ibumu dan Gyeong Min masih bersamanya.” Jawab Chorim.


Selesai bicara dengan Roo Na, Dongpal pun menyodorkan segelas air pada Chorim agar Chorim lebih tenang. Dia juga mengelap keringat Chorim.


Gyeong Min masih bersama Roo Bi.

“Cheo-je, cheo-je.” Ucap Gyeong Min berusaha membangunkan Roo Bi. Tapi Roo Bi tak kunjung bangun.

Gyeong Min pun menyingkirkan poni Roo Bi.


Kemudian, Roo Bi mengingat hal yang ia lakukan bersama Gyeong Min dengan wajah Roo Na.


Roo Na lalu datang dan pura2 bertanya apa yang terjadi. Gyeong Min pun menjelaskan, kalau ia menemukan Roo Bi di bawah tangga. Roo Na lantas menanyakan ibunya. Gyeong Min bilang, Gilja sedang bicara dengan dokter. Gyeong Min lalu beranjak pergi.


Setelah Gyeong Min pergi, Roo Na duduk disamping Roo Bi. Ia bertanya-tanya, apa yang harus ia lakukan setelah Roo Bi sadar nanti. Tapi Roo Na pun kembali meyakinkan dirinya kalau Roo Bi jatuh sendiri.

Tak lama kemudian, Roo Bi sadar. Ia terkejut melihat wajah Roo Na.

“Wajahku.” Ucapnya dalam hati.

Lalu, In Soo dan Gyeong Min datang.

“Roo Na-ssi, apa yang terjadi. Aku tahu ada sesuatu yang salah karena kau tidak menjawab teleponku.” Ucap In Soo.

In Soo memegang tangan Roo Bi, tapi Roo Bi langsung menjauhkan tangannya dari tangan In Soo.

  
“Cheoje, bagaimana kepalamu? Apa ada yang sakit lagi?” tanya Gyeong Min.

“Cheoje, cheoje?” gumam Roo Bi bingung.


Gilja datang dan lega melihat Roo Bi sudah sadar. Gilja berkata, ia sangat takut sesuatu terjadi pada Roo Na, karena Roo Na akan segera menikah.

“Roo Na-ya, bagaimana kau bisa jatuh dari tangga? Kau harusnya hati-hati.” Ucap Gilja.

“Roo Na-ya, istirahatlah. Kau masih terlihat linglung. Kau akan lebih baik setelah istirahat. Tidurlah.” Ucap Roo Na.

Roo Na lalu menyuruh Gilja mengambil obat Roo Bi.


Setelah Gilja pergi, Roo Bi pun menatap Roo Na dan Gyeong Min. Tangisnya mulai keluar saat ia akhirnya menyadari apa yang terjadi.

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...