Skip to main content

The Promise Ep 7 Part 3

All Content From : KBS2
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : The Promise
Sebelumnya : The Promise Eps 7 Part 2
Selanjutnya : The Promise Eps 8 Part 1



Na Yeon menyusul sang ibu ke kamar.

Tapi sang ibu tidak mau bicara lagi dengannya.

Na Yeon pun memegang tangan Nyonya Yang dan meminta Nyonya Yang mendengarkan kata-katanya karena ia tidak akan bicara dua kali.

"Ibu ingat yang ibu katakan saat ibu datang ke panti asuhan dan mengatakan ibu adalah istri sopir yang kecelakaan? Aku benar-benar takut saat itu. Apa ibu tahu alasan aku mau ikut dengan ibu? Aku mencium aroma ibuku dalam dirimu. Memasak sup pasta kacang, memotong kimchi segar dan campuran sayur wangi, kau berbau seperti ibuku. Kalau aku mengikutimu, aku bisa mencium aroma ibuku setiap hari. Aku tidak akan sendiri lagi. " ucap Na Yeon.


Na Yeon kemudian memeluk Nyonya Yang.

"Kau tahu betapa bahagianya aku saat bertemu denganmu. Ibuku juga akan berterima kasih dari langit. Sekarang kau ibuku." ucap Na Yeon.


Flashback--ketika Na Yeon dan Nyonya Yang berpelukan di panti asuhan.


Na Yeon lalu meminta ibunya mengerti dirinya dan mengatakan bahwa Nyonya Oh adalah seseorang yang benar-benar harus dikasihani.

"Sama seperti ibu yang berharga bagiku, Nyonya Oh juga berharga bagi Tae Joon."

Ponsel Na Yeon tiba-tiba berdering. SMS dari Geum Bong yang menyuruhnya membuka pintu.

Na Yeon pun melarang ibunya cemas dan menyuruh ibunya tidur.

Ia lantas membantu sang ibu berbaring, menyelimutinya dan mencium pipinya.


Setelah itu, Na Yeon langsung membukakan pintu untuk Geum Bong.

"Kau tahu ini jam berapa?" omel Na Yeon pelan.

"Ibu sudah tidur?" tanya Geum Bong.


Geum Bong lalu masuk ke kamar, diikuti Na Yeon. Ia memberitahu Na Yeon pria yang kencan buta dengannya hari ini adalah mantan pacar seorang model.

"Aku mencoba untuk berdandan sedikit karena tidak mau dibandingkan."

"Orang macam apa dia?" tanya Na Yeon sambil menepuk-nepuk kaki Geum Bong.

"Ayahnya adalah Direktur Eksekutif J Group dan dia anak tunggal. Dia tinggal di Cheondamdong. Pendapatan tahunan ayahnya jutaan dollar. Dia mengajakku ke hotel jadi aku bilang tidak dan hanya pulang. Aku baru bertemu dengannya hari ini, jadi kalau ke kasur sedikit..."


Nyonya Yang tiba-tiba masuk. Geum Bong sontak melompat dari tempat tidurnya.

Nyonya Yang yang mendengarkan cerita Geum Bong itu langsung memarahi Geum Bong.

"Berhenti! Hidup dengan ibu bodoh yang selalu bersumpah dan rumah yang berbau lauk, aku muak dan bosan!"

Mendengar itu, Nyonya Yang tambah sewot dan berniat memukul Geum Bong tapi Na Yeon menahannya.

Nyonya Yang lantas menyuruh Geum Bong pergi.

"Baik, aku akan pergi! Akan kuakhiri disini!" teriak Geum Bong.

Geum Bong yang ngambek, kemudian naik ke lantai atas rumahnya.


Nyonya Yang berniat menyusul Geum Bong ke atas, tapi Na Yeon menahannya.

"Anak itu, kepalanya dipenuhi sampah! Apa yang harus kita lakukan padanya?"

"Dia lebih memilih bertengkar dengan ibu." jawab Na Yeon geli. Na Yeon lalu menyuruh ibunya tidur.

"Dia bukan anakku, dia musuhku." ucap Nyonya Yang, lalu masuk ke kamar.


Kehebohan di rumah itu semakin menjadi saat Eun Bong pulang dalam keadaan mabuk.

Takut sang ibu mengomel lagi, Na Yeon pun langsung menutup mulut Eun Bong.

Tapi Eun Bong menyingkirkan tangan Na Yeon dan terus teriak-teriak.

"Lee Na Yeon, neun saranghaneun dongsaeng." teriak Eun Bong.

"Eonni, diamlah. Ibu baru masuk ke kamar." pinta Na Yeon.

"Memangnya kenapa? Aku bahkan tidak bisa mengatakan apapun yang kuinginkan." jawab Eun Bong.

Eun Bong lalu membahas Tae Joon. Ia menyuruh Na Yeon mengawasi Tae Joon jika Na Yeon benar-benar akan menikah dengan Tae Joon.


Tak lama kemudian, Nyonya Yang keluar lagi dan langsung mengomeli Eun Bong.

"Yang kecil pulang malam karena habis main-main dengan pria. Yang tua, merangkak karena mabuk!"

"Itu ibuku. Eomma, kau tahu aku mencintaimu kan?" jawab Eun Bong lalu mengarahkan napasnya ke Nyonya Yang.

Nyonya Yang sontak menjauhkan Eun Bong darinya karena tidak tahan napas Eun Bong yang bau alkohol.

Ia lalu menyuruh Na Yeon membawa Eun Bong ke kamar.


Se Jin kaget disuruh ayahnya pergi ke Boston. Sang ayah bilang, rumor perselingkuhan Se Jin akan berakhir setelah satu atau dua bulan lagi. Se Jin tidak mengerti kenapa ia harus lari.


Tak lama kemudian, Nyonya Park datang membawa teh. Ia terkejut suaminya menyuruh Se Jin pergi.

"Tidak ada bagusnya bagi Se Jin tinggal di negara ini."

Direktur Jang menyuruh Se Jin belajar manajemen bisnis dan mendapatkan pengalaman di sana.

"Banyak pekerjaan untuk Hwi Kyung untuk memimpin bisnisnya sendiri. Kau harus membantunya."

"Dangsin, wae geurae? Hwi Kyung pergi atas kehendaknya sendiri. Dia masih belum sadar bahkan setelah bercerai." jawab Nyonya Park.

"Tidak peduli berapa banyak kau menentangnya, kau tidak dapat mengubah fakta bahwa Hwi Kyung adalah penerus Baekdo. Meskipun Se Jin tidak menjadi penerus, tetap saja dia tidak bisa melakukannya sendiri."

"Baiklah, Se Jin-ah. Pergilah mendapatkan gelar dan beberapa pengalaman. Kakekmu tidak akan mengabaikanmu jika kau memiliki beberapa gelar." ucap Nyonya Park.

"Ayah, aku paham maksudmu. Tapi tidak sekarang. Pergi keluar negeri seolah-olah melarikan diri bukan gayaku. Aku lelah. Aku akan pergi ke kamarku." jawab Se Jin.


Se Jin lantas bangkit tapi ia kemudian bertanya kenapa dirinya harus ke Boston.

"Bukankah Hwi Kyung Samchoon di New York?" tanya Se Jin.


Tae Joon mendengarkan kaset Na Yeon lagi. Sang ibu sudah tertidur lelap di kasur.


Tae Joon lalu membuka lacinya dan melihat buku rekening serta stempelnya.

Bersambung........

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...