Hyun Woo terkejut melihat Ah Ran yang tiba2 muncul di depannya. Ah Ran bertanya kenapa Hyun Woo tidak menjawab ponselnya seharian ini.
"Alasan itu... seharusnya kau tahu lebih baik daripada aku." jawab Hyun Woo.
"Kau tidak berpikiran mengakhiri kontrak kita kan? Bahkan jika diriku merubah desainnya, kita masih dapat memproduksinya?" tanya Ah Ran.
"Aku tidak mau desain lain. Aku percaya padamu. Aku berharap ini bukanlah pertemuan terakhir kita." jawab Hyun Woo.
Hyun Woo lantas beranjak pergi, namun Ah Ran menariknya dan menciumnya. Sontak, itu membuat Hyun Woo terkejut. Hyun Woo pun langsung mendorongnya.
"Apa yang kau lakukan!" bentak Hyun Woo.
Ah Ran pun mulai panik. Ia lalu melingkarkan kedua tangannya di pundak Hyun Woo dan mengatakan hal yang aneh.
"Kau tidak terpesona padaku? Aku tahu kau menginginkan hal yang sama seperti yang barusan kulakukan.
Hyun Woo marah mendorong Ah Ran..
"Apa kau berbisnis dengan cara ini? Caramu salah! Aku membenci orang2 yang tidak bisa membedakan antara cinta dan bisnis." ucap Hyun Woo.
"Lalu apa yang kau lakukan padaku kemarin? Kau ingin bilang kau tidak memiliki perasaan apapun padaku?" tanya Ah Ran.
"Aku pikir kau menarik dan cantik. Tapi ini adalah poin penting, dimana aku bisa memutuskan akan melanjutkan atau memutuskan kontrak. Kau harus menunjukkan alasan yang masuk akal padaku. Menggunakan tubuhmu untuk menggodaku, bukankah itu pikiran yang dangkal?" jawab Hyun Woo.
"Cukup! Aku tahu apa yang coba kau katakan. Aku kehilangan kontrolku hari ini. Jadi lupakan semuanya." ucap Ah Ran.
Ah Ran pun beranjak pergi. Hyun Woo menatap kepergiannya dengan tatapan tajam. Ah Ran terlihat marah. Ia marah dibilang dangkal. Ia pun bersumpah akan membuat Hyun Woo menyesal karena sudah mengatakan itu. Ia bersumpah akan membuat Hyun Woo berlutut padanya dan memohon cintanya.
Begitu Ah Ran pergi, Joo Seung datang dan memukul Hyun Woo. Hyun Woo pun terkejut. Joo Seung lalu mencengkram kerah baju Hyun Woo dan menatap Hyun Woo dengan tajam.
"Apa yang kau lakukan dengan wanitaku? Katakan! Apa alasanmu mendekati Ah Ran?"
"Jika kau marah karena wanitamu menyukai diriku, kau benar pecundang. Saat ini, kenapa kau tidak mencari wanitamu?" jawab Hyun Woo.
Joo Seung marah dan ingin memukul Hyun Woo. Namun Hyun Woo menahan tangan Joo Seung. Hyun Woo lalu mendorong Joo Seung. Ia juga memperingatkan Joo Seung untuk tidak macam2 padanya. Setelah mengatakan hal itu, ia beranjak masuk ke rumahnya. Joo Seung berteriak kesal.
"Bagaimana rasanya ditolak oleh Ahn Jae Sung?" tanya Joo Seung.
Ah Ran pun heran, apa?
"Dengarkan aku baik2. Jangan percaya pada Ahn Jae Sung. Perasaanku tidak enak. Hari ini, aku melihat Ahn Jae Sung bertemu dengan Suster Yoon. Aku selalu merasa dia sengaja mengikuti kita. Mungkin Presdir Shin yang menyuruhnya mengawasi kita." ucap Joo Seung.
"Bukankah ini sedikit aneh? Aku memiliki kontrak yang dia tandatangani senilai 100 miliar dari resort itu. Apalagi yang membuatmu curiga. Dan kenapa Presdir Ahn harus bertemu Suster Yoon?"
"Ada sesuatu yang besar. Aku tidak cemburu atau memfitnahnya. Ahn Jae Sung sengaja mendekatimu..."
"Kau mau melarangku untuk bertemu dengannya? Kuberitahu padamu. Semakin kau terus dan terus mencoba, aku akan semakin melarikan diri."
Ah Ran lalu beranjak masuk meninggalkan Joo Seung yang terlihat kesal.
Di apartemennya, Joo Seung melihat foto2 Ah Ran yang sedang menari erotis. Ia lalu melihat foto dirinya yang sedang dicium Ah Ran di layar raksasa dengan tatapan tajam.
"Ah Ran, kau tidak sadar hidupmu berada di tanganku. Sekali aku membuka mulutku, kau selesai. Jadi kumohon jangan membuatku merasa lelah. Aku tidak ingin melakukannya, menusuk wanita yang kucintai dari belakang." ucapnya dengan mata berkaca2.
Ah Ran menemui Hyun Woo di kolam renang. Hyun Woo pun bertanya untuk apa Ah Ran datang. Apa untuk meminta maaf? Ah Ran berkata dia datang untuk membicarakan masalah desain.
"Desainer SM Furniture sebelumnya bekerja di Soul. Kami sudah membayarnya. Kalau kau tidak percaya, kami bisa membuktikan desain itu milik kami. Aku tidak akan pernah membiarkan dirimu menderita kerugian. Jadi tolong jangan putuskan kontrak ini. Biarkan kami melanjutkan pasokan furniture." ucap Ah Ran.
"Aku punya permintaan. Sebelum furniture itu 100% selesai diproduksi, aku tidak akan membayar satu sen pun." jawab Hyun Woo.
"Apa? Persediaan yang bernilai jutaan dolar, kau mau memulainya tanpa memberikan kami uang muka? Kau tidak tahu pabrik kami membutuhkan uang untuk membeli bahannya?" tanya Ah Ran kaget.
"Kudengar pabrik menolak memproduksi permintaanmu. Lalu siapa yang bisa menjamin produksi akan berjalan dengan baik? Aku tidak ingin bisnisku hancur untuk kesepakatan yang tidak bisa kujamin." jawab Hyun Woo.
"Jika aku menolak?" tanya Ah Ran.
"Aku akan menghubungi SM Furniture. Lagipula aku bisa mendapatkan desain yang sama dari mereka." jawab Hyun Woo.
Hyun Woo lantas beranjak pergi. Ah Ran pun frustasi. Ia mengutuk Sang Mo. Lalu tiba2 ia teringat sesuatu.
Julie pergi ke kantor polisi untuk menutup kasus adiknya. Selain itu, ia juga meminta polisi tidak mengatakan apapun tentang dirinya pada Ah Ran. Tepat setelah kepergiannya, Ah Ran pun datang. Ah Ran menanyakan tentang kerabat Sang Mo. Polisi pun menolak memberikan dengan alasan keluarga Sang Mo tidak mau bertemu dengan Ah Ran. Ah Ran lalu kaget saat polisi memberitahunya kalau keluarga Sang Mo sudah menutup kasus itu.
"Dia membuat SM untuk menghancurkanku. Tidak ada alasan untuk menutup kasus ini." batin Ah Ran.
Ah Ran kembali ke kantornya. Ia menanyakan siapa Presdir SM Furniture pada seketarisnya. Seketarisnya berkata sudah menyelidikinya tapi mereka sangat misterius. Ia juga berkata mereka mewarisi warisan yang sangat besar dari keluarganya di Amerika.
"Lalu bagaimana dengan pinjaman? Bagaimana kalau kita menggadaikan toko ini untuk mendapatkan pinjaman?" tanya Ah Ran.
"Melihat situasi sekarang kita tidak bisa melakukan pinjaman." jawab seketaris Ah Ran.
Ah Ran pun kesal. Seketaris Ah Ran lantas mengingatkan Ah Ran tentang Julie yang memesan Rosemary Series. Ah Ran pun langsung mengambil kartu Julie. Ia memikirkan sesuatu, kemudian tersenyum licik.
Ponsel Julie berdering saat dirinya sedang bersama dengan Hyun Woo. Hyun Woo terkejut Ah Ran menelpon Julie. Julie tersenyum sinis karena Ah Ran memakan umpan yang dilemparnya.
Ah Ran mengajak Julie bertemu di sebuah kafe. Ah Ran meminta Julie berinvestasi di Soul. Julie pun bertanya apa yang akan ia dapatkan jika dirinya berinvestasi di Soul. Ah Ran berjanji akan memberikan 10% saham yang dimilikinya. Julie menolak.
"Aku akan memberikanmu semua sahamku dan setengah saham dari suamiku." bujuk Ah Ran.
Julie lagi2 menolak. Ah Ran pun menghela napas kesal, kemudian berkata akan memberikan Julie semua saham suaminya. Julie pun senang Ah Ran masuk perangkapnya.
Paman dan bibi Ah Ran akhirnya bebas dari penjara. Begitu bebas dari penjara, mereka langsung pergi ke restoran. Namun setelah kenyang mereka tidak mau membayar makanan yang mereka makan. Paman Ah Ran berteriak memanggil si pemilik restoran dan melakukan penipuan. Ia berkata gigi emasnya copot lantaran memakan daging yang kualitasnya buruk. Si pemilik restoran pun merasa tidak enak. Paman Ah Ran lantas meminta uang kompensasi pada si pemilik restoran. Si pemilik restoran dengan bodohnya percaya dan memberikan uang kompensasi.
Paman dan bibi Ah Ran lalu duduk di sebuah taman. Paman Ah Ran terkejut saat melihat berita Ah Ran di koran. Mereka semakin terkejut mengetahui Ah Ran adalah Direktur Soul Furniture. Bibi Ah Ran lantas berkata mereka tidak perlu lagi mencemaskan soal makan.
Joo Seung sedang bersama Jae Hee di ruangannya. Dengan wajah dingin, Joo Seung berkata melihat Jae Hee bersama seorang pria semalam. Jae Hee pun menyangkal. Ia bilang semalam ia ada di rumah karena sedang tidak enak badan.
"Lagipula bukankah sudah kubilang aku tidak punya pacar." ucap Jae Hee.
"Begitu ya? Lalu bagaimana kalau kita makan siang hari ini? Ada sesuatu yang ingin kukatakan. Aku akan membuat reservasi atas namaku. Jadi datanglah restoran di depan rumah sakit."
"Baiklah."
Jae Hee lalu beranjak keluar dari ruangan Joo Seung. Begitu Jae Hee pergi, Joo Seung langsung menelpon Hyun Woo. Ia mengajak Hyun Woo bertemu dengan alasan untuk minta maaf atas kejadian kemarin.
Presdir Shin sedang marah2 pada Seketaris Kang karena SM Furniture. Tak lama kemudian, Ah Ran datang. Begitu melihat Ah Ran, Presdir Shin langsung mengamuk. Ia berkata perusahaan goyang karena ulah Ah Ran.
Dengan wajah kesal, Ah Ran pun menyerahkan cek yang nilainya cukup fantastis. Presdir Shin pun terkejut. Ah Ran berkata ia meminjam uang itu dari keluarganya. Presdir Shin pun tertawa senang. Ia berkata kenapa tidak terpikirkan olehnya menghubungi keluarga Ah Ran. Meskipun Hyun Woo sudah tidak ada, keluarga Ah Ran akan tetap menjadi besannya.
Ponsel Ah Ran lalu berdering. Sebuah pesan masuk, dari Joo Seung. Dalam pesannya Joo Seung berkata akan membuktikan pada Ah Ran bahwa Jae Sung dan Jae Hee saling mengenal.
Hyun Woo tiba di restoran yang di pesan Joo Seung. Tak lama kemudian, Jae Hee pun datang. Hyun Woo pun terkejut begitu melihat Jae Hee, begitu pula dengan Jae Hee. Namun rupanya Hyun Woo cukup pintar membaca situasi. Ia berpura2 tidak mengenal Jae Hee.
Ah Ran dan Joo Seung mengawasi mereka dari kejauhan. Ah Ran pun kesal pada Joo Seung. Sementara Joo Seung heran melihat situasi yang justru berbalik padanya. Ah Ran lantas menelpon Hyun Woo.
"Ada dimana kau sekarang? Ada sesuatu yang ingin kukatakan." ucap Ah Ran.
"Aku sedang makan siang. Pacarmu mengenalkan seorang gadis cantik padaku. Tolong sampaikan rasa terima kasihku padanya." jawab Hyun Woo.
Ah Ran pun kesal. Ia langsung menuduh Joo Seung ingin memisahkan dirinya dengan Jae Sung. Ah Ran pun beranjak pergi dengan wajah kesal. Joo Seung menyusul Ah Ran. Ia masih berusaha meyakinkan Ah Ran kalau Jae Sung dan Jae Hee saling mengenal. Namun Ah Ran tidak percaya. Ah Ran bahkan berkata menyesal mencintai Joo Seung. Joo Seung yang kesal pun langsung menelpon Hyun Min. Ah Ran terkejut.
"Hyun Min, bukankah kau ingin menanyakan sesuatu tentang Joo Ah Ran padaku? Aku akan menemuimu sekarang. Semua yang ingin kau ketahui, aku akan memberitahunya." ucap Joo Seung.
Joo Seung pun langsung masuk ke mobilnya.
"Joo Seung-ssi, kenapa kau melakukan ini padaku?" tanya Ah Ran sambil mengetuk2 kaca mobil Joo Seung.
Namun Joo Seung tidak peduli dan melajukan mobilnya. Ah Ran pun stress dibuatnya.
Hyun Min dan Joo Seung bertemu di sebuah kafe. Hyun Min bertanya apa benar kakaknya sudah tahu kalau Ah Ran yatim piatu.
"Bukankah kakak iparmu sudah mengatakannya?" jawab Joo Seung.
"Tapi aku tidak percaya." ucap Hyun Min.
Lalu tiba2, ponsel Joo Seung berdering. Telepon dari Ah Ran. Ah Ran membujuk Joo Seung untuk tidak mengatakannya. Namun Joo Seung tampak tidak peduli. Ia pun menyudahi pembicaraannya dengan Ah Ran begitu saja.
"Aku tidak bisa percaya lagi padanya. Apa Hyun Woo Hyung benar2 berbohong agar bisa menikahi Ah Ran?" tanya Hyun Min.
"Sebenarnya.... kakakmu...."
Namun kata2 Joo Seung tiba2 terputus. Kata2 Ah Ran tadi terngiang2 di telinganya. Ah Ran membujuk Joo Seung untuk tidak meninggalkannya. Ah Ran berkata jika Joo Seung meninggalkannya, mungkin ia akan mati.
"Sebenarnya kakakmu benar2 mencintai Ah Ran. Dia juga tersentuh dengan masa lalu Ah Ran. Aku harap kau tidak mengatakan ini pada keluargamu." jawab Joo Seung.
"Jadi Hyung benar2 melakukannya?" tanya Hyun Min tidak percaya.
Begitulah, pada akhirnya Joo Seung tidak mengatakan yang sebenarnya pada Hyun Min. Ia tidak tega meninggalkan Ah Ran.
Paman dan bibi Ah Ran datang ke kantor Soul. Mereka mau mencari Ah Ran. Mereka sempat berpapasan dengan Presdir Shin. Paman Ah Ran merasa pernah bertemu Presdir Shin, tapi ia tak ingat dimana. Presdir Shin sendiri terus berjalan keluar bersama Seketaris Kang tanpa menyadari kehadiran Paman dan bibi Ah Ran.
Sementara
itu, Hyun Woo pergi ke tokonya. Namun hanya berdiri di luar menatap dingin Ah
Ran yang sedang berbicara dengan para karyawan.
“Joo
Ah Ran, aku pasti akan merebutnya kembali dari tanganmu. Soul, keluargaku, dan
wajahku yang hilang. Jadi jangan senang dulu jika kau tidak ingin terlihat
menyedihkan saat kau kehilangan semuanya.” Batin Hyun Woo dengan matanya yang
tampak berkaca2.
Hyun
Min berdiri di luar tokonya. Tak lama kemudian, Yeon Jae keluar. Hyun Min
mengajak Yeon Jae pulang bersama. Namun Yeon Jae menolak. Yeon Jae berkata
kalau dia mengambil pekerjaan paruh waktu di sauna. Hyun Min pun mendengus
kesal. Ia berkata apa gaji Yeon Jae kurang sehingga Yeon Jae harus mencari
pekerjaan lain.
“Aku
hanya memiliki tubuh sehat ini. Saat diriku sehat, aku harus mencari uang lebih.”
Jawab Yeon Jae.
Yeon
Jae pun beranjak pergi. Hyun Min menyusul Yeon Jae. Di sauna, Yeon Jae yang
sedang bekerja menatap Hyun Min yang kesulitan mengupas telur rebus. Yeon Jae
pun merampas telur itu dari tangan Hyun Min dan mengetok kepala Hyun Min dengan
telur itu. Hyun Min protes sambil memegangi kepalanya yang sakit.
“Kau
tidak pernah ke sauna, ya? Kepalamu sangat kuat tapi kau tidak menggunakannya?
Kenapa kau menggaruk2 telur?” jawab Yeon Jae sambil mengupas telur rebus itu.
Yeon
Jae lalu memberikan telur rebus itu pada Hyun Min. Hyun Min hanya diam, melongo
menatap Yeon Jae. Yeon Jae lantas kembali melanjutkan pekerjaannya. Namun
sebelum pergi ia berkata tidak akan meminta Hyun Min membayar telur itu jadi
Hyun Min bisa makan dengan tenang.
“Dia
berlari setiap hari di toko, masihkah dia harus bekerja seperti itu di malam
hari?” ucap Hyun Min kasihan.
Ah
Ran pergi ke apartemen Jae Sung dan berkata ia harus mendapatkan hati Jae Sung
apapun yang terjadi. Namun langkahnya terhenti begitu melihat Jae Sung keluar
bersama seorang wanita. Ah Ran langsung bersembunyi. Jae Sung pergi dengan
wanita itu. Ah Ran tidak menyadari wanita itu adalah Jae Hee.
“Benar,
pria seperti dia pasti memiliki seorang kekasih. Tapi pria mana yang bisa
menahan godaanku?” ucap Ah Ran licik.
Hyun
Min terbangun dari tidurnya. Ia panic dan bergegas pergi karena hari sudah
larut. Namun langkahnya terhenti menyadari Yeon Jae yang tertidur pulas di
meja. Hyun Min pun menyelesaikan pekerjaan Yeon Jae. Tiba2, seorang pria datang
dan mencoba melecehkan Yeon Jae. Hyun Min yang sedang mengepel lantai pun
langsung meninju pria itu dengan tangkai pel. Hidung pria itu berdarah.
“Siapa
kau? Kenapa kau memukulku?” protes pria itu.
Yeon
Jae terbangun dan terkejut melihat apa yang terjadi. Hyun Min memberitahu Yeon
Jae apa yang terjadi. Yeon Jae diam saja.
Pria
itu pun marah, dia saja tidak mengatakan apa2? Kenapa kau marah? Siapa dirimu?
Apa kau pacarnya?
“Ya,
aku pacarnya!” ucap Hyun Min lantang membuat Yeon Jae terkejut.
“Pacar?
Bagaimana bisa?” jawab Yeon Jae kaget.
“Kenapa
kau tidak mengatakan apapun! Kenapa kau tidak mengatakan kalau pria ini adalah
pacarmu!” ucap Hyun Min marah.
Hyun
Min lantas mengajak Yeon Jae pergi.
Presdir
Shin memberitahu Ah Ran kalau ia sudah menemukan pabrik yang akan bekerja sama
dengan mereka. Ah Ran senang mendengarnya. Hyun Ji ikut bicara. Ia mewanti2 Ah
Ran agar tidak melewatkan perayaan ulang tahun ibunya.
“Ulang
tahun apa? Hyun Woo tidak disini, buat yang sederhana saja.” Ucap Nyonya Jo.
“Mana
boleh begitu? Aku sudah membuat reservasi di sebuah resor golf. Undang teman2
ayah dan ibu.” Jawab Ah Ran.
“Aku
bersyukur menerimanya, tapi masih ada banyak kekhawatiran di hatiku.” Ucap
Nyonya Jo.
“Apa
aku memalukan sehingga kau tidak ingin memperkenalkan teman2mu padaku?” tuduh
Presdir Shin.
“Apa
maksudmu? Kau tahu maksudku bukan begitu. Aku tidak pandai bermain golf.” Jawab
Nyonya Jo.
Hyun
Woo dan Jae Hee piknik di tepi danau. Hyun Woo meminta Jae Hee menunggunya
sebentar karena ia akan memasakkan sup ikan pedas untuk Jae Hee. Jae Hee pun
tersenyum dan berkata ia akan mati kelaparan jika menunggu Hyun Woo memasak
untuknya. Jae Hee lalu menyuruh Hyun Woo memakan apa yang dimasaknya. Hyun Woo
pun mendekati Jae Hee.
“Bukankah
ini sup pasta kacang? Kapan kau membuatnya?” Tanya Hyun Woo.
“Aku
membelinya di supermarket. Makanlah.” Jawab Jae Hee.
Hyun
Woo pun mencicipi sup pasta kacang buatan Jae Hee. Seketika ia terdiam. Diamnya
Hyun Woo membuat Jae Hee merasa makanannya tidak enak. Hyun Woo pun berkata sup
pasta kacang itu mengingatkannya pada ibunya. Hyun Woo juga sedih karena tidak
bisa merayakan hari ulang tahun ibunya.
“Ahjussi,
apa yang disukai Nyonya? Aku akan memberikan padanya. Ayo kita siapkan hadiah
untuknya.” Ucap Jae Hee.
Hyun
Woo dan Jae Hee lantas pergi ke pasar mencari hadiah untuk Nyonya Jo. Pilihan
mereka jatuh pada sebuah mantel bulu berwarna putih yang sangat cantik.
Sementara itu Nyonya Jo berjalan2 di halaman rumah. Matanya berkaca2 teringat
perayaan ulang tahunnya bersama ketiga buah hatinya. Tangis Nyonya Jo pun
pecah.
Nyonya Jo lantas melihat foto pernikahan Ah Ran dan Hyun Woo, kemudian
memeluk foto itu dan menangis.
Di
apartemennya, Hyun Woo sedang mempersiapkan hadiah ulang tahun untuk sang ibu.
Ia membuat sendiri hadiah bros itu.
Hyun
Ji terkejut saat diberitahu Hyun Min soal Ah Ran yang yatim piatu.
“Lalu
keluarganya di Amerika? Di hari pernikahannya, apa maksud kekerasan yang ia
dapat dari ayahnya?” tanya Hyun Ji.
“Aku
tidak tahu mana yang benar, mana yang tidak. Joo Seung Hyung bilang semua
direkayasa oleh Hyun Woo Hyung. Tapi aku tidak percaya.” Jawab Hyun Min.
“Dia
bilang dia belajar desain di Amerika sebelum masuk perusahaan kita.” Ucap Hyun
Ji.
“Perusahaan
sedang dalam masalah besar dan dia tidak pulang ke rumah malam itu. Tidak ada
yang tahu orang seperti apa dia.” Jawab Hyun Min.
Tanpa
mereka sadari, Ah Ran menguping pembicaraan mereka. Ia pun panic dan langsung
menemui Joo Seung di rumah sakit. Pada Joo Seung ia berkata merasa seperti
diserang setiap hari. Joo Seung pun mengajak Ah Ran liburan untuk menenangkan
diri. Namun Ah Ran malah marah. Ia berkata jika mereka lengah sedikit saja,
semua akan selesai. Ah Ran lalu berterima kasih karena Joo Seung masih menjaga
rahasianya.
Pembicaraan
mereka pun terhenti karena kehadiran Jae Hee. Jae Hee memberitahu Joo Seung
kalau Nyonya Jo memintanya datang untuk memeriksa tekanan darah Presdir Shin.
Joo Seung pun memberi izin Jae Hee pergi ke sana. Joo Seung kemudian menitipkan
bingkisan untuk Nyonya Jo pada Jae Hee.
Hyun
Woo pergi ke rumah sakit Joo Seung dan bertemu Jae Hee. Mereka pun saling
menyapa seperti orang yang baru kenal. Jae Hee berkata akan pergi ke rumah
pasiennya. Tepat saat itu, Ah Ran keluar dan melihat mobil Hyun Woo.
“Presdir
Ahn, sepertinya kau mengganti mobilmu? Mobil ini sangat cocok untukmu.” ucap Ah
Ran.
Hyun
Woo pun berterima kasih atas pujian Ah Ran.
“Tapi
kenapa kau disini?” Tanya Ah Ran.
“Aku
datang untuk menemui Direktur Nam. Dia tidak datang kemarin dan juga tidak
menghubungiku. Aku berterima kasih padanya, aku benar2 senang bertemu teman
yang baik.” Jawab Hyun Woo sambil melirik Jae Hee.
Jae
Hee pun tersenyum. Ah Ran pun terganggu dengan hal itu. Ah Ran lalu berkata ada
yang ingin ia perlihatkan pada Hyun Woo. Ia pun mengajak Hyun Woo bicara di
tempat lain. Namun Hyun Woo menolak.
“Sepertinya
yang dibawah Suster Yoon sangat berat.” Ucap Hyun Woo membuat Ah Ran terkejut.
“Aku
baik2 saja.” Jawab Jae Hee.
“Aku
yang tidak baik.” ucap Hyun Woo, lalu mengambil barang yang dibawa Jae Hee.
Hyun
Woo pun pergi dengan Jae Hee. Ah Ran kesal setengah mati.
Paman
dan bibi Ah Ran datang ke toko Ah Ran. Ah Ran yang baru tiba di tokonya pun
terkejut melihat paman dan bibinya. Mereka lalu bicara di sebuah coffee shop.
“Kenapa
kalian muncul di hadapanku? Apa maksud kalian menemuiku?” Tanya Ah Ran dingin.
“Alasan
kita bertemu? Bagaimana bisa kau mengatakan hal yang sama persis, tapi
terdengar begitu berbeda? Tidak peduli apapun, kita ini masih punya hubungan
darah.” Jawab bibi Ah Ran.
“Sudah
lama kami tidak melihatmu, kau semakin cantik saja.” Ucap paman Ah Ran.
“Katakan
apa yang kalian inginkan dariku. Aku sibuk. Aku tidak punya waktu untuk orang2
seperti kalian.” Jawab Ah Ran dingin.
“Baiklah
kami akan mengatakannya. Karena kau sudah menjadi pemilik perusahaan besar,
berikan pamanmu pekerjaan. Kami tidak punya rumah.” Ucap bibi Ah Ran.
“Kalau
begitu bekerja lah! Seseorang dengan tubuh yang lengkap, kenapa harus
mengandalkan orang lain untuk seluruh hidupnya!” teriak Ah Ran.
“Dasar
penyihir, tanpa kami apa kau masih bisa hidup sampai sekarang?” ucap bibi Ah
Ran kesal.
“Harusnya
kau bunuh saja aku. Kalian tidak pernah memperlakukanku seperti manusia.” Jawab
Ah Ran.
“Ah
Ran, kami tidak tertarik membuat hidupmu susah. Jangan salah paham.” Ucap paman
Ah Ran.
“Aigo,
lihatlah dia mengenakan cincin pernikahan. Apa suamimu dan keluarganya tahu
orang seperti apa dirimu? Kau lari di rumah dan bekerja di bar. Apa mereka tahu
semua ini?” Tanya bibi Ah Ran.
“Apa
kau mau memerasku? Apa yang harus kulakukan? Keluarga suamiku sudah tahu
sebelum mereka menerimaku.” Jawab Ah Ran membuat paman dan bibinya terdiam.
Ah
Ran lalu membayar teh yang mereka minum dan beranjak pergi. Sebelum pergi, ia
berkata tidak akan membiarkan paman dan bibinya mengganggunya lagi.
Jae
Hee sudah selesai memeriksa Presdir Shin. Ia berkata tekanan darah Presdir Shin
normal jadi Presdir Shin dan keluarga bisa pergi liburan dengan tenang. Jae Hee
lalu memberikan hadiah ulang tahun dari Joo Seung. Nyonya Jo pun langsung diam
seketika, sedangkan Presdir Shin memuji Joo Seung. Jae Hee juga memberikan
hadiah mantelnya pada Nyonya Jo. Nyonya Jo senang menerima hadiah mantel dari
Jae Hee. Setelah itu, barulah Jae Hee memberikan hadiah bros dari Hyun Woo.
“Aku
sangat menyukai bros ini. Di setiap ulang tahunku, Hyun Woo membuatkanku sebuah
bros.” ucap Nyonya Jo sedih.
Presdir
Shin pun menegur Nyonya Jo.
“Jika
kau menangis, kita tidak akan pergi.” Ucap Presdir Shin.
Presdir
Shin lantas menyuruh istrinya bersiap2 dan beranjak pergi. Jae Hee membantu
Nyonya Jo memakai bros itu. Dalam hati, Jae Hee berkata bros itu dibikin Hyun
Woo.
“Hari
ini lupakan kesedihanmu dan bersenang2lah. Hanya dengan cara itu, Ahjussi akan
bahagia.” Batin Jae Hee.
Ah
Ran masuk ke ruangan Hyun Woo dan terkejut mendengar pembicaraan Hyun Woo di
telepon. Hyun Woo berkata mereka akan bertemu di depan bioskop. Ah Ran pun
mendekati Hyun Woo. Hyun Woo bertanya ada urusan apa Ah Ran datang ke
kantornya. Ah Ran bilang mereka masih harus membicarakan soal bisnis mereka.
“Apa
yang harus kulakukan? Aku sudah punya janji hari ini.” Jawab Hyun Woo.
“Janji?
Apa di belakangku kau memulai bisnis lain?” Tanya Ah Ran curiga.
Hyun
Woo pun tersenyum dan berkata ia akan pergi berkencang. Hyun Woo lalu beranjak
pergi. Ah Ran pun curiga Hyun Woo akan pergi dengan Jae Hee.
Ah
Ran langsung menemui Jae Hee yang saat itu juga akan pergi. Ah Ran pun bertanya
apa Jae Hee akan pergi dengan Jae Sung. Jae Hee pun menggeleng.
“Aku
harap juga tidak. Di masa depan kau tidak boleh bertemu dengan Ahn Jae Sung.” Ucap
Ah Ran.
“Kenapa?”
Tanya Jae Hee.
“Kau
tidak tahu? Hari itu, membiarkan kalian berdua bertemu, itu adalah lelucon
Dokter Nam. Jadi jangan bertemu lagi dengannya.” Jawab Ah Ran.
“Bertemu
Ahn Jae Sung atau tidak, itu urusanku. Jika kau ingin aku tetap menjaga
rahasiamu, aku akan membantumu. Karena aku percaya kau punya alasan melakukannya.
Tapi aku tidak suka kau mencampuri urusan pribadiku.” Ucap Jae Hee.
Ah
Ran pun kesal. Jae Hee beranjak pergi. Ah Ran bergegas mengikuti Jae Hee. Jae
Hee yang tahu Ah Ran mengikutinya memutuskan berhenti di halte bus. Ah Ran pun
kesal karena kehilangan jejak Jae Hee. Ah Ran lalu teringat Jae Sung yang
berjanji dengan seseorang di depan bioskop. Ia pun langsung ke sana. Namun ia
tak menemukan sosok yang dicarinya.
Beberapa
saat kemudian, ia melihat Jae Hee masuk ke dalam gedung bioskop. Ia terkejut.
Jae
Hee menghampiri Hyun Woo yang sudah duduk di bangku penonton. Ah Ran
mengedarkan pandangannya mencari mereka di antara deretan penonton lain. Jae
Hee terkejut melihat Ah Ran dan langsung memberitahu Hyun Woo. Hyun Woo pun
kesal acaranya rusak karena kehadiran Ah Ran.
Ah
Ran terus mencari Hyun Woo di antara ribuan penonton. Ia terkejut melihat Hyun
Woo yang tampak mesra dengan seseorang. Ia lantas menghampiri Hyun Woo. Betapa
terkejutnya dirinya melihat wanita yang bersama Hyun Woo bukanlah Jae Hee. Ia
pun segera balik badan dan pergi. Namun Hyun Woo keburu memanggilnya.
“Presdir
Joo, kau datang ke sini untuk menonton film atau untuk melihatku?” Tanya Hyun
Woo.
“Aku
datang dengan temanku untuk menonton film. Aku akan segera pergi.” Jawab Ah
Ran, lalu pergi.
Setelah
Ah Ran pergi, Hyun Woo berterima kasih pada wanita itu. Jae Hee yang
bersembunyi di kursi belakang pun langsung mengangkat wajahnya begitu Ah Ran
pergi.
Hyun
Woo dan Jae Hee keluar dari gedung bioskop bersama2. Begitu keluar, ponsel Hyun
Woo berdering. Sebuah pesan dari Ah Ran. Ah Ran mengajak Hyun Woo bertemu di
sebuah bar di dekat bioskop. Hyun Woo lalu mengarahkan pandangannya keluar.
Dilihatnya Ah Ran yang mondar mandir di depan gedung bioskop. Ia pun tersenyum
sinis. Sedangkan Jae Hee terkejut melihat Ah Ran.
“Joo
Ah Ran benar2 penasaran dengan hubungan kita. Jae Hee, kau pulanglah duluan.
Aku akan menemui Joo Ah Ran dan menelponmu nanti.” Ucap Hyun Woo.
“Haruskah
kau pergi? Tidak bisa kah kau tidak pergi? Aku hanya ingin bersamamu tanpa
diganggu siapapun hari ini.” Pinta Jae Hee.
“Maafkan
aku. Aku harus pergi. Mungkin hari ini adalah kesempatanku untuk mengetahui
rahasia Joo Ah Ran.” Jawab Hyun Woo.
Hyun
Woo pun pergi membuat Jae Hee sedih. Jae Hee lalu menatap Ah Ran dan berkata
tidak akan membiarkan Ah Ran menyakiti Hyun Woo untuk yang kedua kalinya.
Presdir
Shin sedang bermain golf dengan istrinya dan teman istrinya. Ia menasihati
teman istrinya caranya berbisnis. Lalu tak lama, Julie Jung bergabung dengan
mereka. Teman Nyonya Jo memperkenalkan Julie pada Presdir Shin. Presdir Shin
pun berkata suatu kehormatan bisa bertemu dengan wanita seperti Julie.
“Jangan
berkata seperti itu. Aku juga sudah lama menunggu agar bisa bertemu dengan
Presdir Soul Furniture.” Jawab Julie.
Presdir
Shin tentu saja kaget, kau ingin bertemu denganku?
“Joo
Ah Ran adalah menantumu kan? Dia tidak memberitahumu? Dia bilang perusahaannya
sedang dalam masalah besar dan memintaku untuk berinvestasi.” Jawab Julie.
“Investasi?”
Tanya Presdir Shin heran.
“Karena
situasinya buruk jadi dia mentransfer sahamnya padaku. Tapi aku menemukan
perusahaan dengan dua Presdir. Itulah kenapa aku ingin bertemu dengan Presdir
Shin untuk membicarakan hal ini denganmu.” Jawab Julie.
Julie
juga menunjukkan surat2 kepemilikan saham pada Presdir Shin. Presdir Shin pun
syok mengetahui Ah Ran memberikan semua saham Hyun Woo pada Julie. Presdir Shin
juga berkata Ah Ran mendapatkan uang itu dari keluarganya di Amerika. Julie
pura2 terkejut mendengar Ah Ran memiliki keluarga yang tinggal di Amerika.
Julie pun menyuruh Presdir Shin menghubungi keluarga Ah Ran untuk
memastikannya.
Joo
Seung menyiapkan sebuah makan malam untuk Ah Ran. Namun saat menelpon Ah Ran,
ia kecewa karena Ah Ran mengaku tidak bisa datang. Ah Ran berkata kalau ia
harus pergi menemui Presdir Shin sekarang karena Presdir Shin sangat marah. Ia
pun berjanji akan menemui Joo Seung di rumah sakit besok.
Sekarang
kita ke Ah Ran dan Hyun Woo yang berada di sebuah bar. Hyun Woo teringat kata2
dokter kalau ia tidak boleh menyentuh alcohol karena akan berakibat fatal bagi
dirinya. Karena operasi bedah plastic yang dijalaninya, membuat sebagian fungsi
tubuhnya tidak berjalan normal.
Hyun
Woo lalu membuat sebuah permainan. Ia mengajak Ah Ran minum, tapi sebelum itu
mereka harus menjawab pertanyaan yang diajukan satu sama lain. Ah Ran pun setuju.
Ah Ran mengambil gelas minumannya dan menatap Hyun Woo dengan tajam.
“Apa
kau pernah melihatku sebagai seorang wanita?” tanya Ah Ran.
“Aku
sudah tertarik padamu saat pertama kali kita bertemu.” jawab Hyun Woo tegas.
Ah
Ran pun meminum minumannya. Giliran Hyun Woo. Hyun Woo bertanya kenapa Ah Ran
tertarik padanya?
“Tertarik
padamu, bukankah itu hal yang wajar? Aku tidak berpikir itu adalah suatu
kejahatan.” Jawab Ah Ran.
“Kau
memiliki kemampuan membuat orang lain senang.” Ucap Hyun Woo.
Hyun
Woo pun meminum minumannya. Giliran Ah Ran. Ah Ran menanyakan wanita yang
bersama Hyun Woo di bioskop, apakah pacar Hyun Woo.
“Mungkin
saja. Dia wanita yang membuat jantungku berdetak. Apa jawabanku membuatmu
puas?”
“Meski
aku tidak puas, aku menerima jawabanmu.”
Giliran
Hyun Woo. Hyun Woo menanyakan pertanyaan yang selama ini ingin ia tanyakan.
“Kau
mencintai Dokter Nam, tapi kenapa kau menikah dengan mantan suamimu? Apa ada
alasan special?”
“Bagiku
cinta adalah realita dan pernikahan adalah mimpi. Pernikahanku adalah pukulan
fatal bagi orang tuaku yang mati sia2.”
Hyun
Woo pun langsung kecewa dan marah. Giliran Ah Ran. Ah Ran bertanya wanita yang
bersama Hyun Woo, apa dia mengenalnya.
“Mungkin
saja.” Jawab Hyun Woo sambil menahan rasa sakitnya.
Giliran
Hyun Woo. “Kau tidak mencintai mantan suamimu, kenapa kau masih tinggal di
rumah mereka? Jika kau menikah dengan Dokter Nam sekarang, kau akan bahagia.”
“Masih
ada yang harus kulakukan. Jika aku tidak bisa menghancurkan kebahagiaan
seseorang, aku tidak bisa meninggalkan rumah itu.”
“Kenapa
kau melakukan itu?”
“Aku
hanya ingin membantu yang tidak bisa dilakukan Tuhan.”
Mata
Ah Ran pun mulai berkaca2. Ah Ran lalu menyandarkan kepalanya di lengan Hyun
Woo. Ia ingin menenangkan dirinya sejenak. Hyun Woo pun penasaran dengan
jawaban terakhir Ah Ran. Ia lalu menatap Ah Ran dengan tatapan terluka.
Sementara
itu diluar, Jae Hee menunggu Hyun Woo dengan cemas. Ia takut sesuatu terjadi
pada Hyun Woo. Cuaca mulai dingin. Hujan tampak mulai turun. Jae Hee pun mulai
merasa kedinginan.
“Presdir
Joo, bangunlah. Haruskah aku meminta Dokter Nam datang ke sini?” Tanya Hyun
Woo.
“Aku
tidak apa2.” Jawab Ah Ran lemas sambil terus bersandar di lengan Hyun Woo.
Hyun
Woo pun bangkit mengambilkan handuk untuk Ah Ran. Tiba2, ponsel Hyun Woo
berdering. Ah Ran terkejut karena itu telepon dari Jae Hee. Ah Ran menjawabnya.
Jae Hee langsung bertanya kenapa Hyun Woo masih belum keluar dari bar itu.
Tepat saat itu, Hyun Woo datang. Ah Ran pun langsung meletakkan ponsel Hyun Woo
tanpa berkata apapun pada Jae Hee. Ah Ran meminta Hyun Woo mengelap keningnya.
Hyun Woo pun menurut.
“Jae
Sung-ssi, kau hanya baik padaku atau baik pada semua wanita? Wanita yang tidak
tahu karaktermu akan salah paham. Mereka akan berpikir kau menyukai mereka.”
Ucap Ah Ran.
Tanpa
disadari Hyun Woo, ponselnya tersambung ke Jae Hee.
“Kenapa
kita tidak ke rumahmu saja dan melanjutkan minum di sana? Aku ingin melihat
kamar tidurmu.” Pinta Ah Ran.
“Apa
kau sedang merayuku?” Tanya Hyun Woo.
“Merayuku?
Kau sudah memiliki hatiku.” Jawab Ah Ran.
Jae
Hee yang sudah tidak tahan, akhirnya menutup teleponnya dan beranjak masuk ke
dalam. Namun langkahnya seketika terhenti. Ia lantas menelpon Hyun Min dan menyuruh
Hyun Min datang ke bar itu jika ingin mengetahui sesuatu tentang Ah Ran.
Joo
Seung sedang minum2 di apartemennya. Ponselnya tiba2 berdering. Telepon dari
Hyun Woo. Hyun Woo menyuruh Joo Seung datang ke bar itu. Ia memberitahu Joo
Seung kalau Ah Ran minum terlalu banyak. Sementara itu, Ah Ran sudah tertidur
pulas di sofa.
Joo
Seung bergegas ke bar itu. Ia terkejut melihat Ah Ran. Hyun Woo memberitahu
kalau tadi Ah Ran ingin ke rumahnya, tapi ia menolak. Hyun Woo lalu meminta Joo
Seung mengurus Ah Ran dengan baik. Joo Seung pun berterima kasih karena Hyun
Woo sudah menghubunginya. Setelah Hyun Woo pergi, emosi Joo Seung pun meledak.
“Ah
Ran, bangunlah!” teriak Joo Seung.
Ah
Ran terbangun dan terkejut melihat Joo Seung.
“Kenapa
kau bisa di sini? Apa Presdir Ahn yang menelponmu?” Tanya Ah Ran.
“Ada
hubungan apa kau dengannya? Apa kau mencintainya? Apa aku ini buruk untukmu?
Tidak cukupkah hanya diriku saja? Apa begini sifat aslimu? Terbang dari satu
pria ke pria lain dalam semalam?” ucap Joo Seung dengan wajah marah.
“Joo
Seung-ssi, bagaimana bisa kau mengatakan hal itu?” jawab Ah Ran terkejut.
“Aku
mengatakan hal yang benar! Aku tahu dengan baik siapa dirimu. Aku melihat
dengan mataku sendiri bagaimana kau membunuh Shin Hyun Woo. Seorang wanita yang
bisa membunuh suaminya. Wanita yang membuat seorang pria menangis.” Ucap Joo
Seung.
Ah
Ran pun menampar Joo Seung. Air matanya keluar.
Hyun
Woo yang baru keluar dari bar merasakan sakit di dadanya. Hyun Min pun muncul.
Ia lewat di belakang Hyun Woo dan terus berjalan masuk ke bar. Sementara itu di
dalam, Ah Ran dan Joo Seung masih bertengkar.
“Demi
pembalasan dendam, kau membuat diriku menikah dengan Shin Hyun Woo. Orang
sepertimu benar2 bisa menjadi dewasa dan cemburu pada rekan bisnisku. Bagaimana
aku bisa paham?” ucap Ah Ran.
“Kau
tidak mencintai Shin Hyun Woo. Aku tahu hatimu hanya untukku. Jadi apa alasanku
untuk cemburu? Tapi ini berbeda sekarang. Kau berubah. Jangan menyangkal.
Hatimu, tatapanmu, tidak lah sama dengan orang yang kutemui sebelumnya.” Jawab
Joo Seung.
Mata
Joo Seung mulai berkaca2. Tangis Ah Ran semakin keluar.
“Pikirkan
apapun yang kau inginkan. Aku tidak ingin menghiburmu ketika kau menangis
lagi.” Ucap Ah Ran.
Ah
Ran pun beranjak pergi. Namun tiba2, Joo Seung menarik Ah Ran dan mencium Ah
Ran. Tepat saat itu, Hyun Min muncul. Ia syok melihat Ah Ran dan Joo Seung
berciuman. Ia kemudian pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun. Sementara Joo
Seung dan Ah Ran tidak sadar Hyun Min telah melihat mereka.
Hyun
Woo berjalan menuju rumahnya sambil memegangi dadanya yang terasa sakit. Begitu
melihat Hyun Woo, Jae Hee langsung menghampiri Hyun Woo. Hyun Woo terkejut
melihat Jae Hee.
“Ahjussi,
kau baik2 saja kan? Ah Ran tidak melakukan sesuatu yang buruk padamu kan?”
Tanya Jae Hee cemas.
“Aku
baik2 saja. Karena kecelakaan itu, aku tidak boleh minum alcohol. Aku akan
pulih setelah istirahat. Tapi kenapa kau disini?”
“Aku
takut sesuatu terjadi padamu. Aku tidak bisa berpikir jernih. Itulah kenapa aku
menyuruh Hyun Min datang ke bar. Aku tahu aku tidak boleh melakukannya tapi itu
satu2nya cara agar aku bisa menjagamu.”
“Apa?
Kau menelpon Hyun Min? Lalu apa yang kau cemaskan?”
“Sebenarnya
aku tidak mencemaskanmu. Aku menelpon Hyun Min karena aku tidak ingin kau
bersama dengan Joo Ah Ran. Aku takut Joo Ah Ran akan mengambilmu lagi.”
Jae
Hee pun menangis. Hyun Woo lalu memeluk Jae Hee.
“Aku
tidak akan kembali pada wanita itu.”
“Tapi
kau bilang kau mencintainya. Dia adalah wanita yang sama di hidupmu sebelumnya.
Memikirkan hal itu, hatiku benar2 sakit.”
Hyun
Woo lantas mencium Jae Hee. Jae Hee semakin mengeratkan pelukannya.
Ah
Ran yang baru saja tiba di rumah langsung diamuk oleh Presdir Shin. Presdir
Shin marah karena Ah Ran memberikan saham Hyun Woo pada Julie. Ah Ran ingin
menjelaskan semuanya, namun Presdir Shin tidak mau mendengarnya. Presdir Shin
lantas menyuruh Ah Ran menelpon keluarganya di Amerika. Ah Ran pun terlihat
bingung harus melakukan apa.
“Bagaimana
mungkin seorang yatim piatu memiliki keluarga di Amerika.” Ucap Hyun Ji membuat
Ah Ran terkejut.
Nyonya
Jo terkejut, Hyun Ji apa yang kau katakana? Yatim piatu?
“Biar
Eonni yang menjelaskannya. Dia yatim piatu sejak kecil dan tidak pernah tinggal
di Amerika. Keluarganya, sekolahnya, semuanya palsu.” Jawab Hyun Ji.
Tepat
saat itu Hyun Min datang. Presdir Shin kaget mengetahui Ah Ran yatim piatu.
Sementara Ah Ran bingung harus menjawab apa. Tubuhnya gemetaran.
Bersambung ke episode 11
0 Comments:
Post a Comment