"Kau tahu alasan adikku mengakhiri hidupnya?" tanya Julie.
"Apa yang kau bicarakan? Aku hanya bertemu dengannya sekali, jadi kami tidak membicarakan hal yang penting." jawab Hyun Woo.
"Kau bohong! Hanya ada dua nomor di dalam ponsel adikku. Nomormu dan Joo Ah Ran. Jika kalian berdua tidak tahu apapun, maka tidak seorang pun yang mengetahui kematiannya." ucap Julie.
"Tapi aku tidak mengetahui secara pasti jadi aku tidak bisa mengatakan apapun." jawab Hyun Woo.
"Seseorang meninggal. Adikku orang yang tidak pernah berbohong bahkan bunuh diri. Tapi kau hanya mengatakan kau tidak yakin? Kapan kau bertemu dengannya? Kenapa kau bertemu dengannya?" ucap Julie.
"Itu karena dia terlihat seperti seseorang yang memiliki masalah jadi ingin membantunya." jawab Hyun Woo.
Julie pun mendengus kesal. Julie lantas melihat desain adiknya yang dibawa Hyun Woo. Ia pun menuduh Hyun Woo bekerja sama dengan Ah Ran karena desain itu. Hyun Woo tentu saja menyangkal.
"Adikku tidak mungkin bunuh diri karena cintanya yang tidak terbalas. Itu karena seseorang yang sudah mencuri desainnya. Dia menderita dan akhirnya memilih mengakhiri hidupnya. Aku akan membuktikannya apapun yang terjadi." ucap Julie.
Julie pun beranjak pergi. Hyun Woo mengejar Julie, namun dihalangi oleh polisi. Polisi ingin meminta keterangan dari Hyun Woo. Hyun Woo pun menolak.
Polisi lantas kembali menemui Ah Ran. Ah Ran diminta datang ke kantor polisi sebelum jam lima. Setelah polisi itu pergi, Ah Ran langsung menghubungi Joo Seung. Joo Seung pun menenangkan Ah Ran. Joo Seung meyakinkan Ah Ran kalau semua akan baik2 saja.
Begitu Joo Seung menutup teleponnya, ponsel Jae Hee berdering. Pesan masuk dari Hyun Woo. Hyun Woo bilang kalau dia tidak bisa makan malam dengan Jae Hee.
[Ada sesuatu yang terjadi, aku harus ke kantor polisi]
Jae Hee pun terkejut membaca pesan Hyun Woo. Ia langsung keluar dari ruangan Joo Seung. Sementara itu di kantor polisi, Hyun Woo ditanyai keberadaannya saat Sang Mo melakukan percobaan bunuh diri.
"Itu mungkin akan menjadi alibi yang sangat baik. Tapi aku tidak bisa mengatakan secara detail tentang bisnisku kepada orang lain." jawab Hyun Woo.
"Kalau kau tidak mau mengatakannya, kau akan mendapatkan masalah."
"Aku berada di peternakan pada waktu itu."
"Lalu kapan terakhir kali kau bertemu dengan Jung Sang Mo?"
"Di depan toko furniture. Dia terlihat seperti habis dicampakkan oleh wanita yang dicintainya. Dia terlihat sangat sedih. Aku hanya tertarik pada desainnya jadi aku menghubunginya."
"Wanita yang dia cintai? Apa dia Joo Ah Ran?"
"Aku tidak yakin."
"Tapi apa kau benar2 Ahn Jae Sung?"
Pertanyaan polisi itu langsung membuat Hyun Woo kaget.
"Kau tidak terlihat seperti yang difoto. Bisa tunjukkan identitasmu."
"Karena aku buru2 datang kesini jadi aku meninggalkannya di rumah."
"Ini aneh. Ahn Jae Sung berimigrasi pada tahun 2001 dan seharusnya dia berada di Inggris sekarang."
Hyun Woo pun cemas saat polisi berniat mengecek dokumen Ahn Jae Sung. Tanpa disadarinya, di belakang Julia menatapnya dengan bingung.
Ah Ran tiba di kantor polisi bersama Joo Seung. Ia kesal karena harus berurusan dengan polisi karena masalah Jung Sang Mo. Joo Seung pun menenangkan Ah Ran. Ah Ran lalu masuk ke kantor polisi sendirian, sedangan Joo Seung menunggu di mobil.
Tepat saat itu, Jae Hee datang. Ia melewati Joo Seung dan berlari masuk ke kantor polisi. Joo Seung sendiri tak melihat Jae Hee.
Hyun Woo beranjak keluar dari ruangan. Setibanya di luar, ia melihat Ah Ran yang sedang berjalan ke arahnya. Hyun Woo pun langsung menyembunyikan dirinya dengan menghadap ke dinding. Seorang petugas pengantar barang lewat. Hyun Woo pun menggunakan kesempatan itu untuk pergi dari sana. Ia berjalan keluar beriringian dengan si petugas pengantar barang. Ah Ran sendiri tak menyadari dirinya yang berpapasan dengan Hyun Woo.
Joo Seung akhirnya melihat Jae Hee. Ia heran melihat Jae Hee yang masuk ke dalam sebuah mobil. Joo Seung pun turun dari mobilnya begitu mobil yang dinaiki Jae Hee pergi. Ia terus memperhatikan mobil itu dengan wajah heran.
Pada polisi Ah Ran berkata pada hari kematian Sang Mo, ia berada di sebuah peternakan dengan kliennya. Polisi pun heran, peternakan?
"Kau bisa mengeceknya sendiri ke peternakan. Kau juga bisa menanyakannya pada klienku. Dia pemilik Robins, Ahn Jae Sung." ucap Ah Ran lagi.
Di belakangnya, Julia terkejut mendengarnya.
"Ahn Jae Sung..?" gumam Julia heran.
Di taman, Hyun Woo dan Jae Hee sedang membahas kematian Jung Sang Mo. Hyun Woo berkata dia akan menjadi tertuduh jika Ah Ran berhasil menghancurkan semua bukti. Jae Hee pun cemas. Ia bertanya apa yang harus mereka lakukan.
"Faktanya aku masih hidup. Berapa lama lagi kita dapat menyembunyikan hal ini? Ketika polisi mengecek latar belakangku, mereka akan tahu bahwa diriku bukan Ahn Jae Sung. Sepertinya balas dendamku pada Joo Ah Ran tidak akan berjalan dengan mulus." jawab Hyun Woo.
"Apa ada sesuatu yang bisa kubantu?" tanya Jae Hee.
"Jangan buat dirimu dalam masalah.Aku tidak ingin menjadi beban buatmu." jawab Hyun Woo.
Jae Hee pun berusaha memikirkan sesuatu... ia sangat cemas.
Julie sedang menatap foto dirinya bersama Sang Mo dan seorang pria. Ia lalu membaca sebuah email yang ditujukan Sang Mo padanya. Dalam emailnya, Sang Mo berkata sangat merindukan Julie. Tangis Julie pun kembali keluar.
Julie lalu menemukan sebuah email dari Ahn Jae Sung.
"Orang itu... Ahn Jae Sung?" gumannya heran.
Joo Seung mengajak Ah Ran ke sebuah kafe. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka. Hyun Woo juga ada di kafe itu. Ia sedang menggebuk drum.
"Siapa dia?" tanya Joo Seung begitu melihat Hyun Woo.
"Siapa lagi, dia penggantimu." jawab pelayan itu.
Pelayan itu pun pergi. Ah Ran terkejut melihat Hyun Woo. Ia pun memberitahu Joo Seung kalau Hyun Woo adalah investor yang bersama dengannya di resort waktu itu. Joo Seung pun menatap Hyun Woo. Ia terkejut saat teringat dirinya pernah menjadi lawan main Hyun Woo di lapangan tenis. Hyun Woo lantas menyapa mereka.
"Manajer Joo. Kenapa kau disini?" sapa Hyun Woo.
Hyun Woo lalu menatap Joo Seung.
"Kau masih ingat padaku?" tanya Hyun Woo, membuat Ah Ran kaget.
"Dunia yang sangat sempit. Yang satu partner bisnis ku. Dan yang satunya lagi partner ku di lapangan tenis." jawab Hyun Woo.
Hyun Woo lalu beranjak pergi. Joo Seung pun merasa aneh dengan kemunculan Hyun Woo yang tiba2. Namun tidak dengan Ah Ran. Ah Ran lalu mengajak Joo Seung pulang karena tidak ada bangku yang kosong. Joo Seung pun kesal.
"Kenapa kau ingin pulang secepat itu? Sejak kapan kau berubah menjadi menantu yang manis? Apa kau ingin menyiapkan perayaan kematian Hyun Woo?
Ah Ran pun kesal, jangan bicara omong kosong!
"Jika kau benar2 mencintaiku, kau seharusnya tahu apa yang kuinginkan." ucap Ah Ran.
Ah Ran pun beranjak pergi. Joo Seung menatap kepergian Ah Ran dengan wajah curiga. Ah Ran menyusul Hyun Woo. Ah Ran pun memuji permainan Hyun Woo tadi. Hyun Woo lalu mengajak Ah Ran pergi berenang. Tepat saat itu, Joo Seung datang dan menatap kesal Hyun Woo.
"Jangan salah paham. Aku pikir kalian sudah selesai berkencan. Itu sangat disayangkan. Tapi sepertinya kita mungkin harus pergi berenang sama2 di lain waktu. Pacarmu terlihat sangat marah." ucap Hyun Woo.
Hyun Woo pun pergi. Begitu Hyun Woo pergi, Ah Ran dan Joo Seung bertengkar. Pertengkaran itu akhirnya terhenti ketika Joo Seung melihat plat mobil Hyun Woo. Ia pun teringat plat mobil yang dinaiki Jae Hee.
Hyun Ji tiba di rumahnya. Ia pun kaget saat sang ibu memberitahunya tentang Ah Ran yang belum pulang. Presdir Shin lantas menyuruh mereka menelpon Ah Ran. Presdir Shin bilang ingin mendiskusikan sesuatu dengan Ah Ran.
Ah Ran marah saat Joo Seung mengajak dirinya pergi ke hotel. Ah Ran berkata mereka tidak boleh berada di tempat yang mencolok. Joo Seung pun menyindir Ah Ran. Ia berkata Ah Ran tampak seperti seseorang yang kecewa karena batal pergi berenang dengan Hyun Woo.
"Kau sama saja dengan pria lain! Kau bilang kau mencintaiku tapi kau memperlakukanku seperti mainan. Aku tidak mau pergi." ucap Ah Ran.
Ah Ran pun beranjak pergi, namun langkahnya terhenti saat Joo Seung berkata kalau hari itu adalah hari jadi mereka yang ketiga tahun. Joo Seung berkata sudah menyiapkan sesuatu untuk Ah Ran.
Ponsel Ah Ran pun berdering. Telepon dari Hyun Ji. Ah Ran pun berkata ia akan pulang telat. Selesai bicara dengan Hyun Ji, Ah Ran dan Joo Seung pun masuk ke sebuah hotel. Tanpa mereka sadari, Hyun Woo mengikuti mereka.
Hyun Ji yang baru selesai mandi mendapatkan sebuah pesan dari Joo Seung. Hyun Ji tersenyum senang, namun ia bingung melihat pesan dari Joo Seung itu. Sepertinya pesan itu bukan dari Joo Seung, tapi dari Hyun Woo. Hyun Woo mengirimkan pesan nama hotel tempat Joo Seung dan Ah Ran berduaan lengkap dengan nomor kamar mereka.
Joo Seung kesal saat dirinya dihubungi oleh Hyun Ji. Joo Seung pun mematikan ponselnya. Joo Seung lantas memberikan Ah Ran penjepit rambut. Joo Seung berkata saat pertama kali dirinya bertemu dengan Ah Ran, ia sudah jatuh cinta pada Ah Ran.
Ah Ran pun tertegun mendengar kalimat Joo Seung.
"Aku hanya ingin melihatmu bahagia. Tiga tahun yang lalu dan sampai sekarang, aku selalu berada di sisimu." ucap Joo Seung lagi.
Joo Seung kemudian memeluk Ah Ran. Namun tidak terlihat kebahagiaan di wajah Ah Ran.
Hyun Min dan Yeon Jae menikmati makan malam mereka di sebuah warung kecil. Yeon Jae makan seperti orang yang sedang kelaparan. Hyun Min pun menegur Yeon Jae. Ia meminta Yeon Jae makan pelan2. Ponsel Hyun Min lalu berdering. Sebuah pesan dari Joo Seung. Pesan yang sama seperti yang diterima Hyun Ji.
Hyun Ji menelpon Hyun Min. Hyun Ji meminta Hyun Min mengantarkannya ke hotel tempat Joo Seung dan Ah Ran berada. Hyun Min pun terkejut mendengarnya. Hyun Ji cemas, ia takut sesuatu terjadi pada Joo Seung. Hyun Min pun bergegas pergi menemui Hyun Ji.
Joo Seung masih berada di hotel itu dengan Ah Ran. Ah Ran sudah tertidur pulas, sedangkan Joo Seung masih terjaga. Joo Seung lalu teringat pertemuan pertamanya dengan Ah Ran. Mereka bertemu di klub, tempat Ah Ran bekerja.
"Aku Rosemary. Apa kau mencariku?" tanya Ah Ran.
Joo Seung diam saja. Ah Ran lantas duduk disamping Joo Seung.
"Kau bahkan tidak menyentuh tanganku. Bagaimana kau bisa berada di tempat seperti ini? Ini pertama kalinya kau datang ke tempat seperti ini kan" tanya Ah Ran.
"Apa nama aslimu Joo Ah Ran?" tanya Joo Seung yang membuat wajah Ah Ran mengeras.
"Siapa Joo Ah Ran? Aku baru pertama kali mendengar nama itu." jawab Ah Ran.
"Ayahmu Joo Chul Min. Ibumu Lee Shin Young." ucap Joo Seung, membuat Ah Ran terkejut.
Ah Ran pun emosi, siapa kau!
"Apa yang kau tahu tentang orang tuaku! Jangan mengatakan hal yang bukan2!"
"Aku disini untuk menolongmu! Orang itu yang membunuh orang tuamu! Di dunia ini, hanya aku yang tahu."
"Kenapa aku harus percaya padamu? Aku tidak bisa mempercayai orang lain lagi. Bahkan diriku sendiri, aku tidak percaya. Kau bahkan tidak menyaksikan kematian orang tuaku."
"Benarkah? Kupikir setidaknya kau merindukan orang tuamu.Tapi sepertinya kau makan dan hidup dengan baik. Aku salah menilaimu."
Joo Seung pun beranjak pergi. Namun tak lama, langkahnya terhenti karena Ah Ran menanyakan tentang pembunuh orang tuanya.
Flashback end
"Ah Ran-ah, aku bahkan tidak pernah bermimpi saat itu kalau diriku akan jatuh cinta kepadamu." ucap Joo Seung sambil menatap Ah Ran.
Joo Seung lantas mendekati Ah Ran dan mencium pipi Ah Ran.
Sementara itu Hyun Min sudah berdiri di depan pintu kamar Joo Seung. Joo Seung pun terkejut saat membuka pintu. Ah Ran pun terbangun dan terkejut mengetahui kedatangan Hyun Min. Tak lama, Hyun Ji pun datang.
"Jadi kau benar2 ada di sini? Kau bersama dengan pacarmu? Kau menyuruhku datang untuk menyaksikan hubungan kalian berdua!" ucap Hyun Ji emosi.
Hyun Ji pun menerobos masuk, namun Joo Seung menghalanginya. Hyun Ji pun melihat wanita itu berbaring di tempat tidur. Tapi ia tak menyadari wanita itu adalah Ah Ran lantaran Ah Ran berbaring membelakanginya.
"Apa wanita itu yang berbaring di sana! Karena aku sudah disini aku harus memperkenalkan diriku!" teriak Hyun Ji.
Joo Seung pun terus menghalangi Hyun Ji. Hyun Min pun juga ikut menarik adiknya. Di tempat tidur, Ah Ran tampak ketakutan. Hyun Ji terus berteriak2. Hyun Ji lalu melihat jepit rambut Ah Ran.
"Kau ingin memperlihatkan hal ini padaku, karena itulah kau menyuruhku datang kemari!" teriak Hyun Ji.
Hyun Ji pun terus memaksa masuk. Pada akhirnya, Joo Seung berhasil mendorong Hyun Ji keluar. Joo Seung lantas menyuruh Hyun Min mengantar Hyun Ji pulang. Joo Seung juga meminta agar Hyun Min berpura2 tidak pernah melihat kejadian itu. Hyun Min pun mengajak Hyun Ji pulang.
Setelah mereka pergi, Ah Ran pun langsung memarahi Joo Seung. Ia menuduh Joo Seung yang memberitahu Hyun Min dan Hyun Ji. Joo Seung pun menyangkal. Namun Ah Ran tidak percaya. Ah Ran mengira Joo Seung melakukan itu agar ia bisa secepatnya keluar dari rumah Hyun Woo.
"Seseorang pasti berusaha memberitahukan hubungan kita pada Keluarga Shin. Dia pasti mengikuti kita. Aku harus menemukan siapa orangnya." ucap Joo Seung yakin.
"Lalu kau mau mengatakan hantu Shin Hyun Woo yang melakukannya? Kenapa kau tidak jujur saja? Kau pikir dengan sikapmu, aku akan menyerah dan berhenti balas dendam? Sebelum aku mendapatkan apa yang kuinginkan, aku tidak akan keluar dari rumah itu." ucap Ah Ran berapi2.
Ah Ran lalu pergi meninggalkan Joo Seung.
Keesokan harinya.... Hyun Ji menemui Ah Ran yang tengah bersiap2. Hyun Ji menanyakan soal pacar Joo Seung pada Ah Ran.
"Bagaimana aku bisa tahu?" ucap Ah Ran.
"Kemarin aku melihat Joo Seung Oppa dengan seorang wanita di kamar hotel. Dia menyuruhku datang untuk membuatku menyerah." jawab Hyun Ji.
"Dokter Nam? Apa kau yakin? Seharusnya kau memastikannya terlebih dahulu. Bisa saja kan bukan dia yang mengirim?" ucap Ah Ran.
"Tidak ada yang perlu kupastikan. Dia juga menelpon Hyun Min Oppa. Aku yakin Joo Seung Oppa yang mengirimnya." jawab Hyun Ji.
"Aku tidak pernah berpikir kalau Dokter Nam adalah orang seperti itu. Ini sangat aneh." ucap Ah Ran.
Ah Ran lalu menyurh Hyun Ji melupakan Joo Seung. Ah Ran kemudian membungkuk untuk mengambil tasnya di meja. Saat itulah, Hyun Ji melihat jepit rambut Ah Ran.
"Darimana kau mendapat jepit rambut itu? Aku belum pernah melihatnya?" tanya Hyun Ji.
"Aku membelinya di mall." jawab Ah Ran.
"Jepit rambutmu sangat unik." ucap Hyun Ji.
Ah Ran lalu beranjak pergi. Begitu Ah Ran pergi, Hyun Ji langsung teringat jepit rambut yang digunakan pacar Joo Seung. Hyun Ji pun menggeleng2 tidak percaya. Ia berusaha menepis pikiran buruknya.
Presdir Shin menyuruh Ah Ran menandatangani sebuah dokumen. Ah Ran pun berkata bukan dirinya sudah memberikan stempelnya pada Presdir Shin. Presdir Shin tidak percaya pada Ah Ran. Ia takut stempel yang diberikan Ah Ran padanya palsu. Ah Ran pun terpaksa memberikan tandatangannya.
"Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu. Gigi yang ditemukan di villa, itu milik Hyun Woo. Hasilnya sudah keluar." ucap Ah Ran sambil memberikan hasilnya pada Presdir Shin.
"Benarkah?" tanya Presdir Shin.
"Aku sedih karena Hyun Woo sudah tidak ada lagi di dunia ini, tapi apalagi yang bisa kulakukan? Ini kenyataannya, walaupun menyakitkan aku harus menerimanya. Ayah, kau harus mengikhlaskannya pergi dan membuat laporan kematiannya." jawab Ah Ran.
"Aku tidak bisa melakukannya! Jika mereka tahu tentang hal ini, maka kita harus mengembalikan semua yang yang dia pinjam dari bank." ucap Presdir Shin.
"Aku tahu ayah, tapi kita tidak bisa menyembunyikan hal ini selamanya. Kita bisa memperbaharui pinjaman atas namaku." jawab Ah Ran.
"Berikan aku waktu. Aku akan mengurus properti atas nama Hyun Woo." ucap Presdir Shin.
"Sepertinya ayah belum menyadarinya. Properti atas nama Hyun Woo tidak ada hubungannya lagi dengan keluarga ini." jawab Ah Ran.
Presdir Shin kaget, apa maksudmu!
"Hyun Woo sudah memberikannya kepada panti asuhan. Kudengar panti asuhan itu juga diurus oleh ibu." jawab Ah Ran.
Nyonya Jo dan Ah Ran pergi ke panti asuhan Jae Hee. Ibu panti sangat senang bertemu dengan Nyonya Jo. Ah Ran lalu berkata kalau keluarga mereka sudah mengetahui tentang properti yang diberikan Hyun Woo ke panti asuhan itu.
"Ibuku sekarang berada dalam situasi yang sulit." ucap Ah Ran lagi.
"Aku tidak bisa melakukan apa2." jawab ibu panti yang membuat Ah Ran kesal.
"Aku sangat malu karena harus memintanya kembali padamu. Aku yakin putraku memiliki alasan melakukan hal itu." ucap Nyonya Jo.
"Aku dengar kau tidak tertarik dengan kekayaan tapi melihatmu tidak melakukan apa2 membuatku kecewa." jawab Ah Ran kesal.
Ketika dalam perjalanan pulang, Ah Ran menanyakan alasan Nyonya Jo membantu panti asuhan itu. Nyonya Jo pun berkata tidak ada yang istimewa. Namun wajah Nyonya Jo berkata lain. Benar saja, ia langsung teringat pada kecelakaan itu. Kecelakaan yang menewaskan orang tua Ah Ran.
Mereka pun tiba di rumah. Begitu turun dari mobil, Ah Ran mendapatkan pesan dari Hyun Woo. Dalam pesannya, Hyun Woo mengajak Ah Ran berenang. Ah Ran pun tersenyum senang. Sementara itu Nyonya Jo terus berjalan masuk ke rumah.
Di dalam, Presdir Shin mengamuk lagi pada Nyonya Jo. Presdir Shin marah lantaran panti asuhan Jae Hee yang tidak mau mengembalikan properti Hyun Woo. Presdir Shin pun melarang Nyonya Jo kembali ke rumah sebelum uangnya kembali. Akibatnya, darah tinggi Presdir Shin kumat. Presdir Shin langsung jatuh pingsan.
Jae Hee mengukur tekanan darah Presdir Shin. Ia lalu berkata Presdir Shin tidak apa2. Presdir Shin lantas menanyakan Joo Seung. Jae Hee pun berkata kalau semua suster juga bisa mengukur tekanan darah. Presdir Shin lantas menyuruh istrinya menelpon Ah Ran.
"Selama kita tidak bisa mengambil kembali properti Hyun Woo, kita tidak boleh mengumumkan kematian Hyun Woo." ucap Presdir Shin.
Nyonya Jo mengantar Jae Hee keluar. Jae Hee minta izin ke toilet. Begitu Nyonya Jo pergi, Jae Hee pun masuk ke kamar Ah Ran. Ia mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk membantu Hyun Woo. Ia pun menemukannya di dalam laci lemari Ah Ran. Buku desain dan tabungan milik Jung Sang Mo. Tanpa membuang2 waktu, Jae Hee langsung memotret desain2 Sang Mo. Saat melihat buku tabungan Sang Mo, ia pun bingung.
"Kenapa buku ini bisa ada pada Ah Ran?" tanyanya.
Adegan lalu berpindah pada Hyun Woo dan Ah Ran yang sedang berenang. Keduanya tampak semakin dekat. Hyun Woo lalu keluar dari kolam renang. Ponsel Hyun Woo tiba2 berdering. Telepon dari Julie. Julie mengaku sebagai pemilik resort yang dicari Hyun Woo. Julie pun mengajak Hyun Woo bertemu di sebuah hotel.
"Ahn Jae Sung, kau mendekati adikku untuk tujuan tertentu." ucap Julie penuh kebencian.
Ah Ran mendekati Hyun Woo. Hyun Woo memberitahu Ah Ran kalau pemilik resort baru saja menghubunginya. Ah Ran pun tersenyum senang.
"Selama aku dapat bernegosiasi dengan pemilik resort dan menyelesaikan kontrak, rencana balas dendamku akan berjalan dengan mulus." batin Hyun Woo sambil menatap tajam Ah Ran.
Hyun Ji sedang membicarakan soal kekasih Joo Seung pada Hyun Min. Ia curiga kekasih Joo Seung adalah Ah Ran. Yeon Jae yang tak sengaja mendengar percakapan itu pun terkejut. Hyun Min marah pada Hyun Ji.
"Aku tahu itu tidak mungkin. Tapi wanita yang kulihat kemaren memiliki hairpin dengan desain yang unik. Dan aku melihat Eonni mengenakan hairpin yang sama pagi ini." jawab Hyun Ji.
"Ada banyak hairpin yang sama seperti itu. Kau akan mendapat masalah kalau mencurigainya seperti itu." ucap Hyun Min.
"Ada apa ini? Apa mereka sudah mengetahui belang Ah Ran? Sesama anggota keluarga saling mencurigai seperti itu, ini tidak normal. Haruskah aku menceritakan semuanya?" ucap Yeon Jae.
Yeon Jae berlari keluar dan menelpon Ah Ran. Ia menceritakan apa yang tadi di dengarnya. Tanpa disadarinya, Hyun Min berjalan ke arahnya. Hyun Min langsung merebut ponsel Yeon Jae. Yeon Jae terkejut, tapi ia tak bisa berbuat apa2. Hyun Min pun terkejut mendengar suara Ah Ran di seberang sana.
"Jadi kau benar2 mengenal kakak iparku? Kalian berdua adalah teman sekelas?" tanya Hyun Min pada Yeon Jae.
Yeon Jae diam saja. Matanya terus menatap Hyun Min.
(Apakah Yeon Jae akan memberitahu semuanya?? Penasaran)
Hyun Woo menemui si pemilik resort. Betapa terkejutnya ia mengetahui pemilik resort adalah Julie. Julie meminta Hyun Woo mengatakan semuanya. Tapi Hyun Woo hanya mengatakan kalau dirinya hanya membutuhkan resort itu untuk bisnisnya.
"Jadi kau akan tetap berbohong sampai akhir? Joo Ah Ran mencuri desain adikku dan membunuh adikku. Dan kau ingin memiliki resort nya?"
"Itu tidak benar!"
"Kalau begitu, biarkan polisi yang membuka topengmu dan topeng Joo Ah Ran." ancam Julie.
Sementara itu, Ah Ran menemui Yeon Jae di sebuah restoran. Ah Ran meminta Yeon Jae menceritakan apa saja yang dikatakan Hyun Ji pada Hyun Min. Belum lagi Yeon Jae menjawab, Hyun Min pun datang. Ah Ran terkejut melihat Hyun Min. Hyun Min menatap tajam Ah Ran.
"Katakan yang sebenarnya. Seseorang yang tinggal di luar negeri, bagaimana bisa menjadi teman sekelas Yeon Jae?"
"Sepertinya aku sudah tidak bisa lagi menyembunyikannya. Aku sudah bilang pada Hyun Woo sebelumnya. Hyun Woo berbohong karena takut ayah menentang pernikahan kami."
Hyun Min pun terkejut mendengarnya.
"Aku anak yatim piatu. Aku bekerja dengan caraku sendiri untuk sampai ke perguruan tinggi. Aku tidak punya keluarga di Amerika."
"Hyung tahu soal ini? Bagaimana bisa aku percaya padamu? Hyung sudah meninggal. Kau bisa mengatakan apapun yang kau inginkan."
"Dokter Nam juga mengetahuinya. Sepertinya Hyun Woo terganggu dengan itu dan dia mendiskusikannya dengan Dokter Nam. Sebenarnya aku ingin mengatakan hal itu, tapi Hyun Woo sudah meninggal. Aku tidak bisa mengatakannya. Aku takut kalian akan mengusirku karena Hyun Woo sudah tak lagi disisiku."
"Bagaimana bisa kau melakukan itu!"
"Hyun Min, aku mohon padamu. Tolong rahasiakan hal ini sampai aku dapat mengamankan posisiku di perusahaan."
"Aku tidak bisa percaya lagi kata2mu. Berapa banyak kebohongan yang sudah kau sembunyikan dari kami?"
Yeon Jae membela Ah Ran. Ia berkata Ah Ran orang yang sangat baik. Ah Ran pun menangis. Ia meminta maaf karena sudah berbohong.
Hyun Woo dan Jae Hee bertemu di suatu tempat. Hyun Woo bercerita kalau ia akan bertemu Ah Ran di kantor polisi lagi. Jae Hee lalu memberikan temuannya pada Hyun Woo. Hyun Woo terkejut melihat foto2 dan buku rekening yang dibawa Jae Hee.
"Hari ini aku disuruh datang ke rumahmu. Aku menemukan itu di lemarinya Joo Ah Ran. Tidak ada waktu lagi. Sebelum polisi mencurigaimu, cepat temui kakaknya Jung Sang Mo." ucap Jae Hee.
"Terima kasih, aku benar2 tidak tahu apa yang harus kulakukan." jawab Hyun Woo berkaca2.
"Jangan khawatir. Aku akan melakukan apapun untuk membantumu." ucap Jae Hee berkaca2.
"Apa kau sudah melihat desain yang berada di tokonya?" tanya Julie.
Julie lalu berkata lagi kalau itu tidak cukup membuktikan bahwa Hyun Woo tidak bersalah.
"Joo Ah Ran adalah wanita yang menakutkan. Asalkan tujuannya bisa tercapai, dia tidak peduli dengan hidup orang lain." jawab Hyun Woo.
"Sepertinya kau tahu banyak tentang wanita itu." ucap Julie.
"Wanita yang dicintai adikmu sebenarnya istriku." jawab Hyun Woo.
"Apa? Istrimu? Apa kau pikir aku bodoh!" ucap Julie sembari menyiramkan air ke wajah Hyun Woo.
"Kau pikir aku tidak tahu tentang Joo Ah Ran? Suami Joo Ah Ran sudah meninggal. Aku akan mengatakan pada polisi apa yang kau ceritakan barusan."
Julie pun beranjak pergi, namun perkataan Hyun Woo menghentikan langkahnya.
"Itu benar! Suami Joo Ah Ran sudah meninggal. Dia merencanakan kebocoran gas. Adikmu memutuskan mengakhiri hidupnya tapi Joo Ah Ran membunuh suaminya."
Hyun Woo lalu menusuk tangannya dengan sebuah pulpen. Julie pun syok.
"Kau tidak perlu syok. Karena saraf di tangan kiriku sudah mati karena kebocoran gas itu. Wajahku, suaraku dan darah di tubuhku bukan milikku lagi. Kau tau bagaimana rasanya hidup menjadi orang lain? Apa kau pernah mengalami sakit setelah menjalani operasi setiap malam? Tubuhku sudah bukan milikku lagi. Kau mengerti itu!" ucap Hyun Woo penuh dendam.
Hyun Woo lantas berdiri dan menyerahkan sebuah foto pada Julie. Ia pun bertanya apa Julie tahu siapa pria yang berada di foto itu? Julie pun menatap foto itu dengan wajah syok. Foto itu adalah foto Hyun Woo yang menderita luka bakar akibat ledakan di villa.
"Itu suami Joo Ah Ran! Dan itu adalah aku!" ucap Hyun Woo.
Ah Ran terkejut melihat Joo Seung ada di tokonya. Joo Seung mengajak Ah Ran makan siang. Ah Ran pun kesal dan memberitahu Joo Seung kalau Hyun Min sudah mengetahui masa lalunya. Ah Ran berkata kalau Hyun Min sudah tahu dirinya anak yatim piatu.
"Bukankah itu bagus? Sekarang kau punya alasan untuk meninggalkan rumah itu." jawab Joo Seung.
"Jadi begitu? Itulah alasannya kau menyuruh mereka datang ke hotel. Kau ingin membuatku diusir?" ucap Ah Ran.
Joo Seung pun terkejut dengan perkataan Ah Ran. Ah Ran lantas melepas jepit rambutnya dan mengembalikan jepit rambut itu pada Joo Seung. Ah Ran berkata karena jepit rambut itu dirinya dicurigai oleh Hyun Ji. Ah Ran pun melemparkan jepit rambut itu ke lantai.
"Semua ini terjadi karena dirimu jadi kau yang harus bertanggung jawab." ucap Ah Ran.
"Jika kau tidak bisa lagi menghindarinya, maka jangan menghindar lagi." jawab Joo Seung.
"Sebaiknya kita jangan bertemu lagi." ucap Ah Ran kesal.
Joo Seung kaget, apa? Karena perburuan telah selesai, jadi kau ingin membunuh si anjing pemburu?"
"Perburuan belum berakhir, tapi si anjing pemburu mengkhianatiku. Apa lagi yang bisa kulakukan? Bahkan jika aku membunuh anjing pemburu itu, aku masih harus menyelesaikan perburuan."
Ah Ran pun beranjak pergi meninggalkan Joo Seung yang terpukul. Sementara itu Julie masih bersama dengan Hyun Woo. Julie tidak menyangka Ah Ran mampu melakukan hal senekad itu. Membuat Hyun Woo koma dan merencanakan kebakaran gas...
"Aku tidak bisa membiarkan diriku tertangkap. Aku berada disini untuk membalaskan dendamku pada orang2 yang sudah mengambil keluargaku dan hidupku." ucap Hyun Woo.
"Jadi karena itu kau hidup dengan nama palsu? Dan resort itu adalah alat untuk balas dendammu?" tanya Julie.
"Tolong kau jaga rahasia ini. Jika kau membocorkan rahasia ini pada orang lain, mungkin aku akan mati. Sampai aku menyelesaikan balas dendamku, aku harus menjadi Ahn Jae Sung. Aku mempercayaimu." jawab Hyun Woo.
Hyun Woo lantas pamit, namun Julie menghentikannya. Julie pun berkata karena mereka memiliki musuh yang sama tidak buruk kalau mereka bekerja sama. Julie pun mengizinkan Hyun Woo menggunakan dirinya untuk balas dendam pada Ah Ran. Hyun Woo terkejut.
Di ruangannya, Joo Seung teringat kata2 Ah Ran tadi. Lamunan Joo Seung pun saat Jae Hee masuk ke ruangannya. Joo Seung pun memberikan jepit rambut itu pada Jae Hee. Awalnya Jae Hee tidak mau menerimanya, namun Joo Seung memaksanya. Joo Seung berkata jepitan itu cocok untuk Jae Hee. Jae Hee pun menerimanya.
Di lorong rumah sakit, Jae Hee bertemu Hyun Ji. Saat itulah Hyun Ji melihat jepit rambut itu. Ia terkejut saat Jae Hee berkata jepit rambut itu diberkan oleh Joo Seung.
"Jadi wanita yang bersama Joo Seung Oppa di hotel kemarin adalah Suster Yoon?" ucap Hyun Ji tidak percaya.
Hyun Woo berbicara dengan Ah Ran di telepon. Ia memberitahu Ah Ran tentang kontrak yang sudah berhasil didapatkannya. Ah Ran pun tersenyum senang dan berkata akan segera memulai proses produksi. Namun Hyun Woo meminta Ah Ran melakukan sesuatu terlebih dahulu. Hyun Woo menyuruh Ah Ran membayar kompensasi atas pelanggaran kontrak kemarin.
Ah Ran pun bingung darimana ia harus mendapatkan uang sebanyak itu dalam semalam. Ah Ran lalu teringat sesuatu. Ia pun segera mengambil sesuatu dari dalam lacinya. Surat kontrak properti! Ah Ran menatap surat kontrak itu sambil memikirkan sesuatu.
Seseorang menelpon Joo Seung. Sepertinya dari pihak bank karena Joo Seung diberitahu Ah Ran melakukan pinjaman. Joo Seung pun langsung mengamuk. Ia menjatuhkan barang2nya yang ada di meja.
Ah Ran ada di kantor Hyun Woo. Ia ingin melihat kontrak resort itu terlebih dahulu. Hyun Woo pun dengan senang hati menunjukkannya. Ah Ran terkejut melihat angka yang tertera di kontrak itu. 100 miliar! Ah Ran kemudian memberikan uang ganti rugi seperti yang dijanjikannya.
"Sepertinya kau memiliki sifat yang tidak sabaran." ucap Ah Ran.
"Untuk bekerja sama denganmu, aku juga sudah kehilangan rasa hormat yang lebih penting daripada uang. Tapi aku tidak menyesal karena bekerja denganmu membawa kegembiraan untukku." jawab Hyun Woo.
Hyun Woo lalu memberikan Ah Ran sebuah hadiah gelang kaki. Ah Ran terkejut dan bertanya bagaimana Hyun Woo bisa tahu dirinya menyukai gelang.
"Melihat bagaimana caramu berjalan, aku berpikir itu cocok untukmu." jawab Hyun Woo.
Hyun Woo lantas memakaikan gelang itu ke kaki Ah Ran. Namun tiba2 Hyun Woo terdiam. Ingatannya pun melayang ke masa2 indahnya dengan Ah Ran.
Flashback
"Besok aku akan melakukan perjalanan. Kau mau kubelikan apa?" tanya Hyun Woo.
"Bisakah kau membelikanku gelang kaki?" pinta Ah Ran.
Flashback end
Hyun Woo lantas menatap Ah Ran dan ingin mencium Ah Ran. Namun Hyun Woo mengurungkan niatnya mencium Ah Ran. Ah Ran terlihat kecewa. Hyun Woo lantas mengusir Ah Ran.
"Cepat pergi sebelum aku berubah pikiran." ucapnya.
Hyun Woo pergi menemui Julie. Ia berterima kasih karena Julie sudah memberikan surat kontrak itu. Julie pun tersenyum. Julie lalu bertanya apa yang akan mereka lakukan sekarang.
"Aku ingin membuat perusahaan furniture menggunakan desain adikmu. Bagaimana kalau kita mulai secara online tanpa toko?" jawab Hyun Woo.
"Itu ide yang bagus. Biar aku yang memikirkan nama perusahaannya. Bagaimana kalau SM Furniture?" ucap Julie.
"SM Furniture? Tidak buruk." jawab Hyun Woo.
Hyun Woo kembali ke kantornya. Ia pun terkejut melihat bungkusan di atas mejanya. Senyumnya kemudian mengembang membaca pesan yang ada di bungkusan itu.
[Jangan lupa dimakan, Jae Hee]
Ah Ran baru saja kembali ke tokonya. Ia pun heran melihat para karyawannya yang berkumpul melihat sesuatu. Seketaris Ah Ran pun memberitahu sesuatu.
"Sebuah perusahaan bernama SM Furniture muncul secara onlike. Desain mereka sama seperti desain kita. Harga yang mereka tawarkan setengah dari harga kita. Kita sudah mendapatkan pembatalan pesanan sepanjang pagi ini."
Ah Ran pun terkejut dan langsung memeriksanya sendiri. Ia terkejut melihat desain2 yang dipasang SMS Furniture.
"Siapa yang melakukan ini! Cepat selidiki perusahaan ini! SEKARANG! Beraninya mereka menggunakan desain Soul!" ucap Ah Ran.
Hyun Woo berbicara dengan seseorang di telepon.
"Soul akan menyelidiki SM Furniture. Lakukan apa yang sudah kukatakan." ucap Hyun Woo.
Di tokonya, Hyun Min juga sudah melihat desain SM Furniture. Ia pun terkejut. Ia lalu menengadahkan tangannya dan meminta katalog Soul pada Yeon Jae. Namun Yeon Jae bukannya memberikan katalog Soul, tapi malah memberikan tangannya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Hyun Min heran.
"Aku minta maaf. Tapi kau jangan marah lagi pada Ah Ran ya." jawab Yeon Jae.
"Apa kau bercanda!" dengus Hyun Min kesal.
Hyun Min pun menghempaskan tangan Yeon Jae dan mengambil katalog Soul. Mereka pun sama2 terkejut melihatnya. Mereka tidak habis pikir bagaimana desain SM Furniture bisa sama persis dengan desain Soul.
Ah Ran terkejut saat diberitahu seketarisnya kalau desainer SM Furniture bernama Jung Sang Mo. Seketaris Ah Ran yakin kalau SM Furniture sudah menjiplak desain Ah Ran. Ia pun mengusulkan menempuh jalur hukum. Namun Ah Ran menolaknya. Ah Ran melarang seketarisnya melakukan apapun sebelum ia memastikan semuanya. Seketarisnya menurut dan beranjak pergi.
"Apa yang harus kulakukan? Jika Robins mengetahui hal ini, mereka bisa memutuskan kontrak." ucap Ah Ran.
Ah Ran lantas menghubungi Hyun Woo, tapi ponsel Hyun Woo tidak aktif.
Ah Ran lalu pergi ke kantor Hyun Woo. Namun Hyun Woo sedang tidak berada di kantor. Ah Ran pun menanyakan kemana Hyun Woo pergi pada seketaris Hyun Woo.
Hyun Woo sendiri sedang makan dengan Jae Hee. Jae Hee merasa bersalah karena mereka hanya makan kue beras pedas. Hyun Woo pun berkata itu tidak masalah selama ia bisa makan dengan Jae Hee. Jae Hee pun tersenyum.
"Sudah jarang sekali melihatmu senyum seperti ini. Semuanya hampir berakhir karena kakak Jung Sang Mo." ucap Jae Hee.
"Aku merasa beban beratku sudah diangkat. Aku bisa menyelesaikan masalah resort. Dan polisi tidak akan menyelidiku lagi. Semua itu berkat dirimu." jawab Hyun Woo.
"Kenapa kau mengatakan sesuatu seperti itu? Akulah orang yang bersyukur karena kau sudah sadar dan baik2 saja." ucap Jae Hee.
Hyun Woo lalu mengajak Jae Hee nonton film. Jae Hee pun menerima ajakan Hyun Woo dengan hati senang. Mereka lalu menikmati kue beras pedas itu. Sesekali Jae Hee terlihat menggoda Hyun Woo.
Hyun Woo berjalan menuju mobilnya bersama Jae Hee. Tanpa mereka sadari, Ah Ran ada di sana dan melihat mereka. Ah Ran pun penasaran siapa wanita yang bersama Hyun Woo. Ponsel Ah Ran lalu berdering. Ah Ran mendengus kesal mengetahui siapa orang yang menelponnya.
"Ya, ayah? Ada apa?" tanya Ah Ran.
Adegan lalu berpindah pada Presdir Shin yang sedang mendamprat Ah Ran. Presdir Shin marah lantaran desain mereka yang dicuri SM Furniture. Ah Ran pun mengaku bahwa salah satu karyawannya yang mencuri desainnya.
"Seharusnya kau menangkap orang itu! Kenapa kau hanya diam saja dan tidak melakukan apa2?" bentak Presdir Shin.
"Orang itu sudah meninggal." jawab Ah Ran.
"Apa? Dia meninggal?" tanya Presdir Shin kaget.
Kepala Presdir Shin pun langsung sakit. Ah Ran meminta Presdir Shin memberinya waktu. Ia berjanji akan menyelesaikan masalah ini.
"Bagaimana kau akan menyelesaikannya? Kau sudah menandatangani kontrak dengan resort yang akan menggunakan desain itu. Bagaimana jika mereka membatalkan kontrak karena masalah ini?" tanya Presdir Shin.
"Tidak akan ada yang berubah ayah. Pabrik akan tetap berjalan dengan proyek itu." jawab Ah Ran.
"Apa kau bicara dalam mimpimu? Pabrik sudah menghubungiku dan berkata tidak akan melanjutkan proses produksi! Mereka takut kita akan bertengkar memperebutkan hak desain dan tidak mendapatkan uang. Bukankah aku sudah mengatakan sebelumnya? Jika kau menghancurkan perusahaanku, kau bukan lagi menantuku. Untuk kau ketahui, setelah putraku meninggal, aku masih bisa makan dua mangkuk nasi sebelum pergi bekerja." ucap Presdir Shin.
"Bukankah aku sudah bilang pabrik adalah tanggung jawab ayah. Jadi kenapa ayah menyalahkanku?" protes Ah Ran.
"Kau yang membuat masalah ini dan kau ingin aku yang menyelesaikannya? Jika desainmu jelas, kita akan mendapat banyak uang! Jika kau memberi mereka uang, mereka akan bekerja!"
Presdir Shin lantas beranjak pergi. Ah Ran diam saja dan hanya bisa menghela napas kesal.
Ah Ran kembali ke mobilnya. Ia pun memeriksa satu per satu buku rekeningnya. Betapa kagetnya ia melihat angka yang tertera di salah satu buku rekening yang dipegangnya.
"28 miliar? Ya, buku rekening Shin Hyun Woo. Kenapa tidak terpikirkan olehku untuk menggunakan ini?" ucap Ah Ran.
Ah Ran pergi ke bank. Ia ingin mengambil semua uang Hyun Woo. Namun sesuatu terjadi. Nomor pin yang ia masukkan salah. Ia terus mencoba berkali, namun tetap salah. Ia pun heran. Ia ingat betul nomor pin nya adalah tanggal ulang tahunnya.
"Kapan dia merubahnya? Apa yang harus kulakukan? Aku bahkan tidak bisa mengajukan pinjaman lain." ucap Ah Ran.
Jae Hee yang sudah bersiap2 untuk pulang sedang berbicara dengan Hyun Woo di telepon. Mereka berencana pergi menonton film. Selesai bicara dengan Hyun Woo, Joo Seung pun mendekati Jae Hee.
"Suster Yoon, kau sudah punya pacar?"
"Belum?"
"Aku berencana mengenalkan seseorang padamu."
Jae Hee lantas pergi. Begitu Jae Hee pergi, wajah Joo Seung langsung berubah. Ia menatap Jae Hee tajam. Ia lalu teringat saat melihat Jae Hee masuk ke mobilnya Jae Sung di depan kantor polisi.
Hyun Min ada di kamar Ah Ran. Ia mencari sesuatu di mejanya Ah Ran. Tanpa sengaja ia menemukan foto keluarga Ah Ran.
"Apa ini keluarga kakak ipar? Bukankah dia yatim piatu, tapi orang tuanya masih hidup?" ucap Hyun Min bingung.
Hyun Woo mengantarkan Jae Hee pulang. Tanpa mereka sadari, Joo Seung membuntuti mereka. Joo Seung menatap Hyun Woo dengan tajam. Hyun Woo lantas kembali melajukan mobilnya. Joo Seung pun mengikutinya.
Hyun Woo kembali ke apartemennya dan terkejut melihat Ah Ran. Ah Ran bertanya kenapa Hyun Woo tidak menjawab teleponnya seharian ini.
"Jika aku merubah desainnya, kau tidak akan berpikir untuk membatalkan kontrak kan?" tanya Ah Ran.
"Aku tidak mau desain yang lain. Aku percaya padamu. Aku berharap ini bukan pertemuan kita yang terakhir." jawab Hyun Woo.
Ah Ran pun kaget. Hyun Woo lalu beranjak pergi. Namun Ah Ran menariknya dan menciumnya. Tepat saat itu Joo Seung datang. Joo Seung syok melihat Ah Ran dan Hyun Woo berciuman.
Bersambung ke episode 10
0 Comments:
Post a Comment