“Lepaskan!”
pinta Hae Gang pada Jin Eon, namun Jin Eon diam saja sembari menatap dirinya
dalam2. Karena Jin Eon tidak merespon perkataannya, ia pun langsung mengambil
earphone nya dari telinga Jin Eon. Jin Eon pun memegang tangan Hae Gang, saat
Hae Gang hendak melepas earphone dari telinganya. Seol Ri yang menatap mereka
tak jauh dari tempat mereka berdiri pun kaget. Sedangkan Hae Gang tertegun.
Jin
Eon lalu berdiri disamping Hae Gang. Ia pun memejamkan matanya, menikmati
momennya bersama Hae Gang. Sedangkan tangannya menggenggam erat tangan Hae
Gang. Seol Ri terkejut lalu menatap tajam ke arah keduanya. Hae Gang sendiri
diam saja tangannya dipegang oleh Jin Eon. Ia tampak menikmati momennya bersama
Jin Eon.
Sekarang
Hae Gang sudah tiba di rumah Baek Seok. Namun ia tak lantas turun dari
mobilnya. Ia resah. Karena Jin Eon? Tentu saja. Ia lalu menenggelamkan wajahnya
dibalik kemudinya. Seol Ri pun muncul. Ia menatap Hae Gang dengan tajam,
sebelum akhirnya mengetuk kaca mobil Hae Gang. Saat Hae Gang menatapnya, ia pun
sedikit tersenyum. Hae Gang lantas turun dari mobilnya.
“Kau
kemana saja seharian ini di hari Minggu begini?” tanya Seol Ri.
“Aku
pergi ke kantor…”
Dan
plaaak! Seol Ri menampar Hae Gang sebelum Hae Gang selesai bicara. Hae Gang pun
terkejut, sekaligus bingung. Dengan pandangan berkaca2, Seol Ri pun berkata
akan menjaga Jin Eon bagaimana pun caranya. Hae Gang tidak akan bisa merebut Jin
Eon darinya. Tidak akan bisa. Setelah mengatakan hal itu, Seol Ri pun beranjak
pergi. Hae Gang menatap Seol Ri dengan penuh tanda tanya di kepalanya.
Jin
Eon yang masih tetap pada posisinya menatap ke samping, tempat Hae Gang berdiri
tadi. Ia pun teringat kata2 yang diucapkan Hae Gang setelah mereka resmi
bercerai. Saat itu, Hae Gang bilang tidak menyesal bertemu dengannya dan
menikah dengannya. Bahkan jika harus kembali ke usia 20 tahun, ia akan tetap
mencintainya dan menikah dengannya juga. Jin Eon pun menyesal. Menyesal atas
apa yang sudah dilakukannya.
Hae
Gang masuk ke rumah Baek Seok dengan wajah lesu. Saat teringat tamparan Seol Ri
tadi, ia pun menghela napasnya. Ia kemudian beranjak ke kamarnya. Langkahnya
lalu terhenti saat melihat Baek Seok yang duduk di depan kamarnya. Hae Gang pun
menatap Baek Seok. Saat Baek Seok menatap padanya, ia pun tersenyum.
“Kenapa?
Kenapa menatapku begitu?” tanya Baek Seok.
“Kau
menungguku?”
Baek
Seok pun mengiyakan.
“Aku
lapar.” Ucap Hae Gang lagi.
Saat
Hae Gang ingin pergi ke dapur, Baek Seok menanyakan bunyi pasal 390 hukum
perdata. Hae Gang pun menjawabnya dengan lancar, membuat Baek Seok tertegun.
Baek Seok lalu menanyakan bunyi pasal 53 hukum pidana. Hae Gang lagi2 menjawab
pertanyaan Baek Seok dengan lancar. Baek Seok pun semakin tertegun.
“Apa
ini? Kenapa kau melakukan ini? Apa ini semacam tes?” tanya Hae Gang bingung.
Dengan
wajah lesu, ia mendekati Hae Gang tanpa sedikit pun menjawab pertanyaan Hae
Gang. Hae Gang pun meminta penjelasan kenapa Baek Seok bersikap aneh seperti
itu. Baek Seok pun mengajak Hae Gang menikah karena ingatan Hae Gang tentang
pasal2 hukum sangat baik.
“Kau
mengubah topic pembicaraan, kenapa kau begini?” tanya Hae Gang.
Baek
Seok lagi2 tidak menjawab dan hanya menyuruh Hae Gang tidur. Baek Seok pun
beranjak pergi. Hae Gang menatap kepergian Baek Seok dengan tatapan aneh. Di
kamarnya, Baek Seok menatap data2 Hae Gang dengan wajah cemas. Sementara itu,
Seol Ri mengamuk di apartemennya. Ia membuang seluruh barang2nya ke lantai.
“Kalau
kau mau melupakannya ya lupakan! Aku disini, kau bilang Do Hae Gang. Aku di
sana kau bilang Do Hae Gang. Do Hae Gang! Do Hae Gang! Do Hae Gang!” teriak
Seol Ri.
Seol
Ri pun kembali mengamuk. Ia baru berhenti mengamuk saat melihat foto dirinya
bersama Jin Eon yang dipajang di meja. Dengan wajah penuh dendam, ia berkata
ini belum selesai. Seperti kata Hae Gang, ini belum selesai.
“Lihatlah,
aku akan menandingimu sebanyak mungkin seperti yang kau inginkan. Jadi
lakukanlah. Aku akan menginjak dirimu sebanyak mungkin.” ucap Seol Ri penuh
dendam.
Di
kamarnya, Tae Seok termenung memikirkan sesuatu. Tiba2, Jin Ri datang membawa
berita besar. Tapi Tae Seok diam saja. Karena Tae Seok diam saja, ia pun
menari2 di depan Tae Seok sambil mengatakan ada berita besar berkali2. Tapi Tae
Seok tetap tak bergeming.
“Kau
berpura2 tidak mendengarku atau kau memang tidak mendengarku?” ucap Jin Ri.
Jin
Ri lalu berteriak tepat di telinga Tae Seok, Yeoboooo!!!
Tae
Seok pun terkejut. Jin Ri marah, apa aku hantu? Atau aku orang2an sawah?
Mengapa kau mengabaikanku bahkan saat aku berada di sebelahmu? Apa kau tidak
menyukaiku lagi? Apa aku ini makanan menjijikkan? Kau tidak menyentuhku,
menciumku atau pun melihatku.
“Berhentilah
mengomel dan katakan berita itu.” jawab Tae Seok.
“Ada
wanita yang mirip dengan Hae Gang. Jin Eon menderita setelah melihat wanita
itu.” ucap Seol Ri.
Tae
Seok pun kaget, wanita yang mirip Hae Gang?
“Dan
yang lebih gila lagi, dia pacar kakaknya Seol Ri. Jin Eon membuat Kang Seol Ri
gila beberapa hari ini karena dia. Seol Ri datang dengan putus asa dan meminta
ibu tiri menghentikan Jin Eon.” Jawab Seol Ri.
“Apa
dia Do Hae Gang?” tanya Tae Seok.
“Kau
sudah gila? Kau yang membawa abu Do Hae Gang dari China.” Jawab Jin Ri.
Tae
Seok yang sudah melihat wanita itu pun berpikir, sementara Jin Ri terus
mengoceh. Ia berniat memanfaatkan Hae Gang untuk menghancurkan Jin Eon. Ia
berkata akan membujuk Hae Gang untuk terus mendekati Jin Eon. Mereka akan bisa
menendang Jin Eon keluar, saat Jin Eon terpikat oleh Hae Gang.
Tae
Seok tidak menanggapi ocehan Jin Ri dan terus memikirkan Dokgo Yong Gi alias
Hae Gang. Jin Ri lalu bertanya2 kenapa Jin Eon masih terus mengingat Hae Gang
setelah semua yang terjadi. Jin Ri lantas menatap Tae Seok dan bertanya
haruskah ia melakukan hal yang sama kalau mereka terpisah. Tae Seok tetap diam.
Jin
Eon mengajak ayahnya jalan2. Jin Eon bilang kebanyakan duduk tidak bagus buat
kesehatan. Presdir Choi, sambil membaca korannya, bertanya apa Jin Eon bekerja.
Jin Eon mengiyakan. Presdir Choi pun berkata tidak percaya pada Jin Eon. Jin
Eon tidak bisa dipercaya dan membuatnya cemas.
“Aku
tahu.” jawab Jin Eon.
“Kau
tidak tahu kecemasanku.” Ucap Jin Eon.
“Kalau
begitu, bawa orang itu kembali.” Pinta Jin Eon.
Presdir
Choi pun langsung menatap Jin Eon, apa maksudmu?
“Orang
itu bilang jika aku mengembangkan obat, dia akan menjualnya. Dia yang lebih
pantas menggantikan menggantikan dirimu daripada aku.” jawab Jin Eon.
“Apa
yang sebenarnya ingin kau katakan?” tanya Presdir Choi.
“Kenapa
dia menghilang tanpa jejak? Semua catatannya dihapus dan dia tidak pergi ke
China. Apa Cheon Nyeon Farmasi, kau dan Tae Seok yang membuat Hae Gang
menghilang? Jika Hae Gang pergi atas keinginannya sendiri, kau pasti sudah
menemukannya dan membawanya kembali ke tempat yang seharusnya, tapi kau hanya
diam saja, ayah.” jawab Jin Eon.
“Jadi
kau yang mengambil passport Hae Gang dari laciku?” tanya Presdir Choi.
“Apa
maksud ayah passport Hae Gang?” tanya Jin Eon balik.
“Jadi
bukan kau yang mengambilnya?”
“Kenapa
passport Hae Gang ada padamu? Apa yang terjadi pada Hae Gang. Ceritakan semua
padaku, ayah.” pinta Jin Eon.
“Aku
tidak tahu, tapi suatu hari pasportnya dan pena yang kuberikan padanya tiba2
kembali padaku.” Ucap Presdir Choi.
Di
depan kantor Presdir Choi, salah satu klien Baek Seok melakukan demo seorang
diri terkait efek samping Pudoxin.
Jin Eon yang baru saja tiba di kantornya, diberitahu oleh Manajer Byeon kalau seseorang sudah menunggu Jin Eon. Jin Eon pun bertanya siapa orang itu. Wajah Jin Eon pun langsung berubah saat Manajer Byeon mengatakan dia adalah calon istri Jin Eon. Jin Eon pun bergegas masuk ke ruangannya.
Jin Eon yang baru saja tiba di kantornya, diberitahu oleh Manajer Byeon kalau seseorang sudah menunggu Jin Eon. Jin Eon pun bertanya siapa orang itu. Wajah Jin Eon pun langsung berubah saat Manajer Byeon mengatakan dia adalah calon istri Jin Eon. Jin Eon pun bergegas masuk ke ruangannya.
Seol
Ri memberikan Jin Eon teh gingseng agar perut Jin Eon terasa baikan. Jin Eon
pun bertanya apa Seol Ri mendengarnya dari Hyun Woo. Seol Ri pun mengakui ia
menanyakannya pada Hyun Woo. Seol Ri beralasan karena ia tidak bisa
menanyakannya langsung pada Jin Eon, jadi itulah kenapa ia menanyakannya pada
Hyun Woo dan Hyun Woo bilang Jin Eon mabuk semalam, jadi ia datang membawakan
the gingseng. Namun Jin Eon diam saja.
“Aku
minta maaf atas sikapku kemarin. Aku berharap bisa sedikit melupakanmu, tapi
aku tidak bisa. Benar2 tidak bisa. Kang Seol Ri benar2 bodoh.”ucap Seol Ri
Jin
Eon pun tertegun mendengarnya dan langsung menatap Seol Ri.
“Choi
Jin Eon lebih bodoh.” Ucap Seol Ri.
Seol
Ri lalu mengaku dirinya datang karena merindukan Jin Eon.
“Aku
bisa gila jika tidak melihatmu. Kau tahu kan aku mencintaimu? Kau mungkin akan
membalas cintaku. Cintaku yang hangat mungkin akan mencairkan hatimu yang beku.
Aku menantikannya setiap saat, selama 4 tahun. Aku pasti bisa memilikimu. Aku
akan memilikimu. Aku percaya padamu. Aku juga percaya pada cintaku. Cintaku
lebih kuat daripadaku.” Ucap Seol Ri.
“Kang
Seol Ri, aku ingin mengatakan sesuatu.” Jawab Jin Eon.
Seol
Ri yang sudah tahu apa yang mau dikatakan Jin Eon pun tidak mau mendengarnya.
Ia berusaha mengulur2 waktu. Ia meminta Jin Eon mengatakannya nanti saja. Jin
Eon pun setuju. Ia mengajak Seol Ri bertemu nanti malam. Tapi Seol Ri lagi2
membuat alasan untuk menghindari Jin Eon. Ia bilang malam nanti dirinya ada
janji dan ia tidak bisa membatalkan janjinya. Seol Ri pun buru2 pergi. Jin Eon
yang tahu Seol Ri menghindarinya hanya bisa menghela napas.
Hae
Gang menjelaskan tentang pudoxin pada Baek Seok. Ia berkata, mereka mulai
menjual Pudoxin pada tahun 2010. Penjualan Pudoxin lebih dari 200 miliar won
selama 5 tahun. Mereka terus memproduksi obat generic. Pudoxin adalah merek
pertama yang mereka hasilkan sendiri. Puduxin adalah obat pertama yang mereka
hasilkan, sehingga makna dari obat ini sangat besar. Karena itulah, mereka
tidak bisa membiarkan citra mereka rusak…”
Di
belakang, Baek Seok sama sekali tidak mendengarkan penjelasan Hae Gang. Ia
menatap Hae Gang dengan pandangan kosong. Hae Gang terus menjelaskan soal Pudoxin.
Wajahnya pun berubah saat menyebutkan nama Tae Seok, Jin Ri dan Jin Eon sebagai
orang yang berada di balik kesuksesan Pudoxin.
Baek
Seok teringat kata2 Jin Eon.
“Wanita
yang bersamamu bukan Dokgo Yong Gi, tapi istriku.”
Hae
Gang pun mengambil napas, untuk menenangkan hatinya. Setelah itu, ia berbalik
menatap Baek Seok dan berkata akan melakukannya sendiri jika Baek Seok tidak
mau membantu Moon Tae Joon. Namun Baek Seok menanyakan hal ini. Ia menanyakan
10 ribu keping puzzle yang pernah dikatakan Hae Gang. Ia berkata, tempatnya
yang salah. Hae Gang pun terheran2 dengan ucapan Baek Seok. Melihat keheranan
Hae Gang, Baek Seok pun mengganti topic pembicaraan dengan Pudoxin.
Tae
Seok datang, ia terkejut saat melihat Hae Gang. Baek Seok yang mengenali Tae
Seok sebagai salah satu direktur Cheon Nyeon Farmasi pun terkejut dengan
kedatangan Baek Seok. Hae Gang juga terkejut saat mengetahui siapa Baek Seok.
Baek Seok terus menatap Hae Gang. Pandangannya tak pernah lepas sedikit pun
dari Hae Gang.
“Siapa
namamu?” tanya Baek Seok pada Hae Gang.
Walaupun
merasa aneh, Hae Gang tetap menjawab pertanyaan Baek Seok. Ia mengenalkan
dirinya sebagai Dokgo Yong Gi. Tae Seok pun terkejut.
“Dia
bukan Do Hae Gang tapi Dokgo Yong Gi? Kenapa dia bisa di sini? Bagaimana
keduanya bisa begitu mirip?” batin Tae Seok.
Tae
Seok lalu memperkenalkan dirinya, namaku Min Tae Seok. Kau tidak mengenaliku?
“Mengenalimu?
Apa kau mengenalku?” tanya Hae Gang aneh.
“Kau
dulu bekerja di pabrik kami.” Jawab Tae Seok.
“Aku
bekerja di Cheon Nyeon Farmasi?” tanya Hae Gang kaget.
Wajah
Baek Seok mulai menegang. Tae Seok pun melirik Baek Seok. Seolah mengerti apa
yang dipikirkan Baek Seok, Tae Seok pun langsung meralat ucapannya. Ia berkata
salah mengenali orang. Baek Seok lantas memperkenalkan diri sebagai kakak Seol
Ri.
Seol
Ri mendatangi rumah Hae Gang. Seperti yang dibilang Jin Ri, ia ingin mencari
tahu semuanya. Nyonya Kim yang baru keluar dari rumah, terkejut melihat Seol
Ri. Seol Ri pun berkata dirinya datang untuk meminta maaf. Nyonya Kim menatap
tajam Seol Ri. Seol Ri lalu menanyakan Do Hae Gang. Ia beralasan ingin meminta
maaf pada Hae Gang. Nyonya Kim pun pingsan karena tidak bisa menahan emosinya.
Seol Ri panic melihat Nyonya Kim pingsan.
“Jadi
kau datang ke sini karena Pudoxin? Kau ingin menyogok Pengacara Baek? Aku harap
kau tidak mencampurkan urusan bisnis dan masalah pribadi.” Ucap Hae Gang sinis
pada Tae Seok.
Tae
Seok pun bingung, Pudoxin?
“Kami
mengajukan gugatan atas kasus Moon Tae Joon.” Jawab Hae Gang.
Tae
Seok terkejut. Hae Gang pun menyuruh Tae Seok pergi jika Tae Seok datang untuk
membicarakan itu. Baek Seok menyela Hae Gang. Ia menyuruh Hae Gang pergi. Hae
Gang pun menurut dan beranjak pergi. Sementara Tae Seok masih terlihat kaget.
Seol
Ri yang masih berdiri di depan pagar berusaha menyadarkan Nyonya Kim. Namun
Nyonya Kim tak kunjung sadar. Karena Nyonya Kim tak kunjung sadar, Seol Ri pun
berniat menelpon ambulance. Tepat saat itu, Gyu Seok datang. Awalnya Gyu Seok
heran melihat kedatangan Seol Ri, namun ia terkejut ketika melihat Nyonya Kim
yang tergeletak di tanah. Gyu Seok pun langsung membawa Nyonya Kim ke dalam.
“Apa
ada yang bisa kubantu? Haruskah aku memberinya segelas air?” tanya Seol Ri
cemas melihat Gyu Seok yang sedang memeriksa Nyonya Kim.
“Tidak
perlu, kesadarannya akan segera kembali jika kita meletakkan sesuatu di
mulutnya.” Jawab Gyu Seok sembali menyelimuti Nyonya Kim.
“Kenapa
dia bisa begini? Aku harus tahu agar bisa memberi pengobatan padanya.” Tanya
Gyu Seok.
Dengan
wajah tertunduk, Seol Ri pun berkata Nyonya Kim syok setelah melihatnya.
Sementara itu Tae Seok terkejut saat Baek Seok memberitahunya tentang Hae Gang
yang hilang ingatan. Baek Seok pun meminta Tae Seok merahasiakan perlakukan
buruk yang diterima Yong Gi saat bekerja di Cheon Nyeon Farmasi. Baek Seok
bilang tidak ingin Yong Gi mengetahuinya. Tae Seok pun setuju merahasiakan hal
itu dari Yong Gi. Baek Seok lalu menanyakan tentang kematian Hae Gang. Tae Seok
pun berkata dia sendiri yang membawa abu Hae Gang. Baek Seok lalu menanyakan
rumah abu Hae Gang.
Seol
Ri menarik napas lega saat Gyu Seok bilang Nyonya Kim baik2 saja. Seol Ri
lantas mengorek informasi tentang keberadaan Hae Gang. Gyu Seok pun mengusir
Seol Ri. Seol Ri tidak mau pergi. Ia berkata akan pergi setelah Gyu Seok
menjawab pertanyaannya. Ia bertanya dimana Hae Gang.
“Dia
meninggal?” jawab Gyu Seok.
“Apa?
Kau bilang apa? Dia meninggal?” tanya Seol Ri syok.
Seol
Ri keluar dari rumah Hae Gang dengan wajah syok. Ia bahkan harus berpegangan
saat menuruni tangga teras rumah Hae Gang. Seol Ri lalu terduduk lemas di anak
tangga. Tangisnya pun pecah. Tanpa disadarinya, Gyu Seok melihatnya menangis di
belakang dengan wajah bingung.
Hae
Gang membantu Moon Tae Joon menyuarakan efek samping Pudoxin.
Hyun
Woo, dengan wajah syok nya, menemui Jin Eon. Ia memberitahu Jin Eon tentang dua
orang yang berdemo ttg efek samping Pudoxin. Jin Eon terkejut sekaligus heran
mendengarnya. Begitu Hyun Woo memberitahu salah satu pendemo adalah Hae Gang,
Jin Eon langsung beranjak keluar.
Jin
Eon dan Hyun Woo menatap Hae Gang di belakang. Sementara Hae Gang tak sadar ada
Jin Eon di belakangnya. Hyun Woo berkata Hae Gang bukanlah Hae Gang. Hae Gang
tidak mungkin melakukan itu. Meskipun ingatannya hilang, Hae Gang tidak mungkin
berubah sedrastis itu.
Jin
Eon lantas mendekati Hae Gang. Hae Gang mengira Jin Eon akan memanggil polisi
untuk mengusirnya. Jin Eon pun melepaskan jasnya, dan memakaikan jasnya ke
tubuh Hae Gang. Hae Gang pun teringat saat Seol Ri menampar dirinya. Teringat
hal itu, Hae Gang langsung mencampakkan jas Jin Eon.
“Sampai
kapan kau akan melakukan ini?” tanya Jin Eon.
Namun
Hae Gang diam saja. Tae Joon lah yang menyahut. Jin Eon pun memberikan kartu
namanya pada Tae Joon. Ia menyuruh Tae Joon menemuinya setelah selesai berdemo.
Hae Gang pun berkata tidak akan mau berdamai dengan Cheon Nyeon Farmasi,
meskipun disogok dengan uang. Ia pun langsung tertegun saat Jin Eon bilang
tidak akan melakukannya.
Seol
Ri pergi ke kantor polisi. Berbekal passport Hae Gang, ia mencari Hae Gang. Ia
melaporkan Hae Gang sebagai orang hilang. Polisi terkejut saat Seol Ri bilang
Hae Gang sudah menghilang selama 4 tahun. Seol Ri lalu menunjukkan passport Hae
Gang pada polisi. Ia pun terkejut saat polisi berkata Hae Gang sudah meninggal
4 tahun yang lalu.
Seol
Ri keluar dari kantor polisi dengan wajah terkejut. Ia lalu menatap ke arah
langit dan… menarik napas lega.
Sementara itu, Baek Seok pergi ke rumah abu Hae Gang. Ia pun lega karena mengira Hae Gang sudah benar2 meninggal.
Sementara itu, Baek Seok pergi ke rumah abu Hae Gang. Ia pun lega karena mengira Hae Gang sudah benar2 meninggal.
Hae
Gang pergi menemui Jin Eon. Manajer Byeon yang mengira Hae Gang adalah Yong Gi
pun kaget. Ia merasa terganggu dengan kehadiran Hae Gang yang dikiranya Yong
Gi. Sementara rekannya yang lain (aku tidak tahu namanya) yang mengenali siapa
Hae Gang juga terkejut dan bertanya kenapa Hae Gang bisa ada di sana. Tepat
saat itu, Jin Eon datang dan mengajak Hae Gang masuk ke ruangannya.
Hae
Gang menyuruh Jin Eon untuk segera melakukan penyelidikan. Ia berkata ada 8
kasus patah tulang dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Jin Eon pun menghela
napas. Melihat reaksi Jin Eon, Hae Gang pun kaget.
“Jadi
kau benar2 tidak tahu?” tanya Hae Gang.
“Perusahaan
Tae Joon akan kembali normal besok. Penyelidikan yang kau minta tidak akan
semudah itu dilakukan. Jadi aku minta kau memberiku sedikit kelonggaran.” Jawab
Jin Eon.
“Kau
ingin kami menunda gugatan?” tanya Hae Gang.
“Dan
berhentilah berdemo.” Jawab Jin Eon.
“Aku
tidak percaya padamu atau perusahaanmu. Kami akan tetap mengajukan gugutan
sesuai rencana dan melakukan demo setiap hari.” Ucap Hae Gang.
Hae
Gang pun beranjak pergi, namun Jin Eon melarang Hae Gang pergi. Hae Gang
mendengus kesal. Ia lalu menyuruh Jin Eon memeriksakan diri dokter. Jin Eon pun
memberitahu Hae Gang, tentang tahi lalat di pergelangan tangan Hae Gang, di
leher Hae Gang dan bokong Hae Gang.
Mendengar
itu, Hae Gang semakin marah. Saat Hae Gang berteriak memanggil namanya, Jin Eon
pun tertegun. Jin Eon lalu mendekati Hae Gang dan meminta Hae Gang meneriakkan
namanya sekali lagi. Hae Gang pun langsung menutupi wajahnya dengan papan
demonya.
“Jangan
mendekat! Harus berapa kali kukatakan aku bukan istrimu!” teriak Hae Gang.
Ingatan
Jin Eon pun melayang ke masa lalu. Saat dirinya masih pacaran dengan Hae Gang.
Saat itu keduanya berada di perpustakaan. Dengan wajah bosan, Jin Eon
memperhatikan Hae Gang yang serius belajar. Begitu ada kesempatan, ia pun naik
ke atas meja dan mencium Hae Gang.
“Hei!
Choi Jin Eon!” teriak Hae Gang kala itu.
Flashback
end—Hae Gang yang penasaran karena tidak mendengar suara Jin Eon, akhirnya
menatap Jin Eon. Dan ia pun mendengus kesal melihat Jin Eon tersenyum padanya.
Ia mengomeli Jin Eon. Namun Jin Eon yang larut dalam kenangannya bersama Hae
Gang, terus tersenyum. Hae Gang pun terus mengomel, mengatakan dirinya bukan
lah istri Jin Eon.
Tiba2
saja, Jin Eon mencium bibir Hae Gang. Hae Gang pun berhenti mengomel seketika.
Ia terkejut Jin Eon mencium bibirnya. Adegan berikutnya, Hae Gang menampar Jin
Eon. Hae Gang lalu pergi meninggalkan ruangan Jin Eon dengan wajah kesal.
Bersambung ke part 2
0 Comments:
Post a Comment