Joo Seung menggendong Ah Ran ke kasur. Tepat saat ia hendak mencium Ah Ran, Hyun Woo datang. Hyun Woo terkejut melihat istrinya ada di ranjang bersama Joo Seung. Ah Ran dan Joo Seung juga kaget dengan kehadiran Hyun Woo.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Hyun Woo dengan wajah marah. Yang ditanya diam saja dan terlihat tegang. Hyun Woo pun marah dan mengulangi pertanyaannya. Di tengah kepanikannya, Ah Ran melihat pecahan gelas di lantai. Ah Ran pun bangkit dan menginjak pecahan gelas itu. Darah pun mengalir deras dari telapak kakinya.
"Joo Seung hanya membantuku. Kakiku terluka." ucap Ah Ran sambil menahan sakit di kakinya.
Melihat darah di telapak kaki Ah Ran, Hyun Woo dan Joo Seung pun khawatir. Hyun Woo lantas menggendong Ah Ran dan berniat membawa Ah Ran ke klinik. Joo Seung dan Ah Ran menarik napas lega karena Hyun Woo mempercayai kata2 Ah Ran.
Hyun Woo memapah Ah Ran keluar dari klink. Joo Seung mengikuti mereka di belakang. Hyun Woo lalu mengucapkan terima kasih karena Joo Seung sudah menolong istrinya. Ia berkata tidak tahu apa yang akan terjadi jika Joo Seung tidak ada.
"Terima kasih untuk apa? Aku tidak melakukan hal yang besar." jawab Joo Seung sembari tersenyum.
Joo Seung lalu menatap Ah Ran dan bertanya keadaan Ah Ran.
"Aku sudah tidak apa. Terima kasih atas bantuanmu." jawab Ah Ran.
Hyun Woo kemudian pamit. Ia membantu Ah Ran masuk ke mobil. Joo Seung dan Ah Ran kembali bertatapan. Hyun Woo tidak menyadari hal itu. Joo Seung mengangguk pada Ah Ran. Setelah itu, Ah Ran pun pergi bersama Hyun Woo.
Hyun Woo bernyanyi di kafe dengan penuh penghayatan. Bayangan Ah Ran menari2 di otaknya. Matanya kemudian berkaca2. Ia terus menyanyikan lagu itu sampai selesai.
Presdir Shin membuka matanya dan mendapati istrinya sudah tertidur pulas. Karena sang istri tanpa selimut, ia pun bangun dan menyelimuti istrinya. Presdir Shin lalu membuka ponselnya dan terkejut membaca pesan di ponselnya. Pesan itu berisi tentang kecelakaan yang menewaskan orang tua Ah Ran.
"Apa yang terjadi? Mereka sudah mati. Seharusnya tidak ada yang ingat kejadian itu." batin Presdir Shin.
Nyonya Jo terbangun. Presdir Shin pun terkejut setengah mati. Nyonya Jo bertanya apa Presdir Shin mimpi buruk? Tapi yang ditanya malah sewot. Presdir Shin pun kembali membaringkan tubuhnya dan membelakangi sang istri. Sementara itu, Ah Ran berdiri di depan kamar mereka dengan wajah marah.
"Dia orang yang sudah membunuh orang tuaku! Kenapa dia melakukan itu!" batin Ah Ran.
Paginya, Presdir Shin membahas soal pesan itu dengan Hyun Ji. Ia bertanya pada Hyun Ji apakah ada cara lain untuk mengetahui si pengirim pesan? Hyun Ji pun berkata sang ayah harus mengecek ke perusahaan telekomunikasi untuk mengetahuinya. Presdir Shin pun menyuruh Hyun Ji mengeceknya.
Joo Seung sedang bermain tennis ketika Ah Ran datang. Ah Ran terlihat cantik dengan dress hitam dan kacamata hitamnya. Joo Seung menghampiri Ah Ran dan bertanya bagaimana bisa Ah Ran datang ke sana?
"Aku bilang akan ke rumah sakit untuk membersihkan lukaku." jawab Ah Ran.
"Itu artinya Hyun Woo hampir mengantarmu ke rumah sakit?" tanya Joo Seung.
"Aku takut dia mengikutiku jadi aku meninggalkan catatan dan pergi diam2." jawab Ah Ran.
Joo Seung tersenyum.
"Bagaimana suasana rumah itu? Apa Presdir dan istrinya masih terlihat sama?" tanya Joo Seung.
"Ayah masih belum curiga padanya karena ibu bermain aman. Tapi tunggu lah. Aku akan mengacaukan keluarga itu dan menghancurkan mereka dalam sekali pukulan." jawab Ah Ran.
"Lakukan dengan baik." ucap Joo Seung.
"Aku berencana mengambil rumah yang mereka tempati sekarang dan membuat perusahaan menjadi atas namanya." jawab Ah Ran.
"Lakukan semuanya pelan2." ucap Joo Seung.
Joo Seung lalu menunjukkan berita Presdir Hwang di koran dengan headline Pasar Ponsel Eropa, Perusahaan Korea Dibawah Todongan Senjata. Disaat yang sama, Presdir Shin juga sedang membaca berita itu. Presdir Shin yakin pernah melihat sosok Presdir Hwang sebelumnya. Hyun Ji yang lewat di belakang ayahnya pun melihat berita itu dan memberitahu ayahnya kalau Presdir Hwang sahabat ayah Ah Ran.
"Pantas saja aku merasa pernah melihatnya." ucap Presdir Shin.
Presdir Shin lalu menatap Hyun Woo, kalau begitu berarti sahabat ayah menantuku adalah Presdir Myeongsung Electronic?
"Mereka berteman dekat." jawab Hyun Woo.
"Jadi Hyungsoo-nim memiliki hubungan dekat dengan orang kaya itu?" ucap Hyun Min tidak percaya.
"Kalau begitu kau harus menjaga istrimu dengan baik. Dia memiliki masa depan yang cerah untukmu." jawab Presdir Shin.
"Aku ke atas dulu. Ah Ran seharusnya sudah kembali dari rumah sakit." ucap Hyun Woo lalu beranjak menuju kamarnya.
Ah Ran baru saja tiba di rumahnya. Begitu turun dari mobil, tiba2 dua orang pria mendekatinya dan menyeretnya masuk ke dalam sebuah mobil. Mobil itu lalu pergi membawa Ah Ran. Si pemilik mobil, Presdir Jang. Presdir Jang bertanya, kau yang melakukannya kan Joo Ah Ran?
"Apa yang kau bicarakan Presdir Jang? Kenapa kau bersikap seperti ini. Aku tidak mengerti." jawab Ah Ran tenang.
"Yang membocorkan rahasia perusahaanku pada Presdir Hwang, itu kau kan Joo Ah Ran." ucap Presdir Jang.
"Aku benar2 minta maaf. Meskipun aku bisa menjual apapun, tapi aku tidak akan pernah menjual rahasia orang lain." jawab Ah Ran.
Presdir Jang marah dan mencengkram lengan Ah Ran. Ia berkata tidak ada seorang pun yang bisa mencuri memory card nya selain Ah Ran.
Ah Ran pun marah, apakah aku punya alasan, mengorban hidupku dengan mencuri rahasia untuk Presdir Hwang?
Presdir Jang habis kesabaran dan menjambak rambut Ah Ran. Ia berkata bisa menghancurkan ikan kecil seperti Ah Ran hanya dengan jarinya.
"Jika membunuhku dapat membalaskan dendammu maka lakukanlah! Tapi jika kau ingin tahu bagaimana Presdir Hwang mendapatkan informasi Saemi, kau bisa menggunakanku. Kau dapat membunuhku kapan pun yang kau inginkan." jawab Ah Ran tanpa rasa takut sedikit pun.
Presdir Jang akhirnya melepaskan cengkramannya.
Sementara itu Hyun Woo menunggu diluar dengan perasaan cemas. Ia takut terjadi sesuatu pada Ah Ran. Tak lama, Ah Ran datang dan menutup mata Hyun Woo dari belakang. Dengan lembut, Ah Ran bertanya apa Hyun Woo menunggunya?
"Apa yang terjadi? Kenapa kau pergi tanpa mobilmu?" tanya Hyun Woo.
"Itu karena kakiku masih sakit, aku tidak berani mengemudi. Jadi aku pergi dengan taksi." jawab Ah Ran.
"Lalu kenapa kau pergi sendirian?" tanya Hyun Woo.
"Aku tidak tega membangunkanmu." jawab Ah Ran.
Ah Ran lalu mencium pipi Hyun Woo. Setelah itu ia mengajak Hyun Woo masuk.
Ah Ran sedang bicara dengan Presdir Shin di kamar. Presdir Shin meminta bantuan Ah Ran. Ah Ran pun berjanji akan menelpon orang tuanya di luar negeri jika Presdir Shin membutuhkan bantuan. Presdir Shin pun menarik napas lega. Ia lalu meminta Ah Ran menjaga rahasia ini dari Hyun Woo. Kalau sampai Hyun Woo tahu dirinya meminjam uang Ah Ran, masalah akan menjadi rumit.
Presdir Shin lalu beranjak keluar dari kamar. Wajah Ah Ran pun langsung berubah penuh kebencian saat menatap foto Presdir Shin dan Nyonya Jo. Ah Ran lalu beranjak dan melihat foto itu dari jarak dekat.
Sekarang Ah Ran bicara dengan Hyun Woo dan Nyonya Jo di taman dengan wajah sedih. Ah Ran mengaku pernikahannya ditentang oleh orang tuanya dan sejak itu orang tuanya tidak lagi memberikannya uang.
"Tapi ini kali pertama ayah meminta bantuanku, aku tidak ingin mengecewakannya." ucap Ah Ran lagi.
Hyun Woo pun kesal, kau tidak perlu melakukannya. Jika kau melakukannya, aku akan sangat marah! Biar aku yang bicara pada ayah.
Ah Ran pun melarangnya. Ah Ran berkata sudah berjanji pada Presdir Shin untuk tidak mengatakan hal ini pada Hyun Woo.
"Kenapa ayahmu melakukan ini? Aku benar2 tidak mengerti." ucap Nyonya Jo.
"Ayahmu membutuhkan uang 3 milyar. Aku benar2 takut pada ayah." jawab Ah Ran kali ini sambil menangis.
"Apa? 3 milyar?" ucap Nyonya Jo kaget.
"Ibu, ayo lakukan ini. Karena uang itu untuk ayah, maka uang itu harus berasal dari aset ayah. Ambil apartemen atas nama Hyun Min dan rumah ini atas namamu. Kumpulkan uang dan berikan padanya." jawab Hyun Woo.
"Kita tidak bisa melakuannya." ucap Nyonya Jo.
"Tidak ada jalan lain." jawab Hyun Woo.
Ah Ran pun tersenyum licik.
Hyun Woo memberikan uang yang dipinjamnya dari bank dengan menjaminkan apartemen dan rumahnya kepada Ah Ran. Ah Ran pun mengambil uang itu seraya meminta maaf pada Hyun Woo. Hyun Woo berkata dirinya lah yang seharusnya meminta maaf pada Ah Ran. Ah Ran kemudian mengajak Hyun Woo mendaftarkan pernikahan mereka.
Usai mendaftarkan pernikahan, Ah Ran langsung pergi menemui Presdir Shin. Presdir Shin menyambut Ah Ran dengan sangat baik. Ah Ran berkata dia sudah mengontak orang2nya di Amerika dan mereka setuju memberi pinjaman. Ah Ran juga bilang tadinya mereka ingin meminjamkan 5 miliar, tapi Ah Ran menolak. Menurut Ah Ran itu terlalu banyak.
Ah Ran lalu menghasut Presdir Shin untuk memberikannya asuransi dengan jaminan toko yang dipegang Hyun Min. Presdir Shin awalnya keberatan, tapi akhirnya ia setuju. Ah Ran pun tersenyum senang. Ah Ran lalu memberitahu Presdir Shin kalau uangnya akan ditransfer besok pagi.
Tiba2 seketaris Presdir Shin masuk menyampaikan kiriman untuk Presdir Shin. Presdir Shin pun bingung karena tidak tertera identitas si pengirim. Namun Presdir Shin tetap membuka bingkisannya. Begitu dibuka, ia kaget karena isinya foto ayah Ah Ran.
"Ayah, ada apa?" tanya Ah Ran berpura2.
"Buang itu! Buang!" teriak Presdir Shin.
Ah Ran tersenyum puas melihat ketakutan di wajah Presdir Shin. Sayang, Presdir Shin tak melihat senyum 'evil' menantunya itu. Ah Ran lalu keluar dan menyuruh Seketaris Kang menemani Presdir Shin. Ah Ran berkata, sepertinya terjadi sesuatu dengan Presdir Shin.
Seketaris Kang pun bergegas menemui Presdir Shin. Setibanya di dalam, ia langsung ditugaskan Presdir Shin mencari pria bernama Joo Chul Min.
"Dia meninggal 25 tahun yang lalu. Cari tahu apa dia masih hidup atau tidak. Cari tahu juga tentang keluarga atau sahabatnya." suruh Presdir Shin.
Hyun Ji sedang mencari tahu siapa yang mengirimi ayahnya pesan ancaman. Ia pun kaget saat petugas mengatakan si pengirim pesan bernama Jo Kyung Hee. Si petugas juga memberikan catatan telepon Presdir Shin. Hyun Jin pun bertanya2 apa mungkin ibunya menggunakan nomor lain.
Presdir Shin menghubungi Hyun Ji. Ia ingin tahu siapa yang mengiriminya pesan teror itu. Hyun Ji pun mengaku tidak bisa menemukan siapa yang mengirim pesan itu. Presdir Shin marah dan menutup telepon begitu saja. Hyun Ji pun pusing.
"Apa yang harus kulakukan? Orang yang mengancam ayah adalah ibu. Dan kenapa ibu melakukannya?" ucap Hyun Ji bertanya2.
Joo Seung sedang di kliniknya. Ia pun kaget ketika Ah Ran datang menghampirinya. Ah Ran pun duduk di ranjang pasien dan memberikan uang dari Hyun Woo tadi. Dengan wajah yang sumringah, Ah Ran berkata Hyun Woo yang memberikan uang itu padanya. Ah Ran juga memberitahu soal Presdir Shin yang memberikan toko yang dikelola Hyun Min sebagai asuransi.
"Jika kita bisa mengubah perusahaan menjadi nama Hyun Woo, Shin Woo Sub akan stress." ucap Ah Ran licik.
Ah Ran lalu meminta Joo Seung mengurus pentrasferan uang tersebut ke rekening Presdir Shin. Joo Seung tersenyum dan berkata hal itu tidaklah sulit karena ia memiliki rekening di USA. Joo Seung kemudian memeluk erat Ah Ran. Ia bertanya bagaimana perasaan Ah Ran.
"Karena aku memilikimu, perasaanku jauh lebih baik." jawab Ah Ran.
Ah Ran lalu mengajak Joo Seung melihat2 rumah sakit. Joo Seung menolak, ini bukan waktunya. Tunggu lah sebentar lagi.
"Apa kau tidak mau menggunakan uang Presdir Shin? Kita bisa membeli rumah sakit dengan uang ini." jawab Ah Ran.
Hyun Min tiba di tokonya dan langsung disambut Yeon Jae. Yeon Jae memberikan resume-nya seperti yang diminta Hyun Min kemarin. Yeon Jae lalu mengusap2 bibir gelas minumannya dengan kaosnya, kemudian memberikannya pada Hyun Min.
(Wkwkwkwk, Hyun Min ampe bengong disuruh minum bekasan dia)
"Juga ini, tolong kirimkan Tiffany Sofa ke alamat ini." ucap Yeon Jae sambil menyerahkan selembar kertas pada Hyun Min.
Yeon Jae juga memberikan biayanya. Hyun Min terheran2.
"Tiffany Sofa? Apa kau tahu berapa biayanya? Pengangguran sepertimu ingin membeli sofa yang harganya lebih dari 20 milyar won? Kau benar2 sesuatu." ucap Hyun Min.
"Bukan untukku, tapi untuk pelanggan disini. Karena tidak ada seorang pun di sini, jadi aku tidak punya pilihan lain selain menerimanya. Sekali pelanggan datang, aku tidak akan membiarkan mereka pergi. Itulah mottoku." jawab Yeon Jae.
Ah Ran dan Joo Seung sedang melihat2 sebuah rumah sakit. Ah Ran berkata, rumah sakit ini cukup bersih. Tidak buruk juga. Aku menyukainya.
"Kau cukup sibuk dengan urusanmu. Fokuskan dirimu pada satu hal." jawab Joo Seung.
"Kau tidak tahu? Dalam hidupku, kau sama pentingnya dengan rencana balas dendamku." ucap Ah Ran.
"Cepat tandatangani kontrak dengan pemilik rumah sakit." ucap Ah Ran lagi.
Mereka pun masuk ke dalam dan berpapasan dengan Jae Hee yang mengantarkan pasiennya keluar.
Hyun bersaudara duduk di sebuah restoran. Hyun Woo kaget saat Hyun Ji memberitahunya kalau orang yang mengirimkan pesan ancaman ke ayah mereka tak lain dan tak bukan adalah ibu mereka. Hyun Min pun mengerti kenapa ibunya melakukan itu.
"Ibu juga manusia, dia pasti sudah tidak tahan dan ingin membalas dendam atas sikap ayah." ucap Hyun Min.
Berbeda dengan Hyun Min, Hyun Woo tidak percaya ibunya melakukan itu. Hyun Ji pun bertanya apa yang harus mereka lakukan. Ia cemas kalau ayah mereka akan mengetahuinya. Hyun Woo pun menyuruh adik2nya merahasiakan hal ini sampai mereka menemukan jalan keluarnya.
Ah Ran tidak percaya ketika Hyun Woo memberitahu siapa yang mengirim pesan teror itu pada ayah. Hyun Woo pun berkata mungkin ibunya terluka lebih dari yang mereka bayangkan. Ah Ran lalu memeluk Hyun Woo. Dengan wajah innocent, ia bertanya apa yang harus mereka lakukan. Ia juga berkata tidak tega melihat Hyun Woo terluka seperti itu. Hyun Woo pun menggenggam tangan Ah Ran dan meminta Ah Ran tetap berada di sisinya.
"Hyun Woo-ssi, seandainya aku yatim piatu, tidak berpendidikan dan tidak punya apa2, apa kau masih mencintaiku?" tanya Ah Ran.
Hyun Woo pun tersenyum dan berkata ia jatuh cinta pada Ah Ran karena pribadi Ah Ran.
"Kalau begitu, mulai sekarang, bagiku, kau adalah Romeo yang mencintai hati." ucap Ah Ran lagi sambil meraih ponselnya..
Ah Ran pun mengubah nama Hyun Woo di ponselnya menjadi Romeo yang mencintai hati.
"Lalu dirimu?" tanya Hyun Woo.
"Aku...." Ah Ran pun berpikir sejenak, "... aku adalah Juliet si pencuri hati."
"Romeo dan Juliet tidak berakhir bahagia karena keluarga mereka bermusuhan." ucap Hyun Woo.
"Tapi keduanya saling mencintai." jawab Ah Ran.
Dengan wajah super manja, Ah Ran meminta Hyun Woo mengubah namanya menjadi Juliet si pencuri hati. Hyun Woo tersenyum dan memberikan ponselnya pada Ah Ran. Ah Ran pun mengubah namanya di ponsel Hyun Woo menjadi Juliet si pencuri hati.
Nyonya Jo termenung sendirian dalam kegelapan. Entah apa yang membuatnya resah. Beberapa saat kemudian, Nyonya Jo pun bangkit dari duduknya. Dan ia terkejut oleh lampu yang dinyalakan oleh Hyun Min. Hyun Min dan Hyun Ji baru pulang. Saking kagetnya Nyonya Jo menjatuhkan ponselnya ke sofa. Hyun Min dan Hyun Ji pun menatap sang ibu penuh kecurigaan.
Kekagetan mereka pun semakin bertambah ketika mendengar suara ribut2 yang berasal dari kamar. Nyonya Jo pun bergegas ke kamarnya, diikuti oleh kedua anaknya. Presdir Shin mengamuk. Ia membanting seisi kamar.
"Siapa yang berani bermain2 denganku?! Aku harus menangkap orang itu! Harus!" teriak Presdir Shin.
Nyonya Jo ketakutan. Sedangkan Hyun Min dan Hyun Ji tampak khawatir.
Keesokan harinya, Joo Seung mengajari Ah Ran bermain tennis. Mereka terlihat mesra. Keduanya lalu melanjutkan kemesraan mereka di apartemen Joo Seung. Joo Seung memberikan Ah Ran cincin couple. Ah Ran pun senang. Joo Seung lantas menyematkan cincin itu ke jari Ah Ran. Ah Ran tersenyum dan memeluk Joo Seung.
Hyun Woo dan Ah Ran bicara dengan Presdir Shin di rumah. Presdir Shin menyuruh keduanya menandatangi surat perjanjian. Surat perjanjian itu berisi kesepakatan kalau Hyun Woo dan Ah Ran akan membagi duapertiga keuntungan mereka pada Presdir Shin. Hyun Woo dan Ah Ran pun kaget.
"Aku tidak akan pensiun semudah itu setelah menyerahkan perusahaan pada anakku." ucap Presdir Shin lagi.
"Tapi ayah kenapa kita harus menandatangi hal ini?" tanya Hyun Woo heran.
"Jika kita tidak membuat kesepakatan, kita akan mendapatkan kesulitan di masa mendatang." jawab Presdir Shin.
Ah Ran pun setuju, membuat Hyun Woo kaget.
"Siapa yang bisa mengerti ayahku? Kalau kita menandatangani ini, kita sama saja dengan orang luar." ucap Hyun Woo setelah berdua dengan Ah Ran di kamar.
"Bagiku tidak masalah, tapi itu bukan berarti aku bekerja karena menginginkan uang." jawab Ah Ran.
"Baiklah, dimana stempelku?" tanya Hyun Woo.
Hyun Woo lalu mengeluarkan stempelnya dari dalam laci. Saat Hyun Woo akan membubuhkan cap stempelnya, Ah Ran mengambil surat perjanjian itu dan cap stempel Hyun Woo. Ah Ran berkata akan mengurus semuanya dan menyuruh Hyun Woo istirahat. Hyun Woo percaya dan beranjak keluar dari kamarnya. Setelah Hyun Woo pergi, Ah Ran menyimpan cap stempel Hyun Woo di tasnya dan mengeluarkan stempel lain dari tasnya. Ia pun membubuhkan cap stempel di surat perjanjian itu dan tersenyum licik setelahnya.
Ah Ran sedang mengecek beberapa furniture ditemani karyawannya. Seorang pria datang mengejutkan Ah Ran. Ah Ran pun bergegas mendekati pria itu. Sambil berbisik ia menyuruh pria itu pergi. Tapi pria itu bukannya pergi malah semakin masuk ke dalam. Ah Ran pun menarik pria itu ke restroom.
Pria itu menanyakan desainnya. Ah Ran pun kesal, apa kau lupa? Itu bukan lagi desainmu, tapi desainku. Kau sudah mengambil uangku, jadi tutup mulutmu.
Ah Ran lalu menanyakan desain kamar tidur. Pria itu tidak menjawab dan balik bertanya kapan mereka bisa bertemu.
"Jika kau hanya menginginkan desainku, aku tidak akan tinggal diam." ucap pria itu lagi.
"Lalu apa yang kau inginkan?" tanya Ah Ran.
Pria itu pun menggenggam tangan Ah Ran, membuat Ah Ran semakin kesal.
"Untukmu Rosemary, aku akan memberikan semua milikku." jawab pria itu.
"Aku tahu, jadi kau harus terus bekerja keras. Kau tahu kan aku membenci sampah? Merusak masa depan yang cerah untuk seorang wanita. Apa yang akan kau dapatkan?"
Ah Ran pun keluar dari restroom. Diluar, ia bertemu Nyonya Jo.
"Kau disini. Aku pikir kau pergi keluar." ucap Nyonya Jo.
"Kenapa ibu tidak menelponku?" tanya Ah Ran.
"Aku kebetulan lewat sini, jadi aku mampir. Apa yang kau butuhkan? Aku akan membelikannya untukmu." jawab Nyonya Jo.
"Aku tidak memerlukan apa2 ibu. Ibu, pilihlah beberapa furniture." ucap Ah Ran.
Nyonya Jo pun pergi melihat2 beberapa furniture. Tepat saat itu, pria itu keluar dari restroom dan mendekati Ah Ran. Ah Ran terkejut karena pria itu memegang pundaknya. Dengan berbisik, pria itu mengatakan ada kotoran di punggung Ah Ran. Pria itu lalu pergi. Ah Ran syok.
"Apa kau sibuk? Jika kau tidak keberatan, maukah kau menemaniku pergi ke toko Hyun Min?" tanya Nyonya Jo pada Ah Ran.
Ah Ran pun mengiyakan sambil tersenyum.
Sementara itu Hyun Min diam2 memperhatikan Yeon Jae yang sedang bekerja. Tiba2, Yeon Jae terpeleset dan jatuh. Hyun Min pun kaget dan bergegas menolong Yeon Jae. Hyun Min memarahi Yeon Jae yang tidak hati2. Tapi Yeon Jae malah panik karena sofanya terkena air kotor.
Yeon Jae lalu minta izin pulang untuk menukar bajunya yang basah tersiram air. Tapi Hyun Min melarang. Hyun Min beralasan karena masih jam kerja. Hyun Min lalu memberikan Yeon Jae sejumlah uang dan menyuruh gadis itu membeli beberapa baju. Yeon Jae pun marah.
"Berapa gajimu? Kenapa kau bisa begitu santainya memberikan uangmu pada orang asing? Apa orang tuamu mengetahuinya?"
"Kenapa kau membawa2 orang tuaku?" protes Hyun Min. Hyun Min juga mengancam akan memecat Yeon Jae. Tak ingin dipecat, Yeon Jae langsung memasang tampang manisnya dan mengambil uang Hyun Min. Setelah itu, Yeon Jae pun bergegas membeli baju baru. Bersamaan dengan itu, Ah Ran dan Nyonya Jo datang. Yeon Jae pun terkejut melihat Ah Ran. Tapi dia tak berkata apa2 dan bergegas pergi.
"Kita sudah lama menjadi keluarga, tapi aku baru sekarang bisa datang kesini." ucap Ah Ran.
Ah Ran lalu melihat2 ke sekeliling Hyun Min's Shop. Dan wajahnya terlihat antusias.
Yeon Jae kembali ke toko tepat setelah kepergian Ah Ran dan Nyonya Jo. Ia datang dengan baju seksi. Hyun Min pun memandang Yeon Jae dengan wajah geli. Tapi Yeon Jae malah salah paham. Ia langsung menutupi salah satu anggota tubuhnya karena mengira Hyun memandangi anggota tubuhnya.
"Ngomong2 siapa wanita yang baru saja pergi itu?" tanya Yeon Jae.
"Ibuku dan kakak iparku." jawab Hyun Min.
"Kakak iparmu? Apa namanya Joo Ah Ran?" tanya Yeon Jae.
"Kau mengenalnya? Bagaimana bisa?"
"Dulu kami satu sekolah dan dia tinggal bersama paman dan bibinya."
"Itu tidak mungkin. Sejak kecil dia tinggal di luar negeri."
"Luar negeri?" kaget Yeon Jae.
Joo Seung memberitahu Hyun Woo kalau ia akan membuka rumah sakit saat mereka sedang makan siang. Ada Ah Ran juga disana. Ah Ran mendengarkannya dengan raut muka tegang. Hyun Woo pun menawarkan bantuannya, namun Joo Seung menolak. Joo Seung berkata mendiang ayahnya sudah mempersiapkan semuanya dengan baik.
"Seketaris Nam mempersiapkan segalanya dengan baik agar dirimu bisa menjadi dokter. Sekarang kau sudah menjadi dokter, dia pasti bangga padamu." jawab Hyun Woo.
Hyun Woo lalu melihat cincin di jari Joo Seung. Ia pun berseru, bukankah itu cincin couple? Jadi kau sudah punya pacar?
Ah Ran dan Joo Seung pun saling melirik. Joo Seung lalu menjawab iya.
"Itu gambar hati. Sangat istimewa." ucap Hyun Woo lagi mengomentari simbol di cincin Joo Seung.
"Ceritakan ttg pacarmu. Gadis seperti apa dia?" pinta Hyun Woo lagi.
"Dia gadis yang cantik, baik dan hangat. Seperti Hyungsoo-nim." jawab Joo Seung melirik Ah Ran.
Ah Ran pun terkejut. Tapi ia tidak berkata apapun dan hanya tersenyum simpul.
"Ada beberapa orang yang mirip dengan Ah Ran. Jadi kau harus bisa menahan diri. Jangan sampai kau jatuh cinta pada Ah Ran." ucap Hyun Woo.
Dibawah meja, terlihat kaki Ah Ran yang sengaja menyentuh kaki Joo Seung. Joo Seung pun melirik Ah Ran dan menanyakan toko Ah Ran dengan wajah tenang.
"Semuanya berjalan baik. Mainlah ke tempatku kalau kau ada waktu. Oh ya, sebagai hadiah atas rumah sakit barumu aku akan memberikanmu beberapa furniture." ucap Ah Ran, lalu melirik Hyun Woo meminta izin.
"Aku sangat bersyukur jika kau melakukan itu." jawab Hyun Woo.
Sekarang Ah Ran menemani Joo Seung melihat rumah sakit yang lagi direnovasi. Di teras rumah sakit, ada Jae Hee yang sedang mengelap beberapa barang. Ah Ran melihat Jae Hee. Ia pun menanyakan siapa Jae Hee pada Joo Seung.
"Direktur yang merekomendasikannya padaku. Kerjanya sangat bagus." jawab Joo Seung.
Joo Seung lantas menegur Jae Hee. Jae Hee berkata akan membantu Joo Seung membersihkan semuanya setelah renovasi selesai.
Ah Ran dan Joo Seung masuk ke dalam. Ah Ran berkata akan memilihkan furniture terbaik untuk Joo Seung. Ah Ran lalu merangkul Joo Seung dan berkata mereka bisa menggunakan alasan rumah sakit untuk bertemu lebih bebas.
"Apa kau masih ingat? Besok adalah hari kematian orang tuamu." ucap Joo Seung.
Senyum Ah Ran pun langsung hilang. Wajahnya berubah kesal.
"Tentu saja. Besok juga hari ulang tahunku." jawab Ah Ran.
Joo Seung lantas memeluk erat Ah Ran.
"Apa yang harus kulakukan? Kau selalu menderita di hari ulang tahunmu." ucap Joo Seung.
"Jangan khawatir. Aku tidak akan pernah menangis sampai Shin Woo Sub jatuh ke dalam neraka dan memohon belas kasihan." jawab Ah Ran penuh dendam.
Keesokan harinya, Hyun Woo sudah selesai menyiapkan kejutan untuk Ah Ran yang berulang tahun. Ia bahkan membuatkan Ah Ran sup rumput laut. Hyun Woo lalu masuk ke kamar dan membangunkan Ah Ran. Ia pun terheran2 saat menyibakkan selimut, Ah Ran tidak ada di tempat tidur.
Ah Ran sendiri sedang memperingati hari kematian orang tuanya. Ia ditemani oleh Joo Seung.
"Ibu, ayah. Maaf karena aku tidak bisa sering datang mengunjungi kalian. Memikirkan hal itu, kami benar2 senang kemudian segala sesuatu pecah pagi itu. Mimpi ayah dan ibu, masa depanku juga. Dan bahkan Kyeong Ran kita." ucap Ah Ran.
Tangis Ah Ran pun keluar. Karena itulah, Joo Seung mendekati Ah Ran dan menggenggam tangan Ah Ran.
"Tapi jangan khawatir. Aku akan berusaha menemukan Kyeong Ran dan membawanya ke hadapan ayah dan ibu. Aku janji." ucap Ah Ran lagi.
Tangis Ah Ran pun semakin pecah. Ah Ran lalu berteriak, AYAH! IBU!
"Apa kalian melihatku disana? Kalau kalian melihatku, tetaplah disisiku dan katakan aku melakukan hal yang benar. Bahkan jika orang lain memarahiku, asalkan ibu bahagia, tidak masalah bagiku." ucap Ah Ran lagi.
"AKU MERINDUKAN KALIAN! AKU SANGAT MERINDUKAN KALIAN!" teriak Ah Ran lagi.
Malam harinya, Ah Ran diantarkan ke hotel dengan limousin. Begitu Ah Ran tiba di dalam, pintu lift langsung terbuka. Ah Ran pun terkejut melihat ada banyak bunga di dalam lift. Lift itu pun membawa Ah Ran ke atas. Begitu pintu lift terbuka, Ah Ran disambut oleh beberapa boneka badut. Boneka2 itu menari2. Ah Ran pun tertawa. Satu per satu boneka itu lalu memberikan bunga pada Ah Ran.Ternyata Hyun Woo lah yg menyiapkan kejutan super manis itu.
"Pasti sulit bagimu untuk mencapai tempat ini. Terima kasih karena kau sudah mau datang ke sini. Selamat ulang tahun." ucap Hyun Woo.
Hyun Woo juga menyiapkan candle light dinner untuk Ah Ran. Sebelum duduk, ia memasangkan mahkota di kepala Ah Ran. Ah Ran tampak senang. Hyun Woo benar2 pria yang romantis. Hyun Woo lalu duduk disamping Ah Ran. Ia bertanya, apa kau bahagia?
"Aku sangat bahagia." jawab Ah Ran.
"Aku ada satu permintaan." ucap Hyun Woo.
"Apa?" tanya Ah Ran.
"Lahirkan putri yang cantik sepertimu." jawab Hyun Woo membuat Ah Ran tersipu2.
"Aku tidak meminta banyak. Membesarkan anak2 dengan baik dan tumbuh tua bersamamu." ucap Hyun Woo lagi.
Hyun Woo dan Ah Ran lalu meniup lilin kue ulang tahun bersama2.
Sekarang.... Hyun Woo dan Ah Ran sudah terlelap. Ah Ran memimpikan orang tuanya. Dalam mimpinya itu, ayah dan ibunya memintanya untuk menjaga Kyeong Ran. Ayah dan ibunya juga meminta maaf karena harus pergi meninggalkan dirinya. Napas Ah Ran pun tersengal2. Ah Ran berteriak dalam mimpinya.
"Jangan, ayah! Aku ingin ikut denganmu! Ayah, ibu, jangan mati! Aku benar2 takut! Jangan mati! Jangan! Jangan!"
Ah Ran pun terbangun dari tidurnya. Ia lalu menatap Hyun Woo yang masih terlelap. Tatapannya... penuh kebencian. Ah Ran lalu menggerakkan tangannya. Ia mau mencekik Hyun Woo! Petir pun menggelegar. Tangan Ah Ran bersiap mencekik Hyun Woo namun pada akhirnya ia urung melakukannya.
Pagi harinya, Ah Ran dan Hyun Woo turun dari tangga sambil bercanda. Tawa Ah Ran pun langsung lenyap saat melihat Presdir Jang duduk di hadapannya. Presdir Jang menatap sinis Ah Ran. Presdir Shin juga ada di sana. Tak lama kemudian, Nyonya Jo datang membawakan jamuan untuk tamu mereka.
"Kudengar Presdir Jang dari Saemi Electronic memiliki hubungan yang dekat denganmu. Kudengar dia dekat dengan ibumu. Kau benar2 luar biasa. Kau bilang Presdir Hwang dari Myeongsung Electronic adalah teman ayahmu. Kali ini ini Saemi Electronic?" ucap Presdir Shin terkagum2.
Presdir Jang tersenyum sinis menatap Ah Ran. Sementara Ah Ran terlihat kesal. Namun saat Hyun Woo menatapnya, ia pun pura2 tersenyum.
Presdir Jang lalu menarik Ah Ran keluar. Ia menagih janji Ah Ran yang mau menolongnya. Ah Ran pun marah.
"Ini tidak sesuai perjanjian. Anda pikir ini dimana sampai anda bisa jauh2 datang kesini!"
"Hari ini Presdir Hwang akan menandatangani kontrak dengan pihak Eropa. Bantu aku menghalangi Presdir Hwang pergi ke Eropa. Jika kau menolaknya, maka kupastikan kau akan menghilang dari muka bumi ini." ancam Presdir Jang.
"Bagaimana cara..."
Kata2 Ah Ran pun terputus karena Hyun Woo datang memanggil Presdir Jang. Hyun Woo berkata ayahnya ingin minum wine dengan Presdir Jang. Tapi Presdir Jang menolak dengan alasan ia harus pergi ke Eropa untuk urusan bisnis. Presdir Jang juga meminta Ah Ran mengantarnya ke airport dengan alasan istrinya yang merindukan Ah Ran.
Ah Ran menemui Presdir Hwang sesuai instruksi Presdir Jang. Presdir Hwang pun terkejut melihat Ah Ran. Ah Ran pun mengaku mau pergi liburan. Presdir Hwang lantas berterima kasih pada Ah Ran. Berkat Ah Ran, bisnisnya berkembang dengan pesat.
"Sekarang aku akan pergi ke Eropa. Aku sudah mendapatkan semuanya. Jika kau menginginkan sesuatu, katakan saja. Aku akan memberikannya padamu." ucap Presdir Hwang.
"Dibandingkan denganmu yang sudah mendukungku selama ini, ini hanyalah hadiah kecil. Tidak peduli apapun, aku ikut senang bisnismu berjalan lancar." jawab Ah Ran sambil memegang tangan Presdir Hwang.
Presdir Hwang pun tertawa dan mengucapkan terima kasih pada Ah Ran tentunya sambil mengelus wajah Ah Ran.
Sementara itu di lobby hotel, istri Presdir Hwang berjalan sambil mengumpat. Ia menerobos masuk ke dalam kamar Presdir Hwang dan memergoki Presdir Hwang yang hendak mencium Ah Ran. Presdir Hwang dan Ah Ran pun terkesiap. Istri Presdir Hwang menampar Ah Ran. Ah Ran pun jatuh dan nyaris membentur meja. Kesempatan itu pun digunakan Ah Ran untuk mencuri tiket pesawat dan pasport Presdir Hwang yang terletak di meja.
Lalu dengan wajah innocent-nya Ah Ran pun berkata dirinya hanya minum teh bersama Presdir Hwang.
"Kau tidak bisa memperlakukan seseorang yang tidak bersalah seperti ini!" ucap Ah Ran pada istri Presdir Hwang.
Ah Ran lalu beranjak pergi. Ah Ran berjalan dengan wajah puas karena berhasil mencuri tiket dan paspor Presdir Hwang. Sementara itu, Presdir Hwang masih bertengkar dengan istrinya. Presdir Hwang lalu menanyakan tiket dan paspornya pada istrinya.
Ah Ran membuang tiket dan paspor Presdir Hwang ke dalam tong sampah. Setelah itu, ia menghubungi Joo Seung. Sambil tersenyum lebar, ia berkata akan datang ke apartemen Joo Seung untuk beristirahat. Sementara itu Hyun Woo sedang membuat sepasang boneka pengantin di kamarnya. Hyun Min pun masuk dan menghampiri Hyun Woo.
"Kau membuat boneka lagi?" tegur Hyun Min dengan tersenyum.
"Kakak iparmu sedang pergi. Aku merasa bosan." jawab Hyun Woo.
"Jadi kau membuat ini?" tanya Hyun Min.
"Coba kau pikir, jika kita menjual ini di pasar. Bukankah itu bagus?" jawab Hyun Woo.
"Kau benar2 berbakat. Bagaimana caramu melakukannya?" tanya Hyun Min.
"Tunggu sebentar. Jika kita meletakkan hair pin di sini, kurasa akan lebih baik." jawab Hyun Woo.
Hyun Woo pun bangkit mencari hair pin Ah Ran. Ia membongkar2 laci, namun yang ia temukan bukanlah hair pin, tapi cincin couple Ah Ran. Ia pun teringat cincin couple di jari Joo Seung. Ia juga ingat kata2 Joo Seung. Joo Seung bilang kekasihnya mirip Ah Ran. Hyun Woo pun syok.
Joo Seung sedang bersiap2 menyambut kedatangan Ah Ran. Begitu terdengar bunyi bel, ia pun bergegas membukakan pintu dengan wajah sumringah. Wajahnya langsung berubah karena yang datang bukan Ah Ran, melainkan Hyun Woo. Hyun Woo pun masuk ke dalam. Wajahnya terlihat marah saat melihat dua cangkir di atas meja.
"Kau sedang menunggu seseorang?" tanya Hyun Woo.
Joo Seung mengiyakan. Tapi ia mengaku temannya akan datang karena ada seminar.
"Kalau begitu kita akan menunggunya. Kita bisa minum bir bersama." ucap Hyun Woo.
"Tapi ini sudah larut." jawab Joo Seung.
"Tidak masalah bagiku." ucap Hyun Woo.
Joo Seung pun panik karena Hyun Woo yang tidak mau pergi. Ia lalu mencari2 alasan agar bisa memperingatkan Ah Ran. Ia berkata pada Hyun Woo akan pergi membeli bir. Begitu Joo Seung pergi, wajah Hyun Woo pun langsung berubah geram.
Hyun Woo masuk ke kamar Joo Seung. Ia syok menemukan pakaian2 Ah Ran di lemari Joo Seung. Tak hanya itu, ia juga menemukan butterfly box. Ingatannya pun melayang ketika dirinya, Ah Ran dan Joo Seung mengikuti acara lelang. Ia pun bersaing dengan Ah Ran untuk mendapatkan butterfly box itu. Pada akhirnya, Ah Ran lah berhasil mendapatkan butterfly box itu.
Selesai acara lelang, Hyun Woo menemui Ah Ran dan meminta izin untuk melihat butterfly box itu. Hyun Woo berkata butterfly box itu hanya ada satu di dunia, jadi ia sangat penasaran. Ah Ran pun memberikan butterfly box nya pada Hyun Woo. Namun sengaja atau tidak, Ah Ran menjatuhkan butterfly box itu saat hendak memberinya pada Hyun Woo. Butterfly box itu pun pecah. Hyun Woo merasa bersalah. Ah Ran menangis. Hyun Woo lantas memberikan kartu namanya untuk mengganti butterfly box yang rusak itu.
Hyun Woo pun syok. Dengan tubuh gemetar, Hyun Woo keluar dari kamar Joo Seung. Sulit baginya mempercayai semua itu. Belum lagi hilang rasa syoknya, ia pun kembali dibuat syok oleh foto2 mesra Ah Ran dan Joo Seung yang ada di layar raksasa. Ia tak sengaja menginjak remote yang jatuh di lantai. Layar raksasa itu menyala dan menampilkan foto mesra Ah Ran dan Joo Seung.
Ingatan Hyun Woo pun langsung melayang ke saat ia memergoki Joo Seung dan Ah Ran bermesraan di kamarnya. Namun pada saat itu, Ah Ran mengaku Joo Seung sedang menolongnya karena kakinya terluka. Hyun Woo juga ingat saat dirinya berada di klub, ia melihat video Ah Ran yang sedang menari erotis. Namun saat itu layar video yang menampilkan Ah Ran sedang berjoget menghitam. Hyun Woo pun lari kesana kemari mencari Ah Ran. Ia juga ingatan dengan cincin couple di jari Joo Seung.
Joo Seung menunggu Ah Ran diluar. Tak lama kemudian, Ah Ran pun tiba. Ah Ran heran melihat Joo Seung yang berdiri di luar. Joo Seung pun memberitahu Ah Ran kalau Hyun Woo ada di rumahnya.
"Ada sesuatu yang tidak beres. Jadi kau pulanglah." ucap Joo Seung.
"Tidak beres apanya? Dia datang karena dia tahu kau akan membuka rumah sakit." jawab Ah Ran dengan muka kecewa.
"Menjadi sedikit lebih berhati2 tidak ada salahnya kan. Datanglah besok pagi ke rumah sakit." ucap Joo Seung, sambil mengelus wajah Ah Ran.
Ah Ran lalu memeluk Joo Seung.
"Apakah itu Presdir Jung atau Presdir Hwang, kau tahu kan seberapa besar penderitaanku untuk mengusir mereka?" tanya Ah Ran.
"Benar, kau sudah mengalami hal yang sulit." jawab Joo Seung membalas pelukan Ah Ran.
Ah Ran lalu melepaskan pelukannya dan berkata semua sudah selesai.
"Selama Soul Furniture ada di tangan kita, aku perlu melihat wajah Hyun Woo. Sekarang rumah di Pyeongchangdong dan bahkan toko yang dikelola Hyun Min sudah ada di tangan kita. Sisanya akan segera jatuh ke tangan kita." ucap Ah Ran lagi.
Tanpa mereka sadari, Hyun Woo mendengar pembicaraan mereka dengan wajah kecewa.
Joo Seung lantas menemani Ah Ran sampai ke taksi. Setelah mengantar Ah Ran, Joo Seung kembali ke apartemennya. Ia pun terkejut karena tidak mendapati Hyun Woo di sana. Ia semakin terkejut karena melihat kain putih penutup butterfly box nya sudah terbuka.
Sementara itu Hyun Woo pergi ke Harian Daehan mencari seseorang bernama Lee Myung Jin dan Song Hee. Hyun Woo pun terkejut saat petugas mengatakan tidak ada reporter bernama Lee Myung Jin dan Song Hee disana. Hyun Woo lalu berlari ke klub. Ia menunjukkan foto Ah Ran pada pelayan dan berkata sedang mencari wanita itu.
"Oh, Rosemary. Dia sudah tidak bekerja disini lagi. Belum lagi ini dia menikah. Tapi baru2 ini dia menggelar sebuah pesta bersama Presdir Jang dari Saemi Electronics." jawab si pelayan.
Jawaban si pelayan membuat Hyun Woo semakin syok. Hyun Woo lantas kembali ke apartemen Joo Seung. Ia menanyakan Joo Seung pada petugas keamanan disana. Apakah Joo Seung masih sendiri? Apakah ada wanita yang sering datang ke sana? Jawaban petugas keamanan itu lagi2 membuat Hyun Woo syok. Petugas keamanan itu berkata kalau Joo Seung sudah menikah. Dan wanita yang sering bersama Joo Seung adalah istrinya.
Hyun Woo pun marah. Ia melampiaskan kemarahannya dengan merusak mobil Joo Seung. Tak lama kemudian, ponselnya berbunyi. Telepon dari Ah Ran. Hyun Woo menertawakan kebodohannya dan membanting ponselnya. Ia lalu terduduk lemas dan berteriak sekencang2nya.
Sementara itu, Ah Ran sudah tiba di rumahnya. Ia keluar dari dapur membawa air minum dan bertemu ibu mertuanya saat ia hendak menuju kamarnya. Sang ibu mertua menanyakan Hyun Woo yang belum pulang. Ah Ran pun yakin Hyun Woo sedang menemui klien.
Ah Ran lantas kembali ke kamarnya. Setibanya di kamarnya, ia mendapatkan sms dari Joo Seung. Joo Seung memberitahu Ah Ran kalau Hyun Woo melihat butterfly box di kamarnya. Ah Ran pun terkejut. Joo Seung juga menyuruh Ah Ran mempersiapkan diri menghadapi kemarahan Hyun Woo.
Ah Ran pergi keluar rumah. Tepat saat itu, Hyun Woo pulang. Ah Ran pun menghampiri Hyun Woo. Sambil menatap tajam Ah Ran, Hyun Woo menyuruh Ah Ran masuk ke mobil. Hyun Woo bilang mereka harus bicara. Ah Ran pun meminta dirinya yang menyetir karena Hyun Woo sedang kalut. Hyun Woo menurut.
Di tengah derasnya hujan, Ah Ran melajukan mobil Hyun Woo. Ah Ran mengajak Hyun Woo bicara di tempat yang membuat mereka nyaman. Ia berjanji akan menjelaskan semuanya pada Hyun Woo. Namun Hyun Woo tidak mau mendengar penjelasan Ah Ran. Ah Ran pun meninggikan suaranya dan meminta Hyun Woo berhenti keras kepala.
"Siapa Rosemary? Apa kau mengenalnya?" tanya Hyun Woo, membuat Ah Ran terbelalak.
"Lalu cincin ini? Kenapa cincin couple Joo Seung bisa ada di kotak perhiasanmu!" teriak Hyun Woo sambil menunjukkan cincin itu.
"Apa kau masih belum sadar juga?" tanya Ah Ran.
"Kau bilang orang tuamu menetap di luar negeri. Apa semua itu juga bohong?" tanya Joo Seung lagi.
"Semua itu benar. Seumur hidupku, aku belum pernah tinggal diluar negeri. Aku bekerja di bar. Aku yatim piatu dan bahkan aku juga putus sekolah. Apalagi yang ingin kau tahu? Aku akan memberitahukan semuanya." jawab Ah Ran.
"Temanmu yang bekerja di Harian Daesung yang membantu menyeselaikan masalah ayah, siapa dia?" tanya Hyun Woo.
"Aku pikir kau orang yang pintar." jawab Ah Ran.
"Kenapa kau tidak menyangkalnya? Katakan semua itu bohong! Katakan itu kesalahpahaman!" ucap Hyun Woo.
"Semua yang telah kau ketahui, itulah kenyataannya." jawab Ah Ran.
"Kenapa kau melakukan ini! Kenapa!" bentak Hyun Woo.
"Kau masih belum paham? Tujuanku adalah untuk menghancurkan keluargamu! Itulah kenapa aku menggunakanmu! Kita bertemu di acara pelelangan, kau pikir itu hanya kebetulan?" ucap Ah Ran.
"Tidak! Kau mencintaiku. Kau sangat baik pada keluargaku." jawab Hyun Woo.
"Jika kau mau, aku bisa terus mencintaimu." ucap Ah Ran.
"Aku tidak peduli apa tujuanmu. Yang aku pedulikan hanya satu hal, cinta kita. Aku akan menyimpan rahasia ini sampai aku mati." jawab Hyun Woo.
"Bukankah kau sudah melihat cincin couple itu? Jadi seharusnya kau tahu siapa yang aku cintai!" ucap Ah Ran.
"Tapi Joo Seung adalah adikku! Dia dokter keluargaku!" bentak Hyun Woo.
"Dia pria yang kucintai!" bentak Ah Ran.
"TIDAAAAK!" teriak Hyun Woo.
"Jangan merengek dan bersikap menyedihkan! Apa yang kau rasakan sekarang tidak sebanding dengan yang kurasakan 25 tahun yang lalu! Apa kau ingin tahu apa yang keluargamu lakukan padaku! Pada orang tuaku! Pada adikku!" teriak Ah Ran.
Dan... kecelakaan itu pun terjadi! Mobil yang mereka tumpangi menabrak mobil lain. Ah Ran baik2 saja, namun tidak dengan Hyun Woo. Hyun Woo terluka cukup parah. Ah Ran pun menangis ketakutan melihat kondisi Hyun Woo.
"Pembalasan dendamku belum selesai. Semuanya tidak boleh berakhir semudah ini. Aku harus bahagia! Aku harus bahagia!" teriak Ah Ran.
Ah Ran pun turun dari mobil Hyun Woo. Dengan susah payah ia memindahkan tubuh Hyun Woo ke kursi kemudi.
"Shin Hyun Woo, aku tidak bersamamu. Kau menyetir sendiri. Kau lah yang menyebabkan kecelakaan ini." ucap Ah Ran berapi2.
Ah Ran lalu beranjak pergi. Tanpa ia sadari, cincin couple nya jatuh ke aspal.
Bersambung ke episode 3
0 Comments:
Post a Comment