“Yatim
piatu? Lalu, lulusan sekolah di Amerika, keluarga di Amerika, semuanya bohong?
Bagaimana bisa sesuatu yang konyol seperti ini terjadi di keluarga kita!”
teriak Presdir Shin.
Hyun
Min pun membela Ah Ran. Ia berkata Hyun Woo yang melakukan semua itu. Presdir
Shin lantas menatap tajam istrinya. Ia menyangka istrinya juga sudah mengetahui
semua itu. Presdir Shin juga menyalahkan istrinya. Ia menganggap istrinya tidak
becus mendidik anak sehingga kebohongan seperti itu bisa terjadi.
Nyonya
Jo yang memang tidak tahu apa2 pun kaget. Ia mendekati Ah Ran dan meminta Ah
Ran menyangkal semuanya. Lalu tak lama, Nyonya Jo pingsan. Hyun Ji pun langsung
berlari mendekati sang ibu. Presdir Shin menyuruh Ah Ran menelpon Joo Seung.
Ah
Ran berlari ke kamarnya dan menelpon Joo Seung. Ah Ran menceritakan semuanya
dan meminta Joo Seung datang. Joo Seung yang masih kesal pun menolak. Ia
menyuruh Ah Ran membawa Nyonya Jo ke rumah sakit. Ah Ran pun terkejut. Joo
Seung lantas memutuskan teleponnya begitu saja.
Ah
Ran berlari keluar dari kamarnya. Di depan kamarnya, Hyun Min sudah menunggu.
Hyun Min menatap Ah Ran dingin. Ah Ran memberitahu Hyun Min tentang Joo Seung
yang tidak bisa datang.
“Apa
kau mencintai kakakku? Apa alasanmu menikahi kakakku? Jika kakakku menangis
meninggalkan dunia ini, aku tidak akan membiarkanmu.” Ucap Hyun Min.
Ah
Ran pun bingung dengan ucapan Hyun Min. Hyun Min lalu memberitahu Ah Ran kalau
ibunya baik2 saja, jadi Ah Ran tidak usah cemas. Hyun Min pun beranjak pergi.
Ah Ran curiga Hyun Min sudah mengetahui sesuatu tentang dirinya.
Hyun
Min pergi ke mobilnya dan teringat Joo Seung yang mencium Ah Ran. Ia tidak
menyangka Joo Seung bisa melakukan itu. Ia lalu bertanya2 apa Hyun Woo sudah
mengetahui hubungan Ah Ran dan Joo Seung.
Hyun
Min pergi menemui Yeon Jae di sauna. Yeon Jae pun heran Hyun Min datang2
langsung menanyakan pertanyaan yang aneh. Hyun Min meminta Yeon Jae
memberitahunya soal selingkuhan Ah Ran. Yeon Jae pun bertanya apa yang akan
dilakukan Hyun Min jika Ah Ran memiliki pria lain.
“Haruskah
dia dirajam karena bertemu pria lain?” lanjut Yeon Jae.
Hyun
Min yang malas meladeni Yeon Jae pun memilih pergi. Lalu tanpa sengaja Hyun Min
menabrak paman dan bibi Ah Ran. Setelah meminta maaf karena sudah menabrak
mereka, Hyun Min beranjak pergi. Bibi Ah Ran lalu meminta telur pada Yeon Jae.
Melihat Yeon Jae, bibi Ah Ran pun terkejut.
“Sepertinya
aku pernah melihatmu.” Ucap bibi Ah Ran.
“Kau
bibinya Ah Ran kan? Aku Yeon Jae yang tinggal di belakang rumahmu.” Jawab Yeon
Jae.
“Iya
aku ingat. Kau Yeon Jae si tukang makan.” Ucap bibi Ah Ran.
“Kenapa
kalian datang ke sini? Kalian tidak membeli rumah yang besar?” Tanya Yeon Jae.
“Kami
keluar dua hari yang lalu.” Jawab paman Ah Ran.
“Kau
sudah melihat Ah Ran kami?” Tanya bibi Ah Ran.
“Kalian
bertemu Ah Ran? Gadis itu, dia jadi begitu baik setelah menikah dengan pria kaya.”
jawab Yeon Jae.
Yeon
Jae lalu memberitahu paman dan bibi Ah Ran kalau pria yang mereka tabrak
barusan adalah adik ipar Ah Ran. Paman dan bibi Ah Ran pun terkejut.
Yeon
Jae menelpon Ah Ran. Ia memberitahu Ah Ran tentang kedatangan Hyun Min. Ah Ran
pun terkejut. Ah Ran lalu bertanya apa jawaban Yeon Jae. Yeon Jae bilang ia
tidak mengatakan apapun. Ia hanya bilang sekalipun Ah Ran berniat menikah lagi,
Hyun Min tidak berhak ikut campur. Yeon Jae juga memberitahu tentang paman dan
bibi Ah Ran yang ada di sauna tempat ia bekerja. Ah Ran terkejut. Ah Ran lalu
melarang Yeon Jae mengatakan apapun tentang dirinya.
“Kenapa
dia ke sana? Apa dia mengetahui hubunganku dengan Joo Seung?” guman Ah Ran .
Sementara
itu, di apartemennya. Joo Seung teringat permintaan terakhir sang ayah.
Flashback…
Joo Seung menemani ayahnya di rumah sakit. Dengan
napas tersengal2, ayah Joo Seung memberitahu Joo Seung soal kecelakaan yang
menewaskan kedua orang tua Ah Ran. Ayah Joo Seung berkaca itu bukanlah
kecelakaan. Seseorang dengan sengaja menyabotase mesin pengangkut barang. Ayah
Joo Seung lalu menyuruh Joo Seung mencari Ah Ran. Joo Seung mengerti dan
berjanji akan mencari Ah Ran.
Joo Seung lalu memberikan air pada ayahnya. Namun
tiba2 saja sang ayah tersedak. Joo Seung pun langsung pergi mengambil baju
ganti untuk ayahnya. Setelah Joo Seung pergi, ayah Joo Seung menelpon
seseorang. Ayah Joo Seung ingin bertemu dengan orang itu sebelum ia mati. Tanpa
disadarinya, Joo Seung muncul dan mendengar semuanya. Ayah Joo Seung berkata
bahwa Joo Seung masih belum tahu ibu kandungnya masih hidup. Joo Seung pun
terkejut mendengarnya. Tangisnya pun keluar.
Flashback end….
Joo
Seung menatap foto sang ayah dengan mata berkaca2. Jarinya menutupi foto
ibunya. Sedetik kemudian, air matanya meleleh.
(So
sad for you… tapi who is the real mom? Apakah Nyonya Jo?)
Jae
Hee tidur lelap di kasur Hyun Woo. Hyun Woo duduk disamping Jae Hee, dan
mengusap kening Jae Hee. Jae Hee pun terbangun dan terkejut mendapati dirinya
tertidur di kamar Hyun Woo.
“Apa
yang harus kulakukan? Aku tertidur disini. Kenapa kau tidak membangunkanku?
Tidurku pasti sangat jelek kan?” ucap Jae Hee.
Hyun
Woo pun mengiyakan, membuat Jae Hee panic.
“Kau
tidur dengan baik.” ralat Hyun Woo.
Hyun
Woo lalu menawarkan Jae Hee secangkir teh namun Jae Hee menolak. Jae Hee
berkata ia harus segera pulang. Jae Hee bergegas bangkit dari kasur Hyun Woo.
Ia mau pulang, namun Hyun Woo memeluk Jae Hee dari belakang.
“Di
masa depan, tidak peduli bagaimana sikapku, jangan pernah meragukan perasaanku
padamu. Joo Ah Ran adalah masa laluku. Tidak ada wanita lain.” Ucap Hyun Woo.
“Aku
minta maaf sudah membuatmu kecewa.” Jawab Jae Hee.
Hyun
Woo pun memutar tubuh Jae Hee dan tersenyum menatap gadis itu.
“Kau
sangat cantik saat cemburu.” Ucap Hyun Woo, membuat Jae Hee tersenyum.
Hyun
Woo pun kembali memeluk Jae Hee.
“Setelah
aku mengantarmu, aku akan pergi ke villa.” Ucap Hyun Woo.
“Villa?
Mau apa kau ke sana?” tanya Jae Hee.
“Aku
harus segera mengumpulkan bukti keterlibatan Joo Ah Ran. Aku harus ke sana,
sebelum bukti kejahatannya hilang.” Jawab Hyun Woo.
Paman
dan bibi Ah Ran terus menanyakan tentang Hyun Woo pada Yeon Jae. Semula Yeon
Jae tidak mau memberitahu, namun karena paman dan bibi Ah Ran mendesaknya
terus, akhirnya ia memberitahu kalau Hyun Woo sudah meninggal. Paman Ah Ran pun
terkejut. Yeon Jae lalu beranjak pergi untuk menghindari pertanyaan serupa.
Bibi Ah Ran justru senang karena Ah Ran akan menjadi pewaris dari perusahaan
besar. Mendengar nama perusahaan Ah Ran, membuat paman Ah Ran teringat siapa
Presdir Shin.
Hyun
Woo sudah tiba di villanya. Ia menatap villanya dengan tatapan nanar. Bayangan2
tentang pernikahannya dengan Ah Ran, saat mereka bulan madu, kecelakaan mobil
itu juga saat Ah Ran membakar villanya, berputar di benaknya.
“Joo
Ah Ran, sekarang kau bukan lagi istriku atau wanita dalam mimpiku. Kau hanyalah
sasaran balas dendamku. Dibandingkan dengan dosa karena jatuh cinta padamu
benar2 menyedihkan.” Ucap Hyun Woo.
Hyun
Woo lalu dikejutkan dengan lampu yang berasal dari mobil Joo Seung. Hyun Woo
pun buru2 bersembunyi. Joo Seung turun dari mobil dan hanya berdiri di luar
menatap ke arah villa itu.
“Hyun
Woo hyung, aku datang ke sini karena ingin mengatakan sesuatu padamu. Ah Ran
adalah wanitaku mulai sekarang. Aku akan mencintainya lebih daripada yang kau
lakukan, dan aku akan melindunginya. Jadi tolong bantu aku agar aku bisa
melindungi Ah Ran. Jangan biarkan hatinya goyah lagi. Jika tidak, aku takut
kalau aku akan membeberkan fakta tentang Ah Ran yang membunuhmu.” Ucap Joo
Seung.
Medengar
hal itu, dendam Hyun Woo pun semakin membara.
Sekarang
Hyun Woo dalam perjalanan kembali ke Seoul. Matanya berkaca2 teringat kata2
terakhir Joo Seung. Hyun Woo lalu menyadari sesuatu setelah matanya melirik
kamera CCTV di lampu jalan. Ia pun berpikir kamera CCTV dapat dijadikan bukti
tentang keterlibatan Ah Ran dalam insiden kebakaran di villa.
Presdir
Shin menyuruh Ah Ran bercerai dari Hyun Woo. Ah Ran pun kaget. Presdir Shin
berkata mereka belum mengumumkan kematian Hyun Woo, jadi bukan hal yang aneh
menceraikan suami yang sudah meninggal. Ah Ran membela diri. Ia berkata, itu
kesalahannya karena sudah berbohong tentang keluarganya tapi menjadi yatim
piatu bukanlah alasan untuk bercerai.
“Tidak
punya etika, arrogant! Jadi berbohong soal keluargamu itu bukan kesalahan!”
teriak Presdir Shin.
Presdir
Shin lalu melemperkan surat perceraian itu ke wajah Ah Ran. Ah Ran terkejut.
“Kembalikan
perusahaanku! Aku tidak akan membagi saham Hyun Woo untuk seorang penipu
seperti dirimu!” teriak Presdir Shin.
Presdir
Shin pun beranjak pergi. Ah Ran menyusulnya. Sementara itu di luar, paman dan
bibi Ah Ran sedang memata2in kediaman Presdir Shin. Tak lama kemudian, Presdir
Shin dan Ah Ran keluar. Paman dan bibi Ah Ran kaget saat mendengar Ah Ran
memanggil Presdir Shin dengan sebutan ayah. Presdir Shin pun pergi begitu saja
tanpa menghiraukan panggilan Ah Ran. Setelah Presdir Shin pergi, Ah Ran juga
pergi tanpa menyadari kehadiran paman dan bibinya.
“Ada
apa ini? Mungkinkah Ah Ran masuk ke dalam keluarga itu untuk mencari tahu siapa
saja yang terlibat dalam kematian orang tuanya?” ucap paman Ah Ran.
Ah
Ran pergi ke rumah sakit Joo Seung. Begitu melihat Hyun Min keluar bersama Jae
Hee dari sana, ia pun lekas bersembunyi. Hyun Min menanyakan siapa kekasih Joo
Seung. Jae Hee pun berkata tidak bisa membocorkan masalah pribadi Joo Seung.
“Lalu
kenapa malam itu kau menyuruhku datang ke bar? Bukankah kau ingin memberitahuku
hubungan Joo Seung dan Ah Ran?” tanya Hyun Min.
Ah
Ran pun terkejut mendengarnya.
“Saat
di bar, aku sudah melihatnya sendiri kalau Joo Seung dan Ah Ran adalah sepasang
kekasih. Jika mereka menjalin hubungan sejak lama, apa kakakku juga tahu hal
itu?” tanya Hyun Min.
Ah
Ran semakin terkejut.
“Apa
mungkin kecelakaan pada malam itu, bukanlah kecelakaan?” tanya Hyun Min.
“Bukankah
aku sudah mengatakannya, tidak ada hal aneh yang terjadi di villa. Maafkan aku.
Aku tidak bisa mengatakan apa2 lagi.” Jawab Jae Hee.
Jae
Hee pun masuk ke dalam. Sementara Hyun Min terlihat kecewa dengan jawaban Jae
Hee. Ah Ran sendiri syok. Ia tidak menyangka Hyun Min melihatnya berciuman
dengan Joo Seung pada malam itu.
Ah
Ran menghampiri Jae Hee. Ia bertanya alasan Jae Hee menyuruh Hyun Min datang ke
bar malam itu. Jae Hee pun berkata ia menelpon Hyun Min karena melihat Ah Ran
sedang mabuk. Ah Ran tidak percaya. Ia berkata itu karena Jae Sung.
“Itulah
kenapa kau menyuruh Dokter Nam datang ke bar dan membuatku berada dalam posisi
yang sulit. Apa hubunganmu dengan Presdir Ahn. Sudah berapa lama kalian saling
mengenal?” tanya Ah Ran.
Tepat
saat itu, Joo Seung datang. Joo Seung meminta Ah Ran berhenti.
Di
ruangannya, Joo Seung bertengkar dengan Ah Ran. Joo Seung bertanya apa Jae Sung
sebegitu penting untuk Ah Ran? Apa Ah Ran tidak peduli kalau harga dirinya
diinjak oleh laki2 itu? Ah Ran pun marah. Ia meminta Joo Seung berhenti
bersikap kekanak2an seperti itu.
“Apa
kau tidak tahu situasiku sekarang! Keluarga itu sudah mengetahui kalau aku
yatim piatu!” teriak Ah Ran.
“Bukankah
itu bagus? Masa lalumu terbongkar, jadi tidak alasan bagimu untuk menetap di
rumah itu lebih lama. Aku akan menemui Presdir Shin dan menjelaskan hubungan
kita. Setelah itu, kita akan menikah.” Jawab Joo Seung.
“Apa
kau sudah gila!” tanya Ah Ran.
“Aku
tidak gila! Kaulau satu2nya orang yang membuatku gila! Pikirkan dengan hati2
alasanmu masuk ke dalam keluarga itu. Kau ingin mendorong keluarga itu ke dalam
jurang! Menikah denganku akan membuat keluarga itu sakit dan hancur.” Ucap Joo
Seung.
“Bukankah
sudah kubilang aku tidak akan berhenti membenci keluarga itu?” jawab Ah Ran.
“Hyun
Woo sudah mati. Orang tuamu sudah mati. Kau juga kehilangan anakmu. Apa itu
belum cukup?” tanya Joo Seung.
“Kau
ingin aku kembali menjadi Rosemary?”
“Tidak
ada yang perlu kau cemaskan. Aku akan membuatmu bahagia sebagai wanita yang aku
cintai.”
“Tunjukkan
bukti kalau kau mencintaiku! Aku melakukannya sesuai dengan rencanamu. Aku
menggoda dan menikahi Shin Hyun Woo. Sekarang giliranmu. Buat Suster Yoon
menjadi kekasihmu.”
Joo
Seung pun kaget, apa?
“Hyun
Min sudah mengetahui hubungan kita. Sekarang dia curiga kecelakaan Hyun Woo ada
hubungannya dengan perselingkuhan kita. Orang yang pada akhirnya akan
menghancurkan rencana kita adalah Suster Yoon.”
Ah
Ran lalu beranjak pergi. Joo Seung pun syok.
Seketaris
Kang memberitahu Presdir Shin kalau surat perjanjian yang ditulis Hyun Woo
untuk Ah Ran adalah palsu. Itu bukan sidik jari Hyun Woo. Presdir Shin pun
kaget mendengarnya. Seketaris Kang bahkan memberikan hasil tesnya.
“Itulah
kenapa aku berkata anakku bukanlah seseorang yang akan melakukan hal yang
bodoh.” Ucap Presdir Shin.
Julie
sedikit terkejut dengan kedatangan Ah Ran ke apartemennya. Ah Ran datang untuk
mengungkapkan kekecewaannya pada Julie yang memberitahu Presdir Shin tentang
investasi itu. Ah Ran berkata seharusnya Julie menanyakan padanya jika ada
sesuatu yang ingin diketahui Julie. Julie pun beralasan dirinya mencemaskan
uangnya.
“Jika
ayah mertuamu pemilik Soul Furniture, maka itu adalah hak ku memberitahukan
kemana uangku pergi. Presdir Joo, kau datang sepagi ini jelas membuktikan bahwa
kau marah aku memberitahu Presdir Shin tentang investasiku. Ada apa? Kenapa aku
merasa kau menyembunyikan sesuatu dariku?” ucap Julie.
“Tentu
saja bukan begitu. Itu hanya aku yang belum menjelaskan situasinya pada ayah
mertuaku. Jadi karena kau mengatakannya pada ayah mertuaku menimbulkan beberapa
kesalahpahaman. Di masa depan, tolong percayalah padaku. Kau tidak perlu
mencemaskan tentang uangmu. Sampai bertemu lagi.” Jawab Ah Ran.
Ah
Ran pun buru2 bangkit dari duduknya. Namun ucapan Julie menghentikan
langkahnya. Julie mengatakan tentang kematian Hyun Woo. Ah Ran pun berkata
meski keluarganya belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang kematian Hyun
Woo, tapi Hyun Woo sudah meninggal.
“Jadi
begitu. Suamiku juga sudah tidak ada. Kita memiliki takdir yang sama. Jika kau
mengalami kesulitan, kau bisa datang padaku.” Jawab Julie.
Dalam
perjalanan, Ah Ran ditelpon Presdir Shin. Presdir Shin memarahi Ah Ran tentang
surat palsu persetujuan kepemilikan Soul milik Ah Ran. Ia sama sekali tidak
menyangka Ah Ran bisa melakukan kebohongan sebesar itu. Ah Ran sendiri kaget
mengetahui sidik jari Hyun Woo yang ada di surat itu ternyata palsu.
Lalu,
kita diperlihatkan oleh Hyun Woo yang membalut jempolnya dengan silikon. Tak
lama kemudian, Ah Ran datang. Hyun Woo pun langsung pura2 koma. Ah Ran datang
membawa surat itu dan menempelkan jempol Hyun Woo di sana.
Sementara
Hyun Woo harus menelan kekecewaan karena bukti CCTV keterlibatan Ah Ran dalam
insiden kebakaran di villa nya sudah dihapus. Petugas berkata tidak ada jalan
lain dan meminta maaf pada Hyun Woo. Hyun Woo pun kecewa dan beranjak pergi.
Namun baru beberapa langkah, petugas menghentikan langkahnya. Petugas
memberikan bukti lain.
“Kami
memiliki surat tilang mobil ini. Pemiliknya belum membayar denda.” Ucap si
petugas.
“Jika
aku membayar dendanya, bisakah aku mendapatkan surat tilangnya?” tanya Hyun Woo.
Hyun
Woo beranjak meninggalkan kantor CCTV dengan wajah dingin dan penuh dendam.
“Sekarang
aku sudah memiliki bukti kalau Joo Ah Ran hanya pergi ke Soul setelah insiden
kebakaran. Tunggulah sebentar lagi, bu. Aku akan membersihkan namamu dari
tuduhan yang ditimpakan Joo Ah Ran padamu.” Batin Hyun Woo.
Ah
Ran ada di sebuah kafe bersama paman dan bibinya. Ia kesal karena paman dan
bibinya berani muncul lagi di hadapannya. Paman Ah Ran bertanya apa Ah Ran tahu
siapa Presdir Shin. Ah Ran pura2 tidak tahu. Bibi Ah Ran pun mengungkit masa
lalu. Ia berkata seandainya Presdir Shin membawa orang tua Ah Ran ke rumah
sakit lebih cepat, orang tua Ah Ran tidak mungkin meninggal.
“Tidak
akan meninggal? Bukankah mereka bilang orang tuaku meninggal di lokasi
kecelakaan?” tanya Ah Ran kaget.
“Orang2
di pabrik berkata mereka ingin memanggil ambulance tapi Presdir Shin
melarangnya karena itu akan menjatuhkan image perusahaan.” Jawab paman Ah Ran.
Bibi
Ah Ran ikut2an bicara. Ia berkata Presdir Shin membiarkan orang tua Ah Ran mati
karena tidak ingin membayar uang ganti rugi. Paman Ah Ran membenarkannya. Ah
Ran pun marah.
“Jadi
itulah kenapa kalian mengambil uang ganti rugi dan membeli rumah untuk diri
kalian sendiri?”
“Apa
maksudmu? Uang jaminan social ayahmu tidak cukup untuk menutupi biaya
pemakaman. Jadi kau mengira kami mengambil uang ganti rugi itu untuk hidup
enak? Jadi begitu rupanya? Itulah kenapa kau sangat membenci kami.” Jawab bibi
Ah Ran.
“Jika
bukan, bagaimana bisa pengangguran seperti kalian membeli sebuah rumah?” tuduh
Ah Ran.
“Apa
maksudmu? Kami ini penipu jadi tentu saja kami bisa mendapatkannya dengan
menipu.” Jawab paman Ah Ran.
“Itu
benar. Itulah alasannya kenapa kami diusir setahun yang lalu.” Ucap bibi Ah
Ran.
“Lalu
ayah mertuaku tidak membawa mereka ke rumah sakit dan membiarkan orang tuaku
mati?” tanya Ah Ran syok.
“Jika
keluarga suamimu tahu siapa dirimu, apa mereka akan menerimamu? Terlebih
setelah anak mereka meninggal.” Ucap bibi Ah Ran.
Paman
Ah Ran pun mengajak istrinya pergi. Namun saat bangkit dari duduknya, paman Ah
Ran merasakan sakit di pinggangnya. Ia pun mengeluh pinggangnya sakit karena
setiap hari tidur di sauna. Mereka sengaja melakukan hal itu agar Ah Ran
membelikan mereka rumah. Mereka lalu beranjak pergi meninggalkan Ah Ran yang
terlihat sangat marah. Ya, dendam Ah Ran pada Presdir Shin semakin membara.
Ah
Ran meninggalkan kafe dengan wajah terluka dan penuh kebencian. Ia pun teringat
masa kecilnya, saat dirinya memohon agar Presdir Shin menyelamatkan orang
tuanya, namun Presdir Shin mengabaikannya.
“Shin
Woo Sub, aku tidak akan pernah mundur! Harga karena telah membunuh orang tuaku,
aku akan membuatmu membayarnya berkali2 lipat.” ucapnya dengan mata berkaca dan
penuh kebencian.
Ah
Ran lalu menelpon ke kantor Jae Sung. Namun Jae Sung tidak ada di tempat.
Seketaris Jae Sung berkata, Jae Sung sedang berada di Dojo.
Ah
Ran menemui Hyun Woo yang sedang latihan bela diri. Ah Ran meminta Hyun Woo
menemui Presdir Shin. Hyun Woo bertanya alasannya. Ah Ran meminta Hyun Woo
menolak bekerja sama dengan Soul. Ah Ran berkata sebagai gantinya, ia orang
yang akan memasok barang2 untuk Hyun Woo.
“Jadi
kau ingin aku membantumu melepaskan dirimu dari ayah mertuamu? Lalu apa
untungnya buatku?” jawab Hyun Woo.
“Apa
yang kau inginkan?” tanya Ah Ran.
“Gunakan
pedang ini dan pukul kepalaku. Jika kau mau melakukannya, aku akan melakukan
keinginanmu. Tapi jika aku yang menang, kau harus melakukan keinginanku.” Jawab
Hyun Woo.
Ah
Ran pun menerima tantangan Hyun Woo. Mereka mulai bertarung. Namun Ah Ran gagal
mengalahkan Hyun Woo. Ia terjatuh akibat pukulan Hyun Woo. Ah Ran pun melepas
topengnya dan menghela napas kesal. Hyun Woo pun mendekati Ah Ran. Ia bertanya
apa Ah Ran sudah menyerah dan mau melakukan keinginannya.
“Apa
yang kau inginkan?” tanya Ah Ran.
“Akhiri
hubunganmu dengan Dokter Nam.” Jawab Hyun Woo.
Ah
Ran pun terkejut mendengarnya.
“Aku
tidak tahan melihatmu seperti itu. Orang itu akan mematahkan sayapmu.” Ucap
Hyun Woo lagi.
“Itu
keputusanku siapa pria yang aku inginkan.” Jawab Ah Ran.
“Jika
kau mendengarkanku, aku akan membantumu.” Ucap Hyun Woo.
Ah
Ran pun tertegun mendengarnya. Hyun Woo lalu berkata lagi.
“Aku
telah membuat rencana untuk bertemu dengan pembeli untuk hotelku. Aku berpikir
untuk memindahkan bisnis hotel dan resortku ke China. Ada peluang besar di
sana.”
“Lalu
bisakah kau membawaku juga? Aku juga ingin melihat aksimu.” Pinta Ah Ran.
Mereka
semua bertemu di sebuah restoran. Ah Ran duduk di meja lain. Ah Ran menatap
kagum Hyun Woo yang sedang membahas rencananya masuk ke pasar China bersama
orang2 itu. Saat orang2 itu hendak pergi, Ah Ran pun menghampiri mereka dan
memberikan catalog Soul. Hyun Woo pun mengenalkan Ah Ran pada kliennya. Ia juga
berkata sangat menyukai produk2 Soul.
Joo
Seung menemui seseorang di sebuah restoran. Siapa? Ah Ran? Bukan, tapi Hyun
Min. Hyun Min menatap Joo Seung dengan wajah marah.
“Apa
hubunganmu dengan Hyunsoo-nim kami? Aku melihat kalian di bar kemarin! Kenapa
kau melakukan itu?” tanya Hyun Min marah.
“Kenapa
aku tidak boleh melakukannya? Jika Hyun Woo masih hidup, aku pantas mati. Tapi
Hyungsoo-nim sendirian sekarang. Apa kau menginginkan Hyungsoo-nim hidup
sendirian dalam kenangan Hyun Woo selamanya?” jawab Joo Seung.
Hyun
Min kecewa mendengarnya. Hyun Min lalu menanyakan wanita yang di hotel bersama
Joo Seung saat itu, apa dia Ah Ran. Joo Seung tidak menjawab pertanyaan Hyun
Min. Ia malah mengajak Hyun Min bicara dengan Presdir Shin dan Hyun Ji. Hyum
Min yang sudah tidak bisa lagi menahan emosinya akhirnya menyiram Joo Seung
dengan segelas air.
“Mulai
sekarang kau dan aku adalah orang asing! Bahkan meskipun kau mati di tempat
tidurmu, jangan pernah menghubungiku!” teriak Hyun Min.
Hyun
Min pun beranjak pergi. Joo Seung kembali ke ruangannya. Ia teringat kata2 Hyun
Woo malam itu di bar. Hyun Woo berkata Ah Ran terlihat sangat kesepian dan
meminta Joo Seung menjaga Ah Ran. Wajah Joo Seung pun berubah kesal.
Hyun
Woo dan Julie sedang di perjalanan. Julie berkata mulai hari ini ia akan
menyerang Ah Ran menggunakan SM Furniture. Setelah itu ia akan bertindak
sebagai pahlawan di depan Ah Ran. Hyun Woo pun melirik Julie dan menyeringai.
“Karena
ayahku sudah tahu keberadaanmu, kita dapat berpartisipasi secara langsung dalam
manajemen Soul Furniture.” Jawab Hyun Woo.
“Jika
dia tidak bisa mengembalikan uangku, tentu saja aku akan mengambil alih kendali
sebagai pemegang saham terbesar. Wanita yang menyedihkan.” Ucap Julie.
Joo
Seung kembali apartemennya. Begitu masuk, ia berpikir sejenak lalu menelpon Jae
Hee. Ia menyuruh Jae Hee mengantarkan dokumennya yang tertinggal di rumah
sakit. Ia berkata memerlukan dokumen itu untuk seminar besok. Ia juga minta
maaf karena telah membuat Jae Hee yang sedang sakit menjadi repot. Usai
menelpon Jae Hee, Joo Seung pun tersenyum licik.
Jae
Hee tiba di apartemen Joo Seung tanpa menyadari sesuatu yang busuk. Wajah Jae
Hee terlihat pucat. Setelah mengantar dokumen itu, Jae Hee ingin pergi. Namun
Joo Seung menahannya. Joo Seung beralasan ia ada janji dengan seseorang tapi kemejanya
kusut semua. Ia meminta Jae Hee membantunya.
Jae
Hee sedang merapikan pakaian Joo Seung. Wajah Jae Hee terlihat semakin pucat.
Joo Seung lalu mendekati Jae Hee. Ia memaksa Jae Hee istirahat karena suhu
badan Jae Hee sangat panas. Awalnya, Jae Hee menolak dengan tegas. Namun Joo
Seung memaksa. Jae Hee pun akhirnya berbaring di kasur Joo Seung. Joo Seung
berkata sudah menyuntikkan obat penenang untuk Jae Hee, sehingga Jae Hee bisa
tidur dengan lelap. Joo Seung juga menyuruh Jae Hee mematikan ponsel.
Perlahan2, Jae Hee pun jatuh tertidur.
Presdir
Shin mengamuk lagi pada istrinya. Ia baru saja mengetahui jika sang istri
meminjam uang dengan menjadikan rumah mereka sebagai jaminannya dan memberikan
uang itu pada Ah Ran.
“Yeobo,
aku minta maaf. Tapi menantu kita…”
“Jangan
gunakan menantu kita sebagai alasan! Apa kau berencana menghancurkan semua
asetku? Kau ingin melihat Shin Woo Sub berakhir di jalanan!”
“Saat
itu, tidak ada jalan lain. Aku tidak ingin kau berada dalam situasi yang sulit.
Aku benar2 ceroboh waktu itu. Maafkan aku, yeobo.”
Presdir
Shin pun semakin marah. Ia meminta istrinya mengembalikan status rumah mereka
seperti semula meski harus meminjam uang pada rentenir. Presdir Shin pun
kembali marah2 saat bertemu Ah Ran. Ah Ran beralasan ia menggunakan uang itu
untuk keperluan Soul Furniture. Presdir Shin semakin marah. Ah Ran pun stress dibuatnya.
Joo
Seung duduk disamping Jae Hee yang tertidur lelap. Ia menatap Jae Hee sebentar,
lalu tersenyum licik dan menelpon Jae Sung.
“Ini
Nam Joo Seung. Aku tidak ingin Presdir Ahn salah paham, itulah alasanku
menghubungimu. Pacarmu sekarang tidur di kasurku. Dia tidak mau bangun meskipun
aku berusaha keras membangunkannya. Apa yang harus kulakukan?” ucap Joo Seung.
Mendengar
hal itu, Hyun Woo yang sedang bersama Julie pun panic. Ia langsung pergi begitu
saja meninggalkan Julie.
Hyun
Woo akhirnya tiba di apartemen Joo Seung. Ia bergegas masuk dengan wajah cemas.
“Jae
Hee-ya, apa kau baik2 saja. Jika seseorang berani menyentuhmu, aku akan
membunuhnya!” teriak Hyun Woo.
Joo
Seung kembali duduk di samping Jae Hee dengan kemeja terbuka. Ia melepaskan
infuse Jae Hee dan menyimpannya di laci. Joo Seung lalu teringat kata2 terakhir
Ah Ran.
“Jadikan
Suster Yoon wanitamu. Jika kau tidak
mendorongnya ke sisimu, tidak akan ada masa depan untuk kita.” Ucap Ah Ran.
Joo
Seung lalu berniat melepaskan baju Jae Hee. Namun tangannya terhenti sebelum ia
menyentuh kancing baju Jae Hee. Ya, ia tak bisa melakukannya. Tepat saat itu,
Hyun Woo datang dengan penuh kemarahan. Ia pun terkejut melihat Jae Hee yang
tidur pulas di kasur Joo Seung. Joo Seung tersenyum licik. Ia bersikap seolah2
telah melakukan sesuatu pada Jae Hee.
“Sepertinya
pacarmu terlihat kesepian. Kau seharusnya menjaga dengan baik pacarmu.” Ucap
Joo Seung mengulangi kata2 Hyun Woo di bar saat itu.
Hyun
Woo yang sudah tidak bisa menahan amarahnya, meninju Joo Seung.
“Kenapa
kau begitu marah?” tanya Joo Seung.
“Aku
memukulmu bukan karena aku marah, tapi karena kau melakukan perbuatan tercela.
Inikah yang kau lakukan sebagai dokter yang menyelamatkan hidup seseorang?”
jawab Hyun Woo.
Kata2
Hyun Woo membuat Joo Seung marah.
“Wanita
yang menyedihkan. Aku akhirnya mengetahui kenapa Presdir Joo meninggalkanmu.”
Ucap Hyun Woo.
Joo
Seung pun tertegun mendengarnya. Tepat saat itu, Jae Hee terbangun dan bingung
melihat ada Hyun Woo di sana. Hyun Woo pun mengajak Jae Hee pergi. Sedangkan
Joo Seung masih membisu di tempatnya.
Hyun
Woo mengajak Jae Hee ke sebuah restoran. Hanya ada mereka berdua di restoran
itu. Lalu tiba2, restoran itu menjadi gelap dan lampu hanya menerangi meja
mereka. Hyun Woo menggenggam erat tangan Jae Hee.
“Aku
tidak bisa menjamin berapa banyak waktu yang kubutuhkan. Aku ingin
melindungimu. Tapi kau mungkin berada dalam bahaya. Kau mungkin juga menangis.
Karena itulah, apakah kau masih bersedia menungguku? Masihkah kau tetap berada di
sisiku.” Ucap Hyun Woo.
“Apa
kau sedang melamarku sekarang?” tanya Jae Hee sambil tersenyum haru.
“Aku
tahu tidak seharusnya aku mengatakan ini. Tapi aku benar2 membutuhkanmu. Aku
tidak tahu berapa banyak kesulitan yang sudah menunggu. Namun wajahku, kulitku
sudah bukan milikku. Aku juga tidak tahu ketika diriku tergelincir dalam koma
selamanya, aku masih ingin tumbuh tua bersamamu.” Jawab Hyun Woo.
“Jangan
pikirkan masa lalu…” ucap Jae Hee yang sudah mulai menangis haru, “… pikirkan
waktu dimana kita akan menghabiskan waktu bersama di masa depan. Juga waktu
saat kau akan bertemu dengan keluarga yang sangat kau cintai. Aku akan
menggunakan seluruh hidupku untuk mencintaimu.”
Mata
Hyun Woo pun berkaca2. Ia mengatai Jae Hee bodoh karena mencintai pria seperti
dirinya.
“Aku
tidak memiliki mimpi lain, jadi aku merasa kesepian tanpa Ahjussi. Aku selalu
merasa menjadi yang paling beruntung dan anak yang dicintai. Sekarang giliranku
menjadi mimpi Ahjussi. Tidak peduli seberapa kerasnya, aku akan berusaha sampai
akhir.” Jawab Jae Hee.
Jae
Hee lalu mencium pipi Hyun Woo. Setelah itu, Hyun Woo mengecup bibir Jae Hee.
Ah
Ran menemui Nyonya Jo yang sedang menyiapkan teh. Dengan wajah sedih, Ah Ran
memeluk Nyonya Jo dan memohon agar Nyonya Jo tidak meninggalkannya. Ah Ran
berkata ia takut sendirian. Nyonya Jo pun menatap Ah Ran dan menggenggam tangan
Ah Ran.
“Siapa
yang akan meninggalkanmu? Kau adalah orang yang sangat dicintai Hyun Woo jadi
bagaimana mungkin aku bisa membencimu?” ucap Nyonya Jo.
Mendengar
kata2 Nyonya Jo, Ah Ran menangis.
“Itu
bukan kesalahanmu kalau dirimu seorang yatim piatu. Selalu mencintai Hyun Woo
dan bekerja keras untuk perusahaan. Ayah mertuamu pasti akan memaafkanmu
nanti.” Ucap Nyonya Jo.
Presdir
Shin yang mendengar kata2 Nyonya Jo mengamuk. Ia melemparkan piring ke arah Ah
Ran dan Nyonya Jo. Untung saja, Ah Ran dan Nyonya Jo lekas menghindar. Ah Ran
dan Nyonya Jo tampak syok. Hyun Min dan Hyun Ji bahkan langsung datang begitu
mendengar amukan ayahnya.
“Memaafkannya?
Kau ingin menghancurkan keluarga ini?” teriak Presdir Shin.
“Ada
apa, ayah?” tanya Hyun Ji.
“Seorang
ibu yang sudah menyebabkan kematian anaknya dan menantu yang sudah merampas
perusahaan ayah mertuanya, apa kalian berdua bahagia! Keluar dari rumah ini
sekarang!” teriak Presdir Shin.
Presdir
Shin terus berteriak2 sehingga penyakitnya kumat. Hyun Min dan Hyun Ji langsung
memegangi sang ayah. Sementara Ah Ran menatap Presdir Shin dengan tajam dan
Nyonya Jo terlihat syok. Hyun Min dan Hyun Ji lalu membawa ayah mereka masuk ke
dalam. Nyonya Jo pun terduduk lemas. Melihat itu, Ah Ran langsung mendekati
Nyonya Jo.
“Ayah
mertuamu bersikap seperti itu karena dia sangat merindukan Hyun Woo.” Ucap
Nyonya Jo.
Raut
wajah Ah Ran pun seketika berubah sedih. Why?
Sementara
itu, Hyun Woo dan Jae Hee bersepeda di taman. Keduanya terlihat bahagia.
Setelah itu mereka berjalan2 di pinggir danau. Jae Hee melihat seekor anjing
dan memanggil anjing itu. Anjing itu mendekat. Jae Hee lalu mengambil sebuah
keranjang yang ada di mulut anjing itu. Ada sepasang cincin di sana. Jae Hee
pun terkejut.
“Jae
Hee sangat beruntung hari ini.” Ucap Hyun Woo lalu memasangkan cincin itu ke
jari Jae Hee.
Hyun
Woo juga memberikan setangkai mawar pada Jae Hee.
“Ahjussi…”
ucap Jae Hee terharu.
Hyun
Woo kemudian memakai cincinnya. Ia lantas mendekatkan cincin itu ke cincin Jae
Hee dan mengatakan I love you. Keduanya terlihat bahagia. Hyun Woo lalu mencium
kening Jae Hee.
Ah
Ran mencoba merayu keluarga Shin dengan menyiapkan makanan untuk mereka. Namun
keluarga Shin tidak ingin memakannya. Ah Ran juga membawakan koran untuk
Presdir Shin. Namun Presdir Shin lagi menolaknya dan masuk ke kamarnya tanpa
bicara sedikit pun pada Ah Ran. Ah Ran juga merayu Hyun Min dan Hyun Ji tapi
sikap mereka juga sama.
Ah
Ran pun kesal dan menelpon Hyun Woo. Ia berkata akan memutuskan hubungannya
dengan Joo Seung asalkan Hyun Woo mau membantunya.
Sementara
itu Hyun Woo yang sudah kembali ke apartemennya terlihat marah karena Joo Seung
berani bermain2 dengan Jae Hee.
“Bersiaplah,
aku akan membuatmu membayarnya dengan harga menyiksa.” Ucap Hyun Woo penuh
dendam.
Presdir
keluar dari rumahnya sendirian. Ia hendak pergi. Tak lama kemudian, Ah Ran
keluar menyusul Presdir Shin. Ia menyerahkan surat persetujuan mengirimkan
produk mereka ke resort milik Jae Sung. Ah Ran meminta Presdir Shin yang
mengelolanya. Selain itu, Ah Ran juga memberitahu Presdir Shin tentang rencana
pertemuannya dengan Jae Sung saat makan siang.
“Tapi
aku cemas. Jika aku tidak ada, kontrak tidak akan berlaku. Dia mau
menandatangani kontak karena percaya padaku.” Ucap Ah Ran.
“Jangan
sombong. Tidak akan terjadi apa2 pada perusahaan meskipun kau keluar.” Jawab Presdir
Shin ketus.
“Kau
bisa menyuruhku keluar kapan saja, tapi sekarang kita harus meningkatkan
pendapatan Soul Furniture yang masih dalam utang.” Ucap Ah Ran membuat Presdir
Shin makin kesal.
Ah
Ran menemui Hyun Woo di sebuah kafe. Ia menunjukkan surat kontrak rumah sakit
Joo Seung. Hyun Woo pun melihat surat kontrak itu dan bertanya bisakah surat
itu berada dalam pengawasannya.
“Jumlah
pinjamannya sangat besar.” Ucap Hyun Woo.
“Presdir
Ahn dapat mengawasinya sesuai keinginan Presdir Ahn. Aku menggunakan rumah
mertuaku sebagai jaminan. Setelah itu ditangani, pinjaman bank harus dilunasi
terlebih dahulu.” Jawab Ah Ran.
“Benarkah?”
tanya Hyun Woo sambil tersenyum sinis.
“Dia
menggunakan rumahku sebagai jaminan untuk rumah sakit Joo Seung.” Batin Hyun
Woo.
Ah
Ran lalu memberikan Hyun Woo sebuah syal sebagai hadiah atas kerja keras Hyun
Woo. Ah Ran bahkan memakaikan syal itu ke leher Hyun Woo. Hyun Woo hanya
tersenyum sinis menatap Ah Ran. Ponsel Ah Ran lalu berdering. Seketika wajah Ah
Ran berubah kesal. Ah Ran pun memberitahu Hyun Woo kalau itu telepon dari Joo
Seung.
Ah
Ran mengajak Joo Seung bertemu di sebuah kafe. Diam2, Hyun Woo mendengarkan
pembicaraan mereka.
Hyun
Woo akhirnya bertemu dengan ayahnya di sebuah kafe. Hyun Woo menatap sang ayah
dalam2. Presdir Shin yang tidak
menyadari sosok di depannya adalah Hyun Woo bercerita jika Soul didirikan oleh
Hyun Woo dan ia menyediakan dukungan dana. Sedangkan Ah Ran adalah orang yang
tidak punya otoritas apapun di Soul.
“Aku
sudah tahu semua itu, tapi aku bekerja dengan Joo Ah Ran.” Jawab Hyun Woo.
“Itu
artinya jika Joo Ah Ran keluar, kau akan membatalkan kontrak ini?” tanya
Presdir Shin.
“Itu
benar. Aku berharap situasi kita tidak akan menjadi rumit.” Jawab Hyun Woo.
Hyun
Woo pun kembali menatap ayahnya dalam2.
“Ayah,
tolong berikan aku waktu. Sebelum aku menemukan bukti kejahatan Joo Ah Ran, aku
harus tetap mendekati wanita itu. Jika kita menempuh jalur hukum untuk
menghukumnya maka kita akan menderita terlalu banyak.” Batin Hyun Woo.
Mereka
lalu makan siang bersama. Hyun Woo pun terharu saat Presdir Shin menyentuh
tangannya ketika ia memberikan daftar menu pada Presdir Shin. Lalu tiba2,
perhatian Presdir Shin teralih pada Joo Seung. Rupanya kafe itu adalah kafe
tempat Joo Seung dan Ah Ran akan bertemu.
Joo
Seung terkejut ketika Ah Ran memutuskannya. Ah Ran berkata kalau dirinya sudah
tidak lagi mencintai Joo Seung. Namun Joo Seung tidak peduli. Ia ingin tetap
menikahi Ah Ran meski Ah Ran tidak mencintainya. Ah Ran pun berkata kalau ia
hanya tertarik pada pria yang mempercayai dirinya. Ia tidak tertarik pada pria
yang sudah tahu kelemahannya.
Mendengar
hal itu, Joo Seung marah. Joo Seung pun sudah bisa menebak kalau semua itu
karena Jae Sung. Ah Ran pun tidak menyangkalnya. Ah Ran bahkan berkata
kemarahan Joo Seung itu mengingatkannya pada Hyun Woo. Ah Ran lalu bangkit dari
duduknya dan hendak pergi. Namun langkahnya terhenti begitu melihat Presdir
Shin muncul di hadapannya.
Presdir
Shin menyidang Joo Seung dan Ah Ran di rumahnya. Ia menanyakan kebenaran atas
apa yang ia dengar di restoran tadi. Joo Seung pun berlutut dan mengaku dirinya
mencintai Ah Ran. Nyonya Jo terkejut. Namun Ah Ran menyangkalnya. Joo Seung
bahkan berkata akan menikahi Ah Ran. Ah Ran pun terkejut.
Bersambung ke episode 12
0 Comments:
Post a Comment