Seorang wanita dengan kemampuan meramalnya, menyebutkan nama Min Ja Young. Min Ja Young adalah calon Permaisuri Myeongseon. Si peramal bertanya pada sosok pangeran yang duduk di depannya.
"Anak ini tampak bodoh dan menyedihkan bagimu?" tanyanya.
Pangeran tak menjawab..
"Artinya, ada seseorang di belakangnya yang bahkan berani menipu Penguasa Heungseon yang mengerikan." ucap si peramal lagi.
Pangeran tanya, siapa dia?
"Bisakah kau melihatnya dengan pencenayanganmu?" tanya Pangeran.
Wanita berpakaian hitam yang berdiri disamping wanita tadi menjelaskan, berkata, bahwa wanita yang duduk di sebelahnya itu memiliki kemampuan yang tidak dimiliki dukun hebat sepertinya.
"Sudah jelas dia akan menemukan musuh tersembunyi Yang Mulia." ucapnya.
Wanita yang duduk itu lalu mendapatkan penglihatannya.
Dengan wajah syok, ia bilang bahwa orang yang ditakuti Pangeran akan datang ke tempat itu.
Sontak lah Pangeran langsung menyuruh para pasukannya menangkap Choi Chun Joong.
"Aku akan memberikan hadiah kepada siapa pun yang berhasil menangkapnya!" perintah Pangeran Lee Eung Ha.
Sebuah tandu keluar dari dalam istana. Cenayang berpakaian hitam tadi berjalan di depan tandu bersama para pengawal.
Baru keluar dari istana, Choi Chun Joong menghalangi jalan mereka.
"Siapa kau?" tanya cenayang.
Chun Joong berkata, bahwa dia ada urusan dengan wanita di dalam tandu dan meminta izin melihat wajah wanita di tandu.
Si cenayang marah dan menyuruh pengawal menangkap Chun Joong.
Tapi wanita di tandu menyuruh mereka berhenti.
Wanita di tandu keluar.
Cenayang berusaha menghalanginya, tapi nona....
Wanita di tandu mengenakan topi bercadar.
"Jika melihat wajahku, kau akan mati. Kau masih mau?"
Cenayang, jangan nona...
Wanita di tandu menyuruhnya minggir.
Wanita di tandu lalu mendekati Chun Joong dan membuka cadarnya. Dia si cenayang dengan kemampuan hebat yang memiliki penglihatan tadi.
Chun Joong berkaca-kaca menatap wanita itu.
"Kau wanita yang kucari selama ini. Aku akan membantumu mengingatku." ucap Chun Joong.
Cenayang dengan kemampuan hebat itu terdiam.
Chun Joong melangkah, mendekati si cenayang tapi dia langsung dihalangi oleh pedang para pengawal.
"Mulai sekarang, aku tidak akan pernah kehilanganmu atau membiarkanmu meninggalkanku lagi." ucap Chun Joong.
Setelah Chun Joong mengatakan itu, tiba-tiba datang seorang pria lainnya dan menebas semua pengawal.
Setelah semua pengawal terjatuh, pria itu mengarahkan pedangnya ke si cenayang berbaju hitam itu.
"Apa yang kau lakukan kepada Bong-Ryun?" tanya Chun Joong sembari menatap si cenayang berbaju hitam dengan tatapan tajam.
"Aku tidak bisa menjawabnya." jawab cenayang itu.
Chun Joong lalu menyuruh temannya melepaskan cenayang berbaju hitam itu.
Semua pengangkat tandu lari.
Chun Joong minta maaf pada Bong Ryun.
Teman Chun Joong lalu membuat Bong Ryun pingsan.
Bong Ryeon tersadar dari pingsannya dan mendapati dirinya ada di tempat asing. Bong Ryeon lalu melihat teko kaca berisi teh di depannya dan mulai berdiri memperhatikan sekelilingnya. Tak ada siapa-siapa.
Bong Ryeon membuka jendela dan melihat sekelompok burung yang beterbangan di langit.
Chun Joong datang.
Chun Joong : Kau masih suka melihat burung terbang seperti dahulu.
Sontak lah, Bong Ryeon langsung berbalik menatap Chun Joong bingung.
Bong Ryeon : Dahulu? Apa kau mengenalku?
Chun Joong : Aku lebih dari sekadar mengenalmu. Semua yang kau lihat di sini adalah hasil untuk membebaskanmu. Kau cinta sejatiku.
Mendengar kata-kata Chun Joong, tiba-tiba saja Bong Ryeon teringat masa lalunya dengan Chun Joong.
Bong Ryeon syok dan nyaris jatuh.
Chun Joong langsung memegangi Bong Ryeon.
Bong Ryeon menepis tangan Chun Joong.
Bong Ryeon lantas menatap Chun Joong.
Chun Joong : Kau tidak mengingatku karena racun penghalang ingatan. Itu juga penyebab rasa sakitmu. Kita harus menyembuhkannya. Atau kau akan kehilangan penglihatanmu.
Bong Ryeon lalu melihat pita yang terikat di pergelangan tangan Chun Joong dan kembali mendapatkan bayangan atas masa lalunya.
Bong Ryeon : Kau... Bagaimana aku tahu kau berusaha menyembuhkanku dari racun ini atau mencelakaiku dengan racun lain?
Chun Joong minta waktu 3 hari untuk mengembalikan ingatan Bong Ryeon. Bong Ryeon tanya, bagaimana jika ingatannya tidak kembali setelah 3 hari. Chun Joong bilang, maka dia akan melepaskan Bong Ryeon. Chun Joong lalu tanya, maukah Bong Ryeon mendengarkannya. Bong Ryeon pun diam.
Sekarang kita ke Pulau Ganghwa.
Ada parade di pasar yang diikuti oleh pangeran istana.
Dua gadis terkesima melihat pangeran.
"Lihat, itu Tuan Muda Chun Joong!"
Bong Ryeon yang berdiri di belakang kedua gadis itu, terpaku menatap Chun Joong yang melewatinya.
Bong Ryeon terus menatap Chun Joong. Senyumnya perlahan mengembang.
Pangeran lain yang bernama Chae In Kyu yang duduk di sebuah kedai menatap kesal Chun Joong.
In Kyu lalu melihat Bong Ryeon yang terus memandangi Chun Joong. Seketika, ia merasa kesal melihat Bong Ryeon memandangi Chun Joong sampai sebegitunya. Bong Ryeon kemudian pergi.
Chun Joong menghadap ayahnya, Tuan Choi Kyeong.
Chun Joong : Ayah, putra ayah, Choi Chun Joong kembali dengan peringkat pertama dalam ujian negara.
Tapi Tuan Choi tidak senang mendengarnya.
Tuan Choi : Itu berlebihan mengingat ketidakcakapanmu. Rahmatkan kebaikan Raja di hatimu dan jaga sikapmu.
Chun Joong kecewa, baik ayah.
Tuan Choi kemudian pergi.
Man Seok menghibur Chun Joong.
Man Seok : Hari seperti ini bisa lebih baik dengan kata-kata hangat. Tuan kita selalu lebih keras kepada putranya.
Man Seok lalu memberikan ucapan selamat pada Chun Joong. Dia juga minta orang-orang yang berkerumun diluar, bertepuk tangan.
Man Seok lantas menyuruh Chun Joong berdiri.
Malamnya, Ban Dal menemani Bong Ryeon makan. Ban Dal mengupaskan telur untuk Bong Ryeon. Ban Dal menyuru Bong Ryeon memakan supnya juga.
Bong Ryeon langsung memakan supnya.
Melihat ekspresi Bong Ryeon, Ban Dal menebak Bong Ryeon memiliki kabar baik.
Bong Ryeon cerita kalau tadi dia melihat Chun Joong.
Ban Dal : Itu sebabnya kau tersenyum sepanjang hari?
Bong Ryeon : Tidak! Aku hanya memikirkan hal lucu.
Ban Dal : Kau masih terlalu muda untuk terlalu menginginkan pria tampan.
Bong Ryeon : Bukan begitu. Ibu, Tuan Muda Chun Joong berbeda. Seolah-olah dia bersinar. Aku tidak bisa membacanya seperti orang lain, tapi... dia hanya bersinar. Luar biasa, bukan?
Ban Dal : Kau ingat ucapan ibu? Jangan sampai orang lain tahu kau bisa melihat masa depan orang. Jika orang tahu kemampuanmu, itu juga merupakan kutukan. Kau tidak boleh menunjukkan kemampuanmu kepada orang lain!
Bong Ryeon terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia mengatakan tidak akan pernah menunjukkan kemampuannya itu. Bong Ryeon meminta ibunya tidak khawatir.
Besoknya Bong Ryeon yang lagi menuju suatu tempat disamperin In Kyu dan teman-temannya.
In Kyu : Kau putri Dukun Ban Dal? Aku melihatmu saat ibumu melakukan ritual untukku.
Bong Ryeon : Ya, Tuan Muda dari Klan Chae.
In Kyu : Ingatanku benar, kau cukup cantik. Ikuti aku.
Bong Ryeon : Apa?
In Kyu : Aku akan menghabiskan soreku menembakkan anak panah tapi tidak ada pelayan wanita. Kau harus memenuhi kebutuhanku hari ini.
Bong Ryeon : Maaf, Tuan, tapi aku bertugas mengantar obat ke dokter. Tolong cari orang lain.
Teman2 In Kyu mendudukkan paksa Bong Ryeon di tanah.
Bong Ryeon marah, apa yang kalian lakukan!
In Kyu mengeluarkan sekantung uang dan melemparknya ke Bong Ryeon.
In Kyu : Ambil. Ini akan menjadi bayaranmu. Ikuti aku.
In Kyu jalan duluan.
Bong Ryeon mengambil kantung uang itu dan melemparkannya ke kepala In Kyu.
Bong Ryeon : Aku tidak berniat menghibur para Tuan Muda!
In Kyu marah.
In Kyu : Apa jalang ini ingin mati?
Bong Ryeon yang diikat di tengah-tengah sasaran anak panah, ketakutan saat anak panah berkali-kali ditembakkan kepadanya.
Bong Ryeon lalu menatap tajam In Kyu.
In Kyu yang kesal, menyuruh pengawal memanah lagi.
Pengawal takut jika tembakannya mengenai Bong Ryeon.
In Kyu tak peduli.
Tapi Chun Joong tiba-tiba datang dan menyuruh mereka berhenti.
In Kyu : Peringkat pertama telah tiba. Teman tersayangku berkunjung.
In Kyu lalu menatap si pengawal dan menyuruhnya memanah.
Chun Joong : Kubilang hentikan!
In Kyu menenangkan Chun Joong dan mengklaim kalau mereka hanya bercanda.
In Kyu : Kau tidak dengar perintahku? Kubilang tembak.
Si pengawal mulai membidik Bong Ryeon.
Chun Joong menghentikannya dengan berdiri di depan si pengawal. Sontak si pengawal langsung menjatuhkan panahnya.
Chun Joong lalu menyuruh si pengawal membebaskan Bong Ryeong.
Beberapa pengawal langsung melepaskan Bong Ryeon.
Chun Joong marah, mencoba membunuh seseorang?
In Kyu menatap tajam Chun Joong. In Kyu lalu pergi tapi langkahnya terhenti saat teman-temannya berhamburan memberikan ucapan selamat pada Chun Joong.
Dari kejauhan, Bong Ryeon yang sudah diluar, menatap Chun Joong.
Chun Joong kemudian menoleh pada Bong Ryeon.
Bong Ryeon menundukkan kepalanya, sebagai ucapan terima kasih dan rasa hormat.
Malamnya, Bong Ryeon berkeliaran di hutan ditemani kunang-kunang.
Bong Ryeon bersorak saat menemukan sepetak ginseng liar.
Sementara, Chun Joong, In Kyu dan teman-teman mereka juga ada di hutan itu.
"Kak Chun Joong, bukankah seharusnya ada hadiah untuk orang yang menangkap rubah ekor sembilan?" tanya salah satu teman mereka.
"Tentu! Siapa pun yang menangkapnya, akan kuanggap dia kakak selama sebulan!"
Teman-teman mereka senang.
Mereka lalu mendengar tanda-tanda kemunculan si rubah. Teman-teman Chun Joong dan In Kyu langsung pergi.
Tinggal lah Chun Joong dan In Kyu berdua saja. Chun Joon menatap In Kyu dan tersenyum. In Kyu membalas senyuman Chun Joong dan pergi duluan.
Dari kejauhan, Bong Ryeon yang ngumpet di balik batu melihat mereka.
Bong Ryeon : Sial, itu mengarah ke ladang ginseng liar! Bagaimana jika mereka menginjak-injak ginsengnya? Kenapa Tuan Chun Joong bersama mereka?
Chun Joong dan teman-temannya tidak berhasil menemukan si rubah.
Chun Joong mendengar sesuatu.
Suara yang didengar Chun Joong berasal dari kerang yang ditiup oleh Bong Ryeon.
Bong Ryeon meniup sebuah kerang besar.
Bunyi dari kerang yang ditiup Bong Ryeon, seketika membuat sekelompok kunang-kunang pergi ke arah Chun Joong. Teman-teman Chun Joong yang melihat itu, kabur karena mengira itu rubah ekor sembilan.
Chun Joong melepaskan anak panahnya ke si kunang-kunang.
Panah Chun Joong menancap di pohon di belakang Bong Ryeon. Bong Ryeon kaget.
Chun Joong langsung lari ke arah si kunang-kunang.
In Kyu mencabut pedangnya dan mengejar Chun Joong.
Bong Ryeon berusaha melarikan diri.
Chun Joong mengejar si rubah ekor sembilan, tapi tiba-tiba, Chun Joong terperosok ke jurang.
Chun Joong teriak memanggil In Kyu.
In Kyu datang dan berusaha menarik Chun Joong.
Tapi In Kyu tiba-tiba terdiam menatap Chun Joong. Chun Joong menatap In Kyu dengan bingung.
Dalam hati, In Kyu berharap Chun Joong jatuh dan tewas.
In Kyu kemudian celingukan, lalu pergi dengan dalih mencari bantuan.
Chun Joong nyaris tak bisa bertahan. Saat ia akan jatuh ke bawah, Bong Ryeon datang menolongnya.
Chun Joong terkesima melihat Bong Ryeon.
Bong Ryeon yang berpegangan pada pohon, minta Chun Joong juga berusaha naik ke atas.
Bong Ryeon berhasil membantu Chun Joong naik.
Bong Ryeon dan Chun Joong bicara.
Chun Joong : Jadi, maksudmu kaulah rubah ekor sembilan yang mendorongku jatuh dari gunung?
Bong Ryeon : Itu tidak benar. Anda dan para Tuan Muda yang hampir merusak ladang ginsengku dan aku yang menarikmu dari tebing serta menyelamatkanmu.
Chun Joong : Bicaramu jelas bagus untuk ukuran gadis kecil.
Chun Joong lalu tanya bagaimana caranya Bong Ryeon bisa memanipulasi kunang2 itu.
Bong Ryeon : Entahlah. Aku terlahir seperti itu.
Chun Joong : Kau misterius. Sangat aneh sejak kali pertama aku melihatmu.
Bong Ryeon : Apa? Anda pernah melihatku?
Chun Joong : Pada hari aku kembali dari ujian, bukankah kau mengawasiku di bawah keranjang kotormu? Kau juga bersinar saat itu, seperti ada kunang-kunang di sekitarmu.
Chun Joong lalu berdiri dan mengucapkan terima kasih karena Bong Ryeon sudah menolongnya.
Chun Joong : Katakan saja apa maumu, aku akan membayar utangku.
Bong Ryeon berdiri dan tersenyum menatap Chun Joong.
Bersambung ke part 2...